Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

ABLASIO RETINA
REGMATOGEN OD

Disusun oleh : Ana Raniri Utari (102120068)

Pembimbing : dr. Mia Purnama, Sp.M (K)


PENDAHULUAN
Istilah “ablasio retina” (retinal detachment) menandakan pemisahan retina yaitu
fotoreseptor dan lapisan bagian dalam, dari epitel pigmen retina dibawahnya. Terdapat tiga jenis
utama: ablasio regmatogenosa, ablasio traksi dan ablasio serosa atau hemoragik. Ablasio
regmatogen ini termasuk yang paling umum ditemukan di klinik.
Pada prinsipnya, proses lepasnya lapisan retina didahului oleh suatu proses yang
kompleks dengan faktor predisposisi berupa defek seluruh ketebalan pada retina (hole atau
robekan) dan pencairan vitreus (likuifaksi vitreus).
Defek retina dapat disebabkan oleh dua faktor: faktor pertama, yaitu degenerasi perifer
berupa penipisan retina di daerah sesuai dengan lubang atrofik; dan faktor kedua, yaitu robekan
retina yang timbul akibat tarikan jaringan vitreus pada retina (traksi vitreo-retinal). Defek ini
memungkinkan vitreus yang sudah mencair memperoleh akses ke ruang subretinal sehingga terjadi
pemisahan lapisan sensorik retina dari epitel pigmen retina.
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. LK
• Tanggal lahir (umur) : 21 Agustus 1965 (56 tahun)
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Status : Menikah
• Alamat : Singkawang
• Pekerjaan :-
• Tanggal Periksa : 28 Juli 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Penglihatan mata kanan buram mendadak sejak ± 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD dr. Soedarso bersama seorang anak laki – lakinya dengan
keluhan mata kanan buram mendadak sejak ± 1 bulan yang lalu.

Pasien mengatakan memiliki keluhan buram dikedua mata yang menggangu sejak ± 3 tahun yang lalu,
buram dirasakan ketika melihat objek yang jauh. Karena buram dirasakan menggangu aktivitas sehari -
hari, pasien memutuskan untuk memakai kacamata. Satu tahun yang lalu, pada mata kanan dirasakan
keluhan sensasi seperti melihat bercak-bercak kehitaman di bagian mata. Sejak 1 bulan terakhir ini,
pasien merasa pandangan tiba – tiba menjadi sangat buram dan tidak membaik dengan penggunaan
kacamata, bercak hitam terasa seperti berbayang - bayang, terlihat seperti adanya kilatan cahaya pada
mata kanan pasien. Keluhan mata buram tanpa disertai nyeri dan mata merah.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat ablasio retina regmatogen OS
 Riwayat operasi katarak OS
 Riwayat trauma (-)
Riwayat Kebiasaan dan Sosial Ekonomi
 Riwayat diabetes melitus (-)
Pasien berobat menggunakan BPJS. Pasien
 Riwayat hipertensi (-)
tidak bekerja dan sehari – hari beraktivitas
 Riwayat hiperkolesterolemia (-)
dirumah. Pasien merupakan perokok aktif sejak
usia ±20 tahun.
Riwayat Penyakit Keluarga
 Riwayat keluhan serupa (-)
 Riwayat diabetes melitus (-)
 Riwayat hipertensi (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis
Keadaan umum : Baik Kepala : Normocephali
Kesadaran : Compos mentis Telinga, hidung, tenggorokan : Tidak diperiksa
Berat badan : 57 kg Thoraks : Tidak diperiksa
Tinggi badan : 160 cm Abdomen : Tidak diperiksa
Tanda Vital: Ekstremitas : Akral hangat, edema (
a. Nadi : 61 x/menit
b. Respirasi : 18 x/menit
c. Tekanan darah : 196/97 mmHg
d. Suhu : 36,7oC
1.
STATUS OPTHALMOLOGI

Visus
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
1/300 Visus 1/~
Baik Proyeksi Baik
- Koreksi dan Addisi -

- Pinhole -
Kedudukan Bola Mata

Okuli Dekstra Okuli Sinistra


Tidak ada Eksoftalmus Tidak ada
Tidak ada Enoftalmus Tidak ada
Tidak ada Deviasi Tidak ada
Baik ke semua arah, tanpa hambatan Gerakan bola mata Baik ke semua arah, tanpa hambatan
Okuli dekstra Okuli sinistra
Palpebra superior dan inferior Pergerakan (+), ptosis (-), lagoftalmos Pergerakan (+), ptosis (-), lagoftalmos
(-), edema (-), eritema (-), nyeri tekan (- (-), edema (-), eritema (-), nyeri tekan (-
), ektropion (-), entropion (-), trikiasis (- ), ektropion (-), entropion (-), trikiasis (-
), sikatriks (-), fisura palpebra dalam ), sikatriks (-), fisura palpebra dalam
batas normal batas normal

Konjungtiva palpebra Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-), Hiperemis (-), Folikel (-), Papil (-),
Sikatriks (-), Anemis (-), Kemosis (-) Sikatriks (-), Anemis (-), Kemosis (-)
Konjungtiva bulbi Sekret (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi Sekret (-), injeksi konjungtiva (-), injeksi
siliar (-), penebalan epitel konjungtiva (- siliar (-), penebalan epitel konjungtiva (-
), nodul (-), perdarahan subkonjungtiva ), nodul (-), perdarahan subkonjungtiva
(-) (-)
Sklera Warna putih, Ikterik (-) Warna putih, Ikterik (-)
Kornea Permukaan jernih dan licin, edema (-), Permukaan jernih dan licin, edema (-),
infiltrat (-), ulkus (-), perforasi (-), infiltrat (-), ulkus (-), perforasi (-),
sikatriks (-), arkus senilis (-) sikatriks (-), arkus senilis (-)
Camera oculi anterior Kesan dalam, hipopion (-), hifema (-) Kesan dalam, hipopion (-), hifema (-)

Iris dan pupil Iris : berwarna coklat, pupil : bulat, Iris : berwarna coklat, pupil : bulat,
diameter ± 3 mm, isokor, reflex cahaya diameter ± 3 mm, isokor, reflex cahaya
langsung (+), refleks cahaya tidak langsung (+), refleks cahaya tidak
langsung (+), RAPD (-) langsung (+) menurun, RAPD (-)

Lensa Jernih IOL


OD OS
Fundus Refleks fundus menurun, Refleks fundus hilang, diskus
diskus optik bulat, berbatas optik bulat berbatas tegas, CDR
tegas, CDR 0,4, aa/vv 2/3, 0,4, aa/vv 2/3, terdapat 4
terdapat 4 percabangan arteri percabangan arteri dan vena.
dan vena. Refleks makula menurun,
Refleks makula menurun, terdapat diskontuinitas retina
terdapat diskontuinitas retina pada bagian inferior nasal dan
pada bagian superior nasal inferior temporal. Tampak
dan superior temporal. fibrosis pada vitreus
Tonometri 9 mmHg 8 mmHg
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap
Elektrolit
Parameter Hasil Nilai Rujukan
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Leukosit 6,74 10^3 / µL 4,5 – 11 10^3 / µL
Na+ 143,4 mmol/L 135 – 147 mmol/L
Eritrosit 4,63 10^6 / µL 4,6 – 6,0 x 10^6 / µL
K+ 3,86 mmol/L 3,50 – 5,0 mmol/L
Hemoglobin 13,3 g/dL 12,0 – 16,0 g/dL
Cl- 108,3 mmol/L 95 – 105 mmol/L
Hematokrit 40,2 % 36 - 54 %
Ca 1,00 mmol/L 1,00 – 1,50
MCV 86,8 fL 82 – 92 fl
mmol/L
MCH 28,7 pg 27 – 31 pg
MCHC 33,1 g/dL 32 – 37 g/dL
Platelet 308 10^3 / µL 150– 440 x 10^3 / µL
Kimia Darah
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Gula darah 84 mg/dL 70-100 mg/dL
• Serologi
sewaktu
HbsAg :Reaktif
SGOT 25,4 U/dL 1,0 – 40,0 U/dL
SGPT 22,6 U/dL 1,0 – 34,0 U/dL
• Hasil radiologi
Ureum 23,4 mg/dL 13,0 – 43,0
Nama pemeriksaan: Thorax PA
mg/dL
Cor : membesar

Hematologi Pulmo : hilus baik

Corakan bronkovaskuler paru baik, tak tampak nodul/infiltrate


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Waktu 1’30” menit 1-3 menit Sudut kostofrenikus, diafragma dan costae baik
Perdarahan
Kesan : Kardiomegali, pulmo normal
Waktu 6’30” menit 15. Enit
Pembekuan
RESUME
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien Tn.LK dengan keluhan mata kanan buram
mendadak sejak ± 1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan memiliki keluhan buram dikedua mata yang menggangu sejak
± 3 tahun yang lalu, buram dirasakan ketika melihat objek yang jauh. Karena buram dirasakan menggangu aktivitas
sehari - hari, pasien memutuskan untuk memakai kacamata. Satu tahun yang lalu, pada mata kanan dirasakan keluhan
sensasi seperti melihat bercak-bercak kehitaman di bagian mata. Sejak 1 bulan terakhir ini, pasien merasa pandangan
tiba – tiba menjadi sangat buram dan tidak membaik dengan penggunaan kacamata, bercak hitam terasa seperti
berbayang - bayang, terlihat seperti adanya kilatan cahaya pada mata kanan pasien. Keluhan mata buram tanpa disertai
nyeri dan mata merah. Pasien mengeluhkan mata berair, keluhan mata silau disangkal. Riwayat trauma disangkal.
Riwayat penyakit dahulu disangkal.
Pada pemeriksaan tajam penglihatan didapatkan visus OD adalah 1/300 dan visus OS adalah 1/~. Adapun
pada hasil pemeriksaan segmen anterior OD dan OS tidak terdapat kelainan. Pada pemeriksaan fundus OD, ditemukan
Refleks fundus menurun, diskus optik bulat, berbatas tegas, CDR 0,4, aa/vv 2/3, terdapat 4 percabangan arteri dan vena.
Refleks makula menurun, terdapat diskontuinitas retina pada bagian superior nasal dan superior temporal. Sedangkan
pada pemeriksaan fundus OS, ditemukan Refleks fundus hilang, diskus optik bulat berbatas tegas, CDR 0,4, aa/vv 2/3,
terdapat 4 percabangan arteri dan vena. Refleks makula menurun, terdapat diskontuinitas retina pada bagian inferior
nasal dan inferior temporal. Tampak fibrosis pada vitreus
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSIS
BANDING
1. Ablasio Retina Regmatogen OD 1. Oklusi Arteri Retina Sentral

2. Oklusi Vena Retina Sentral


PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa

a. Noncort ED 4 dd gtt 1 OS

b. Retivit plus tab 1x1 ( Beta-carotene 5mg, vit.C 100mg, vit.E 60mg, zn 10mg, copper 1.5mg, selenium
55mcg, lutein ester 30mg, lycopene 2mg, zeaxanthin 0,67mg )

c. Mata kanan direncanakan pars plana vitrektomi + endodrainase + endolaser fotokoagulasi + minyak
silicon

2. Non-Medikamentosa

a. Konsul penyakit dalam dan anestesi untuk dilakukannya tindakan operasi

b. Pasien diminta untuk mengkonsumsi obat secara teratur

c. Menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan operasi dan follow up


PROGNOSIS
Okuli dekstra Okuli sinistra
Ad Vitam Bonam Bonam
Ad Sanationam Dubia ad malam Dubia ad malam
Ad Fungsionam Dubia ad malam Dubia ad malam
PEMBAHASA
N
Keluhan Utama : penglihatan mata kanan buram
mendadak sejak ± 1 bulan yang lalu
Mata Tenang Visus
Keluhan Penyerta : bercak hitam terasa seperti Turun Mendadak

• Riwayat kacamata jarak jauh berbayang - bayang, terlihat seperti adanya kilatan
(tidak diketahui ukuran lensa ) cahaya pada mata kanan pasien
• Riwayat ablasio retina
regmatogen OS

Ablasio Retina Regmatogen


Ablasio Retina Regmatogen ( Kasus lama )
OD OS
Visus : 1/300 Visus : 1/ ~
Fundus : Refleks fundus menurun, diskus optik bulat, Fundus : Refleks fundus hilang, diskus optik bulat
berbatas tegas, CDR 0,4, aa/vv 2/3, terdapat 4 berbatas tegas, CDR 0,4, aa/vv 2/3, terdapat 4
percabangan arteri dan vena. percabangan arteri dan vena.
Refleks makula menurun, terdapat diskontuinitas retina Refleks makula menurun, terdapat diskontuinitas retina
pada bagian superior nasal dan superior temporal. pada bagian inferior nasal dan inferior temporal.
Tampak fibrosis pada vitreus
MANIFESTASI KLINIS
Gejala awal yang umumnya dirasakankan pasien ablatio retina adalah floaters, fotopsia,
penurunan tajam penglihatan dan penyempitan lapangan pandang

Pada pasien ini ditemukan :


• penglihatan mata kanan buram mendadak sejak ± 1 bulan yang lalu
• bercak hitam terasa seperti berbayang – bayang
• terlihat seperti adanya kilatan cahaya pada mata kanan pasien
FAKTOR RESIKO
Ablatio retinae regmatogenosa spontan biasanya berhubungan dengan :
• Myopia
• Afakia
• Degenerasi lattice
• Trauma mata.

Pada pasien ini didapatkan adanya riwayat penggunaan kacamata jarak jauh, namun tidak
diketahui ukuran lensa yang digunakan.
FUNDUSKOPI
Fundus Refleks fundus menurun,
diskus optik bulat, berbatas
tegas, CDR 0,4, aa/vv 2/3,
terdapat 4 percabangan arteri
dan vena.
Refleks makula menurun,
terdapat diskontuinitas retina
pada bagian superior nasal
dan superior temporal.
1.
TATALAKSANA
a. Noncort ED 4 dd gtt 1 OS

b. Retivit plus tab 1x1 ( Beta-carotene 5mg, vit.C


100mg, vit.E 60mg, zn 10mg, copper 1.5mg,
selenium 55mcg, lutein ester 30mg, lycopene 2mg,
zeaxanthin 0,67mg )

c. Pars plana vitrektomi + endodrainase + endolaser


fotokoagulasi + minyak silicon
Pars Plana Viterektomi
1. Membuat tiga port sklerostomi (untuk kanula infus,
probe iluminasi, dan handpiece vitrektomi)
2. Vitrektomi inti, mencukur dasar vitreous, dan
menghilangkan traksi pada retinal break
3. Menggunakan cairan perfluorokarbon untuk
meratakan retina dan menggantikan cairan subretinal
melalui retinal break asli (langkah opsional, tergantung
pada preferensi ahli bedah)
4. Retinopeksi di sekitar retinal break; laser sering
digunakan
5. Pertukaran fluida-udara
6. Menyuntikkan pengganti vitreous seperti gas
isoexpansive atau minyak silicon
1.

2.
Drainase SRF melalui sklera (misalnya D-ACE:
DrainageAir-Cryotherapy-Explant) teknik bedah
(Gbr. 16.32A) dianjurkan oleh banyak praktisi,
mengutip pelekatan kembali retina yang lebih cepat
dengan adanya SRF kental yang dalam atau
lama.Yang lain lebih memilih untuk menghindari
drainase eksternal karena potensi komplikasi yang
terkait dengan teknik ini, seperti perforasi retina
atau penahanan di lokasi drainase (Gbr. 16.32B)
dan perdarahan koroid (Gbr. 16.32C dan D) dan
lebih suka melakukan pars plana vitrektomi sebagai
pilihan utama.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai