Anda di halaman 1dari 39

BED SIDE

TEACHING
SMF MATA
Preseptor : Ika Rahmawati , dr.,Sp.M.

Jatmiko Wahyu Nugroho 12100118534


Hasna Izharulhaq 12100118663
Luh herpy tri arimby 12100118609
Identitas Pasien
• Nama : Tn. N
• Usia : 70 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Pensiunan PNS
• Alamat : Cibaduyut
• Tanggal Pemeriksaan : 30 Juli 2019
• Ruang Pemeriksaan : Poli Mata RSMB
ANAMNESIS

Keluhan Utama :
Mata buram
ANAMNESIS
Pasien datang ke poli mata Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung dengan keluhan mata
buram pada mata kiri. Keluhan ini dirasakan sejak ± 20 tahun SMRS. Keluhan dirasakan secara
perlahan dan terus menerus. Namun keluhannya mengganggu aktivitas.
Keluhan mata buram pada mata kiri disertai dengan adanya mata merah atau penurunan
penglihatan, silau pada saat melihat cahaya dan seperti melihat kabut/asap, dan penglihatan yang
menjadi ganda. Keluhan tidak disertai dengan adanya titik-titik hitam yang berterbangan pada
pasien saat melihat, mengeluhkan seperti ada sesuatu yang bergerak pada pandangannya, dan
seperti ada sesuatu yang mengganjal pada matanya di sangkal.
ANAMNESIS

Keluhan tidak disertai dengan adanya kotoran pada mata, mata


yang gatal. Pasien juga tidak merasakan seperti melihat pelangi, nyeri
kepala, maupun sering menabrak.
ANAMNESIS
Pasien mengatakan bahwa dia tidak memiliki kontak dengan yang sedang
sakit mata atau yang mengalami keluhan mata, tidak ada riwayat trauma,
riwayat penggunaan obat-obatan jangka panjang, tidak ada riwayat keluarga
yang memiliki keluhan serupa, minum jamu-jamuan, alkohol, maupun
penggunaan gadget berlebihan. Pasien juga mengatakan sejauh ini tidak
memiliki riwayat penyakit sistemik seperti hipertensi, DM, Sifillis, TB, SLE
maupun yang lainnya. Sebelumnya pasien pernah ada riwayat operasi pada
mata kanan.
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan Umum : Baik


• Kesadaran : Compos mentis
• TB : 155 cm
• BB : 64 kg
Status Opthalmology

OD OS
Visus 6/15 PH 6/8 2/60 PH Tetap

Posisi Bola Mata Orthotropia


Ortoforia

Pergerakan Bola Mata Tidak dilakukan Tidak dilakukan


- Duksi
- Versi

Tekanan Intraokular Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tonometri (Schiotz) Tidak dilakukan Tidak dilakukan


OD OS
Palpebra Superior Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Benjolan (-) Benjolan (-)
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)

Palpebra Inferior Edema (-) Edema (-)


Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Benjolan (-) Benjolan (-)

Margo palpebra Entropion (-) Entropion (-)


Ekstropion (-) Ekstropion (-)
Krusta (-) Krusta (-)

Bulu mata Trikiasis (-) Trikiasis (-)


Distikiasis (-) Distikiasis (-)
Madarosis (-) Madarosis (-)
Konjungtiva Tarsal
- Superior Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Folikel (-) Folikel (-)
Papil(-) Papil(-)

- Inferior Hiperemis (-) Hiperemis (-)


Folikel (-) Folikel (-)
Papil(-) Papil(-)
Konjungtiva Bulbi Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
Pterigium (-) Pterigium (-)
Pinguekula (-) Pinguekula (-)
corpus alienum (-) corpus alienum (-)

Kornea Jernih Jernih


Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Sikatrik(-) Sikatrik(-)

COA Kedalaman: sedang Kedalaman: sedang


Flare & cell (-) Flare & cell (+)

Pupil Ukuran terlihat Ukuran terlihat


normal normal

Iris Warna coklat, Warna coklat,


Sinekia (-) Sinekia (+)

Lensa Dalam batas normal Keruh

Funduskopi posterior Tidak dilakukan Tidak dilakukan


(direct)
Retina
RESUME
Pasien datang ke poli mata Rumah Sakit Muhammadiyah
Bandung dengan keluhan mata buram pada mata kiri.
Keluhan ini dirasakan sejak ± 20 tahun SMRS. Keluhan
dirasakan secara perlahan dan terus menerus. Namun
keluhannya mengganggu aktivitas.
Keluhan mata buram pada mata kiri disertai dengan
adanya mata merah atau penurunan penglihatan, silau
pada saat melihat cahaya dan seperti melihat kabut/asap,
dan penglihatan yang menjadi ganda.

Pada pemeriksaan mata ditemukan

VOD : 6/15 PH 6/8 VOS: 2/60 PH Tetap


COA: flare & cell (+)
Iris: sinekia (+)
Diagnosis Banding

1. Katarak traumatik
USULAN PEMERIKSAAN
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG :
• Shaddow test
• Funduskopi
• USG
• Biometri : untuk menentukan
kekuatan lensa okular
• Retinometri : untuk melihat fungsi
retinaPerifer
DIAGNOSA KERJA

Katarak komplikata
PENATALAKSAAN
• Pengobatan definitif operasi katarak
▫ Prinsip: mengeluarkan lensa yang keruh
dan menggantikan dengan implan
(lensa tanam intraokular/intraocular
lens (IOL)) untuk mencapai tajam
pengelihatan maksimal
• Extracapsular cataract extraction dengan
implantasi lensa intraokular (ECCE+IOL)
▫ Cara: mengeluarkan semua massa lensa
yang keruh setekah membuka kapsul
anterior dan meninggalkan kapsul lensa
(posterior) yang akan menjadi tempat
implantasi IOL.
▫ Manual
▫ fakoemulsifikasi
• Mesin ini mempunyai sistem yang secara otomatis
dan terus – menerus akan menyesuaikan dengan
berbagai perubahan atas kondisi mata selama
operasi berlangsung untuk memastikan proses
operasi berjalan dengan aman, stabil, dengan hasil
yang memuaskan dan juga pasien tetap merasa
nyaman. Phaco tip/probe merupakan Ultrasonic
Phaco yang digunakan untuk membantu memecah
lensa yang sudah katarak dan mengambilnya dari
dalam bola mata. Dibandingkan dengan operasi
katarak yang konvensional, pasien tidak
memerlukan jahitan serta dapat melakukan
kegiatan seperti biasa pada keesokan harinya.
• Teknik fakoemulsifikasi menggunakan mesin yang
bekerja berdasarkan getaran ultrasound untuk
memecah-mecah lensa menjadi fragmen berukuran
lebih kecil, dan kemudian diaspirasi
PROGNOSIS
Quo ad vitam: Dubia Ad Bonam
Quo ad functionam: Ad Bonam
Quo ad sanationam: Dubia Ad Malam
Anatomi Lensa
• Lensa adalah struktur kristalin berbentuk bikonveks
dan transparan. Lensa memiliki dua permukaan,
yaitu permukaan anterior dan posterior.
Permukaan posterior lebih cembung daripada
permukaan anterior. Diameter lensa adalah 9-10 mm
dan ketebalan lensa adalah 3,5 mm saat lahir hingga
5 mm saat usia lanjut. Berat lensa 135 mg pada usia
0-9 tahun hingga 255 mg pada usia 40-80 tahun.
• Lensa terletak di bilik posterior bola mata, di antara
permukaan posterior iris dan badan vitreus pada
lengkungan berbentuk cawan badan vitreus yang di
sebut fossa hyaloid
• Lensa dipertahankan di tempatnya oleh serat zonula
yang berada di antara lensa dan badan siliar. Serat
zonula ini, yang bersal dari ephitel siliar, adalah serat
kaya fibrilin yang mengelilingi lensa secara sirkular
• Lensa
• Secara histologis, lensa memiliki tiga komponen utama:
• Kapsul lensa
• Lensa dibungkus oleh simpai tebal (10-20 μm), homogen, refraktil,
dan kaya akan karbohidrat, yang meliputi permukaan luar sel-sel
epithel. Kapsul ini merupakan suatu membran basal yang sangat
tebal dan terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan glikoprotein.
• Epitel subscapular
• Epitel subkapsular terdiri atas sel epitel kuboid yang hanya terdapat
pada permukaan anterior lensa. Epitel subkapsular yang berbentuk
kuboid akan berubah menjadi kolumnar di bagian ekuator dan akan
terus memanjang dan membentuk serat lensa. Lensa bertambah
besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya serat lensa
baru dari sel-sel yang terdapat di ekuator lensa. Sel-sel epitel ini
memiliki banyak interdigitasi dengan serat-serat lensa.
• Serat lensa
• Serat lensa tersusun memanjang dan tampak sebagai struktur tipis
dan gepeng. Serat ini merupakan sel-sel yang sangat terdiferensiasi
dan berasal dari sel-sel subkapsular. Serat lensa akhirnya
kehilangan inti serta organelnya dan menjadi sangat panjang. Sel-
sel ini berisikan sekelompok protein yang disebut kristalin
Katarak
• Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat
terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi
protein lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya.
Epidemiologi
Menurut WHO, katarak adalah penyebab kebutaan terbesar di
seluruh dunia. Katarak menyebabkan kebutaan pada delapan belas
juta orang diseluruh dunia dan diperkirakan akan mecapai angka
empat puluh juta orang pada tahun 2020. Hampir 20,5 juta orang
dengan usia di atas 40 yang menderita katarak, atau 151 tiap 6
orang dengan usia di atas 40 tahun menderita katarak (American
Academy Ophthalmology, 2007)
Klasifikasi
Faktor risiko
• Usia
Seiring dengan pertambahan usia, lensa akan mengalami penuaan juga. Keistimewaan lensa adalah terus
menerus tumbuh dan membentuk serat lensa dengan arah pertumbuhannya yang konsentris. Tidak ada sel yang
mati ataupun terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat lensa paling tua berada di pusat
lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di bawah kapsul lensa (korteks). Dengan
pertambahan usia, lensa pun bertambah berat, tebal, dan keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus
lensa disebut dengan nuklear sklerosis. Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun
mengalami perubahan kimia. Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi tidak larut air dan
beragregasi membentuk protein dengan berat molekul yang besar.

• Radikal bebas
Agen oksidatif tersebut dapat memindahkan atom hidrogen dari asam lemak tak jenuh membran plasma
membentuk asam lemak radikal dan menyerang oksigen serta membentuk radikal lipid peroksida.
Reaksi ini lebih lanjut akan membentuk lipid peroksida lalu membentuk malondialdehida (MDA). MDA ini
dapat menyebabkan ikatan silang antara lemak dan protein. Polimerisasi dan ikatan silang protein
menyebabkan agregasi kristalin dan inaktivasi enzim-enzim yang berperan dalam mekanisme antioksidan
seperti katalase dan glutation reduktase. Hal-hal inilah yang dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa.
• Radiasi ltraviolet
Radiasi ultraviolet dapat meningkatkan jumlah radikal bebas pada lensa karena tingginya penetrasi
jumlah cahaya UV menuju lensa. UV memiliki energi foton yang besar sehingga dapat meningkatkan
molekul oksigen dari bentuk triplet menjadi oksigen tunggal yang merupakan salah satu spesies
oksigen reaktif.

• Merokok
terdapat banyak penelitian yang menjelaskan hubungan antara merokok dan penyakit katarak. Hasil
penelitian Cekic (1998) menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan akumulasi kadmium di
lensa. Kadmium dapat berkompetisi dengan kuprum dan mengganggu homeostasis.

• Defisiensi vitamin A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin dan beta karoten Zat


nutrisi tersebut merupakan antioksidan eksogen yang berfungsi menetralkan radikal bebas yang
terbentuk pada lensa sehingga dapat mencegah terjadinya katarak
• Dehidrasi
Perubahan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan kerusakan pada lensa. Hal ini disebabkan
karena perubahan komposisi elektrolit pada lensa dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa.

• Trauma
Trauma dapat menyebabkan kerusakan langsung pada protein lensa sehingga timbul katarak.

• Infeksi Uveitis kronik sering menyebabkan katarak. Pada uveitis sering dijumpai sinekia posterior
yang menyebabkan pengerasan pada kapsul anterior lensa.

• Obat-obatan seperti kortikosteroid Penggunaan steroid jangka panjang dapat meningkatkan resiko
terjadinya katarak. Jenis katarak yang sering pada pengguna kortikosteroid adalah katarak
subkapsular.
• Penyakit sistemik seperti diabetes Diabetes dapat menyebabkan perubahan
metabolisme lensa. Tingginya kadar gula darah menyebabkan tingginya
kadar sorbitol lensa. Sorbitol ini menyebabkan peningkatan tekanan osmotik
lensa sehingga lensa menjadi sangat terhidrasi dan timbul katarak.

• Genetik Riwayat keluarga meningkatkan resiko terjadinya katarak dan


percepatan maturasi katarak.

• Myopia Pada penderita myopia dijumpai peningkatan kadar MDA dan


penurunan kadar glutation tereduksi sehingga memudahkan terjadinya
kekeruhan pada lensa (American Academy of Ophtalmology, 2007)
Gejala dan tanda penyakit katarak
• Penurunan sensitivitas kontras 7. Titik hitam di depan mata.
• Pengelihatan Buram : hanya bisa melihat cahaya saja/lebih jelas
melihat ditempat teduh
• Seperti melihat kabut/asap
• Diplopia monokuler
• Second sight myopic shift: lebih nyaman membaca tanpa
kacamata
• Terkadang silau
Patogenesis katarak
Pathogenesis katarak

Multifakaktorial

Seiringnya dengan bertambahnya usia lensa mengalami penuaan

Keistimewaan lensa adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa dengan arah
pertumbuhannya yang konsentris

Tidak ada sel yang mati ataupun terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa. Akibatnya, serat
lensa paling tua berada di pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling muda berada tepat di
bawah kapsul lensa (korteks)

Dengan pertambahan usia, lensa pun bertambah berat , tebal, dan keras terutama bagian nukleus.
Pengerasan nukleus lensa disebut dengan nuklear sklerosis.

Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun mengalami perubahan kimia.

Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi tid ak larut air dan beragregasi membentuk
protein dengan berat molekul yang besar

Terjadi kekeruhan pada lensa

Katarak
Patofisiologi katarak
Diagnosis
• Pemeriksaan visus
▫ Insipien : 6/6 - 6/9
▫ Immature: 6/9 - 1/60
▫ Mature: 1/300 - 1/∞
▫ Hipermature: 1/300 - 1/∞
• Pemeriksaan eksternal bola mata
• Shadow test
• Funduskopi
• USG
• Biometri: untuk menemtukan kekuatan lensa intraokular
• Retinometri: untuk melihat fungsi retina perifer
Diagnosis banding
• Katarak traumatik
Komplikasi
• Glaukoma sekunder
• Miopisasi.
Tatalaksana
• Pengobatan definitif operasi katarak
▫ Prinsip: mengeluarkan lensa yang keruh
dan menggantikan dengan implan
(lensa tanam intraokular/intraocular
lens (IOL)) untuk mencapai tajam
pengelihatan maksimal
• Extracapsular cataract extraction dengan
implantasi lensa intraokular (ECCE+IOL)
▫ Cara: mengeluarkan semua massa lensa
yang keruh setekah membuka kapsul
anterior dan meninggalkan kapsul lensa
(posterior) yang akan menjadi tempat
implantasi IOL.
▫ Manual
▫ fakoemulsifikasi
• Mesin ini mempunyai sistem yang secara otomatis
dan terus – menerus akan menyesuaikan dengan
berbagai perubahan atas kondisi mata selama
operasi berlangsung untuk memastikan proses
operasi berjalan dengan aman, stabil, dengan hasil
yang memuaskan dan juga pasien tetap merasa
nyaman. Phaco tip/probe merupakan Ultrasonic
Phaco yang digunakan untuk membantu memecah
lensa yang sudah katarak dan mengambilnya dari
dalam bola mata. Dibandingkan dengan operasi
katarak yang konvensional, pasien tidak
memerlukan jahitan serta dapat melakukan
kegiatan seperti biasa pada keesokan harinya.
• Teknik fakoemulsifikasi menggunakan mesin yang
bekerja berdasarkan getaran ultrasound untuk
memecah-mecah lensa menjadi fragmen berukuran
lebih kecil, dan kemudian diaspirasi
Prognosis
• Quo ad vitam: Dubia Ad Bonam
• Quo ad functionam: Ad Bonam
• Quo ad sanationam: Dubia Ad Malam

Anda mungkin juga menyukai