Disusun Oleh :
dr. Hisni Ardhi Mubarokah
Pendamping:
dr. Riana Agustin, Sp.P
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Umur : 48 tahun
Alamat : Cikoneng
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : IRT
No Rekam Medis : 576088
Tanggal Masuk RS : 1 Desember 2021
Tanggal pemeriksaan : 1 Desember 2021
KELUHAN UTAMA
Batuk berdarah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSUD Sumedang dengan keluhan batuk berdarah sejak 2 jam SMRS.
Darah yang dikeluarkan kurang lebih sebanyak setengah gelas, darah berwarna merah segar
disertai dahak tidak bercampur dengan makanan. Sebelum batuk pasien tidak merasa mual.
Pasien sudah merasakan batuk sejak > 1 bulan yang lalu. Biasanya batuk bertambah berat
pada saat malam hari dan berkurang jika pasien meminum air hangat dan obat batuk dari
warung. Selain itu terkadang pasien merasakan demam yang hilang timbul. Nafsu makan
menjadi berkurang sehingga BB turun sejak 1 bulan terakhir. Keringat pada malam hari
disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Hasil expertise :
• Skeletal dan soft tissue normal
• Trakea di tengah
• Cor tampak membesar ke lateral
kiri dengan apeks tertanam pada
diafragma, pinggang jantung
normal, sinus tajam, diafragma
normal.
• Pulmo : hili normal, corakan
bronkovaskular bertambah, tampak
konsolidasi di lapang bawah paru
bilateral.
Kesan : Pneumonia bilateral DD/ TB
paru aktif atipikal
Kardiomegali
DIAGNOSA
Non-farmakologis:
Istirahat
Edukasi
Menutup mulut dengan bagian dalam lengan atas ketika batuk dan bersin
Tidak meludah sembarangan
Memakai masker
Kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan
Meminum obat setiap hari dengan teratur sampai pengobatan selesai
Efek samping dari pengobatan
Skrining keluarga satu rumah
Rawat ruang isolasi TB
Farmakologis
Moxifloxacin 1x400 mg iv
Acetylsistein 3 x 200 mg po
Asam tranexamat 3x 500 mg iv
Sucralfat 3x 2 cth
Pro TB 4 1 x 3 tab
Paracetamol 3x1 tab
Dexamethason 1x5 mg iv
Omeprazole 2x 40 mg iv
FOLLOW UP
2 Desember 2021
Subjektif Objektif Assessment Planning
Batuk darah +, Tampak sakit sedang Tb paru kasus baru Observasi TTV
mual +, nyeri ulu k/u: CM Lanjutkan terapi
hati+. TD: 120/70 Rencana terapi gen
N: 86 expert
RR: 20
S: 36,5
SpO2 : 98 %
Kepala: normocephal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Leher: KGB JVP dbn
Thorax: Simetris,
Retraksi(-)
Cor: BJ murni regular,
Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: VBS
kiri+/+Kanan, Ronki
(+/+), Wheezing (-/-)
Abdomen: BU normal,
NT (+)
Ekstremitas: Akral
hangat, CRT < 2 detik
3 Desember 2021
Subjektif Objektif Assessment Planning
Batuk darah berkurang, Tampak sakit sedang Tb paru kasus baru Observasi TTV
mual (-), nyeri ulu hati k/u: CM Lanjutkan terapi
berkurang. TD: 120/80
N: 96
RR: 20
S: 36,7
SpO2 : 98 %
Kepala: normocephal
Mata: CA (-/-), SI (-/-)
Leher: KGB JVP dbn
Thorax: Simetris,
Retraksi(-)
Cor: BJ murni regular,
Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: VBS +/+Kanan,
Ronki (+/+), Wheezing
(-/-)
Abdomen: BU normal, NT
(+)
Ekstremitas: Akral hangat,
CRT < 2 detik,
Epidemiologi
Definisi: 10,4 juta kasus baru/ tahun
Penyakit akibat infeksi Mycobacterium 2 juta meninggal dunia/ tahun
tuberculosis complex, yang terdiri dari
M.tuberculosis (paling banyak) dan 1/3 populasi dunia
M.bovis. Bersifat sistemik sehingga Negara insidensi tertinggi: india,
bisa mengenai hampir seluruh organ, Indonesia, china, philipina, dan
dengan lokasi terbanyak di paru-paru pakistan
yang biasanya merupakan lokasi infeksi
primer Indonesia : peringkat ke 2 (2016)
Tahun 2010: peringkat ke 5
Faktor resiko Klasifikasi
Usia : kurang dari 5 tahun atau lebih Lokasi
Mencapai alveolus
Reaktivasi
Bronchus
Coughed-
Injuri Obstruksi
up
Hemoptisi
Sesak
s
Nekrosis perkejuan > Liquefaction
Limfadeniti
Tracheobronchial LN
s
Malaise, Keringat
Fatigue malam
MANIFESTASI
Gejala lokal
Batuk >2 minggu
Hemophtisis
Sesak Nafas
Nyeri Dada
Gejala Sistemik
Demam
Malaise
Anoreksia
Fatigue
Keringat malam tanpa aktivitas
Penurunan BB
DIAGNOSIS
Bakteriologis
Sputum BTA S-P-S , pewarnaan
Ziehl-Nielsen
Kultur/Resistens
Radiologis
Bercak dengan batas tidak jelas
(milier)
Kavitas (bayangan berupa cincin
berdinding tipis)
Pleuritis (penebalan pleura)
Efusi pleura ( sudut kostoprenikus
tumpul)
Klinis
Anamnesis: manifestasi
Klinis
Pemeriksaan fisik: Tidak
ditemukan kelainan yang
khas
Laboraturium:
Limfositosis/Monositosis,
LED meningkat
TREATMENT
Prinsip
1. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) harus diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa
jenis obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
2. Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis Tepat (KDT) / Fixed Dose Combination (FDC)
akan lebih menguntungkan dan dianjurkan.
3. Untuk menjamin kepatuhan pasien berobat hingga selesai, diperlukan suatu
pendekatan yang berpihak kepada pasien (patient centered approach) dan dilakukan
dengan pengawasan langsung (DOT= directly observed treatment) oleh seorang
pengawas menelan obat.
4. Semua pasien harus dimonitor respons pengobatannya. Indikator penilaian terbaik
adalah pemeriksaan dahak berkala yaitu pada akhir tahap awal, bulan ke-5 dan akhir
pengobatan.
Tahapan
Tahap awal menggunakan paduan obat rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol.
Pada tahap awal pasien mendapat pasien yang terdiri dari 4 jenis obat
(rifampisin, isoniazid, pirazinamid dan etambutol), diminum setiap hari dan diawasi secara
langsung untuk menjamin kepatuhan minum obat dan mencegah terjadinya kekebalan obat.
Bila pengobatan tahap awal diberikan secara adekuat, daya penularan menurun dalam kurun
waktu 2 minggu.
Tahap lanjutan menggunakan paduan obat rifampisin dan isoniazid
Pada tahap lanjutan pasien mendapat 2 jenis obat (rifampisin dan isoniazid), namun dalam jangka
waktu yg lebih lama (minimal 4 bulan).
Tahap lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan.
Panduan OAT yang digunakan di Indonesia
Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3
Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
Pemantauan kemajuan dan hasil pengobatan TB
1. Pemeriksaan makroskopis dahak ulang
spesimen (sewaktu-pagi)
(+) : bila salah satu +
(-) : jika keduanya negatif
2. X-ray : tidak begitu menentukan
3. LED : tidak begitu menentukan
Waktu pemeriksaan dahak ulang untuk memantau pengobatan:
1. Tahap intensif
2. 1 bulan akhir pengobatan
3. Akhir pengobatan
Bila mengeluhkan gatal tanpa rash: berikan pengobatan simptomatis dengan
antihistamin + pelembab kulit
Pengobatan TB tetap dilanjutkan dengan pengawasan ketat
Bila selanjutnya ada rash hentikan semua OAT dan rujuk memngingat
pengobatan TB harus selesai
PROGNOSIS