Anda di halaman 1dari 49

SYOK SEPSIS

Oleh :
dr. William Bordus D.V.P

Pembimbing
dr. Isty Rindryastuti ,Sp.Pd
Identitas Pasien

Nama Mr. S Pekerjaan Petani

Jenis Laki-Laki Status


Kelamin Perkawinan Menikah

Usia 62 Tahun Agama Islam


Menikah

Alamat Jatiroto MRS 29 Juni 2022-4 Juli 2022


Anamnesis

Keluham Utama :
Penurunan Kesadaran

Riwayat Perjalanan Penyakit:


Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak pukul
09.00 WIB tadi pagi sepulang dari sawah. Menurut keluarga, pasien
seperti mengantuk dan badan sangat lemas. Pasien juga
mengeluhkan badan seperti meriang keringat dingin. Sejak tadi pagi
pasien tidak makan. Pasien juga mengeluhkan terdapat luka lecet di
tangan sebelah kiri yang didapat pada pada tanggal 28 Juni 2022.
Pasien juga mengeluhkan sesak napas dan batuk. Mual (-), Muntah
(-), nyeri dada (-), pingsan (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat diabetes mellitus (+) dan
tidak
Terkontrol
• Riwayat darah tinggi disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak anggota keluarga yang memiliki
riwayat penyakit yang sama

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien bekerja sebagai petani dan
satatus sosial ekonomi cukup
29 Juni 2022

Kesadaran umum : Tampak Lemah Gelisah


Kesadaran : Apatis (GCS 3-4-5)
Pemeriksaan Fisik Tekanan darah : 50/ palpasi
Nadi : tidak teraba
Heart Rate : 100x/i
Pernafasan : 40x/menit
Suhu : 37 oC
SpO2 : 99%
GDA : 82 mg/dl
PEMERIKSAAN FISIK
PHYSICAL
EXAMINATION

Dada Kepala dan Leher


Paru-Paru Dalam batas Normal
Ronkhi halus pada paru sebelah
kanan
Jantung
Dalam Batas Normal
Abdomen
BU (+), soefl
Ekstremitas Atas
Terdapat luka pada tanga
sebelah kiri sebesar 3 cm.
Edema (-/-)
Akral Dingin (+/+)
Ekstremitas Bawah
Edema (-/-)
Akral Dingin (+/+)
Pemeriksaan Penunjang

EKG
Kesan :
- Mengarah gambaran pneumonia dekstra
- Besar cor normal
Radiologi
Kesan ISK
Gambaran klinis
Diagnosa Kerja :
• Obs Penurunan Kesadaran + Syok Sepsis +
Pneumonia
 
TERAPI IGD

ANAMNESA &
PASIEN MRS A-B-C TTV EKG

PHOTO TORAX 500 CC/ jam 500 CC/jam NOREPHINEPRI


NE 50 NANO
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad malam


Quo ad function : Dubia ad malam
ADVIS DPJP
Rabu, 29 Juni 2022
KU: badan lemas (+), napas terasa berat, nyeri kepala, batuk kadang-kadang
S

KU: lemah K/L:a/i/c/d:-/-/-/+


Kes: Compos mentis Thorax: c/ dbn
TD: 60/palpasi p/ ves (-/-), ves (-/-), rhonki
HR: 115 x/mnt halus (+/+),hess (-/-)
RR: 26x/mnt Abd: Flat, BU (+) normal, soepel,
O
Tax: 36,5oC Ext: Akral Dingin (+) di keempat akral,
SpO2 : 97% NRBM 12 lpm edema -|-, luka gores pada tangan kiri

A Syok Sepsis + Pneumonia+ISK + MODS

 NRBM 12 lpm
 Pump NE mulai dari 50 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg
 Loading ulang NS 500 cc/jam
 Inf. Bfluid : Ns 1:2
 Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
P
 Inj. Ceftriaxone2x1
 Inj. Gastrofer 2x 40 mg
 Kombinasi dopamine 7 nano,titrasi up (21.00 WIB)
 PRO ICU
Kamis, 30 Juni 2022
KU: badan lemas (+), napas terasa berat, nyeri kepala, batuk kadang-kadang
S

KU: lemah K/L:a/i/c/d:-/-/-/+


Kes: Compos mentis Thorax: c/ dbn
TD: 105/50 mmHg p/ ves (-/-), ves (-/-), rhonki
HR: 100 x/mnt halus (+/+),hess (-/-)
RR: 28x/mnt Abd: Flat, BU (+) normal, soepel,
O
Tax: 36,9oC Ext: Akral Hangat (+) di keempat akral,
SpO2 : 97% NRBM 12 lpm edema -|-, luka gores pada tangan kiri

A Syok Sepsis + Pneumonia+ISK + MODS

 NRBM 12 lpm
 Pump NE mulai dari 50 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg
 Inf. Bfluid : Ns 1:2
 Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
 Inj. Ceftriaxone2x1
P
 Inj. Gastrofer 2x 40 mg
 Dopamine tapp off (06.00 WIB)
 Inj. Moxifloxacin 1x400 mg
 Pasien pindah ke bangsal
Jumat, 1 Juli 2022
KU: badan lemas (+), napas mulai membaik, nyeri kepala, batuk kadang-kadang
S

KU: lemah K/L:a/i/c/d:-/-/-/+


Kes: Compos mentis Thorax: c/ dbn
TD: 119/57 mmHg p/ ves (-/-), ves (-/-), rhonki
HR: 110 x/mnt halus (+/+),hess (-/-)
RR: 25x/mnt Abd: Flat, BU (+) normal, soepel,
O
Tax: 36oC Ext: Akral Hangat (+) di keempat akral,
SpO2 : 97% NRBM 12 lpm edema -|-, luka gores pada tangan kiri

A Syok Sepsis + Pneumonia+ISK + MODS

 NRBM 10 lpm
 Pump NE mulai dari 200 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg
 Inf. Bfluid : Ns 1:2
 Inj. Moxifloxacin 1x400 mg
 Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
 Inj. Ceftriaxone2x1
P Inj. Gastrofer 2x 40 mg

 Inf. Paracetamol 3x1 gram (k/p)
 Cavicur 3x1
 Memucil 3x 600 mg
Sabtu, 2 Juli 2022
KU: badan lemas (+), napas mulai membaik, batuk berkurang
S

KU: lemah K/L:a/i/c/d:-/-/-/-


Kes: Compos mentis Thorax: c/ dbn
TD: 94/62 mmHg p/ ves (-/-), ves (-/-), rhonki
HR: 79 x/mnt halus (+/+),hess (-/-)
RR: 22x/mnt Abd: Flat, BU (+) normal, soepel,
O
Tax: 36oC Ext: Akral Hangat (+) di keempat akral,
SpO2 : 97% O2 nasal canul edema -|-, luka gores pada tangan kiri

A Syok Sepsis + Pneumonia+ISK + MODS

 Pump NE mulai dari 200 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg


 Inf. Bfluid : Ns 1:2
 Inj. Moxifloxacin 1x400 mg
 Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
P
 Inj. Ceftriaxone2x1
 Inj. Gastrofer 2x 40 mg
 O2 nasal canul 3-4 lpm
 NE pump tap off tiap 4 jam
Minggu, 3 Juli 2022
KU: mulai membaik, batuk berkurang
S

KU: lemah K/L:a/i/c/d:-/-/-/-


Kes: Compos mentis Thorax: c/ dbn
TD: 110/71 mmHg p/ ves (-/-), ves (-/-), rhonki
HR: 82 x/mnt halus (+/+),hess (-/-)
O RR: 22x/mnt Abd: Flat, BU (+) normal, soepel,
Tax: 36 C
o
Ext: Akral Hangat (+) di keempat akral,
SpO2 : 97% room air edema -|-, luka gores pada tangan kiri

A Syok Sepsis + Pneumonia+ISK + MODS

 Inf. Bfluid : Ns 1:2


 Inj. Moxifloxacin 1x400 mg
 Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
P
 Inj. Ceftriaxone2x1
 Inj. Gastrofer 2x 40 mg
Senin, 4 Juli 2022
KU: cukup
S

KU: lemah K/L:a/i/c/d:-/-/-/-


Kes: Compos mentis Thorax: c/ dbn
TD: 100/70 mmHg p/ ves (+/+), ves (-/-), rhonki
HR: 80 x/mnt (-/-),hess (-/-)
O RR: 22x/mnt Abd: Flat, BU (+) normal, soepel,
Tax: 36 C
o
Ext: Akral Hangat (+) di keempat akral,
SpO2 : 97% room air edema -|-, luka gores pada tangan kiri

A Syok Sepsis + Pneumonia+ISK + MODS

 KRS
 Starces 2x200mg

P  Moxifloxacin 1x400 mg
 Omeprazole 2 x 20 mg
 L-core 1x1
SYOK SEPSIS
DEFINISI

Sepsis didefinisikan sebagai disfungsi organ yang mengancam jiwa,


disebabkan oleh ketidakmampuan respon pejamu terhadap infeksi.

Syok septik merupakan bagian dari sepsis dengan disfungsi peredaran


darah dan selular/metabolik yang mendasari, dikaitkan dengan
peningkatan risiko kematian.

SCCM, 2016
EPIDEMIOLOGI

Terdapat 580 kasus per Di Jerman, insiden kasus sepsis


Terdapat 194 per 100.000 yang dirawat di rumah sakit antara
100.000 penduduk di
penduduk di Australia pada tahun 2007 dan 2013 meningkat
Amerika Serikat pada tahun dari 256 menjadi 335 kasus per
tahun 2003 ,
2006 100.000 penduduk
Etiologi

Infeksi Bakteri
01 Sepsis sering timbul sebagai akibat infeksi nosokomial oleh
bakteri gram negatif

Faktor Resiko penjamu (rentan)

02 Usia lanjut diatas 65 tahun, kondisi imunosupresi seperti


keganasan, gagal ginjal, diabetes mellitus, penyakit
autoimmune, AIDS, penggunaan obat imunosupresan yang
berkepanjangan
Pada kasus ini didapatkan faktor resiko antara lain adanya infeksi bakteri pada
pasien disebabkan pasien menderita pneumonia.Pasien mengeluhkan batuk dan
sesak napas. Setelah dilakukan pemeriksaan photo thorax didapatkan gambaran
pneumonia. Selain itu pasien juga menderita diabetes melitus.
Respon proinflamasi dan
Infeksi memicu
respon
inflamasi , dimulai dengan
Mobilisasi dari isi plasma
sebagai hasil dari aktivasi PATOFISILOGI
aktivasi selular monosit, seluler dan disrupsi
neurohumoral makrofag dan neutrofil
endotelial
yang berinteraksi dengan
sel endotelial

Isi Plasma imeliputi sitokin-sitokin


seperti tumor nekrosis faktor,
Endotelium vaskular merupakan
interleukin, caspase, protease,
tempat interaksi yang paling dominan
leukotrien, kinin, reactive oxygen
terjadi dan sebagai hasilnya akan
species, nitrit oksida, asam
terjadi cedera mikrovaskular,
arakidonat, platelet activating factor,
trombosit dan kebocoran kapiler.
dan eikosanoid

Protein C yang teraktivasi (APC), adalah


Sitokin proinflamasi seperti tumor modulator penting dari rantai koagulasi
nekrosis faktor α, interleukin-1β, dan dan inflamasi, akan meningkatkan
interleukin-6 akan mengaktifkan rantai proses fibrinolisis dan menghambat
koagulasi dan menghambat fibrinolisis proses trombosis dan inflamasi.

ISKEMIK JARINGAN
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Istilah Kriteria
2 dari 4 kriteria:

Temperatur > 38 0C atau < 36 0C

SIRS Laju Nadi > 90x/ menit

Hiperventilasi dengan laju nafas > 20x/ menit atau CO2 arterial
kurang dari 32 mmHg
Sel darah putih > 12.000 sel/uL atau < 4000 sel/ Ul

Sepsis SIRS dengan adanya infeksi (diduga atau sudah terbukti)


Sepsis Berat Sepsis dengan disfungsi organ

Syok septic Sepsis dengan hipotensi walaupun sudah diberikan resusitasi


yang adekuat (sepsis dengan hipotensi refrakter (tekanan darah
sistolik <90 mmHg, mean arterial pressure < 65 mmHg, atau
penurunan >40 mmHg dari ambang dasar tekanan darah sistolik
yang tidak responsif setelah diberikan cairan kristaloid sebesar 20
sampai 40 mL/kg).

Kriteria SIRS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Istilah Kriteria
2 dari 4 kriteria:

Temperatur > 38 0C atau < 36 0C

SIRS Laju Nadi > 90x/ menit

Hiperventilasi dengan laju nafas > 20x/ menit atau CO2 arterial
kurang dari 32 mmHg
Sel darah putih > 12.000 sel/uL atau < 4000 sel/ Ul

Sepsis SIRS dengan adanya infeksi (diduga atau sudah terbukti)


Sepsis Berat Sepsis dengan disfungsi organ

Syok septic Sepsis dengan hipotensi walaupun sudah diberikan resusitasi


yang adekuat (sepsis dengan hipotensi refrakter (tekanan darah
sistolik <90 mmHg, mean arterial pressure < 65 mmHg, atau
penurunan >40 mmHg dari ambang dasar tekanan darah sistolik
yang tidak responsif setelah diberikan cairan kristaloid sebesar 20
sampai 40 mL/kg).

Kriteria SIRS
Pada kasus ini didapatkan SIRS score tiga dari 4 point dimana laju pernafasan
>20x/menit dan sel darah putih >12.000 sel/Ul dan selain itu didapatkan
hipotensi walaupun sudah diberikan resusitasi yang adekuat, sehingga dapat di
diagnosa sebagai syok septic .
Kriteria Qsofa Poin

Laju pernapasan ≥ 22x/menit 1

Perubahan status mental/kesadaran 1

Tekanan darah sistolik ≤ 100 mmHg 1

QSOFA
Pada QSOFA didapatkan laju pernafasan >22x/menit (+1) , Perubahan status
kesadaran (+1), tekanan darah sistolik <100mmHg (+1) sehingga total score tiga
dimana dengan score >2 dapat di diagnose dengan syok sepsis.
Sistem Skor
0 1 2 3 4
Respirasi
PaO2/FIO2, mmHg ≥400 <400 <300 <200 (26,7) <100 (13,3) dengan
(kPa) (53,3) (53,3) (40) dengan bantuan bantuan alat respirasi
alat respi-
Rasi
Koagulasi
Trombosit, ≥150 <150 <100 <50 <20
×103/Μl
Hati
Bilirubin, mg/Dl <1,2 1,2-1,9 2,0-5,9 6,0-11,9 ≥12,0
(μmol/L) (<20) (20-32) (33-101) (102-204) (≥204)
Kardiovaskular
MAP ≥70 MAP <70 Dopamin ≤5 Dopamin 5,1-15 Dopamin >15
mmHg mmHg atau atau atau
dobutamin epinefrin ≤0,1 epinefrin >0,1
(semua atau atau
dosis)b norepinefrine ≤0,1b norepinefrine >0,1b

Sistem saraf pusat


Skor Glasgow 15 13-14 10-12 6-9 <6
Coma Scalec
Ginjal
Kreatinin, mg/Dl <1,2 1,2-1,9 2,0-3,4 3,5-4,9 >5,0
(μmol/L) (110) (110-170) (171-299) (300-440) (440)
Urine output, <500 <200
mL/hari

SOFA SCORE
Skor Awal Mortalitas % Skor Tertinggi Mortalitas%

0-1 0 0-1 0

2-3 7 2-3 2

4-5 10 4-5 7

6-7 22 6-7 18

8-9 33 8-9 26

10-11 50 10-11 46

>11 95 >11 86

Intepretasi SOFA Score


TATALAKSANA

Tata laksana dari sepsis menggunakan protokol yang dikeluarkan oleh


SCCM dan ESICM yaitu “Surviving Sepsis Guidelines” pada bulan Januari
2017

oksigenasi Resusitasi Vasopresor Diagnosis Antibiotik Nutrisi


Pada kasus ini pasien sudah diberikan penanganan awal berupa pemberian
oksigen, pemberian resusitasi cairan NS 500cc/jam sebanyak 2 kali, pemberian
vasopresor berupa norephinephrine dengan dosis dimulai dari 50
nano/KgBB/unit dikombinasikan dengan dopamine 7 nano. Selain itu pasien
dilakukan pemeriksaan photo thorax dan didapatkan gambaran pneumonia
sehingga diberikan antibiotik
DEFINISI PNEUMONI

Adalah infeksi akut parenkim paru yang ditandai dengan terdapatnya


infiltrat baru pada foto toraks atau ditemukannya perubahan suara napas
dan atau ronkhi basah lokal pada pemeriksaan fisik paru yang konsisten
dengan pneumonia pada pasien yang tidak sedang dirawat di rumah
sakit atau tempat perawatan lain dalam waktu 14 hari sebelum timbulnya
gejala

Infectious Diseases Society of America (IDSA


ETIOLOGI PNEUMONI

Beberapa kuman penyebab yang paling banyak ditemukan adalah


Streptococcus pneumonia yang menjadi penyebab pada dua pert tiga
kasus pneumonia. Beberapa kuman penyebab lain yaitu Haemophilus
influenza, Klebsiella pneumonia, staphylococcus aureus,Pseudomonas
spp, Mycoplasma pneumonia, Chlamydia, Moraxella catarrhalis,
Legionella dan virus influenza.

Infectious Diseases Society of America (IDSA


PENEGAKAN DIAGNOSIS

Diagnosis pasti pneumonia ditegakkan :

Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik :
• Batuk
Auskultasi dijumpai suara paru
• Sesak Napas
ronkhi/bronkhial
• Demam

Pemeriksaan Penunjang
• Lab : Leukositosis > 10.000
• Photo thorax infiltrat pada
lapang paru
Pada kasus ini ditemukan adanya gejala batuk, sesak napas, riwayat
demam, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ronkhi halus pada
paru sebelah kanan, dan pada pemeriksaan penunjang berupa darah
lengkap ditemukan leukosit >10.000 dan pada photo thorax dijumpai
infiltrate pada paru sebelah kanan.
DERAJAT KEPARAHAN
PNEUMONIA

C U R B 65
RESPIRATO
CONFUSION UREA BP Umur >65
RY
>7mmol/l RATE <90mmHg
>30/menit
(sistol)
Atau
<60 mmHg
(diastole)

*skor 1 untuk masing- masing poin

Intepretasi:
Score 1 : Derajat rendah (rawat jalan)
Score 2 : Derajak sedang (rawat inap atau rawat jalan
dengan evaluasi)
Score 3 atau lebih : Rawat Inap jika score 4-5
pertimbangkan ICU
Pada CURB 65 kasus ini didapatkan Confusion (+1), Urea >7mmol/l (+1),
Respiratory rate >30x/menit (+1), BP sistol <90 mm Hg (+1), Umur >65 (-),
sehingga total score 4 dengan kelompok derajat tinggi. Sehingga pasien
harus di rawat di ruang insentiv.
TERAPI RAWAT JALAN/DERAJAT RINGAN

Pemberian Antibiotik tanpa penyakit penyerta:


Amoxicillin 1 gram tiga kali dalam sehari atau
Doxycycline 100 mg dua kali dalam sehari atau
Macrolide (azithromycin 500 pada hari pertama kemudian 250 mg untuk selanjutnya atau
clarithromycin 500 mg dua kalidalam sehari)

Pemberian Antibiotik pada pasien dengan penyakit penyerta


Kombinasi
amoksisilin/klavulanat 500 mg/125mg tiga kali sehari, atau amoksisilin/ klavulanat 875 mg/125
mg dua kali sehari, atau 2.000 mg/125 mg dua kali sehari, atau sefalosporin(cefpodoxime 200
mg dua kali sehari atau cefuroxime 500 mg dua kali sehari); DAN
makrolida (azitromisin 500 mgpada hari pertama kemudian 250 mg setiap hari, klaritromisin
[500 mg dua kali sehari ]), atau doksisiklin 100 mg dua kali sehari; ATAU
Monoterapi
fluorokuinolon(levofloxacin 750 mg setiap hari, moksifloksasin 400 mg setiap hari, atau
gemifloxacin 320 mg setiap hari)
TERAPI RAWAT INAP DI RUANG BIASA

1. terapi kombinasi dengan b-laktam (ampisilin1sulbaktam 1,5–3 g setiap 6 jam,


sefotaksim 1-2 g setiap 8 jam, seftriakson 1-2 g setiap hari, atau ceftaroline
600 mg setiap 12 jam) dan makrolida (azitromisin 500 mg setiap hari atau
klaritromisin 500 mg dua kali sehari) atau
2. Monoterapi dengan pernafasan fluoroquinolone (levofloxacin 750 mg setiap
hari, moksifloksasin 400 mg setiap hari) Pasien rawat inap di
TERAPI PASIEN INSENTIF/DERAJAT BERAT

Menurut ATS, 2019 pemberian antibiotik pada pasien rawat inap di Ruang Rawat
Intensif/ golongan berat dapat diberikan antibiotik β-laktam ditambah dengan
golongan makrolide atau β-laktam dikombinasikan dengan golongan
fluoroquinolone untuk menangani pneumonia.
Pada kasus ini pasien sudah diberikan antibiotik ceftriaxone 1 gram yang
diberikan dua kali dalam sehari yang dikombinasikan dengan moxifloxacin
400 mg yang diberikan sekali dalam sehari. Ceftriaxone merupakan
golongan antibiotik β-laktam dan moxifloxacin merupakan golonan
antibiotik fluoroquinolone.
PROGNOSIS

Pada dasarnya prognosis sepsis bergantung kepada seberapa cepat sepsis


terdiagnosa serta seberapa cepat penanganan yang diberikan, namun pada
umumnya buruk.
DAFTAR
PUSTAKA

1. Purwanto, Diana. 2018. Mekanisme Kompleks Sepsis dan Syok Septik. Manado : Jurnal Biomedik.
2. Sari, Efris. 2021. Hubungan Skor SOFA Dengan Mortalitas Pasien Kritis. Malang: Jurnal Kesehatan.
3. Oesman F, Setiabudy RD. 2012. Fisiologi hemo- stasis dan fibrinolisis. In: Setiabudy RD, editor.
4. Hemostasis dan Trombosis (5th ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI
5. Singer M, Deutchman. 2016, The third international consensus definitions for sepsis and septic shock.
America : American Medical Association.
6. Levy, Mitchell.2018. The Surviving Sepsis Campaign Bundle. America : Springer.
7. Rhodes A, Evans L. 2017. Surviving Sepsis Campaign; International Guidelines for Management of Sepsis
and Septic Shock. America : Intensive Care Med.
8. Joshua P. Metlay, Grand W. Waterer. 2019. Diagnosis and Treatment of Adults with Community-
Acquired Pneumonia. America : American Thoracic Society Documents
9. Hermawan, Guntur. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai