Oleh :
dr. William Bordus D.V.P
Pembimbing
dr. Isty Rindryastuti ,Sp.Pd
Identitas Pasien
Keluham Utama :
Penurunan Kesadaran
EKG
Kesan :
- Mengarah gambaran pneumonia dekstra
- Besar cor normal
Radiologi
Kesan ISK
Gambaran klinis
Diagnosa Kerja :
• Obs Penurunan Kesadaran + Syok Sepsis +
Pneumonia
TERAPI IGD
ANAMNESA &
PASIEN MRS A-B-C TTV EKG
NRBM 12 lpm
Pump NE mulai dari 50 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg
Loading ulang NS 500 cc/jam
Inf. Bfluid : Ns 1:2
Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
P
Inj. Ceftriaxone2x1
Inj. Gastrofer 2x 40 mg
Kombinasi dopamine 7 nano,titrasi up (21.00 WIB)
PRO ICU
Kamis, 30 Juni 2022
KU: badan lemas (+), napas terasa berat, nyeri kepala, batuk kadang-kadang
S
NRBM 12 lpm
Pump NE mulai dari 50 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg
Inf. Bfluid : Ns 1:2
Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
Inj. Ceftriaxone2x1
P
Inj. Gastrofer 2x 40 mg
Dopamine tapp off (06.00 WIB)
Inj. Moxifloxacin 1x400 mg
Pasien pindah ke bangsal
Jumat, 1 Juli 2022
KU: badan lemas (+), napas mulai membaik, nyeri kepala, batuk kadang-kadang
S
NRBM 10 lpm
Pump NE mulai dari 200 nano/kgBB/unit sampai dengan MAP> 60 mmHg
Inf. Bfluid : Ns 1:2
Inj. Moxifloxacin 1x400 mg
Nebul Combivent 1 rspl/8 jam
Inj. Ceftriaxone2x1
P Inj. Gastrofer 2x 40 mg
Inf. Paracetamol 3x1 gram (k/p)
Cavicur 3x1
Memucil 3x 600 mg
Sabtu, 2 Juli 2022
KU: badan lemas (+), napas mulai membaik, batuk berkurang
S
KRS
Starces 2x200mg
P Moxifloxacin 1x400 mg
Omeprazole 2 x 20 mg
L-core 1x1
SYOK SEPSIS
DEFINISI
SCCM, 2016
EPIDEMIOLOGI
Infeksi Bakteri
01 Sepsis sering timbul sebagai akibat infeksi nosokomial oleh
bakteri gram negatif
ISKEMIK JARINGAN
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Istilah Kriteria
2 dari 4 kriteria:
Hiperventilasi dengan laju nafas > 20x/ menit atau CO2 arterial
kurang dari 32 mmHg
Sel darah putih > 12.000 sel/uL atau < 4000 sel/ Ul
Kriteria SIRS
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Istilah Kriteria
2 dari 4 kriteria:
Hiperventilasi dengan laju nafas > 20x/ menit atau CO2 arterial
kurang dari 32 mmHg
Sel darah putih > 12.000 sel/uL atau < 4000 sel/ Ul
Kriteria SIRS
Pada kasus ini didapatkan SIRS score tiga dari 4 point dimana laju pernafasan
>20x/menit dan sel darah putih >12.000 sel/Ul dan selain itu didapatkan
hipotensi walaupun sudah diberikan resusitasi yang adekuat, sehingga dapat di
diagnosa sebagai syok septic .
Kriteria Qsofa Poin
QSOFA
Pada QSOFA didapatkan laju pernafasan >22x/menit (+1) , Perubahan status
kesadaran (+1), tekanan darah sistolik <100mmHg (+1) sehingga total score tiga
dimana dengan score >2 dapat di diagnose dengan syok sepsis.
Sistem Skor
0 1 2 3 4
Respirasi
PaO2/FIO2, mmHg ≥400 <400 <300 <200 (26,7) <100 (13,3) dengan
(kPa) (53,3) (53,3) (40) dengan bantuan bantuan alat respirasi
alat respi-
Rasi
Koagulasi
Trombosit, ≥150 <150 <100 <50 <20
×103/Μl
Hati
Bilirubin, mg/Dl <1,2 1,2-1,9 2,0-5,9 6,0-11,9 ≥12,0
(μmol/L) (<20) (20-32) (33-101) (102-204) (≥204)
Kardiovaskular
MAP ≥70 MAP <70 Dopamin ≤5 Dopamin 5,1-15 Dopamin >15
mmHg mmHg atau atau atau
dobutamin epinefrin ≤0,1 epinefrin >0,1
(semua atau atau
dosis)b norepinefrine ≤0,1b norepinefrine >0,1b
SOFA SCORE
Skor Awal Mortalitas % Skor Tertinggi Mortalitas%
0-1 0 0-1 0
2-3 7 2-3 2
4-5 10 4-5 7
6-7 22 6-7 18
8-9 33 8-9 26
10-11 50 10-11 46
>11 95 >11 86
Anamnesis :
Pemeriksaan Fisik :
• Batuk
Auskultasi dijumpai suara paru
• Sesak Napas
ronkhi/bronkhial
• Demam
Pemeriksaan Penunjang
• Lab : Leukositosis > 10.000
• Photo thorax infiltrat pada
lapang paru
Pada kasus ini ditemukan adanya gejala batuk, sesak napas, riwayat
demam, dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya ronkhi halus pada
paru sebelah kanan, dan pada pemeriksaan penunjang berupa darah
lengkap ditemukan leukosit >10.000 dan pada photo thorax dijumpai
infiltrate pada paru sebelah kanan.
DERAJAT KEPARAHAN
PNEUMONIA
C U R B 65
RESPIRATO
CONFUSION UREA BP Umur >65
RY
>7mmol/l RATE <90mmHg
>30/menit
(sistol)
Atau
<60 mmHg
(diastole)
Intepretasi:
Score 1 : Derajat rendah (rawat jalan)
Score 2 : Derajak sedang (rawat inap atau rawat jalan
dengan evaluasi)
Score 3 atau lebih : Rawat Inap jika score 4-5
pertimbangkan ICU
Pada CURB 65 kasus ini didapatkan Confusion (+1), Urea >7mmol/l (+1),
Respiratory rate >30x/menit (+1), BP sistol <90 mm Hg (+1), Umur >65 (-),
sehingga total score 4 dengan kelompok derajat tinggi. Sehingga pasien
harus di rawat di ruang insentiv.
TERAPI RAWAT JALAN/DERAJAT RINGAN
Menurut ATS, 2019 pemberian antibiotik pada pasien rawat inap di Ruang Rawat
Intensif/ golongan berat dapat diberikan antibiotik β-laktam ditambah dengan
golongan makrolide atau β-laktam dikombinasikan dengan golongan
fluoroquinolone untuk menangani pneumonia.
Pada kasus ini pasien sudah diberikan antibiotik ceftriaxone 1 gram yang
diberikan dua kali dalam sehari yang dikombinasikan dengan moxifloxacin
400 mg yang diberikan sekali dalam sehari. Ceftriaxone merupakan
golongan antibiotik β-laktam dan moxifloxacin merupakan golonan
antibiotik fluoroquinolone.
PROGNOSIS
1. Purwanto, Diana. 2018. Mekanisme Kompleks Sepsis dan Syok Septik. Manado : Jurnal Biomedik.
2. Sari, Efris. 2021. Hubungan Skor SOFA Dengan Mortalitas Pasien Kritis. Malang: Jurnal Kesehatan.
3. Oesman F, Setiabudy RD. 2012. Fisiologi hemo- stasis dan fibrinolisis. In: Setiabudy RD, editor.
4. Hemostasis dan Trombosis (5th ed). Jakarta: Balai Penerbit FKUI
5. Singer M, Deutchman. 2016, The third international consensus definitions for sepsis and septic shock.
America : American Medical Association.
6. Levy, Mitchell.2018. The Surviving Sepsis Campaign Bundle. America : Springer.
7. Rhodes A, Evans L. 2017. Surviving Sepsis Campaign; International Guidelines for Management of Sepsis
and Septic Shock. America : Intensive Care Med.
8. Joshua P. Metlay, Grand W. Waterer. 2019. Diagnosis and Treatment of Adults with Community-
Acquired Pneumonia. America : American Thoracic Society Documents
9. Hermawan, Guntur. 2014. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : InternaPublishing.
TERIMAKASIH