Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

ASMA EKSASERBASI AKUT DERAJAT


RINGAN-SEDANG

Pembimbing :
dr. Eddy Susanto, Sp. PD

Disusun oleh :
dr. Putri Fitriana Eka Susanti

PROGRAM INTERNSHIP
PERIODE AGUSTUS 2022– AGUSTUS 2023
RSUD RAGAB BEGAWE CARAM
MESUJI
2022
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nomor R.M : 48-00-57


Nama : Tn. A
◾Tanggal Lahir : 15/6/1997
◾Usia : 25 tahun
◾Jenis Kelamin : Laki-laki
◾Agama : Muslim
◾Alamat : Sungai Badak
◾Tanggal Pemeriksaan : 20/10/2022
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA :
Sesak napas sejak ± 30 menit SMRS.

KELUHAN TAMBAHAN :
• Batuk berdahak (+)
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

◾ Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat


sejak ± 30 menit SMRS. Sesak dirasakan terus menerus dan
semakin lama semakin memberat terutama pada malam hari.
Awalnya pasien mengaku keluhan muncul setelah pasien
terpapar cuaca dingin. Pasien mengatakan keluhan sering
muncul tiap kali terkena cuaca dingin dan terkadang bisa
sembuh sendiri atau dengan konsumsi obat. Pasien masih
dapat berbicara dengan kalimat, pasien mengaku lebih
nyaman dalam posisi duduk dibandingkan berbaring.

◾ Selain sesak pasien juga mengeluhkan batuk yang dirasakan


berdahak, dan saat dirumah terdengar suara ketika bernafas.
Keluhan lain seperti demam, mual, muntah dan nyeri
tenggorokan disangkal oleh pasien.

◾ Makan, minum, BAB dan BAK dalam batas normal.


RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Riwayat keluhan atau sakit seperti ini (+) apabila cuaca


dingin
 Riwayat Asma (+) minum obat salbutamol tab 2mg
 Riwayat sindrom nefrotik (+)
 Riwayat HT(-) DM(-)

• Riwayat anggota keluarga yang menderita asma (+) ayah


RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
• Riwayat merokok (+) 5-10 batang rokok /hari
RIWAYAT SOSIAL
• Riwayat minum alkohol (-)
• Riwayat minum obat-obatan keras dan pereda nyeri berlebih (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang, tampak sesak
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
Tanda Vital
◾Frekuensi nadi : 108 kali / menit
◾Tekanan darah : 115/70 mmHg
◾Frekuensi nafas : 26 kali / menit
◾Suhu : 36,5°C (axilla)
◾Saturasi Oksigen : 96 % room air99% ( 02 Nk 3lpm)
PEMERIKSAAN SISTEM

Kepala
◾Bentuk : Normocephali
◾Rambut : Warna hitam, pertumbuhan merata,
◾Mata : edema palpebra -/-, Konjungtiva anemis -/-,
sklera ikterik -/-, mata cekung -/-, Refleks
cahaya +/+
◾Telinga : Liang telinga lapang, membran timpani
intak (+/+), serumen (-/-)
◾Hidung : Pernapasan cuping hidung (-), sekret (-/-),
cavum nasi lapang
Mulut
Bibir : Mukosa bibir kering (-), sianosis (-)
Gigi : Karies dentis (-)
Lidah : Letak di tengah, lidah kotor (-)
Tonsil : T 2 -T 2 , tonsil hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)

Leher: Kelenjar getah bening dan kelenjar Tiroid tidak teraba membesar, JVP

Thoraks
• Dinding thoraks : Diameter dinding
laterolateral = anteroposterior
Paru
Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
Palpasi: Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Perkusi: Sonor / sonor
Auskultasi: Bunyi nafas dasar vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (+/+)
Jantung
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada ICS V
Perkusi linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Jantung tidak membesar
: Bunyi jantung I dan II normal, irama reguler,
murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)

Ekstremita Anggota gerak


Atas: Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-
Bawah: Akral hangat, CRT < 2”, edema -/-
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(20/10/2022)

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Antigen Covid-19 Negatif Negatif
Hemoglobin 16.26g/dL 13 – 17 g/dL
Leukosit 11.700/uL 5.000 – 10.000/uL
Eritrosit 5.306uta/ml 4.7 – 6.1 juta/ml
Hematokrit 46% 40 – 48 %
Trombosit 352.000/uL 150.000 – 400.000/uL
Glukosa sewaktu 90 mg/dl < 180mg/dl
Expertise dr. Sp. Rad :

 Fibrosis paru
kanan bawah
 Tidak tampak infiltrat
RESUME

◾ Pasien datang ke IGD dibawa oleh keluarga dengan keluhan sesak napas
yang dirasakan memberat dalam ± 30 menit SMRS. Sesak muncul tiba-
tiba pada saat malam hari. Sesak juga dirasakan apabila pasien terkena
cuaca dingin. Pasien juga mengeluh batuk (+) berdahak. Keluhan demam
(-), sakit kepala (-), mual (-), muntah (-).

◾ Riwayat keluhan atau sakit seperti ini sudah pernah bila terkena cuaca
dingin. Riwayat asma (+) riwayat merokok (+).

◾ Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 36,5°C, frekuensi napas 26


kali/menit, frekuensi nadi 108 kali/menit dan tekanan darah 115/70
mmHg. Pada pemeriksan thoraks didapatkan Bunyi nafas dasar
vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (+/+).

◾ Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Hb 16.6 g/dl, leukosit


11 .700/uL, Hematokrit 46%, GDS 90 mg/dl .
DIAGNOSIS KERJA

Asma eksaserbasi akut derajat ringan-sedang

• PPOK DIAGNOSIS
• Bronkitis akut
TATALAKSANA

• Pro rawat inap


• 02 nasal kanul 3 Lpm
• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm

Medikamentosa :
• Inj. Omeprazole 40 mg/24 jam (IV)
• Inj. Metilprednisolon 62.5 mg/12 jam (IV)
• Salbutamol 3x2 mg (PO)
• Ambroxol syr 3x1 C (PO)
• Cetirizine 2x10 mg (PO)
• Nebulizer Ventolin 1 fls + Nacl 0.9% 3 cc/8 jam
PROGNOSIS

◾ Ad Vitam Dubia ad
Bonam
◾ Ad Sanationam Dubia
ad Bonam
◾ Ad Fungsionam Dubia ad Bonam
FOLLOW UP
Hari, Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Jum’at KU:TSS -Asma -IVFD NS 20 tpm
Pasien
Kes: GCS :E4M6V5 Eksaserbasi Akut -Inj. Omeprazole 40 mg/12
21/10/22 TD : 100/60 mmHg
mengatakan -Bronkitis Akut jam
HR : 60x/menit,
sesak (+), RR : 22x/menit, -Inj. MPS 62.5 mg/12 jam
Suhu 36,5⁰C, -Cetirizine 2x10 mg
batuk (+) SpO2: 96% -Levofloxacin 1x750 mg
Mata : pupil isokhor, edema (-/- -NAC 3x200 mg
) anemis -/-, ikterik -/- -Nebu Ventolin 3x1
Thoraks : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi (-), VF
simetris, Rhonki-/-,
Wheezing
+/+, BJ I dan II regular, Murmur
-/-, Gallop -/-
Abdomen : perut tampak
datar, BU (+) normal, timpani,
nyeri ketok (-), supel, nyeri
tekan (-)
Ekstremitas : edema (-/-/-/-)
akral hangat, CRT<2”,
FOLLOW UP
Hari, Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Sabtu, Pasien KU:TSS -Asma -IVFD NS 20 tpm
Kes: GCS :E4M6V5
22/10/22 mengatakan TD : 100/60 mmHg
Eksaserbasi Akut -Salbutamol 3x2 mg
sesak sudah -Bronkitis Akut -Cetirizine 2x10 mg
HR : 60x/menit,
berkurang , batuk RR :22x/menit, -Levofloxacin 1x750 mg
(+) Suhu : 36,3⁰C, -NAC 3x200 mg
SpO2: 97% -Nebu Ventolin 3x1
Mata :pupil isokhor, edema (-/-)
anemis -/-, ikterik -/-,
Thoraks : pergerakan dinding
dada simetris, retraksi (-), VF
simetris, BND vesikuler, Rhonki-/-
, Wheezing +/+, BJ I dan II
regular, Murmur -/-, Gallop -/-
Abdomen : perut tampak datar,
BU (+) 5x/menit, timpani,
nyeri ketok (-), supel, nyeri
tekan (-)
Ekstremitas : edema (-/-/-/-)
akral hangat, CRT<2”, turgor baik
FOLLOW UP
Hari, Subjektif Objektif Assessment Planning
tanggal
Minggu Keluhan (-) KU:baik -Asma Eksaserbasi -IVFD NS 20 tpm
23/10/22 Kes: GCS :E4M6V5 Akut -Salbutamol 3x2 mg
TD : 110/80 mmHg
HR : 79x/menit,
-Bronkitis Akut -Cetirizine 2x10 mg
RR :20x/menit, -Levofloxacin 1x750
Suhu 36⁰C, mg
SpO2: 97% -NAC 3x200 mg
Mata :pupil isokhor, edema (-/-) -Nebu Ventolin 3x1
anemis -/-, ikterik -/-, Thoraks : -Acc BPL
pergerakan dinding dada simetris,
retraksi (-), VF simetris, BND vesikuler,
Rhonki-/-, Wheezing -/-, BJ I dan II
regular, Murmur -/-, Gallop -/-
Abdomen : perut tampak datar, BU (+)
normal, timpani,
nyeri ketok (-), supel, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : edema (-/-/-/-) akral
hangat, CRT<2”
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

◾ Asma merupakan penyakit peradangan kronik pada saluran


napas. Ditandai dengan mengi, batuk dan rasa sesak di dada
yang berulang dan timbul pada malam atau menjelang pagi
akibat penyumbatan saluran penapasan.

◾ Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar


inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi.
EPIDEMIOLOGI

◾ Berdasarkan Global Asthma Report 2018 , 70% angka


kematian disebabkan oleh penyakit yang tidak menular.
Penyakit pernafasan kronik, termasuk asma menyebabkan
15% kematian di dunia.

◾ Prevalensi penyakit asma berdasarkan hasil Riset


Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun 2018
didapatkan prevalensi asma di Indonesia 2,4% dengan
kejadian terbanyak pada perempuan sebesar 2,5 %.
Prevalensi asma tertinggi terdapat di DI Yogyakarta
(4,59%), Kalimantan Timur (4,0%), dan Bali (3,9%).
FAKTOR RESIKO

- Riwayat alergi
- Jenis kelamin
- Polusi udara
- Asap rokok
- Obesitas
- Genetik
- Virus
KLASIFIKASI DERAJAT ASMA
KLASIFIKASI BERDASARKAN SERANGAN
DIAGNOSIS

◾Anamnesis

Sesak, batuk dan mengi yang bersifat :


 Timbul berulang (episodisitas)
 Gejala lebih berat pada malam hari (nokturnal)
 Variasi gejala dalam satu hari sangat besar (variabilitas)
 Timbul setelah berolahraga, aktivitas fisik, perubahan cuaca
 Timbul bila ada faktor pencetus inhalasi (hirupan) atau digestan
(makanan)
 Gejala klinis membaik setelah pemberian obat asma (reversibilitas)
 Riwayat atopi pada pasien dan keluarga

◾Pemeriksaan fisik
◾Pemeriksaan penunjang

- Spirometri
- Peak expiratory flow (PEF)
- Skin test
KATEGORI OBAT ASMA

◾Reliever
Reliever merupakan bronkodilator kerja cepat untuk mengatasi
bronkokonstriksi jalan napas dan digunakan saat muncul gejala asma
atau saat terjadi eksaserbasi.
Contoh: short-acting beta-2 agonist ( SABA), kortikosteroid sistemik,
kombinasi kortikosteroid inhalasi ( ICS)-Formoterol dan Ipratropium .

◾Controller
Controller digunakan dalam jangka panjang untuk mengontrol asma,
diberikan setiap hari untuk mencapai dan mempertahankan keadaan asma
terkontrol pada asma persisten.
Contoh: ICS dosis rendah, kombinasi ICS dan long acting Beta- 2
agonist ( LABA), leukotriene receptor antagonist ( LTRA), Tiotropium, dan agen
biologi.
GOLONGAN OBAT ASMA

◾ Agonis Beta-2
◾ Kortikosteroid sistemik oral dan injeksi (OCS)
◾ Kortikosteroid inhalasi

Kortikosteroid inhalasi (ICS) dosis rendah dan dosis sedang


digunakan untuk mengontrol asma, sedangkan ICS dosis tinggi
digunakan saat terjadi eksaserbasi asma atau pada asma yang tidak
terkontrol .
◾ Perbedaan kortikosteroid inhalasi dan oral
◾ Antimuskarinik

Mekanisme: Antimuskarinik bekerja dengan menimbulkan efek


bronkodilator jalan napas. Antimuskarinik terdiri dari:
 Short acting muscarinic antagonist (SAMA)
contoh: Ipratropium
 Long acting muscarinic antagonist (LAMA)
contoh: Tiotropium.

Ipratropium dapat dikombinasi dengan SABA pada penanganan


eksaserbasi asma, sedangkan Tiotropium digunakan sebagai terapi
tambahan untuk mengontrol asma.
◾ Leukotriene receptor antagonist (LTRA )

Mekanisme: Leukotriene receptor antagonist memberikan efek


bronkodilatasi, mengurangi inflamasi, serta memperbaiki gejala
asma dan fungsi paru.
Leukotriene receptor antagonist digunakan sebagai terapi alternatif
untuk mengontrol asma, namun kurang efektif bila dibandingkan ICS
dan LABA.
Leukotriene receptor antagonist dapat dikombinasi dengan ICS.
Contoh : LTRA adalah Zafirlukast dan Montelukast.
◾ Agen biologi

Agen biologi dapat dipertimbangkan pada pasien asma berat yang


dipicu alergi atau memiliki penanda eosinofil dan gejalanya tidak
terkontrol dengan penggunaan kombinasi ICS dosis tinggi–LABA.

Agen biologi terdiri dari anti IgE (contoh Omalizumab ), anti–IL5


(contoh Mepolizumab dan Resilizumab ), anti reseptor IL4 (contoh
Dupilumab ).
ANALISA KASUS
Pasien Literatur
1. Sesak memberat sejak 30 menit sebelum masuk rumah sakit 1. Serangan eksaserbasi akut
2. Saat sesak terdapat bunyi ngikk 2. Sesak disertai bunyi mengi (whezzing), batuk berdahak yang
3. Batuk berdahak berulang, rasa berat pada dada
4. Ada riwayat pernah sesak dan membaik sendiri dan kadang 3. Dikarenakan oleh factor non alergik, seperti infeksi saluran
membaik dengan obat oral (reversible) pernafasan
5. Keluhan memberat saat malam hari (nokturnal) dan 4. Berespon baik terhadap bronkodilator

cuaca dingin 5. Terdapat riwayat asma pada keluarga


6. Ayah memiliki asma.

1. Thorax : 1. Thorax:
Auskultasi paru wh +/+ Retraksi subcostae (+)
Auskultasi paru wh +/+

1. Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal


1. Pemeriksaan laboratorium
2. Uji provokasi : mengalamai penurunan VEP1 sebesar >
2. Uji provokasi tidak dilakukan
15%, Penurunan APE > 10%
3. Uji faal paru tidak dilakukan
3. Uji faal paru : pada derajat ringan VEP1 dan APE bisa ≥
80%, Pada derajat sedang-berat VEP1 dan APE
mengalami penurunan

Anda mungkin juga menyukai