Universitas Mulawarman
BRONKOPNEUMONIA
IZZATY FIRDAWATI (1810029011)
Riwayat penyakit
keluarga
Riwayat penyakit dahulu
• Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pembesaran KGB (-), pembesaran
tiroid (-), pernapasan cuping hidung (+)
K/L • Faring hiperemis (-)
• Inspeksi : Tampak simetris, pergerakan simetris, retraksi substernal (+)
• Palpasi : Pelebaran ICS (-), fremitus raba D=S
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi : Vesikuler (-/-), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
Thoraks • Jantung : Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Soefl (+), nyeri tekan (-), organomegali (-), turgor kembali cepat
• Perkusi : Timpani
Abdomen • Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal
pH 7,41 7,35-7,45
13 November 2019 S: P:
IGD Sesak napas (+), batuk (+), demam (-), - Puasa
muntah (-), riwayat alergi susu sapi (+) - Pasang NGT
O: - O2 NRM 6-8 liter per menit
KU sedang, GCS E4V5M6 - IVFD KAEN 4A 400/24 jam
BB : 4 kg - Inj. Ampisilin sulbactam 2x200mg/IV
RR : 34x/menit, N : 156 x/menit, T : - Inj. Gentamisin 2x10mg/IV
37oC - Inj. Cortidex 3x0,75mg/IV
Thoraks: Rh +/+, Wh -/- - MRS PICU jika ada tempat
A: - Co Sp. JP untuk echo ec susp CHD dari
- Bronkopneumonia ruangan
- Susp CHD
14 November 2019 S: - Ivfd KAEN 4A 400cc/24jam
PICU Sesak napas (+), batuk (+), demam (-),
- Inj. Ampisilin sulbactam 2x200mg/IV
muntah (-), diare (-), riwayat alergi susu
sapi (+), muncul benjolan di lipat paha - Inj. Gentamisin 2x10mg/IV
- R/ cek CRP
15 S: - Ivfd KAEN 4A 400cc/24jam
November Sesak napas (↓), demam (-), batuk(↓),
- Inj. Ampisilin sulbactam 2x200mg/IV
2019 muntah (-), diare (-), riwayat alergi susu sapi
PICU (+), muncul benjolan di lipat paha kanan - Inj. Gentamisin 2x10mg/IV
jika pasien menangis
- Inj. Deksametason 3x0,75mg/IV
O:
KU sedang, CM, N:133x, RR:30x, T:36,3 - Inj. Paracetamol 4x50mg/IV (k/p)
Jawaban co Sp. BA :
Imunologi 14/11/19
CRP : <6 (negatif) - R/ diet ASI ad lib
Faktor Infeksi :
• Pada neonatus: Streptokokus group B, Respiratory Sincytial Virus (RSV).
• Pada bayi : Virus: Virus parainfluensa, virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus. Organisme atipikal: Chlamidia trachomatis, Pneumocytis.
Pada anak-anak yaitu virus: Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSV.
• Organisme atipikal: Mycoplasma pneumonia.
• Bakteri: Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosi.
• Pada anak besar – dewasa muda, organisme atipikal: Mycoplasma
pneumonia, C. trachomatis.
• Bakteri: Pneumokokus, Bordetella pertusis, M. tuberculosis.
Faktor Non Infeksi :
• Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi:
• Bronkopneumonia hidrokarbon yang terjadi oleh karena aspirasi selama
penelanan muntah atau sonde lambung (zat hidrokarbon seperti pelitur,
minyak tanah dan bensin).
• Bronkopneumonia lipoid biasa terjadi akibat pemasukan obat yang
mengandung minyak secara intranasal, termasuk jeli petroleum. Setiap
keadaan yang mengganggu mekanisme menelan seperti palatoskizis,
pemberian makanan dengan posisi horizontal, atau pemaksaan
pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang sedang
menangis. Keparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang
terinhalasi. Jenis minyak binatang yang mengandung asam lemak.
Klasifikasi
Anamnesis
Batuk yang awalnya kering kemudian menjadi produktif dengan dahak
purulen bahkan bisa berdarah
Sesak napas
Demam
Kesulitan makan/minum
Tampak lemah
Serangan pertama atau berulang untuk membedakan dengan kondisi
immunocompromised, kelainan anatomi bronkus, atau asma
Pemeriksaan Fisik
Penilaian keadaan umum anak, frekuensi napas dan nadi harus dilakukan saat
awal pemeriksaan sebelum pemeriksaan lain yang dapat menyebabkan anak
gelisah atau rewel.
Penilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan kemampuan
makan/minum.
Gejala distres pernapasan seperti takipneu, retraksi subkostal, batuk, krepitasi,
dan penurunan suara paru.
Demam dan sianosis
Anak dibawah 5 tahun mungkin tidak menunjukkan gejala pneumonia yang
klasik. Pada anak yang demam dan sakit akut, terdapat gejala nyeri yang
diproyeksikan ke abdomen. Pada bayi muda, terdapat gejala pernapasan
tidak teratur.
Pemeriksaan Radiologi
Pada foto thorax tampak infiltrat peribronkial yang semiopak dan inhomogen
di daerah hilus yang menyebabkan batas jantung menghilang (Shiloutte
sign). Tampak juga gambaran air bronchogram (Ghazali, 2008).
Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peingkatan jumlah leukosit (infeksi
virus leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm3 dengan
limfosit predominan) dan bakteri apabila leukosit meningkat 15.000-40.000/
mm3 dengan neutrofil yang predominan. Pada hitung jenis leukosit biasanya
ditemukan pergesaran ke kiri serta peningkatan LED. Analisa gas darah
menunjukkan hipoksemua dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjdi
asidosis respiratorik.
Penatalaksanan Umum
1) Pemberian oksigen lembab 2-4 L/menit sampai sesak nafas hilang atau
PaO2 pada analisis gas darah ≥ 60 torr.
2) Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit.
3) Asidosis diatasi dengan pemberian bikarbonat intravena.
Penatalaksanaan Khusus
selama 5 hari & terapi dilanjutkan amoksisilin O2 NK 1-2 liter per menit
oral 15mg/kgBB tiga kali sehari untuk 5 hari
Susu progestimilk/neocate 8x5-10cc
selanjutnya)
- Kloramfenikol 25mg/kgBB/IV atau IM tiap 8 jam Co Sp.BA : R/ ligasi tinggi
Pasien By. Ny. M, usia 2 bulan datang dengan keluhan sesak napas yang
telah dialami sejak 2 minggu yang lalu dan memberat 1 hari SMRS. Setelah
dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien didiagnosa bronkopneumonia dan hernia inguinalis lateralis dekstra.
Pasien mendapat terapi berupa pemberian oksigen 1-2 lpm, infus KAEN 4A
400cc/24jam, injeksi antibiotika ampicillin-sulbactam 2x200mg/24jam &
gentamisin 2x10mg/24jam serta deksametason 3x0,75mg/24jam
TERIMA KASIH