Anda di halaman 1dari 41

KONJUNGTIVITIS BAKTERIALIS AKUT

BED SIDE TEACHING C

Anggi Dewi Rengganis 12100118519


Ghaliby Ardhia Ramli 12100118670
Velly Safarina 12100118650

Preseptor: Desie Warsoedoedi, dr., Sp.M., M.Kes


Identitas Pasien
• Nama : Ny. A
• Usia : 15 tahun
• Alamat : Jalan GBA 3
• Pekerjaan : Pelajar
• Pendidikan terakhir : SMA
Keluhan utama
Mata merah
anamnesis
Pasien datang ke poli mata RS Muhammadiyah Bandung dengan keluhan mata merah pada mata
kanan. Keluhan ini dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini dirasakan muncul secara tiba-tiba dan
terus menerus. Keluhan dirasakan memburuk saat terpapar oleh angina, debu, dan matahari. Keluhan
membaik saat diberi obat (cendogentamisin). Keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien dan
dirasakan mengganggu aktivitas pasien.
Keluhan disertai dengan adanya mata berair dan gatal. Keluhan disertai dengan adanya kotoran
yang berwarna putih kekuningan dengan jumlah yang banyak dan terasa lengket. Keluhan disertai
dengan sensasi seperti adanya benda asing yang mengganjal. Keluhan disertai dengan nyeri tekan di
mata dan nyeri kepala yang berdenyut. Keluhan juga disertai dengan kelopak mata yang melekat saat
bangun pagi.
Keluhan tidak disertai dengan adanya cairan bening yang keluar dari mata, adanya gatal yang hebat, dan
benjolan yang teraba di belakang telinga. Keluhan tidak disertai dengan adanya mata kering, penglihatan menurun
saat malam hari. Keluhan pembengkakan kelopak mata dab adanya bulu mata yang masuk ke dalam mata disangkal
oleh pasien. Keluhan adanya penglihatan buram berkabut, nyeri hebat, dan sensitivitas yang berlebihan terhadap sinar
matahari disangkal oleh pasien.
Terdapat orang di sekitar pasien yaitu ayahnya, kakak, dan adiknya yang mengalami keluhan yang sama. Pasien
juga mengaku jarang mencuci tangan. Keluhan riwayat pernah terbentur , operasi dan lensa kontak disangkal.
Keluhannya telah diobati dengan obat cendogentamycin yang dioles sebanyak tiga kali sehari namun tak kunjung
membaik.

Riwayat penyakit sebelumnya:


Pasien menyangkal pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat trauma (-), riwayat operasi (-)

Anamnese keluarga:
Ayah, kakak, dan adik pasien mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat gizi:
Gizi baik

Keadaan sosial ekonomi:


Baik

Penyakit sistemik:
Riwayat alergi dingin dan udang
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• TB : 154 cm
• BB : 48 kg
• BP : 110/80 mmHg
• PR : 95 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan Visus dan Refraksi
  Ocular Dekstra Okular sinistra
Visus    
SC : 6/20 PH: (-) 6/20 PH: (-)
CC: (-) (-) 
STEN: (-)

Koreksi S:(-) C: (-) as: (-) S: (-) C: (-) as : (-)


Add: S (-) Add: S (-)

Muscle Balance Hischberg test: ortotropia ortotropia


Cover uncover test:  orthophoria orthophoria

Pergerakan Bola mata Duksi:normal ke 6 arah Duksi: normal ke 6 arah


Versi: normal ke 9 arah Versi: normal ke 9 arah
Pemeriksaan eksternal
  Ocular Dekstra Okular sinistra
Palpebra superior Kolaboma (-) Epikantus (-) Kolaboma (-) Epikantus (-)
Ptosis (-) Ektropion (-) entropion (-) Ptosis (-) Ektropion (-) entropion (-)
lagoftalmus (-) Edema (-) massa (-) lagoftalmus (-) Edema (-) massa (-)
Palpebra inferior Kolaboma (-) Epikantus (-) Kolaboma (-) Epikantus (-)
Ptosis (-) Ektropion (-) entropion (-) Ptosis (-) Ektropion (-) entropion (-)
lagoftalmus (-) Edema (-) massa (-) lagoftalmus (-) Edema (-) massa (-)
Cilia Trikhiasis (-) distikhiasis (-) Madarosis (-), Trikhiasis (-) distikhiasis (-) Madarosis (-),
poliosis (-) poliosis (-)
Aparatus Lakrimal lakrimasi (+) Inversi (-) Eversi (-) Epifora (-) lakrimasi (-) Inversi (-) Eversi (-) Epifora (-)

Conjunctiva tarsal superior Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-) Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-)
folikel (-) nodul (-) folikel (-) nodul (-)
Massa (-) Flikten (-) Massa (-) Flikten (-)
Conjunctiva tarsal inferior Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-) Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-)
folikel (-) nodul (-) folikel (-) nodul (-)
Massa (-) Massa (-)
Conjunctiva bulbar kemosis (-) injeksi konjungtiva (+) injeksi kemosis (-) injeksi konjungtiva (-) injeksi
siliar (-) selaput pterigium (-) membran(-) siliar (-) selaput pterigium (-) membran(-)
pseudomembran (-) pseudomembran (-)
Corpus alineum (-) secret (+) Corpus alineum (-) secret (-)
Pemeriksaan eksternal
Okular Dekstra Okular Sinistra

Kornea Jernih, mikrokornea (-) megalokornea (-) Jernih, mikrokornea (-) megalokornea (-)
buftamous (-) keratoglobus (-) infiltrat(-) sikatrik buftamous (-) keratoglobus (-) infiltrat(-) sikatrik
(-) abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-) (-) abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-)
Anterior chamber Dangkal, kedalaman sedang, hipopion (-) hifema Dangkal, kedalaman sedang, hipopion (-) hifema
(-) koagulan (-) Flare (-) sel (-) (-) koagulan (-) Flare (-) sel (-)
Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor
Diameter Pupil ± 3 mm ± 3 mm
Reflex cahaya  (+) (+)
Direct (+) (+)
Konsensuil

Iris Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia (-) nodul Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia (-) nodul
(-) (-)
Lensa Jernih Jernih

Lain-lain  shadow test (-) shadow test (-) 


Pemeriksaan slit lamp
  Ocular Dekstra Okular sinistra
Cilia Trikhiasis (-) distikhiasis (-) Madarosis Trikhiasis (-) distikhiasis (-) Madarosis
(-) poliosis (-) (-) poliosis (-)

Conjunctiva Hiperemis (+) Injeksi silier (-) injeksi Anemi (-) Injeksi silier (-)injeksi
konjungtiva (+) selaput pterigium (-) konjungtiva (-) selaput (-)

Kornea Jernih,mikrokornea (-) megalokornea Jernih,mikrokornea (-) megalokornea


(-) buftamous (-) keratoglobus (-) (-) buftamous (-) keratoglobus (-)
infiltrat (-) sikatrik (-) abrasi (-) infiltrat (-) sikatrik (-) abrasi (-)
ulkus(-) perforasi (-) keratic precipitat ulkus(-) perforasi (-) keratic precipitat
(-) (-)

Anterior chamber Dangkal, kedalaman sedang, hiponion Dangkal, kedalaman sedang, hiponion
(-) hifema (-) koagulan (-) Flare (-) sel (-) hifema (-) koagulan (-) Flare (-) sel
(-) (-)

Iris Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia
(-) nodul (-) (-) nodul (-)

Lensa Jernih Jernih


Pemeriksaan Oftalmologi
5. Tonometri
  Ocular Dekstra Okular sinistra

Palpasi Normal Normal

Schiotz Tidak dilakukan pemeriksaan Tidak dilakukan pemeriksaan

6. Gonioscopy : Tidak Dilakukan pemeriksaan


7. Visual Field : ODS  dalam batas normal
Pemeriksaan Oftalmologi
8. FUNDUSKOPI
(OD) (OS)
Media : jernih jernih
Papil : bulat, kuning ,batas tegas bulat, kuning ,batas tegas
 A/V ratio : 2/3 2/3
C/D ratio : 0,3/0,4 0,3/0,4
Retina : flat, Edema (-) perdarahan (-) flat, Edema (-) perdarahan (-) exudate
(-) exudate (-)
Macula : fovea refleks (+) fovea refleks (+)
RESUME
Ny. A, 15 th datang dengan keluhan mata merah sejak 3 hari yang lalu. Dirasakan secara tiba-tiba dan terus
menerus. Keluhan disertai dengan mata berair, gatal, keluar kotoran dari mata pasien berwarna putih
kekuningan dengan jumlah banyak, injeksi di area mata dan nyeri kepala berdenyut, dan kelopak mata
yang melekat saat bangun pagi. Pasien mengaku ayah, adik, dan kakaknya memiliki riwayat penyakit yang
sama, pasien jarang mencuci tangan. Keluhan telah diobati dengan c.gentamysin namun keluhan tidak
kunjung membaik.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan lakrimasi (+), injeksi konjungtiva (+), konjungtiva hiperemis (+).
DIAGNOSA KERJA
Konjungtivitis akut bakterialis
DIAGNOSIS BANDING

- Konjungtivitis viral
- Konjungtivitis alergi
- Konjungtivitis chlamidia/trachoma
- Xeroftalmia
- Konjungtivitis gonorrhea
RENCANA PEMERIKSAAN

- Kultur bakteri dari secret


- Darah rutin
- Different count
RENCANA THERAPY

• Chloramphenicol 0,5% ED fl no. I


S 6 dd gtt 1 OD
PROGNOSIS

• Ad vitam : ad Bonam
• Ad functionam : ad Bonam
• Ad sanationam : dubia ad Bonam
ANATOMI
KONJUNGTIVA
C
Konjungtiva
• Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak
mata dan permukaan anterior bola mata, berakhir di limbus korneoskleral.
Konjungtiva
• Konjungtiva terdiri dari:

1. Palpebral

Menutupi permukaan bawah kelopak atas dan bawah. Konjungtiva palpebra


melekat pada tarsus dan tidak dapat dengan mudah dibedah. Sangat tipis.
2. Bulbar

Menutupi bagian anterior bola mata. Melekat longgar pada jaringan di


bawahnya tetapi melekat kuat pada Tenon’s capsule 3 mm di sekitar limbus.
3. Fornices
Lipatan konjungtiva yang dibentuk oleh refleksi selaput lendir dari kelopak
mata ke bola mata. Merupakan membran yang longgar tapi tebal.
4. Plica semilunaris

Merupakan lipatan berbentuk bulan sabit yang terletak di bagian dalam


canthus
Histologi
Konjungtiva
Terdiri dari dua lapisan,
1. Epitel
Terdiri dari 2-5 lapisan sel epitel (non-
keratinized). Sel-sel kuboid basal berevolusi
menjadi sel-sel polihedral yang rata, kemudian
terlepas dari permukaan. Sel-sel goblet yang
mensekresi lendir terletak di dalam epitel,
yang paling padat di area fornix.
2. Stroma
Terdiri dari pembuluh darah, jaringan ikat,
kelenjar seperti kelenjar Krause, kelenjar
Wolfring dan sel goblet.
Konjungtiva
• Blood Supply
Bulbar: Anterior & Posterior Conjunctival arteries
Palpebral: medial & lateral palpebal artery
• Lymphatic drainage
Preauricular & submandibular lymph nodes
• Nerve Supply
1. Sensory nerves
Percabangan cranial nerve ke – 5 (ophthalmic & maxillary)
2. Sympathetic nerves
Berasal dari sympathetic plexus
Conjunctival Discharge
1. Serosa (air mata + eksudat serosa)
• Pada konjungtivitis akibat virus, inflamasi toksik, konjungtivitis alergi akut
2. Mukoid
• Pada konjungtivitis vernalis, konjungtivitis sika, dry eyes
3. Purulen
• Pada Infeksi bakteri akut berat
4. Mukopurulen
• Pada Infeksi bakteri ringan dan klamidia
Conjunctival Reaction
Folikular. Reaksi ini berupa hiperplasi jaringan limfoid. paling
sering pada forniks konjungtiva. Bentuk seperti bula/ vesikel
kecil-kecil berisi air menggelembung berukuran 0,5 – 5 mm,
tergantung pada berat dan lamanya inflamasi. Pembuluh darah
mengitari gelembunggelembung tersebut. Penyebab: infeksi
virus, infeksi klamidia, sindrom Parinouds, sindrom
okuloglandular, dan hipersensitivitas obat topikal.

Papilar. Hiperplasi epitel konjungtiva. Pada konjungtiva palpebral,


limbus kornea. Paling sering pada konjungtiva palpebra superior.
Bentuknya seperti bintik-bintik. Penyebab: blefaritis kronis,
konjungtivitis vernalis, infeksi bakteri, lensa kontak, dan
keratokonjungtivitis limbik superior.
Conjunctival Reaction
Pseudomembrane. Eksudat yang mengental dan melekat pada
epitel konjungtiva. Bentuknya seperti selaput putih yang
menempel pada konjungtiva. Karakteristik: dapat dikelupas dan Limfadenopati
meninggalkan epitel yang utuh tanpa perdarahan karena Pembesaran limfonodi preaurikular
selaputnya hanya menempel. Penyebab: infeksi adenovirus yang
berat, konjungtivitis ligneus, konjungtivitis gonore, dan dan submandibular, kalua ditekan
konjungtivitis autoimun. sakit dan teraba seperti ada massa.
Penyebabnya adalah infeksi virus,
infeksi klamidia, dan konjungtivitis
gonore yang berat.

Membranosa. Eksudat inflamasi meresap ke lapisan superfisial epitel


konjungtiva. Bila dikelupas epitel robek dan berdarah. Penyebab
utamanya adalah infeksi Streptococcus β-hemolyiticus, dan difteri.
Saat ini difteri sudah jarang ditemukan.
KONJUNGTIVITIS
C
Definisi
• Merupakan inflamasi pada jaringan konjungtiva, yang dapat terjadi secara akut
maupun kronis, akibat invasi mikroorganisme dan atau reaksi imunologi.
Klasifikasi
Berdasarkan waktu :
- Akut/subakut : jam-hari
- Hiperakut : <24 jam
- Kronis : hari-minggu
Berdasarkan sekret/eksudat :
- Serosa
- Purulent
- Mukopurulent
- mukoid
Klasifikasi
• Berdasarkan etiologi :
- Konjungtivitis bakteri
- Konjungtivitis virus
- Konjungtivitis neonatal
- Konjungtivitis chlamydia
- Konjungtivitis kimiawi
- Konjungtivitis autoimun
- Konjungtivitis alergi
- Konjungtivitis vernal
- Konjungtivitis atopik
- Konjungtivitis terkait penggunaan lensa kontak
KONJUNGTIVITIS
BAKTERI
C
Konjungtivitis bakteri

Etiologi :
- Staphyloccocus epidermidis
- Staphyloccocus aureus
- Streptoccocus pneumonia
- Hemophilus influenza
- E. coli
- Gonococcus
- meningokokus
Gejala klinik
• Rasa tidak nyaman dan sensasi benda asing akibat dari vasodilatasi disertai injeksi konjungtiva
• Fotopobia ringan
• Sekret purulent
• Palpebra melekat saat bangun pagi (akibat krusta) dan silia sering melekat akibat krusta
• Pandangan sedikit kabur karena mucus berada didepan kornea
• Kadang terdapat halo yang yang berwarna akibat dari efek prismatic mucus di depan kornea
• Kongesti konjungtiva yang memberi gambaran fiery red eye kemosis (edema konjungtiva)
• Hemoragik petekie dapat terlihat bila penyebabnya pneumococcus
Patogenesis
Penyebab konjungtivitis bakterial biasanya akibat infeksi oleh flora normal yang berkolonisasi di
sekitar mata seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.

Infeksi dapat terjadi bila lapisan epitel konjungtiva rusak (misalnya terjadi abrasi), ada peningkatan
jumlah bakteri, dan penurunan daya tahan tubuh host.

Proses perlekatan bakteri (adhesion) diperantarai oleh protein adhesins yang


diekspresikan oleh bagian pili bakteri
Patofisiologi
Bakteri yang melekat pada epitel konjungtiva memproduksi faktor-faktor seperti
protease, elastase, hemolisin, dan cytoxin

memicu sel-sel radang seperti neutrofil, eosinofil, limfosit, dan sel plasma untuk bermigrasi
dari pembuluh darah di bagian stroma menuju epitel konjungtiva.

Sel epitel konjungtiva yang mengalami nekrosis akan terlepas dan menempel di sekret sel
goblet membentuk eksudat. Pada konjungtivitis bakteri sel radang yang mendominasi adalah
sel leukosit polimorfonuklear.
Komplikasi
• Superficial keratitis
• Marginal Corneal Ulcer
• Chronic conjunctivitis
Tatalaksana
60% sembuh dalam 5 hari pertama tanpa pengobatan
• Terapi antibiotic awal
Tetes mata kloramfenikol (0,5 – 1%) 6 kali sehari minimal diberikan selama 3 hari
Bila pengobatan tidak memberikan hasil setelah 3 – 5 hari maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil
pemeriksaan mikrobiologik. Pada konjungtivitis bakteri sebaiknya dimintakan pemeriksaan sediaan
langsung  (pewarnaan Gram atau Giemsa) untuk mengetahui penyebabnya. Bila ditemukan kumannya
maka pengobatan disesuaikan. Apabila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, maka diberikan
antibiotic spectrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4-5x/hari
Edukasi
• Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah mata yang sakit untuk tidak sering
dikucek/disentuh.
• Menjelaskan kepada pasien untuk mejaga hygiene diri terutama memperhatikan kebersihan
tangan seperti mencuci tangan sebelum menyentuh mata.
PROGNOSIS

• Ad vitam : ad Bonam
• Ad functionam : ad Bonam
• Ad sanationam : dubia ad Bonam

Anda mungkin juga menyukai