Anamnese keluarga:
Ayah, kakak, dan adik pasien mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat gizi:
Gizi baik
Penyakit sistemik:
Riwayat alergi dingin dan udang
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Compos mentis
• TB : 154 cm
• BB : 48 kg
• BP : 110/80 mmHg
• PR : 95 x/menit
• RR : 22 x/menit
• Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan Visus dan Refraksi
Ocular Dekstra Okular sinistra
Visus
SC : 6/20 PH: (-) 6/20 PH: (-)
CC: (-) (-)
STEN: (-)
Conjunctiva tarsal superior Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-) Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-)
folikel (-) nodul (-) folikel (-) nodul (-)
Massa (-) Flikten (-) Massa (-) Flikten (-)
Conjunctiva tarsal inferior Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-) Anemi (-) papil (-) cobble stone apperance (-)
folikel (-) nodul (-) folikel (-) nodul (-)
Massa (-) Massa (-)
Conjunctiva bulbar kemosis (-) injeksi konjungtiva (+) injeksi kemosis (-) injeksi konjungtiva (-) injeksi
siliar (-) selaput pterigium (-) membran(-) siliar (-) selaput pterigium (-) membran(-)
pseudomembran (-) pseudomembran (-)
Corpus alineum (-) secret (+) Corpus alineum (-) secret (-)
Pemeriksaan eksternal
Okular Dekstra Okular Sinistra
Kornea Jernih, mikrokornea (-) megalokornea (-) Jernih, mikrokornea (-) megalokornea (-)
buftamous (-) keratoglobus (-) infiltrat(-) sikatrik buftamous (-) keratoglobus (-) infiltrat(-) sikatrik
(-) abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-) (-) abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-)
Anterior chamber Dangkal, kedalaman sedang, hipopion (-) hifema Dangkal, kedalaman sedang, hipopion (-) hifema
(-) koagulan (-) Flare (-) sel (-) (-) koagulan (-) Flare (-) sel (-)
Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor
Diameter Pupil ± 3 mm ± 3 mm
Reflex cahaya (+) (+)
Direct (+) (+)
Konsensuil
Iris Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia (-) nodul Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia (-) nodul
(-) (-)
Lensa Jernih Jernih
Conjunctiva Hiperemis (+) Injeksi silier (-) injeksi Anemi (-) Injeksi silier (-)injeksi
konjungtiva (+) selaput pterigium (-) konjungtiva (-) selaput (-)
Anterior chamber Dangkal, kedalaman sedang, hiponion Dangkal, kedalaman sedang, hiponion
(-) hifema (-) koagulan (-) Flare (-) sel (-) hifema (-) koagulan (-) Flare (-) sel
(-) (-)
Iris Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia Jernih, warna coklat kehitaman, sinekia
(-) nodul (-) (-) nodul (-)
- Konjungtivitis viral
- Konjungtivitis alergi
- Konjungtivitis chlamidia/trachoma
- Xeroftalmia
- Konjungtivitis gonorrhea
RENCANA PEMERIKSAAN
• Ad vitam : ad Bonam
• Ad functionam : ad Bonam
• Ad sanationam : dubia ad Bonam
ANATOMI
KONJUNGTIVA
C
Konjungtiva
• Konjungtiva adalah selaput lendir transparan yang melapisi permukaan bagian dalam kelopak
mata dan permukaan anterior bola mata, berakhir di limbus korneoskleral.
Konjungtiva
• Konjungtiva terdiri dari:
1. Palpebral
Etiologi :
- Staphyloccocus epidermidis
- Staphyloccocus aureus
- Streptoccocus pneumonia
- Hemophilus influenza
- E. coli
- Gonococcus
- meningokokus
Gejala klinik
• Rasa tidak nyaman dan sensasi benda asing akibat dari vasodilatasi disertai injeksi konjungtiva
• Fotopobia ringan
• Sekret purulent
• Palpebra melekat saat bangun pagi (akibat krusta) dan silia sering melekat akibat krusta
• Pandangan sedikit kabur karena mucus berada didepan kornea
• Kadang terdapat halo yang yang berwarna akibat dari efek prismatic mucus di depan kornea
• Kongesti konjungtiva yang memberi gambaran fiery red eye kemosis (edema konjungtiva)
• Hemoragik petekie dapat terlihat bila penyebabnya pneumococcus
Patogenesis
Penyebab konjungtivitis bakterial biasanya akibat infeksi oleh flora normal yang berkolonisasi di
sekitar mata seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.
Infeksi dapat terjadi bila lapisan epitel konjungtiva rusak (misalnya terjadi abrasi), ada peningkatan
jumlah bakteri, dan penurunan daya tahan tubuh host.
memicu sel-sel radang seperti neutrofil, eosinofil, limfosit, dan sel plasma untuk bermigrasi
dari pembuluh darah di bagian stroma menuju epitel konjungtiva.
Sel epitel konjungtiva yang mengalami nekrosis akan terlepas dan menempel di sekret sel
goblet membentuk eksudat. Pada konjungtivitis bakteri sel radang yang mendominasi adalah
sel leukosit polimorfonuklear.
Komplikasi
• Superficial keratitis
• Marginal Corneal Ulcer
• Chronic conjunctivitis
Tatalaksana
60% sembuh dalam 5 hari pertama tanpa pengobatan
• Terapi antibiotic awal
Tetes mata kloramfenikol (0,5 – 1%) 6 kali sehari minimal diberikan selama 3 hari
Bila pengobatan tidak memberikan hasil setelah 3 – 5 hari maka pengobatan dihentikan dan ditunggu hasil
pemeriksaan mikrobiologik. Pada konjungtivitis bakteri sebaiknya dimintakan pemeriksaan sediaan
langsung (pewarnaan Gram atau Giemsa) untuk mengetahui penyebabnya. Bila ditemukan kumannya
maka pengobatan disesuaikan. Apabila tidak ditemukan kuman dalam sediaan langsung, maka diberikan
antibiotic spectrum luas dalam bentuk tetes mata tiap jam atau salep mata 4-5x/hari
Edukasi
• Menjelaskan kepada pasien untuk mencegah mata yang sakit untuk tidak sering
dikucek/disentuh.
• Menjelaskan kepada pasien untuk mejaga hygiene diri terutama memperhatikan kebersihan
tangan seperti mencuci tangan sebelum menyentuh mata.
PROGNOSIS
• Ad vitam : ad Bonam
• Ad functionam : ad Bonam
• Ad sanationam : dubia ad Bonam