Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KASUS

ODS Keratokonjungtivitis
Mila Camelia
30101507491
Pembimbing :
dr. Iffah Zulfa, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2020
Identitas Pasien
Nama
• Tn. AA
Jenis Kelamin
• Laki-laki
Umur
• 18 Tahun
Alamat
• Jepara
Pekerjaan
• Santri Pondok
Nomor Rekam Medis
• 000722xxx
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Autoanamnesis

Hari, Tanggal
• Jumat, 10 Januari 2020

Waktu
• 09.48 WIB

Tempat
• Poliklinik Mata RSUD RA. Kartini
Jepara
PEMERIKSAAN SUBJEKTIF

Keluhan Utama

mata merah
Riwayat Penyakit
Sekarang

Pasien datang ke poli mata RSUD RA Kartini Jepara dengan


keluhan mata kanan kiri merah sejak 4 hari yang lalu. Pasien
merasakan gejala tersebut terus menerus dan dirasa semakin
memberat. Pasien sering terpapar oleh debu oleh karena
lokasi pondok ada di pinggir pantai. Sebelum datang ke
RSUD pasien sempat mengkompres mata dan memberi obat
tetes “insto” namun tidak ada perbaikan. Gejala lain yang
dirasakan seperti pandangan kabur, rasa perih, nyeri,
mengganjal, berair, belekan, dan susah membuka mata.
Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Penyakit
Dahulu

Riwayat Keterangan
Riwayat penggunaan Disangkal
kacamata
Riwayat penggunaan Disangkal
lensa kontak
Riwayat trauma Disangkal
Riwayat operasi pada Disangkal
mata
Penyakit serupa Pasien mengalami keluhan serupa 3
bulan yang lalu
Riwayat Penyakit
Keluarga

Riwayat Keterangan
Riwayat keluhan serupa Disangkal

Riwayat penggunaan Disangkal


kacamata
Riwayat operasi mata Disangkal
Riwayat Sosial Ekonomi

• Biaya pengobatan ditanggung sendiri

• Status  Santri Pondok

• Kesan Ekonomi Baik


PEMERIKSAAN OBJEKTIF
Status Present

• Keadaan Umum : Baik


• Kesadaran : Komposmentis
• Aktivitas : Normoaktif
• Kooperativitas : Kooperatif
• Status Gizi : Baik
Status Ophtalmologi

VOD : 6/15 VOD : 6/9


PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
Pemeriksaan Lokalis DEKSTRA SINISTRA
Bulbus Gerak bola mata simetris, Gerak bola mata simetris,
Okuli Enoftalmus (-), Enoftalmus (-),
Eksoftalmus (-), Eksoftalmus (-),
Strabismus (-) Strabismus (-)
Supercilia Rontok (-), Rontok (-),
Rapat (+), Rapat (+),
Simetris (+) Simetris (+)
Palpebra Edema (-), Edema (-),
Hiperemis(-), Hiperemis(-),
Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
Blefarospasme (-), Blefarospasme (-),
Lagoftalmus(-), Lagoftalmus(-),
Ptosis (-) Ptosis (-)
Ektropion (-), Ektropion (-),
Entropion (-) Entropion (-)
Pemeriksaan Lokalis
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
DEKSTRA SINISTRA
Cilia Rapat (+), Rapat (+),
Rontok (-), Rontok (-),
Simetris (+), Simetris (+),
Sekret (-) Sekret (-)
Konjungtiv Konjungtiva Palpebra : Konjungtiva Palpebra :
a Injeksi (+), Edema (-), Papil Injeksi (+), Edema (-), Papil (-),
(-), Folikel (-), Sekret (-)
Folikel (-), Sekret (-) Konjungtiva Fornix :
Konjungtiva Fornix : Injeksi (+), Edem (-), Sekret (-)
Injeksi (+), Edem (-), Sekret Konjungtiva Bulbi :
(-) Injeksi (+), Edema (-),
Konjungtiva Bulbi : Jaringan fibrovaskuler (-), Nodul (-),
Injeksi (+), Edema (-), Sekret (+)
Jaringan fibrovaskuler (-),
Nodul (-), Sekret (-)
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
Pemeriksaan Lokalis DEKSTRA SINISTRA
Sklera Putih Putih
Kornea Bulat, jernih, Bulat, jernih,
Edema (-), Arkus senilis (-), Edema (-), Arkus senilis (-),
Keratik presipitat (-), Keratik presipitat (-),
Filamen (+), Filamen (-),
Sikatriks (-), Sikatriks (-),
Injeksi perikorneal (-) Injeksi perikorneal (-)
Camera Jernih, Dalam Jernih, Dalam
Oculi Flare (-), Flare (-),
Hipopion (-), Hipopion (-),
Anterior
Hifema (-) Hifema (-)
Iris Warna : Coklat Warna : Coklat
Atrofi (-), Atrofi (-),
Massa (-) Massa (-)
Sobekan (-) Sobekan (-)
Edema(-), Edema(-),
Synekia (-) Synekia (-)
Pemeriksaan Lokalis
PEMERIKSAAN RUTIN UMUM MATA
DEKSTRA SINISTRA
Pupil Bulat, d= ±3mm, Bulat, d= ±3mm,
letak : sentral letak : sentral
Refleks pupil direk (+), Refleks pupil direk (+),
Refleks pupil indirek (+) Refleks pupil indirek (+)
Lensa Kekeruhan (-) Kekeruhan (-)
Letak : Sentral Letak : Sentral

Sistem Tidak dilakukan, epifora (-) Tidak dilakukan, epifora (-)


Lakrimasi
RESUME

Pemeriksaan Subjektif

Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat Sosial


Keluhan Utama
Sekarang Dahulu Keluarga Ekonomi
• Mata kanan dan • Mata merah sejak • Pasien pernah • - • Pasien seorang
kiri merah 4 hari yll mengalami santri pondok.
• gejala tersebut penyakit serupa 3 • Kesan ekonomi
terus menerus dan bulan yang lalu baik
dirasa semakin • Riwayat DM, HT
memberat. disangkal
• sering terpapar • Riwayat Pemeriksaan segemen anterior
oleh debu penggunaan didapatkan injeksi konjungtiva ODS,
• Gejala lain yang kacamata (-), lensa filamen pada kornea OD, dan sekret
dirasakan seperti kontak (-) mukopurulen OS. Pemeriksaan
pandangan kabur, • Riwayat operasi segmen anterior yang lain dalam
rasa perih, nyeri, yang berhubungan
batas normal. Pemeriksaan visus
mengganjal, dengan mata (-),
berair, belekan, trauma pada mata jauh (snellen) OD 6/15 dan OS 6/9
dan susah (-)
membuka mata.
Diagnosis

• ODS
Keratokonjungtivitis

Diagnosi
s Kerja

Diagnosis
Banding

• ODS Keratokonjungtivitis
• ODS Keratitis
• ODS Konjungtivitis bakteri
• ODS Konjungtivitis virus
• ODS Konjungtivitis alergi
• ODS Uveitis akut
Penatalaksanaan

 Debridement
 Cravit ED/jam ODS
 Protagenta ED/4jam ODS
 Megazinc 1x1 tab
Edukasi

Kompres mata Menggunakan


Jangan Menjaga
dengan dan meminum
menggosok kebersihan
menggunakan obat secara
mata mata
air hangat teratur
Prognosis

Ad Vitam
• Dubia ad
Ad
Functionam bonam
• Dubia ad
Ad
Sanationam bonam
• Dubia ad
Ad bonam
Komestika
n
• Dubia ad
bonam
KERATOKONJUNGTIV
ITIS
Anatomi Mata

Media refrakta  Media yang digunakan untuk membiaskan cahaya yang


masuk ke mata agar jatuh tepat di retina
LAPISAN KORNEA

Sumber-sumber nutrisi
untuk kornea adalah
pembuluh-pembuluh darah
limbus, humor aqueous
dan air mata. Kornea
superfisial juga
mendapatkan sebagian
besar oksigen dari
atmosfer. Saraf-saraf
sensorik kornea didapat
dari cabang pertama
(ophtalmicus) nervus
kranialis V (trigeminus).
Kornea

Kekuatan refraksi :
40 D
KONJUNGTIVA
KERATOKONJUNGTIVITIS
Keratokonjungtivitis adalah peradangan ("-itis") dari kornea dan
konjungtiva

Beberapa penyebab potensial keratokonjungtivitis yaitu kekeringan,


infeksi virus, manifestasi dari atopi atau allergen maupun trauma
mekanik
Klasifikasi

• Keratokonjunctivitis sicca digunakan ketika peradangan karena


kekeringan. ("Sicca" berarti "kering" dalam konteks medis.) Hal ini terjadi
dengan 20% pasien RA.
• Istilah " Vernal keratokonjunctivitis"(VKC) digunakan untuk merujuk
keratokonjungtivitis terjadi di musim semi, dan biasanya dianggap
karena alergen.
• Atopik keratokonjunctivitis adalah salah satu manifestasi dari atopi.
• Epidemi keratokonjunctivitis disebabkan oleh adenovirus infeksi.
• Keratokonjungtivitis limbus superior diduga disebabkan oleh trauma mekanik
GEJALA &
TANDA

1. Sensasi benda asing  tergores/panas


2. Sensasi penuh di sekitar mata
3. Gatal
4. Fotofobia
5. Mata merah (hiperemis)
6. Mata berair
7. Eksudasi
8. Gangguan penglihatan
KERATOKONJUNGTIVITIS
DIAGNOSIS BANDING
KOMPLIKASI
Blefaritis marginal hingga krusta akibat konjungtivitis akibat staphilococcus
Jaringan parut pada konjungtiva akibat konjungtivitis chlamidia pada orang dewasa
yang tidak diobati adekuat
Keratitis punctata akibat konjungtivitis viral
Keratokonus (perubahan bentuk kornea berupa penipisan kornea sehingga
bentuknya menyerupai kerucut) akibat konjungtivitis alergi.
Ulserasi kornea marginal, perforasi kornea hingga endoftalmitis dapat terjadi pada
infeksi N. gonorrhoeae, N. kochii, N. meningitidis, H. aegypticus, S. aureus dan M.
catarrhalis.
Pneumonia terjadi 10-20 % pada bayi yang mengalami konjungtivitis chlamydia
Meningitis dan septikemia akibat konjungtivitis yang diakibatkan meningococcus.
TATALAKSANA
 keratokonjungtivitis virus “self limiting disease” penanganan yang diberikan
bersifat simtomatik.
keratokonjungtivitis epidemika  kompres dingin dan menggunakan tetes mata
astrigen. Antibotik topical bermanfaat untuk mencegah infeksi sekunder. Steroid
topical 3 kali sehari akan menghambat terjadinya infiltrate kornea subepitel atau jika
terdapat kekeruhan pada kornea.
 keratokonjungtivitis bakteri  antibiotika topical tetes mata (misalnya
kloramfenikol) yang harus diberikan setiap 2 jam dalam 24 jam pertama.
 keratokonjungtivitis jamur  natamisin 5 % setiap 1-2 jam saat bangun, atau
dapat pula diberikan pilihan antijamur lainnya yaitu mikonazol, amfoterisin, nistatin
dan lain-lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai