KONJNGTIVITIS BAKTERIALIS
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sl
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 48 tahun
Status Pernikahan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat :
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
Keluhan Utama : Mata sebelah kiri sakit dan merah sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit
Keluhan Tambahan : Mata kiri bengkak, mata kiri lengket saat
bangun tidur pada pagi hari, terasa ada yang
mengganjal di mata kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien ke datang ke poli PKM dengan keluhan mata sebelah kiri sakit
kemerahan sejak 2 hari sebelum masuk. Awalnya sekitar 4 hari yang mata kiri pasien
hanya bengkak pada pagi hari dan susah dibuka karena terasa lengket, banyak kotoran
(belek) berwarna kuning saat bangun tidur. namun sejak 2 hari ini mata kiri mulai
merah diikuti rasa nyeri selang 4 jam kemudian. Pasien juga merasakan ada sesuatu
yang mengganjal di mata kirinya. Pasien menyangkal adanya gangguan
penglihatan, rasa silau, berair terus menerus, gatal dan perih pada kedua mata. Demam
dan sakit tenggorokan disangkal. Riwayat trauma, terkena serangga, dan bahan kimia
disangkal.
1
Riwayat Penyakit Dahulu :
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran Umum : Compos mentis
Tekanan Darah : 137/87 mmHg
Nadi : 92 x/menit
Pernafasan : Spontan, 20 x/menit
Suhu : 36,6oC
Status Oftalmologi
OD OS
Visus 6/6 6/6
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
2
Kedudukan bola mata Ortoforia
Lapangan pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Supercillia Madarosis (-) Madarosis (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Palpebra
o Superior Edema (+) Edema (+)
Benjolan (-) Benjolan (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
3
Papil (-) Papil (-)
Folikel (-) Folikel (-)
Membran (-) Membran (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Sekret (+) Sekret (-)
Edema (-) Edema (-)
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi silliar (-) Injeksi sillier (-)
Perdarahan (-) Perdarahan (-)
Kornea Jernih, infiltrat (-), Jernih, infiltrat (-),
Ulkus (-) Ulkus (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Bilik Mata Depan / COA Jernih, dalam Jernih, dalam
Pupil Bentuk bulat Bentuk bulat
Berada di sentral, Berada di sentral,
Reguler, Reguler,
Refleks cahaya langsung Refleks cahaya langsung /
/ cahaya tidak langsung cahaya tidak langsung
(+)/(+) (+)/(+)
Diameter 3 mm Diameter 3 mm
Iris Warna cokelat, Kripti(+) Warna cokelat, Kripti (+)
Sinekia anterior dan Sinekia anterior dan
posterior (-) / (-) posterior (-) / (-)
Lensa Jernih Jernih
Shadow test (-) Shadow test (-)
4
D. RESUME
Ny.S datang ke poli PKM dengan keluhan mata sebelah kiri sakit
kemerahan sejak 2 hari sebelum masuk. Awalnya sekitar 4 hari yang mata kiri
pasien hanya bengkak pada pagi hari dan susah dibuka karena terasa lengket,
banyak kotoran (belek) berwarna kuning saat bangun tidur. namun sejak 2
hari ini mata kiri mulai merah diikuti rasa nyeri selang 4 jam kemudian.
Pasien juga merasakan ada sesuatu yang mengganjal di mata kirinya. Pasien
menyangkal adanya gangguan penglihatan, rasa silau, berair terus
menerus, gatal dan perih pada kedua mata. Demam dan sakit tenggorokan
disangkal. Riwayat trauma, terkena serangga, dan bahan kimia disangkal
Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan adanya edema palpebra
okuli sinistra, hiperemis dan terdapat sekret pada konjungtiva tarsal okuli
sinistra, dan injeksi konjungtiva pada konjungtiva bulbi okuli sinistra.
Pemeriksaan visus pasien normal 6/6 ODS.
E. DIAGNOSIS KERJA
Konjungtivitis Bakterialis Akut
F. DIAGNOSIS BANDING
Konjungtivitis Virus
Konjungtivitis Alergika
Pterigium
Skleritis
Hematoma subkonjungtiva
5
G. PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
- Cloramphenicol eye drops 4 dd gtt 2 (Oculi sinistra)
- Prednisone 2x1
Edukasi
- Pemakaian obat yang teratur.
- Tidak menggosok-gosok mata atau menekan mata.
- Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan mata.
- Anjuran untuk mengurangi interaksi dengan orang sekitar karena
penyakit ini mudah menular
- Anjuran untuk memakai kacamata jika beraktivitas di luar ruangan
H. PROGNOSIS
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad fungsionam : Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi, atau Radang pada selaput lendir yang
kimia.2
melapisi permukaan bola mata dan berakhir pada daerah transparan pada mata
yaitu kornea. Secara anatomi, konjungtiva dibagi atas 2 bagian yaitu konjungtiva
7
ibagi menjadi 6 area yaitu area marginal, tarsal, orbital, forniks, bulbar dan limbal.
epitel berlapis tanpa keratinisasi yang lebih tipis. Dibawah epitel tersebut terdapat
lapisan adenoid yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdiri dari leukosit.
bulbar bergerak secara bebas pada sklera kecuali yang dekat pada daerah kornea.3
Aliran darah konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan – bersama dengan banyak
8
bersambung dengan pembuluh limfe palpebra hingga membentuk pleksus
nervus trigeminus. Saraf ini hanya relatif sedikit mempunyai serat nyeri. 1,3
oksigen ke kornea ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata, dengan
mekanisme pertahanan nonspesifik yang berupa barier epitel, akt ivitas lakrimasi,
dan menyuplai darah. Selain itu, terdapat pertahanan spesifik berupa ekanisme
imunologis seperti sel mast, leukosit, adanya jaringan limfoid pada mukosa
1. Penghasil musin
a. Sel goblet; terletak dibawah epitel dan paling banyak ditemukan pada daerah
inferonasal.
Kelenjar asesoris ini termasuk kelenjar Krause dan kelenjar Wolfring. Kedua
kelenjar ini terletak dalam dibawah substansi propria. Pada sakus konjungtiva
tidak pernah bebas dari mikroorganisme namun karena suhunya yang cukup
rendah, evaporasi dari cairan lakrimal dan suplai darah yang rendah menyebabkan
9
2.3 Etiologi Konjungtivitis
Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari
3. Konjungtivitis alergi
Definisi
Terdapat dua bentuk konjungtivitis bacterial: akut (dan subakut) dan menahun.
1
Penyebab konjungtivitis bakteri paling sering adalah Staphylococcus,
Konjungtivitis akut dapat menjadi menahun. Pengobatan dengan salah satu dari
sekian antibacterial yang tersedia biasanya mengenai keadaan ini dalam beberapa
meningitides dapat menimbulkan komplikasi berat bila tidak diobati secara dini, 4
Hiperemi Konjungtiva
Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan menular ke sebelah oleh tangan.
Infeksi dapat menyebar ke orang lain melalui bahan yang dapat menyebarkan
Pemeriksaan Laboratorium
biakan disarankan untuk semua kasus dan diharuskan jika penyakit itu purulen,
namun sebaiknya harus dimulai terapi antibiotika empiric. Bila hasil sensitifitas
1
antibiotika telah ada, tetapi antibiotika spesifik dapat diteruskan. 6
Terapi
Prinsip terapi dengan obat topical spectrum luas. Pada 24 jam pertama obat
diteteskan tiap 2 jam kemudian pada hari berikutnya diberikan 4 kali sehari
selama 1 minggu. Pada malam harinya diberikan salep mata untuk mencegah
meningitides. Terapi topical dan sistemik harus segera dilkasanakan setelah materi
dibilas dengan larutan garam agar dapat menghilangkan secret konjungtiva. Untuk
berlangsung selama 10-14 hari; jika diobati dengan memadai, 1-3 hari, kecuali
dan memasuki tahap mnehun) dan konjungtivitis gonokokus (yang bila tidak
dapat menjadi gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meninges,
1
Konjungtivitis bacterial menahun mungkin tidak dapat sembuh sendiri dan
Pencegahan
bersih-bersih.
Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata
yang sakit.
lainnya.8
dan konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata. Folikuler sering sangat
mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa faring. Mata merah dan
berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit kekeruhan daerah subepitel.
mata saja, dan biasanya mata pertama lebih parah. Pada awalnya pasien merasa
1
ada infeksi dengan nyeri sedang dan berair mata, kemudian diikuti dalam 5-14
hari oleh fotofobia, keratitis epitel, dan kekeruhan subepitel bulat. Sensai kornea
normal. Nodus preaurikuler yang nyeri tekan adalah khas. Edema palpebra,
kemosis, dan hyperemia konjungtiva menandai fase akut. Folikel dan perdarahan
Keratokonjungtiva epidemika pada orang dewasa terbatas pada bagian luar mata.
Namun, pada anak-anak mungkin terdapat gejala sistemik infeksi virus seperti
adalah keadaan yang luar biasa yang ditandai pelebaran pembuluh darah
unilateral, iritasi, bertahi mata mukoid, sakit, dan fotofobia ringan. Pada kornea
1
Konjungtivitisnya folikuler. Vesikel herpes kadang-kadang muncul di palpebra
dan tepian palpebra, disertai edema hebat pada palpebra. Khas terdapat sebuah
Asam, alkali, asap, angin, dan hamper setiap substansi iritan yangmasuk
dan berbagai asam dan alkali. Di daerah tertentu,asbut (campuran asap dan kabut)
menjadi penyebab utama konjungtivitis kimia ringan. Iritan spesifik dalam asbut
belum dapat ditetapkan secara positif, dan pengobatannya non-spesifik. Tidak ada
efek pada mata yang permanen, namun mata yang terkena seringkali merah dan
Pada luka karena asam, asam itu mengubah sifat protein jaringan dan
efek langsung. Alkali tidak mengubah sifat protein dan cenderung cepat
tergantung konsentrasi molar alkali tersebut dan jumlah yang masuk. Perlekatan
antara konjungtiva bulbi dan palpebra dan leokoma kornea lebih besar
manapun, gejala utama luka bahan kimia adalah sakit, pelebaran pembuluh darah,
1
fotofobia, dan blefarospasme. Riwayat kejadian pemicu biasanya dapat
diungkapkan. 5,6
larutan garam sangat penting, dan setiap materi padat harus disingkirkan secara
adalah kompres dingin selama 20 menit setiap jam, teteskan atropine 1% dua kali
sehari, dan beri analgetika sistemik bila perlu. Konjungtivitis bacterial dapat
diobati dengan agen antibakteri yang cocok. Parut kornea mungkin memerlukan
terhadap konjungtiva. Luka bakar berat pada kojungtiva dan kornea prognosisnya
buruk meskipun dibedah. Namun jika pengobatan memadai dimulai segera, parut
1
1
BAB III
ANALISIS KASUS
Teori Kasus
Gejala klinis Mata merah Mata merah
Mata bengkak Mata bengkak
Kotoran mata berwarna kuning Mata lengket karena ada cairan
dan kental kental yang mengering terutama
Merasa seperti ada benda asing saat bangun tidur
Penglihatan normal Merasa seperti ada benda asing
Tidak gatal
Berair
Pemeriksaan Hiperemi Konjungtiva Edema palpebra
fisik
Edema kelopak dengan kornea Hiperemis konjungtiva tarsal
yang jernih Sekret purulen
Kemosis: pembengkakan Injeksi konjungtiva bulbi
konjungtiva
Mukopurulen atau Purulen4
Pemeriksaan Pemeriksaan mikroskopik terhadap Tidak dilakukan pemeriksaan
penunjang
kerokan konjungtiva yang dipulas penunjang
1
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang pada pasien ini ditegakkan diagnosis
konjungtivitis bakteriAl akut .
Dari anamnesis didapatkan:
- Keluhan utama mata sebelah kiri sakit dan merah sejak 2 hari yang lalu
Pasien ke datang ke poli PKM dengan keluhan mata sebelah kiri sakit kemerahan
sejak 2 hari sebelum masuk. Awalnya sekitar 4 hari yang mata kiri pasien hanya bengkak pada
pagi hari dan susah dibuka karena terasa lengket, banyak kotoran (belek) berwarna kuning saat
bangun tidur. namun sejak 2 hari ini mata kiri mulai merah diikuti rasa nyeri selang 4 jam
kemudian. Pasien juga merasakan ada sesuatu yang mengganjal di mata kirinya. Pasien
menyangkal adanya gangguan penglihatan, rasa silau, berair terus menerus, gatal dan
perih pada kedua mata. Demam dan sakit tenggorokan disangkal. Riwayat trauma, terkena
serangga, dan bahan kimia disangkal.
Dari pemeriksaan fisik pada waktu pasien datang ke PKM tanggal 01 Juli 2022 didapatkan hasil
pemeriksaan status oftalmologis:
OD OS
Visus 6/6 6/6
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
1
Palpebra
o Superior Edema (+) Edema (+)
Benjolan (-) Benjolan (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Entropion (-) Entropion (-)
Ektropion (-) Ektropion (-)
Dari pemeriksaan fisik yang didapatkan mendukung ke arah dengue konjungtivitis bakterial akut.
Pada pemeriksaan terdapat sekret mukopurulen yang lengket.
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, maka pasien
ini di diagnosa konjungtivitis bakterial akut.
2
Diagnosis banding yang paling lazim adalah konjungtivitis viral, konjungtivitis alergi dan
skleritis.
2
D A F TA R P U S TA K A
3. Ilyas, H. Sidarta Prof. dr. SpM. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI; 2003, hal
2, 134.
5. Putz, R. & Pabst R. Sobotta. Jilid 1. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2000. hal 356.
8. Wijaya N. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 1983