Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

“Ulkus Kornea”

Pembimbing :
dr. Intan Dwi Rahayu, Sp. M

Disusun oleh:
Tuswandi Ahmad Waly
115170072
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. C
• Umur : 42 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki - laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Status : Menikah
• Alamat : Gebang, Kabupaten Cirebon
• Tanggal Pemeriksaan : 4 November 2019
• Autoanamnesis dilakukan pada tanggal 04 November 2019
• Keluhan utama : Penglihatan menurun
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke Poli Mata RSUD Waled pada tanggal 4
November 2019 dengan keluhan penglihatan buram pada mata
kanan, keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu yang semakin
lama semakin memberat, keluhan disertai dengan mata merah,
dan terasa perih, nyeri minimal . Keluhan dirasakan tiba-tiba
ketika bangun tidur. Dua hari sebelum muncul keluhan, mata
kanan pasien terkena debu saat sedang bertani dan pasien
menggosok matanya, mata terasa sedikit nyeri. Pasien
sebelumnya telah mengonsumsi methylprednisolone 16 mg 3x1,
natacen dan levofloxacin tetes 1 tetes/jam selama 1 minggu. Tapi
pasien mengaku tidak ada perbaikan. Pasien tidak pernah
mempunyai riwayat alergi sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Dahulu:
• Pasien mengaku sudah ketiga kalinya mengalami
keluhan seperti ini, yang pertama 6 tahun yang lalu
dan yang kedua 3 tahun yang lalu. Riwayat penyakit
diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit ginjal
semua disangkal oleh pasien.
• Riwayat penyakit keluarga :
• Di keluarga dulu. nenek pasien pernah mengalami
kasus yang sama dengan pasien sekitar 15 tahun yang
lalu. Sedangkan riwayat penyakit hipertensi, diabetes
mellitus dan penyakit ginjal di keluarga di sangkal oleh
pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda vital
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernafasan : 20x/menit
• Suhu : 36,6℃
•Status Oftalmology

Occuli Dextra Occuli Sinistra

Occuli Dextra Pemeriksaan Occuli Sinistra


1/300 PH (-) Visus 0,6 PH(-)
Hiperemis (-) Palpebra superior Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Nodul (-) Nodul (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Entropion (-),Ektropion (-) Entropion (-),Ektropion (-)
Ptosis (-) Ptosis (-)
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)
Hiperemis (-) Palpebra inferior Hiperemis (-)
Edema (-) Edema (-)
Nodul (-) Nodul (-)
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Entropion (-),Ektropion (-) Entropion (-),Ektropion (-)
Ptosis (-) Ptosis (-)
Pseudoptosis (-) Pseudoptosis (-)

Trichiasis (-) Sillia Trichiasis (-)


Districhiasis (-) Districhiasis (-)
Corpus alineum (-) Konjungtiva Corpus alineum (-)
Injeksi sillier (+) Injeksi sillier (-)
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (-)
Edema (-) Edema (-)
Sekret (+)

Ikterik (-) Sklera Ikterik (-)


Jernih (-) Kornea Jernih (+)
Arcus Senilis (-) Arcus Senilis (-)
Infiltrat (+)
Infiltrat (-)
Corpus Alienum (-)
Corpus Alienum (-)
Edema kornea (+)

Ulkus (+)  diameter 9 mm lokasi


sentral, bentuk numuler, batas tidak
tegas
Sulit dinilai Camera Occuli anterior Kedalaman sedang
Hipopion (-)
Hifema (-)

Sulit dinilai Iris Warna coklat (+)


Edema (-)
Sinekia (-)

Sulit dinilai Pupil Bulat (+), Sentral (+), 3mm (+), RCL(+),
RTCL(+)
Sulit dinilai Lensa Jernih
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan

Gerak bola mata

Pasien dapat menggerakan bola mata Pasien dapat menggerakan bola mata
sesuai dengan arah yang ditentukan (0) sesuai dengan arah yang ditentukan (0)

Kenyal (+) N- Palpasi TIO Kenyal (+) N

Tidak sama dengan pemeriksa Lapang pandang Sama dengan pemeriksa


RESUME

• Subjektif
• Anamnesa :
• Pasien datang ke Poli Mata RSUD Waled dengan keluhan
mata merah sejak 2 bulan yang lalu, penglihatan mata
kanan juga dirasa buram, keluhan dirasakan sejak 2 bulan
yang lalu semakin lama semakin memberat, keluhan
disertai dengan keluar air mata, silau, terasa perih dan
nyeri. Keluhan dirasakan tiba-tiba ketika bangun tidur. Dua
hari sebelum muncul gejala mata kanan pasien terkena
debu saat bertani dan gatal kemudian dikucek dengan
tangan. Pasien mengaku sudah ketiga kalinya mengalami
kejadian seperti ini. Yang pertama 6 tahun yang lalu dan
yang kedua 3 tahun yang lalu. Pasien pernah berobat
sebelumnya tetapi setiap keadaannya dirasa lebih baik,
pasien tidak mau lagi datang untuk berobat.
• Objektif :
• Pemeriksaan Opthalmologi :
• Pemeriksaan didapatkan visus OD 1/300 dan OS 0,6,
refleks cahaya pupil OS (+), pada segmen anterior
mata kanan didapatkan adanya sekret, ulkus sentral
diameter 9 mm, infiltrat (+), injeksi konjungtiva (+),
sekresi air mata ↑ (+), injeksi siliar (+), edema kornea
(+), hipopion (+), segmen posterior sulit dievaluasi.
– DIAGNOSIS BANDING
• Ulkus kornea mycotic impending perforasi oculi dextra
• Ulkus kornea bakterialis oculi dextra
• Keratitis jamur oculi dextra

– DIAGNOSIS KERJA
• Ulkus kornea mycotic impending perforasi oculi dextra

– PENATALAKSANAAN
• Dilakukan tindakan eviserasi.

– USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


• Kultur
• Pemeriksaan lab darah rutin
• Pewarnaan Gram/ giemsa
• Uji fluorescein, dapat memperjelas lesi epitel
• Pemakaian biomikroskop (slit lamp)
• Mikroskop KOH

– PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Ad Bonam
• Quo ad fungsionam : Ad Malam
• Quo ad sanationam : Ad Malam
• ANALISIS KASUS
• Identitas pasien
• Pekerjaan pasien adalah seorang buruh tani, Ulkus kornea pada penderita
dicurigai disebabkan oleh jamur karena agen penyebab ulkus berupa
kontaminasi bahan atau kotoran yang berada pada kawasan pertanian yang
dalam kepustakaan merupakan salah satu etiologi pada ulkus kornea akibat
jamur.
• Anamnesis
• Penglihatan mata kanan buram, keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu,
keluhan disertai dengan mata merah, dan terasa perih. Keluhan dirasakan tiba-
tiba ketika bangun tidur. Dua hari sebelum muncul gejala mata kanan pasien
terkena debu dan digosok.
• Pasien mengaku sudah tiga kali mengalami keluhan seperti ini. Yang pertama 6
tahun yang lalu dan yang kedua 3 tahun yang lalu. Pasien mengaku malas
datang ke dokter bila dirasa keluhannya sudah membaik.
• Penglihatan mata kanan terasa buram
• Pasien mengeluh penglihatan mata kanan buram, dan penurunan tajam
penglihatan. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan
membiaskan berkas cahaya, maka adanya ulkus pada kornea akan mengaburkan
penglihatan terutama jika letaknya di pusat.
• Rasa perih pada mata kanan
• Kornea mempunyai banyak serabut saraf (N. Trigeminus, N. Nasosilliaris,
N. Siliaris longus) maka lesi pada kornea baik superfisal maupun profunda
dapat menimbulkan rasa perih dan fotofobia. Rasa perih ini diperberat
oleh adanya gerakan palpebra terutama palpebra superior diatas kornea.
• Riwayat trauma
• Riwayat trauma disangkal tapi pasien mengaku sering menggosok matanya
ketika bertani bila sakit atau perih.
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat diabetes mellitus disangkal oleh pasien, untuk
menyingkirkan keluhan mata buram akibat adanya kelainan pada
bagian retina atau segmen posterior.
• Riwayat hipertensi disangkal oleh pasien, untuk menyingkirkan
keluhan nyeri akibat hipertensi occuli.
• Riwayat sakit mata berulang dengan kasus yang sama adalah
merupakan faktor pemberat pada kasus ulkus kornea.
• Riwayat pengobatan topical pada mata, merupakan faktor resiko
bagi penyakit bakteri, virus, jamur.
• Pemeriksaan fisik
• Pada Occuli dextra :
• Visus 1/300
• Konjungtiva : injeksi sillier (+), injeksi konjungtiva (+), secret (+),
sekresi air mata ↑ (+)
• Kornea : ulkus sentral diameter 9 mm, infiltrat (+), injeksi konjungtiva
(+), injeksi siliar (+),edema kornea (+), hipopion (+).
• Penurunan visus
• Os memiliki visus 1/300 yang menunjukan adanya penurunan visus pada
pasien, karena kornea adalah suatu media refraksi, berfungsi sebagai
jendela bagi mata dan membiaskan berkas cahaya.
• Injeksi sillier dan injeksi konjungtiva
• Pada konjungtiva terdapat injeksi siliar dan injeksi konjungtiva, kornea
adalah jaringan avascular, maka pertahanan pada waktu peradangan tidak
segera datang dan baru akan terjadi pada 48 jam kemudian, seperti pada
jaringan lain yang mengandung banyak vaskularisasi. Maka badan kornea,
wandering cell dan sel-sel lain yang terdapat dalam stroma kornea, segera
bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi
pembuluh darah yang terdapat dilimbus. Dan tampak sebagai injeksi.
• Diagnosis banding
• Ulkus kornea bacterial
• Keratitis Jamur
• Usulan pemeriksaan
• Lakukan pemeriksaan dengan meneteskan anestesi local. Pemulasan
fluorescein dapat memperjelas lesi epitel superfisisal yang tidak mungkin
tidak terlihat bila tidak dipulas.
• Pemakaian biomikroskop (slit lamp) penting untuk pemeriksaan kornea
dengan benar, perhatikan perjalanan pantulan cahaya saat menggerakan
cahaya di atas kornea. Daerah kasar yang menandakan defek pada epitel.
• Kultur adalah cara mengidentifikasi organisme kausatif dan satu-satuny
cara untuk menentukan kepekaan terhadap antibiotic.
• Pemeriksaan mikroskopis untuk indentifikasi hifa pada kerokan kornea.
• Pewarnaan gram kornea untuk mendapatkan sampel dari daerah yang
terinfeksi pada kornea.
• Diagnosis kerja
• Ulkus Kornea Mycotic Impending Perforasi
• Penatalaksanaan
• Pasien ini dianjurkan untuk operasi eviserasi pada keesokan
harinya dan diputuskan dirawat terlebih dahulu.
Pembedahan pada kasus ulserasi kornea adalah tindakan
invasif yang bertujuan untuk mencegah penyebaran infeksi
ke struktur lain pada mata. Pada pasien ini perforasi pada
mata tinggal menunggu waktu saja sehingga untuk
mencegah komplikasi lebih lanjut dari ulkus kornea itu
sendiri maka dilakukan tindakan eviserasi. Indikasi
diperlukannya tindakan eviserasi atau enukleasi adalah
keratitis mikrobial yang tidak kunjung sembuh pada mata
yang tidak dapat melihat, perforasi atau kemungkinan
perforasi kornea yang tidak dapat diobati dengan
pengeleman kornea atau tectonic keratoplasty, endoftalmitis
dan panoftalmitis
• Prognosis
• Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat
keparahan, cepat lambatnya mendapat pertolongan,
jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya
komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas
memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena
jaringan kornea bersifat avaskular.1 Semakin tinggi
tingkat keparahan dan lambatnya mendapat
pertolongan serta timbulnya komplikasi, maka
prognosisnya menjadi lebih buruk.
• Quo ad vitam : Ad Bonam
• Quo ad fungsionam : Ad Malam
• Quo ad sanationam : Ad Malam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai