HORDEOLUM
Pembimbing:
Disusun oleh:
Nama : Tn. E
Umur : 26 Tahun
Suku/Bangsa : Batak/Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Polri
Keluhan Utama
Benjolan di kelopak mata kanan atas bagian luar sejak 3 minggu yang
lalu.
Keluhan Tambahan
Status Generalis:
• Tanda Vital
o TD : 120/80mmHg
o Nadi : 80x/menit
o RR : 20x/menit
o Suhu : 36,5º C
INSPEKSI
OD OS
Visus 5/5 E 5/5 E
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Kedudukan bola Ortoforia
mata
Lapangan pandang Dalam batas normal Dalam batas normal
Super cilia Madarosis (-) Madarosis (-)
Sikatrik (-) Sikatrik (-)
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Superior edema (-) edema (-)
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
benjolan (+) : konsistensi benjolan (-)
kenyal, permukaan rata, tidak
terfiksir, berukuran 0,8 x 0,8 cm
Edema (-)
Inferior Edema (-)
Nyeri tekan (-)
Nyeri tekan (-)
Hiperemis (-)
Hiperemis (-)
Benjolan (-)
Benjolan (-)
Konjungtiva Tarsal Hiperemis (-), Papil (-) Hiperemis (-), Papil (-)
Superior
Folikel (-), Membran (-), Folikel (-), Membran (-),
Sikatriks (-), Sekret (-) Sikatriks (-), Sekret (-)
Tenang Tenang
Inferior
KonjungtivaBulbi injeksikonjungtiva (-), injeksikonjungtiva (-),
injeksisiliar (-), perdarahan injeksisiliar (-),
(-) perdarahan (-)
Kornea Jernih, Infiltrat (-), Ulkus (-), Jernih, Infiltrat (-), Ulkus (-),
Sikatriks (-) Sikatriks (-)
Bilik Mata Depan Dalam Dalam
Pupil Bentuk bulat, sentral, Bentuk bulat, sentral,
reguler reguler
Refleks cahaya Refleks cahaya
langsung / tidak langsung / tidak
langsung (+) / (+) langsung (+) / (+)
Diameter 3mm Diameter 3mm
Iris Kripti (+) Kripti (+)
Sinekia anterior dan Sinekia anterior dan
posterior (-) / (-) posterior (-) / (-)
V. RESUME
• Pasien laki-laki berusia 26 tahun datang dengan keluhan benjolan di
kelopak mata kanan atas bagian luar sejak 3 minggu yang lalu. Pada
awalnya, benjolan terasa nyeri, berwarna kemerahan dan semakin
membesar, namun semakin lama nyeri tidak dirasakan lagi, tidak
kemerahan dan tidak semakin membesar. Pasien juga merasa seperti
ada yang mengganjal di kelopak mata kanan atas. Benjolan teraba
lunak dan tidak terfiksasi.
• Visus OD : 5/5 E
• Visus OS : 5/5 E
• Palpebra superior OD :
o Benjolan (+)
VII. PENATALAKSANAAN
Rencana terapi :
Edukasi :
• Hindari menggosok dan memecahkan benjolan kelopak mata kanan
bagian luar.
• Control ke klinik tiga hari mendatang.
VIII. PROGNOSIS
- Quo Ad Vitam : Ad Bonam
- Quo Ad Fungsionam : Dubia Ad Bonam
- Quo Ad Sanactionam : Dubia Ad bonam
- Quo Ad Cosmetican : Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata
melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air
mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk menyalurkan air mata ke
seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum
lakrimalis.
Hordeolom adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada
kelopak mata. Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan
kalazion akut. Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan
pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum
internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka
disebut hordeolum eksternum.
A. ANATOMI PALPEBRA
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena
tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa
lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis Okuli
Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebra. Serat ototnya
mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit
melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi.
Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagian
bagian pratarsal; bagian diatas septum orbita adalah bagian
praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis
okuli dipersarafi oleh nervus facialis.
3. Jaringan Aerolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan
l;apisan subaponeurotik dari kulit kepala.
4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan
fibrosa padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus
terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar
Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
5. Konjungtiva Palpebra
Bagian posterior palpebra dilapisi oleh selapis membran mukosa,
konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus.
B. EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum
merupakan penyakit infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan.
Insidensinya tidak bergantung pada ras dan jenis kelamin. Dapat mengenai
semua usia, tapi lebih sering menyerang pada dewasa muda.
C. ETIOLOGI
Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan Streptococcus pada kelenjar sebasea kelopak mata.
Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum.
D. PATOFISIOLOGI
Hordeolum eksternum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss
atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom
yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini
memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. Kedua tipe
hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis.
E. GAMBARAN KLINIS
Gejala
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
Tanda
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran abses kecil
Gejala tambahan
Selain keluhan utama diatas, hordeolum juga dapat disertai dengan
beberapa gejala tambahan seperti:
- Benjolan pada kelopak mata atas atau bawah
- Pembengkakan lokal kelopak mata
- Nyeri lokal kelopak mata
- Kemerahan pada kelopak mata
- Nyeri sentuh
- Pengerasan kulit dari margo kelopak mata
- Sensasi terbakar di mata
- Terasa berat pada kelopak mata
- Gatal pada bola mata
- Penglihat kabur
- Sekret purulen di mata
- Iritasi pada mata
- Sensitivitas terhadap cahaya
- Tearing
- Ketidaknyamanan selama berkedip
- Sensasi benda asing di mata
F. DIAGNOSIS
Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis
yang muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang
sederhana. Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini,
pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dalam mendiagnosis hordeolum.
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari hordeolum, yaitu: kalazion, tumor palpebra,
dan selulitis preseptal. Kalazion merupakan suatu peradangan
granulomatosa kelenjar Meiobom yang tersumbat. Kalazion memberikan
gejala benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemis, dan tidak nyeri tekan,
serta adanya pseudoptosis. Hal yang membedakan antara kalazion dan
hordeolum adalah pada hordeolum terdapat hiperemis palpebra dan nyeri
tekan.
Tumor palpebra merupakan suatu pertumbuhan sel yang abnormal
pada kelopak mata. Adapun gejala yang membedakan antara tumor
palpebra dengan hordeolum adalah tidak adanya tanda-tanda peradangan
seperti hiperemis dan hangat. Tumor palpebra harus ditegakan diagnosisnya
dengan pemeriksaan biopsy.
Selulitis preseptal merupakan infeksi umum pada kelopak mata dan
jaringan lunak periorbital yang dikarakteristikkan dengan adanya eritema
pada kelopak mata yang akut dan edema. Yang membedakan selulitis
preseptal dengan hordeolum adalah perjalanan penyakitnya, yang ditandai
dengan adanya demam yang diikuti oleh pembengkakan.
H. PENATALAKSAAN
Umum
1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersikan kelopak mata dengan air bersih ataupun dengan sabun
atau sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal
ini dapat mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan
mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, karena kemungkinan
hal itu menjadi lebih serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebabkan infeksi
ke kornea.
Terapi Farmako
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam
tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar
daerah hordeolum.
1. Antibiotik topikal
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam
selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk
kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan.
2. Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Pada kasus hordeolum
internum dengan kasus yang sedang sampai berat, dapat diberikan
cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7
hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat diberikan
clindamicin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.
Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada
hordeolum.
J. PROGNOSIS
Walaupun hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat
jarang, tetapi hordeolum sangat mudah kambuh. Hordeolum biasanya
sembuh sendiri atau pecah dalam beberapa hari sampai minggu.
Dengan pengobatan yang baik hordeolum cenderung sembuh dengan
cepat dan tanpa komplikasi. Prognosis baik apabila hordeolum tidak
ditekan atau ditusuk karena infeksi dapat menyebar ke jaringan
sekitar.
K. PENCEGAHAN
PEMBAHASAN
Pada awalnya :
benjolan terasa nyeri
Nyeri tekan
Kelopak mata merah
Rencana terapi :
DAFTAR PUSTAKA
1. IlyasSidarta H. Hordeolum. Dalam :IlmuPenyakiy Mata. Edisikeempat.
BalaiPenerbit FKUI. Jakarta, 2004
2. Wijan N. Palpebra. Dalam :IlmuPenyakit Mata. Cetakankelima. Jakarta,
1989 3.
3. The Merck Manual Of Diagnosis And Therapy. McKinley Healt Center.
University OfIllionis. 17th Edition, 1999
4. Sahta RV. Hordeolum. 2010. Available
from : http://drshafa.wordpress.com/2010/03/09/jordeolum/.
5. Michael JB. Hordeolum. 2010. Available
from :http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=enIid&u=http://emedicine.medscape.com/article/7989
40-overview.
6. Vaughen DG. 2000. OftalmologiUmum, Edisi 14, Cetakan I,
WidyaMedika, Jakarta. Hal 17-20
7. Yanoff M, Ducker J. 2010. Textbook Of Ophtalmology
8. Kanski JJ. Clinical Ophthalmologi A Synopsis. Butterworth-Heinemann,
Boston, 2009. Bessette M. Hordeolum and stye. Taken
from : www.emedicine.com. 2010. Gryson CE. What Is a Stye. Taken
from : www.webmd.com. 2010. 11.
9. Raftery AT, Lim, Eric. 2010Churchill’s Pocketbook of Differential
Diagnosis.
10. Ehrenhaus M.P. MD. Hordeolum Treatment, Managemen& Clinical
presentation. 2012
11. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam :PenuntunIlmuPenyakit Mata.
Edisiketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta, 2005 :hal. 45-46
12. Sidarta I. 2004. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai
Penerbit FK UI, Jakarta. Hal 92-94
13. Sidarta I, dkk. 2003. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai
Penerbit FK UI, Jakarta. Hal 15-16