Anda di halaman 1dari 56

Refleksi Kasus

OD Pingeuculitis
OSD Miopia
ODS Presbiopia

Ahmad Izzudin Afif 01.209.5824


Anamnesis

• Nama : Ny. S M
• Umur : 55 Tahun
• No. RM : 12.34.42
• Alamat : Grabag
• Pekerjaan : Buruh
• Tanggal masuk poli : 25 Juni 2015
Keluhan Utama
• Mata kanan terasa ngganjel, kering dan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poli mata RST dengan keluhan mata
kanan terasa ngganjel dan ada benjolan berwarna
kekuningan berbentuk bulat di celah mata bagian nasal
serta terasa kering pada mata kanan. Keluhan tersebut
disadari sejak setengah bulan yang lalu. Awalnya
disertai lodok dan lengket-lengket. Keesokan harinya
pasien periksa ke Puskesmas dan diberikan obat
penghilang radang, tetapi setelah obat habis keluhan
pasien tidak hilang. Pasien mengeluh perih pada mata
kanan terutama bila terpapar angin dan sinar matahari.
Pasien memiliki riwayat pekerjaan sebagai juru masak
yang sehari-harinya terpapar oleh asap. Akhirnya
pasien datang ke poli mata.
• Mata kiri tidak ada keluhan yang sama
.... Lanjutan Riwayat Penyakit Sekarang
• Saat usia 42 tahun pasien kesulitan membaca
dekat, sehingga tulisan harus dijauhkan. Lalu
pasien memeriksakan matanya ke dokter dan dari
hasil pemeriksaan pasien harus menggunakan
kacamata baca dan ditemukan juga adanya minus
mata kiri, meskipun sebelumnya pasien tidak
mengeluh ada pandangan kabur saat melihat jauh.
Pasien menyangkal adanya pandangan berbayang
saat melihat garis lurus. Pasien menyangkal
menggunakan kacamata sebelum usia 40 tahun
dan tidak ada riwayat berganti-ganti ukuran
kacamata.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal


yang serupa seperti ngganjel, nyeri dan kering
pada matanya
• Riwayat penyakit gula darah tinggi disangkal
• Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
• Riwayat operasi mata sebelumnya disangkal
• Riwayat trauma pada mata disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien mengaku keluarganya tidak pernah
mengalami hal yang serupa seperti ngganjel,
nyeri dan kering pada matanya.
• Riwayat penyakit gula darah tinggi disangkal
• Riwayat penggunaan kacamata untuk melihat
jauh disangkal
• Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat Penggunaan Obat-obatan
• Riwayat penggunaan obat-obatan
kataraktogenesis (amiodaron, fenotiazin,
fenitoin) disangkal
• Riwayat penggunaan kortikosteroid jangka
panjang disangkal
Riwayat Sosio-Ekonomi

• Pasien seorang pekerja buruh, dan biaya


perawatan ditanggung BPJS. Kesan ekonomi
cukup.
Pemeriksaan Fisik

• Status Umum
– Kesadaran : Compos mentis
– TD : 130/80 mmHg
– Nadi : 88 x/menit
– RR : 20 x/menit
– Suhu : 36,50 C
Status Lokalis
Oculus Dexter Oculus Sinister
Status Ophthalmicus
....lanjutan status ophthalmicus
....lanjutan status ophthalmicus
Diagnosis Banding
OD
•OD Pingeukulitis dipertahankan, karena dari keluhan
pasien merasakan mata kanan terasa ngganjel dan
pada pemeriksaan fisik didapatkan benjolan berbentuk
bulat berwarna kekuningan di celah kelopak mata
bagian nasal disertai pelebaran pembuluh darah
disekitarnya.

•OD Pterigium disingkirkan, karena pada pterigium


berbentuk segitiga dengan puncaknya dibagian sentral
atau di daerah kornea.
OD
•OD Miopia dipertahankan, karena saat periksa ke dokter,
didapatkan penurunan visus yang dapat dikoreksi dengan Sferis
-1,00. Meskipun sebelumnya pasien tidak ada keluhan.
•OD Hipermetropia disingkirkan karena pasien tidak
mengeluhkan pandangan jauh dan dekat yang kabur. Dan pada
pemeriksaan visus dapat dikoreksi dengan sferis negative
•OD Astigmatisma disingkirkan dari anamnesis tidak ada
keluhan melihat garis yang berbayang dan pemeriksaan visus
dapat dikoreksi dengan sferis negatif
....lanjutan diagnosis banding
OS
•OS Miopia dipertahankan, karena saat periksa ke dokter,
didapatkan penurunan visus yang dapat dikoreksi dengan
Sferis -1,00. Meskipun sebelumnya pasien tidak ada keluhan.
•OS Hipermetropia disingkirkan karena pasien tidak
mengeluhkan pandangan jauh dan dekat yang kabur. Dan
pada pemeriksaan visus dapat dikoreksi dengan sferis
negative
•OS Astigmatisma disingkirkan dari anamnesis tidak ada
keluhan melihat garis yang berbayang dan pemeriksaan visus
dapat dikoreksi dengan sferis negatif
.... lanjutan diagnosis banding
ODS
•ODS Presbiopia dipertahankan, karena dari usia 55
tahun, pada anamnesa pasien lebih nyaman jika
membaca harus menjauhkan kertas yang dibacanya
pada pemeriksaan visus dapat dikoreksi dengan lensa
AddS +1,50 J6.

•ODS Hipermetropia disingkirkan karena tidak ada


keluhan pandangan jauh dan dekat kabur. Kabur hanya
saat melihat jauh. Lalu di pemeriksaan visus dikoreksi
didapatkan dengan lensa sferis negatif bukan positif.
Pemeriksaan Penunjang

•Pemeriksaan gula darah


Diagnosis
• OD Pingueculitis
• ODS Hipermetropia
• ODS Presbiopia
Terapi OD Dakriosistitis
• Medikamentosa
• Topikal :
• Cendo-lyteers 4x2 tetes sehari
• Oral :
• Ciprofloxacin tab 500 mg, 2x1
• Parenteral : Tidak diberikan
• Operatif : Tidak diberikan
• Non Medikamentosa
• Kompres air hangat
Terapi ODS Miopia
• Medikamentosa
• Topikal : Tidak diberikan
• Oral : Tidak diberikan
• Parenteral : Tidak diberikan
• Operatif : Tidak diberikan
• Non Medikamentosa
• Kacamata OD sferis - 1.00
• Kacamata OS sferis - 1.00
Terapi ODS Presbiopia
• Medikamentosa
• Topikal : Tidak diberikan
• Oral : Tidak diberikan
• Parenteral : Tidak diberikan
• Operatif : Tidak diberikan
• Non Medikamentosa
• Kacamata baca Adds +1.50
Komplikasi

• Pingeukulitis:
Demam dan Abses
• Miopia :
Strabismus
Ablasio retina
Perdarahan korpus vitreum
• Presbiopia:
Tidak ada komplikasi
Edukasi Pingeukulitis
• Kompres hangat
• Memberitahu kepada pasien bahwa penyakit seperti
ini tidak berbahaya dan tidak memerlukan
pengobatan kecuali terdapat tanda tanda inflamasi
• Kemudian setelah dilakukan pengobatan agar
menjaga kebersihan dari mata, dan menghindari
paparan asap maupun sinar matahari.
Edukasi Miopia
• Menjelaskan bahwa ukuran minus tidak akan
bertambah karena pasien sudah usia 55
• Memberitahu pasien jika miopia tidak dapat
disembuhkan namun bisa ditangani memakai
kacamata, lensa kontak atau operasi laser (LASIK).
• Memberitahu pasien selalu menjaga kebiasaan hidup
sehat untuk matanya dengan membaca tidak terlalu
dekat dan dengan penerangan yang cukup.
• Menganjurkan melatih matanya dengan cara melihat
benda dengan menutup mata yang sehat.
Edukasi Presbiopia

• Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang


dialami oleh karena melemahnya otot mata karena
faktor usia.
• Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan
yang terjadi dapat diperbaiki dengan kacamata baca.
• Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan
yang terjadi tidak lagi berubah karena telah berusia 77
tahun dan tidak perlu mengganti ukuran kacamata
baca nya.
Rujukan

• Dalam kasus ini tidak dilakukan rujukan


ke ilmu penyakit lain.
Prognosis
VOD VOS

Quo ad visam Ad bonam Ad bonam

Quo ad sanam Ad bonam Ad bonam

Quo ad functionam Ad bonam Ad bonam

Quo ad Dubia ad bonam Ad bonam


kosmeticam

Quo ad vitam Ad bonam Ad bonam


Dakriosistitis
Suatu infeksi pada kantong air mata yang terletak di
antara sudut bagian dalam kelopak mata dengan
hidung.

Disebabkan oleh adanya blockade pada saluran yang


mengalirkan air mata dari kantong air mata ke
hidung. Duktus yang terhalang menjadi terinfeksi.
Dakriosistitis dapat berupa akut maupun kronik. Hal
ini dapat dihubungkan dengan suatu malformasi
pada duktus lakrimalis, luka, infeksi pada mata,
maupun trauma
Epidemiologi
• Dakriosistitis didapat secara primer terjadi
pada wanita dan lebih sering pada pasien
dengan usia di atas 40 tahun, dengan puncak
insidensi pada usia 60 – 70 tahun.
Etiologi
• Etiologi primer : adalah obstruksi nasolakrimal yang
menyebabkan mukokel pada sakkus lakrimalis yang
dipresipitasi oleh blokade kronik pada duktus
nasolakrimal interosseus atau intramembranous.
• Dakriosistitis akut pada anak-anak biasanya
disebabkan oleh Haemophylus influenza. Pada orang
dewasa, biasanya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus dan Streptococcus β hemoliticus sedangkan
dakriosistitis kronis disebabkan oleh Staphyloccus
epidermidis, Streptococcus pneumoniae dan jarang
disebabkan oleh Candida albicans.
Manifestasi Klinis
Dakriosistitis dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu :
•Akut – gejala radang (pembengkakan, merah dan nyeri), sakit
bengkak, nyeri tekan, materi purulen dapat diperas dari sakus. Biasanya
disertai pembengkakan kelenjar preaurikuler, submandibuler dan
peningkatan suhu tubuh. Kadang kelopak mata dan daerah sisi hidung
membengkak
•Kronik – Keluar air mata berlebih
•Kongenital

Gejala utama :
•Mata berair
•Kotoran mata berlebih

Pada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula


Diagnosis
Untuk menentukan adanya gangguan pada sistem
eksresi air mata dilakukan :
•Inspeksi pada posisi pungtum
•Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan
cairan bercampur nanah
•Irigasi melalui pungtum dan kanalikuli lakrimal, bila
cairan mencapai rongga hidung , maka sistem eksresi
berfungsi baik (Tes Anel).
•Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui
jalur anatomi sistem eksresi lakrimal. Tindakan probing
didahului oleh dilatasi pungtum dengan dilatator.
Terapi Dakriosistitis
• Antibiotika lokal dan sistemik
• Insisi bila terdapat abses
• Tindakan pembedahan dilakukan setelah
gejala peradangan dapat teratasi
Terapi Dakriosistitis
o Anak-anak
Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan, diberikan
amoxicillin clavulanate 20-40mg/kg/hari peroral yang dibagi dalam tiga
dosis.
Pasien demam, akut, kasus sedang hingga berat dirawat di rumah sakit dan
diterapi dengan cefuroxime 50-100 mg/kg/hari iv dalam 3 dosis.
o Dewasa
– Pasien tidak demam, keadaan umum baik, kasus ringan diberikan
cephalexin 500 mg peroral tiap 6 jam.
– Terapi alternatif berupa amoxicillin /clavulanate 500 mg peroral tiap
8 jam.
•Pasien demam dan akut dirawat di rumah sakit dengan penanganan
cefazolin 1 gram iv tiap 8 jam.
Diagnosis Banding
• Dakrioadenitis
• Hordeolum
Komplikasi
• Perdarahan merupakan komplikasi tersering
dan dilaporkan terjadi pada 3% pasien.
• Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi
serius dakriosistorinostomi.
Prognosis
• Tingkat kesuksesan dakriosistorinostomi
eksternal kira-kira 95%.
Miopia
Kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar
yang datang dari jarak tak terhingga, oleh mata
dalam keadaan istirahat, dibiaskan di depan
retina, sehingga pada retina didapatkan
lingkaran difus dan bayangan kabur
Etiologi
• Penyebab miopia dapat bersifat keturunan,
ketegangan visual atau faktor lingkungan.
Klasifikasi
• Menurut penyebabnya:
1. Miopia refraktif  bertambahnya indeks bias
media penglihatan (katarak intumesen)
dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga
pembiasan lebih kuat.
2. Miopia aksialis  akibat panjangnya sumbu
bola mata, dengan kelengkungan kornea dan
lensa yang normal.
... lanjutan Klasifikasi Miopia
• Menurut derajat beratnya (tinggi dioptrinya)
1. Miopia sangat ringan sampai dengan 1 dioptri
2. Miopia ringan sampai dengan 1-3 dioptri
3. Miopia sedang sampai dengan 3-6 dioptri
4. Miopia tinggi sampai dengan 6-10 dioptri
5. Miopia sangat tinggi sampai dengan lebih dari
10 dioptri
....lanjutan klasifikasi miopia
• Secara klinik
• Miopia stasioner, miopia simpleks, miopia fisiologik
Timbul pada usia muda, kemudian berhenti. Dapat juga naik
sedikit pada waktu atau segera setelah pubertas atau didapat
kenaikan sedikit sampai usia 20 tahun. Besarnya dioptri
kurang dari - 5 D atau – 6 D.
• Miopia progresif
Ditemukan pada semua umur dan mulai sejak lahir. Kelainan
mencapai puncaknya waktu masih remaja, bertambah terus
sampai usia 25 tahun atau lebih. Besarnya dioptri melebihi 6
dioptri.
• Miopia maligna
Miopia yang berjalan progresif, karena disertai kelainan
degenerasi dikoroid dan bagian lain dari mata.
Gejala Klinis
• Melihat jauh kabur, melihat dekat jelas
• Sakit kepala
• Mempunyai kebiasaan mengernyitkan dahi
atau memicingkan mata saat melihat objek
yang jauh.
Terapi Miopia
• Kacamata dengan sferis negatif terkecil yang
memberikan ketajaman penglihatan
maksimal.
• Terapi dengan menggunakan laser dengan
bantuan keratomilesis (lasik)
Presbiopia
Keadaan refraksi mata dimana pungtum
proksimum (titik terdekat yang dapat dilihat
dengan akomodasi maksimal) telah begitu jauh
sehingga pekerjaan dekat yang halus seperti
membaca, menjahit susah dilakukan

lensa kristalin kehilangan fleksibilitasnya sehingga


membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang
dekat
Etiologi
• Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia
lanjut
• Kelemahan otot-otot akomodasi
• Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau
berkurang elastisitasnya akibat kekakuan
(sklerosis) lensa.
Patofisiologi
• Pada mekanisme akomodasi yang normal
terjadi peningkatan daya refraksi mata karena
adanya perubahan keseimbangan antara
elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga
lensa menjadi cembung. Dengan
meningkatnya umur maka lensa menjadi lebih
keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya
untuk menjadi cembung. Dengan demikian
kemampuan melihat dekat makin berkurang
Klasifikasi Presbiopia
• Presbiopi Insipien, tahap awal perkembangan presbiopi. Dari
anamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk
membaca dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes,
dan pasien biasanya akan menolak preskripsi kaca mata baca.
• Presbiopia Fungsional, amplitudo akomodasi yang semakin
menurun dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa.
• Presbiopi Absolut, peningkatan derajat presbiopi dari presbiopi
fungsional, dimana proses akomodai sudah tidak terjadi sama
sekali.
• Presbiopi Prematur, presbiopi yang terjadi dini sebelum usia 40
tahun dan biasanya berhubungan dengan lingkungan, nutrisi,
penyakit, atau obat-obatan.
• Presbiopi Nokturnal, kesulitan untuk membaca jarak dekat
pada kondisi gelap, disebabkan oleh peningkatan diameter
pupil.
Diagnosis

• Anamnesis
– Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang
halus/kecil
– Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa
pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika
membaca terlalu lama.
– Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau
menegakkan punggungnya karena tulisan tampak kabur pada
jarak baca yang biasa (titik dekat mata makin menjauh).
– Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di
malam hari.
– Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca.
– Sulit membedakan warna
• Pemeriksaan Ophthalmicus

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai


pedoman usia
Lensa sferis yang ditambahkan dapat diberikan :
•Kacamata baca untuk melihat dekat saja
•Kacamata bifokal untuk melihat jauh dan dekat
Diagnosis Banding
• Diagnosis banding presbiopia adalah
hipermetropia dan low vision jika
hipermetropi lebih dari 3 dioptri.
Terapi Presbiopia
Kekuatan Lensa Positif yang
Usai (Tahun)
Dibutuhkan

40 tahun +1,00 D
40-45 tahun +1,25 D
45 tahun +1,50 D
45-50 tahun +1,75 D
50 tahun +2,00D
50-55 tahun +2,25 D
55 tahun +2,50 D
55-60 tahun +2,75 D
60 tahun +3,00 D
Terapi Presbiopia
• Penderita presbiopia harus dikoreksi dahulu
penglihatan jauhnya, baru diberikan kacamata
presbiopianya sesuai dengan usianya, untuk
kedua mata dengan kekuatan yang sama
• Penderita presbiopia dapat ditolong dengan
kacamata lensa rangkap yaitu lensa cekung
bagian atas untuk lihat benda jauh dan lensa
cembung di bagian bawah untuk melihat benda
dekat
• MERCI BEAUCOUP 

Anda mungkin juga menyukai