Anda di halaman 1dari 46

Case Report Session

KALAZION MARGINALIS PALPEBRA


INFERIOR OKULI DEXTRA
Rabanimukram Desyauri
G1A217002

Pembimbing: dr. Gita Mayani, Sp.M


• Palpebra adalah lipatan tipis kulit,
otot, dan jaringan fibrosa yang
berfungsi melindungi struktur-
struktur jaringan mata.

01
Pendahuluan
• Kalazion umumnya nodul yang
berkembang perlahan dan tidak
nyeri pada palpebra yang
disebabkan oleh inflamasi kelenjar
meibom (kalazion dalam), kalazion
sering kronik, tanpa tanda-tanda
peradangan akut.
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Identifikasi Nama : An.I
Umur : 15 tahun
Alamat : Jambi
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum menikah
Tanggal berobat : 5 Juli 2018
Keluhan utama Benjolan di dalam kelopak mata bawah pada mata kanan
Anamnesa Pasien datang ke RS Abdul Manap dengan keluhan benjolan di dalam kelopak mata bawah pada mata kanan. Benjolan
Khusus sudah muncul selama lebih kurang 6 bulan yang lalu. Benjolan muncul secara tiba-tiba dan besarnya tetap sejak pertama
kali timbul pada kelopak mata bawah. Tidak ada rasa mengganjal pada mata kanan, tidak ada nyeri pada benjolan, tidak
ada rasa nyeri pada mata kanan. Trauma pada kedua mata sebelumnya disangkal, pasien tidak mengeluhkan gangguan
penglihatan, pasien tidak ada riwayat menggunakan kacamata. Tidak ada belekan pada kedua mata, produksi air mata
normal seperti biasa pada kedua mata. Riwayat sering mengucek mata sebelumnya disangkal. Sakit kepala (-)
Riwayat penyakit a. Riwayat keluhan serupa (-)
dahulu b. Riwayat operasi (-)
c. Trauma pada mata (-)
d. Alergi (-)

Anamnesa keluarga Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang
sama seperti pasien

Riwayat gizi Baik


Keadaan sosial Menengah, pasien menggunakan BPJS
ekonomi
Penyakit sistemik
 Tractus respiratorius Tidak ada keluhan
 Tractus digestivus Tidak ada keluhan
 Kardiovaskuler Tidak ada keluhan
 Endokrin Tidak ada keluhan
 Neurologi Tidak ada keluhan
 Kulit Tidak ada keluhan
 THT Tidak ada keluhan
 Gigi dan mulut Tidak ada keluhan
 Lain-lain Tidak ada keluhan

Pemeriksaan visus dan refraksi

OD OS

Visus : 6/6 Visus : 6/6


II. Muscle Balance
Kedudukan bola mata
Orthoforia Orthoforia

Pergerakan bola mata


Pemeriksaan Eksternal
OD OS

Palpebra superior Palpebra superior


Blefarospasme (-), benjolan(-), hiperemis(-) Blefarospasme (-), benjolan(-), hiperemis(-)

Palpebra Inferior Palpebra Inferior


Benjolan(+) pada kelopak mata bagian dalam, Benjolan(-),hiperemis(-) entropion(-)
uk diameter : 0,3cm hiperemis(-) entropion (-)

Cilia Cilia
Trikiasis(-) Trikiasis(-)
Ap. Lacrimalis Ap. Lacrimalis
Tampak normal Tampak normal
Conjugtiva tarsus superior Conjugtiva tarsus superior
Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (- Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (-
) )
Conjungtiva tarsus inferior Conjungtiva tarsus inferior
Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (- Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (-)
),
Conjungtiva Bulbi Conjungtiva Bulbi
Injeksi Siliar (-) Injeksi Siliar (-)
Injeksi Konjunctiva (-) Injeksi Konjunctiva (-)
Kimosis (-), ekimosis (-) Kimosis (-), ekimosis (-)

Kornea Kornea
Edema (-) Edema (-)
Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Ulkus (-) Ulkus (-)
Makula (-) Makula (-)
Refleks kornea (+) Refleks kornea (+)
COA COA
Sedang Sedang

Pupil Pupil
Bulat, regular Bulat, regular
Refleks Cahaya : Refleks Cahaya :
- Direct (+) - Direct (+)
- Indirect (+) - Indirect (+)
Diameter : 3 mm Diameter : 3 mm

Iris Iris
Coklat, kripta normal, prolaps (-) Coklat, kripta normal, prolaps (-)

Lensa : Jernih Lensa : Jernih


Pemeriksaan Slit Lamp
Silia Silia
Trikiasis (-) Trikiasis (-)
Conjungtiva tarsus Conjungtiva tarsus
Papil (-), folikel (-), massa (-) Papil (-), folikel (-)

Conjungtiva bulbi : Injeksi siliar (-), injeksi Conjungtiva bulbi : Injeksi siliar (-), injeksi
konjungtiva (-), hiperemis (-) konjungtiva (-), hiperemis (-)
Kornea : Edema (-) Kornea : Edema (-)

Bilik mata depan : normal Bilik mata depan: normal


Iris : Kripta iris normal Iris : Kripta iris normal
Lensa : Jernih Lensa : Jernih
Tekanan Intra Okuler
Palpasi : normal Palpasi : normal
Tonometer Schiotz : tidak dilakukan Tonometer Schiotz : tidak dilakukan
Palpasi
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Massa margo palpebra inferior (+), Massa (-)
konsistensi lunak (+), supurasi (-), Pembesaran Gl. Aurikuler (-)
mobile (-)
Pembesaran Gl. Aurikuler (-)

Funduskopi
Funduskopi: tidak dilakukan Funduskopi: tidak dilakukan

Visual Field
Konfrontasi : Sama dengan pemeriksa Konfrontasi : Sama dengan pemeriksa
Pemeriksaan Umum

Tinggi badan 151 Cm

Berat badan 45 Kg

Tekanan darah 100/70 mmHg

Nadi 76 kali/menit

Suhu 36,40C

Pernapasan 19 kali/menit

Kerdiovaskuler BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Traktus gastrointestinal Bising usus (+)

Paru-paru Vesicular (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Neurologi Tidak dilakukan


Diagnosis : Kalazion Marginalis Palpebra Inferior OD
Diffrential Diagnosa :
- Horedeolum
- Blefaritis
Pengobatan :
Pembedahan : - Ekskokleasi kalazion
Medikamentosa : - Asam Mefenamat 3x500mg
- Amoxicillin 3x500mg
- Cendo Xytrol 3x1 OD
Edukasi :
- Menganjurkan pasien untuk menjaga kebersihan terutama bagian mata
- Manganjurkan pasien untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh mata
- Memberitahukan bahwa verban penutup mata jangan dibuka dulu minimal selama 6 jam
- Memberitahukan bagian mata yang dilakukan insisi jangan sampai basah
- Minum obat dan oleskan salep mata pada mata yang di insisi rutin sesuai anjuran
Prognosis : Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
02
Part One
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
• Anatomi palpebra
• Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
• Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara
dalam folikel rambut pada dasar bulu mata
• Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam
satu baris dekat bulu mata
• Tepian posterior berkontak dengan
bola mata, dan sepanjang tepian ini
terdapat muara-muara kecil dari
kelenjar sebasea yang
telah dimodifikasi (glandula Meibom)
Kelenjar Meibom
• Kelenjar sebaseus yang besar
• Tidak berkontak langsung dengan folikel rambut
• Terletak pada lempeng tarsal kelopak mata atas-bawah (jumlah di kelopak
atas > kelopak bawah)
• Fungsi: menghasilkan sekret minyak/oily yang mencegah perlekatan
antara kedua kelopak mata dan berfungsi untuk membentuk lapisan tear
film yang mencegah air mata untuk berevaporasi
02 Glandula zeiss dan moll

Glandula Moll adalah


Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar
modifikasi kelenjar keringat yang bermuara
sebasea kecil yang ke dalam satu baris dekat
bermuara dalam folikel bulu mata
rambut pada dasar bulu
mata.
Glandula moll dan zeiss
mensekresi lipid yang
ditambahkan ke lapisan
superfisial dari tear film,
mencegah evaporasi
Definisi
• Kalazion adalah peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang
tersumbat, sehingga mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit
pada mata
• Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi
ringan yang mengakibatkan peradangan kronis
Epidemiologi
• Kalazion bisa terjadi pada semua umur, kasus pada
anak- anak mungkin juga bisa terjadi. Pengaruh
hormonal terhadap sekresi sebaseous dan viskositas
mungkin menjelaskan terjadinya penumpukan pada
masa pubertas dan selama kehamilan
Etiologi
Etiologi
• Beberapa literatur menyebutkan bahwa penyebab kalazion adalah
idiopatik, tetapi ada yang menyebutkan bahwa penyebabnya adalah
berhubungan dengan blefaritis kronik
• Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh sumbatan pada
saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum
Patofisiologi
• Sumbatan duktus Gl. Meibom oleh sekret  radang granulomatosa
 radang dinding sekitarnya  terisi jaringan ikat dan hialin 
psudokista.
• Kerusakan lipid  tertahannya sekresi kelenjar  jaringan granulasi
 inflamasi.
Manifestasi Klinis
• benjolan pada kelopak mata
• tidak hiperemi
• tidak ada nyeri tekan
• pseudoptosis
• tidak ada pembesaran kelenjar preaurikuler
• kadang- kadang terjadi kelainan refraksi pada mata, karena
penekanan yang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata
• pada anak muda : diabsorbsi spontan
Diagnosis
• anamnesa identitas, keluhan dari kalazion yang disebutkan
sebelumnya, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit sebelumnya,
riwayat penyakit keluarga, riwayat pengobatan, dan riwayat
kebiasaan
• pemeriksaan mata seperti visus, tekanan intra ocular, kedudukan bola
mata, pergerakan, palpebra, konjungtiva, sclera, kornea, camera okuli
anterior, iris, pupil, serta lensa
a. Pemeriksaan fisik
Inpeksi : lihat adanya nodul pada kelopak mata atas atau bawah,
dimana nodul menonjol ke arah konjungtiva dan tampak adanya daerah
berwarna kemerahan pada palpebra bagian dalam.
Palpasi : ditemukan adanya masa yang keras dan terfiksasi pada tarsus.
• Pemeriksaan Histopatologi, pemeriksaan histopatologi dilakukan bila
kalazion terjadi berulang kali sehingga dicurigai keganasan.
• Pemeriksaan Tonografi
• Pemeriksaan Darah Lengkap
• Pemeriksaan Lipid Serum
Diagnosis Banding
Hordeolum
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata 
infeksi staphylococcus aureus
• Hordeolum internum atau radang kelenjar meibom  penonjolan
terutama ke daerah konjungtiva tarsal.
• Hordeolum eksternum atau radang kelenjar zeis atau moll 
penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak.
Hordeolum
• Etiologi  Staphylococcus aureus
• Patofisiologi
Hordeolum externum  blokade dan infeksi kelenjar Zeiss atau
Moll.
Hordeolum internum  infeksi pada kelenjar Meibom yang
terletak di dalam tarsus.
Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada
tarsus dan jaringan sekitarnya.
• Manifestasi Klinis
• Gejala klinis hordeolum adalah:
• Pembengkakan
• Rasa nyeri pada kelopak mata
• Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
• Riwayat penyakit yang sama
• Tanda hordeolum adalah:
• Eritema
• Edema
• Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
• Seperti gambaran abses kecil
• Penatalaksanaan Hordeolum
kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai
nanah keluar dan antibiotik sistemik eritromisin 250
mg atau 125-250 mg diklosasilin 4 kali sehari, dapat
juga diberi tetrasiklin
Pada nanah dan kantong nanah tidak dapat keluar
dilakukan insisi.
• Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi
pus, tegak lurus pada margo palpebra.
• Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo
palpebra. Setelah dilakukan insisi dilakukan ekskohleasi
atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam
kantongnya dan kemudian diberi salep antibiotik
• Komplikasi  selulitis palpebra
• Prognosis
• Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi lebih
cepat dengan penggunaan kompres hangat dan ditutup yang bersih.
Hordeolum Internal terkadang berkembang menjadi kalazion, yang mungkin
memerlukan steroid topikal atau bahkan insisi dan kuretase
• Blefaritis  radang yang sering terjadi pada kelopak mata (palpebra)
baik itu letaknya tepat di kelopak ataupun pada tepian kelopak
• Blepharitis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia iritatif,
dan bahkan bahan kosmetik, sedangkan blepharitis infeksi bisa
disebabkan oleh kuman streptococcus, pneumococcus, pseudomonas
• Gejala yang di timbulkan terkadang hanya berupa iritasi kecil disertai
dengan rasa gatal, tetapi dalam beberapa kasus bisa menyebabkan
kemerahan pada mata, rasa seperti tersengat atau terbakar
• Secara klinis blefaritis dikategorikan menjadi staphylococcal,
seborrheic, meibomiangland dysfunction (MGD) atau kombinasinya,
sedangkan berdasarkan bentuknya blepharitis dibagi menjadi
blepharitis seborrheic dan blepharitis ulcerative
Penatalaksanaan Kalazion
• Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat
15 menit (4 kali sehari). Lebih dari 50% kalazion sembuh dengan
pengobatan konservatif.
• Obat tetes mata atau salep mata jika infeksi diperkirakan sebagai
penyebabnya.
• Injeksi steroid ke dalam kalazion untuk mengurangi inflamasi, jika
tidak ada bukti infeksi
• Steroid menghentikan inflamasi dan sering menyebabkan regresi dari
kalazion dalam beberapa minggu kemudian.2
• Eksisi kalazion
• Jika perlu, buatlah insisi vertikal pada permukaan konjungtiva
palpebra.
• Untuk kalazion yang kecil, lakukan kuretase pada granuloma
inflamasi pada kelopak mata.
• Untuk kalazion yang besar, iris granuloma untuk dibuang
seluruhnya
• Cauter atau pembuangan kelenjar meibom (yang biasa
dilakukan)
• Untuk kalazion yang menonjol ke kulit, insisi permukaan kulit
secara horisontal lebih sering dilakukan daripada lewat
konjungtiva untuk pembuangan seluruh jaringan yang
mengalami inflamasi.2
• Eskokleasi Kalazion
Terlebih dahulu mata ditetes dengan anestesi topikal pentokain. Obat
anestesia infiltratif disuntikkan di bawah kulit di depan kalazion.
Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan kemudian klem dibalik
sehingga konjungitiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak
lurus margo palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih.
Klem kalazion dilepas dan diberi salep mata.
Komplikasi
• Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat menyebabkan
trichiasis, dan kehilangan bulu mata. Kalazion yang rekuren atau
tampat atipik perlu dibiopsi untuk menyingkirkan adanya keganasan.
Astigmatisma dapat terjadi jika massa pada palpebra sudah
mengubah kontur kornea. Kalazion yang drainasenya hanya sebagian
dapat menyebabkan massa jaringan granulasi prolapsus diatas
konjungtiva atau kulit
Prognosis
• Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil yang
baik. Seringkali timbul lesi baru, dan rekuren dapat terjadi pada lokasi
yang sama akibat drainase yang kurang baik.
• Kalazion rekuren atau berulang  pertimbangkan adanya suatu
keganasan berupa karsinoma sel sebasea
ANALISA KASUS
Anamnesis
Kasus Teori
Pasien datang ke RS Abdul Manap dengan keluhan benjolan di Kalazion adalah peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang
dalam kelopak mata bawah pada mata kanan. Benjolan sudah tersumbat, sehingga mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit
muncul selama lebih kurang 6 bulan yang lalu. Benjolan muncul pada mata. Pada kalazion terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan
secara tiba-tiba dan besarnya tetap sejak pertama kali timbul infeksi ringan yang mengakibatkan peradangan kronis. Manifestasi klinis
pada kelopak mata bawah. Tidak ada rasa mengganjal pada pada kalazion yaitu benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, tidak
mata kanan, tidak ada nyeri pada benjolan, tidak ada rasa nyeri ada nyeri tekan, pseudoptosis, tidak ada pembesaran kelenjar
pada mata kanan. Trauma pada kedua mata sebelumnya preaurikuler, kadang- kadang terjadi kelainan refraksi pada mata, karena
disangkal, pasien tidak mengeluhkan gangguan penglihatan, penekanan yang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata.
pasien tidak ada riwayat menggunakan kacamata. Tidak ada Sumbatan duktus dari Glandula Meibom oleh sekret menyebabkan
belekan pada kedua mata, produksi air mata normal seperti radang granulomatosa dari glandula meiboom, disusul radang dari
biasa pada kedua mata. Riwayat sering mengucek mata dinding di sekitarnya, kemudian diisi dengan jaringan ikat dan hialin,
sebelumnya disangkal. Sakit kepala (-) yang selanjutnya menjadi bubur dan merupakan psudokista. Kadang-
kadang timbulnya di dalam duktus dari glandula meibom dan letaknya di
margo palpebra yang disebut kalzion marginalis
Pemeriksaan Oftalmologikus
Kasus Teori
1. Visus dasar : OD 6/6, OS 6/6 Kalazion memiliki gejala adanya benjolan
2. Posisi bola mata ODS : ortoforia pada kelopak mata, tidak hiperemi, tidak
3. Pergerakan bola mata ODS: duksi versi ada nyeri tekan, kelenjar preaurikuler tidak
baik membesar. Kadang-kadang timbulnya di
4. Palpebra OD : massa margo palpebral (+), dalam duktus dari glandula meibom dan
OS : tidak ada kelainan letaknya di margo palpebra yang disebut
5. Konjungtiva ODS: hiperemis (-) kalzion marginalis
6. Konjungtiva Bulbi ODS: injeksi siliar (-)
7. Kornea ODS : tidak ada kelainan
8. Limbus : tidak terdapat kelainan
9. COA : sedang
10. Lensa : Jernih
11. TIO : normal
12. Lapangan pandang : tidak menyempit
Tatalaksana Pada Pasien
Kasus Teori
Pembedahan : Ekskokleasi Eskokleasi Kalazion
kalazion Terlebih dahulu mata ditetes dengan
Medikamentosa : Asam anestesi topikal pentokain. Obat
Mefenamat 3x500mg, Amoxicillin anestesia infiltratif disuntikkan di bawah
3x500mg, Cendo Xytrol 3x1 OD kulit di depan kalazion. Kalazion dijepit
dengan klem kalazion dan kemudian klem
dibalik sehingga konjungitiva tarsal dan
kalazion terlihat. Dilakukan insisi tegak
lurus margo palpebra dan kemudian isi
kalazion dikuret sampai bersih. Klem
kalazion dilepas dan diberi salep mata
KESIMPULAN
• Kalazion adalah peradangan granulomatosa kelenjar meibom yang
tersumbat, sehingga mengakibatkan pembengkakan yang tidak sakit
pada mata.
• Penyebab kalazion adalah idiopatik.
• Manifestasi klinis pada kalazion yaitu benjolan pada kelopak mata,
tidak hiperemi, tidak ada nyeri tekan, pseudoptosis, tidak ada
pembesaran kelenjar preaurikuler, kadang- kadang terjadi kelainan
refraksi pada mata
• Penanganan konservatif kalazion adalah dengan kompres air hangat
15 menit (4 kali sehari). Jika tidak menunjukkan perbaikan dapat
dilakukan insisi dan Eskokleasi Kalazion.
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai