Anestesi regional (RA) dan anestesi umum (GA) adalah teknik anestesi
yang umumnya digunakan untuk operasi Sesar (Sectio Caesarea), keduanya
1 memiliki kelebihan dan kekurangan.
Usia : 24 Tahun
Agama : Islam
成果与应用
Riwayat Kebiasaan dan Gaya Hidup
Merokok (-), Alcohol (-)
相关建议
5
Pemeriksaan Fisik
Anestesi Regional
• Teknik : Spinal anestesi
• Lokasi Tusukan :L3–4
• Obat Anestesi Lokal : Buvipacaine 15 mg
• Adjuvant : Morfin 0,1 mg
• Pemeliharaan : O2
Status Asa
Diagnosis
1/ 2 / 3/ 4 / 5 / E G1P0A0 gravida 37-38 minggu janin tunggal hidup
intrauterine presentasi kepala + KPD
9
• Letak Penderita : Supine
Input : RL 4 kolf
Total : 2000 ml
10
• BB • 75 Kg
• M : 2 cc/ KgBB
• Maintenance • M : 2 cc x 75
Kebutuhan • M : 150 cc
Cairan • Pengganti
• P=6xM
• P = 6 x 150
Puasa
• P = 900 cc
• O = BB x 6 cc (operasi sedang)
• Stress
• O = 75 x 6 cc
Operasi
• O = 450cc
Kebutuhan Cairan Selama Operasi
Jam I Jam II
½ (P) + M + O ¼ (P) + M + O
= ½ (900) + 150 + 450 = ¼ (900) + 150 + 450
= 1050 cc = 825 cc
ABL = Δ Ht x EBV x 3
100 EBV = 65 x BB
= (37-28) x 4875 x 3 = 65 x 75
100 = 4875 cc
= 1316.25 cc
Monitoring Anestesi
Jam Tindakan Nadi (x/menit) Saturasi O2 TD (mmHg) RR (x/menit)
(%)
Kesadaran : 2
Total : 9
Monitoring tanda vital dan perdarahan
tiap 15 menit
Bedah panggul
Bedah obsetri-genekologi
Bedah urologi
yang paling
hyperbarik, dosis 20-50 mg (1-2ml)
sering
digunakan • Bupivakaine (markaine) 0.5% dlm air: sifat isobarik, dosis 5-20mg
(1-4ml)
22
Teknik Anestesi Spinal
Obat Anestesi spinal
Dosis 7,5 – 15 mg bupivacaine intratekal cukup untuk bedah SC. Blok saraf
dilakukan pada ketinggian L3 – L4 atau L4 – L5 menggunakan jarum spinal
nomor 25 atau 27. Bupivacaine digunakan sebagai blockade saraf. Opioid
seperti fentanyl atau morfin dapat menambah efek analgesic yang
dihasilkan oleh anestesi local melalui pengikatan dengan reseptor spinal
yang spesifik. Oleh karena itu opioid dapat menurunkan dosis dari
bupivacaine yang diperlukan untuk mendapatkan efek adekuat dari
anestesi pada operasi.
Komplikasi Pasca TIndakan
Nyeri tempat suntikan
Nyeri punggung
Retensio urin
Meningitis
25
Komplikasi tindakan
Anestesi Spinal
• Hipotensi berat
• Bradikardia
• Hipoventilasi
• Gangguang pendengaran
• Blok spinal tinggi atau spinal total.
26
• Termasuk indikasi untuk melakukan operasi, urgensi, keinginan
pasien dan dokter kandungan, dan keterampilan dokter anestesi.
Pemilihan teknik anestesi ditentukan oleh pertimbangan untuk
keselamatan ibu, masalah teknis, dan keahlian ahli anestesi.
• Anestesi regional adalah pilihan.
Analisa Kasus
Premedikasi
• Jumlah seluruh cairan yaitu 2225 cc, maka pemberian 2500 ml kristaloid selama operasi sudah mencukupi kebutuhan
cairan pasien
Anestesi regional menjadi teknik yang lebih disukai pada section caesarea
karena anestesi umum dikaitkan dengan risiko yang lebih besar untuk
terjadinya morbiditas dan kematian ibu. Spinal anestesi adalah pemberian
obat anestetik lokal dengan cara menyuntikkan ke dalam ruang
subarakhnoid.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
• Rofiq A, D Sutiyono. Perbandingan Antara Anestesi Regional Dan Umum Pada Operasi Caesar.
Journal Anestesi Indonesia (serial online) 2009. (diakses Apr 19 2013); 1(3) (16 layar).
• Nugroho AM. Anestesia Obstetrik. Dalam: Soenarto RF, S Chandra, editor. Buku Ajar
Anestesiologi. Jakarta: Departemen Anestesiologi dan Intensive Care Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia / RS Cipto Mangunkusumo Jakarta; 2012. Hal 351 – 373.
• Winkjosastro H. Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi ke-1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2007. Hal 133-134.
• Fakultas Kedokteran Universitas Jambi. Catatan Anestesi. Jambi; 2012. Hal 21-24.
• Latief S, KA Suryadi, MR Dachlan. Edisi ke-2: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2001. Hal 105 – 112.
• Chris Ankcorn dan William F Casey. Spinal anaesthesia-a practical guide. Available from :
http://www.nda.ox.ac.uk/wfsa/html/u03/u03_003.htm. Diakses tanggal 18 April 2013.
• Muhaiman M, Thaib MR, Sunatrio S, Dahlan R. Anestesiologi. Disusun Staf Pengajar, Bagian
Anestesiologi dan terapi Intensif FKUI, Jakarta, 1989. Hal 123-133.
Terima Kasih