Anda di halaman 1dari 21

KERATOCONUS

DEFINISI

 Keratokonus adalah penyakit kornea yang bersifat kronis


dan non inflamasi dimana daerah sentral dan parasentral
dari kornea mengalami penipisan dan penonjolan sehingga
kornea tampak berbentuk kerucut.
EPIDEMIOLOGI

 Keratokonus mempunyai onset pada masa pubertas


dan mengalami progresivitas sampai dekade ketiga
atau keempat kehidupan
 Keratokonus terjadi pada semua ras dan tidak
mempunyai predisposisi pada jenis kelamin
tertentu.
ANATOMI KORNEA
ETIOLOGI

Penelitian Biokimia
Pada pemeriksaan biokimia didapatkan penurunan enzim alpha1-
proteinase inhibitor, alpha2 macroglobulin dan TMP-1.
Faktor Genetik
Penyakit Lain
Sindroma Down, Kebiasaan menggosok-gosok mata (eye rubbing) juga
dikaitkan dengan patogenensis terjadinya keratokonus.
Pemakainan lensa kontak juga diduga merupakan salah satu penyebab
keratokonus
KLASIFIKASI

 Nipple Cones  Oval Cones


Ditandai dengan ukuran yang kecil Ditandai dengan ukuran yang lebih
(<5mm). Pusat dari puncaknya terletak besar (5-6mm)
pada sentral atau parasentral dan
berpindah ke arah infero nasal
KLASIFIKASI

 Globus Cones
Ukurannya terbesar (>6mm)
PATOFISIOLOGI

Penipisan pada kornea ini menyebabkan kornea


berbentuk konus bukan sferis. Bentuk abnormal ini
menimbulkan astigmatisme ireguler yang sulit
dikoreksi dengan kaca mata. Lensa kontak yang kaku
menghasilkan permukaan yang sferis mulus bagi
kornea dan mungkin memperbaiki refraksi pasien
keratokonus.
Perjalanan Penyakit

Fase Awal
 Reflek tetesan minyak dengan pemeriksaan oftalmoskop pada jarak
sekitar 30 cm.
 Retinoskopi memperhatikan reflek gunting yang irreguler.
 Pemeriksaan lampu celah memperlihatkan garis-garis Vogt yang hilang
dengan melakukan penekanan yang ringan pada bola mata.
 Saraf-saraf kornea yang prominent mungkin tampak.
 Keratometer memperlihatkan astigmatisme irregular.
Perjalanan Penyakit

Fase Lanjut
 Fase ini ditandai dengan:
 Penipisan kornea yang progresif lebih dari sepertiga ketebalan kornea
 Visus jelek karena miopia astigmat irreguler yang berat.
 Adanya tanda dari Munson
 Pemeriksaan lampu celah bisa didapatkan cincin dari Flischer
 Jaringan parut pada stroma kornea pada kasus yang berat
Perjalanan Penyakit

Fase Hidrops Akut


 Suatu keadaan akut dimana cairan aqueous masuk ke kornea karena
adanya robekan pada membran Descement. Hal ini menyebabkan
turunnya visus secara mendadak disertai tidak nyaman dan epifora.
 Diterapi dengan pemberian tetes mata salin hipertonik, bebat mata
atau lensa kontak lunak, dan pemberian siklopegik untuk mengurangi
nyeri siliaris.
Diagnosis

 Anamnesis

Penipisan kornea ini menyebabkan astigmatisme irregular,


miopia dan penonjolan yang pada akhirnya menyebabkan
menurunnya tajam penglihatan. Penyakit ini bersifat
progresif dan bilateral, walaupun pada awalnya hanya
mengenai satu mata.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Luar
 Tanda dari Munson
Adanya bentuk seperti huruf V
pada kelopak mata bawah saat
pasien melirik ke bawah yang
disebabkan kelainan bentuk dari
kornea.
Pemeriksaan Fisik

 Tanda dari Rizzzuti


 Bila lampu senter disinarkan dari
arah temporal akan tampak reflek
dari kerucut di kornea sebelah
nasal. Tanda ini merupakan tanda
awal dari keratokonus
Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan visus dan refraksi


 Pemeriksaan lampu celah biomikroskop
 Pemeriksaan topografi kornea
 Pemeriksaan plasidoskopi
Diagnosis Banding

 Degenerasi Pellucid Marginal

 Keratoglobus
Diagnosis Banding

 Degenerasi Pellucid Marginal  Keratoglobus


Terjadi penipisan kornea bagian Seluruh kornea mengalami penipisan.
inferior. bersifat progresif dan tidak Penyakit ini timbul sejak lahir, bersifat
mempunyai predileksi pada jenis bilateral dan diduga disebabkan oleh
kelamin tertentu. kelainan sintesa kolagen.
PENATALAKSANAAN

 Kaca Mata
Untuk mengkoreksi astigmatisme regular atau astigmatisme
irregular yang ringan.
 Lensa Kontak Keras
Dibutuhkan pada derajat astigmat yang berat dan menghasilkan
permukaan refraktif yang regular.
 Tindakan bedah
1. Keratoplasti Tembus
2. Keratoplasti Lamellar Dalam (deep lamellar keratoplasty/DLK)
3. Keratoplasti Termal (Thermokeratoplasti)
4. Prosedur Ablatio Kornea
 Ablasi Kornea Dengan Laser Eksimer (Excimer Laser)
 LASIK (Laser in Situ Keratomileus)
5. Prosedur Addisi Kornea
 Epikeratoplasti
 Lensa Intraokuler Fakik
 Cincin Kornea Intra Stroma
PROGNOSIS

 Penyakit ini merupakan penyakit non inflamasi,


bersifat kronis dan progresif. Bila terjadi jaringan
parut pada kornea bagian sentral akan menyebabkan
penurunan visus yang bermakna dan tidak dapat
dikoreksi dengan lensa kontak.
TERIMA
KASIH 

Anda mungkin juga menyukai