DEFINISI
Penelitian Biokimia
Pada pemeriksaan biokimia didapatkan penurunan enzim alpha1-
proteinase inhibitor, alpha2 macroglobulin dan TMP-1.
Faktor Genetik
Penyakit Lain
Sindroma Down, Kebiasaan menggosok-gosok mata (eye rubbing) juga
dikaitkan dengan patogenensis terjadinya keratokonus.
Pemakainan lensa kontak juga diduga merupakan salah satu penyebab
keratokonus
KLASIFIKASI
Globus Cones
Ukurannya terbesar (>6mm)
PATOFISIOLOGI
Fase Awal
Reflek tetesan minyak dengan pemeriksaan oftalmoskop pada jarak
sekitar 30 cm.
Retinoskopi memperhatikan reflek gunting yang irreguler.
Pemeriksaan lampu celah memperlihatkan garis-garis Vogt yang hilang
dengan melakukan penekanan yang ringan pada bola mata.
Saraf-saraf kornea yang prominent mungkin tampak.
Keratometer memperlihatkan astigmatisme irregular.
Perjalanan Penyakit
Fase Lanjut
Fase ini ditandai dengan:
Penipisan kornea yang progresif lebih dari sepertiga ketebalan kornea
Visus jelek karena miopia astigmat irreguler yang berat.
Adanya tanda dari Munson
Pemeriksaan lampu celah bisa didapatkan cincin dari Flischer
Jaringan parut pada stroma kornea pada kasus yang berat
Perjalanan Penyakit
Anamnesis
Pemeriksaan Luar
Tanda dari Munson
Adanya bentuk seperti huruf V
pada kelopak mata bawah saat
pasien melirik ke bawah yang
disebabkan kelainan bentuk dari
kornea.
Pemeriksaan Fisik
Keratoglobus
Diagnosis Banding
Kaca Mata
Untuk mengkoreksi astigmatisme regular atau astigmatisme
irregular yang ringan.
Lensa Kontak Keras
Dibutuhkan pada derajat astigmat yang berat dan menghasilkan
permukaan refraktif yang regular.
Tindakan bedah
1. Keratoplasti Tembus
2. Keratoplasti Lamellar Dalam (deep lamellar keratoplasty/DLK)
3. Keratoplasti Termal (Thermokeratoplasti)
4. Prosedur Ablatio Kornea
Ablasi Kornea Dengan Laser Eksimer (Excimer Laser)
LASIK (Laser in Situ Keratomileus)
5. Prosedur Addisi Kornea
Epikeratoplasti
Lensa Intraokuler Fakik
Cincin Kornea Intra Stroma
PROGNOSIS