Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

KONJUNGTIVITIS

OLEH:
Desy Natalia Togatorop
Fitria Risna Putri
PEMBIMBING: dr. H.Djarizal, Sp.M, MPH

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pendahuluan
01 Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput lendir
yang mengenai bagian putih mata dan bagian dalam
kelopak mata.

02 Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri,


alergi, atau kontak dengan benda asing, misalnya
kontak lensa.

03 Beberapa tipe konjungtivitis adalah konjungtivitis


bakteri, klamidia, virus

04
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 13 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMP
Alamat : Jl. Soekarno Hatta
Tanggal berobat : 23 Desember 2019
Keluhan Utama
Mata merah sebelah kiri sejak ± 3hari SMRS

Anamnesis
ANAMNESA KHUSUS
Pasien mengeluhkan mata merah sebelah kiri sejak ± 3 hari SMRS, awalnya
merah pada mata muncul dari tepi mata dan semakin lama ke bagian tengah
mata dan terasa sakit. Pasien juga mengelukan sering keluar kotoran pada
matadan mata sebelah kiri sering berair, pasien juga sering mengucek
matanya. Pasien juga mengeluhkan demam sejak ± 3 hari SMRS

Pada pagi hari SMRS, pasien mengatakan mata sebelah kiri hampir tidak bisa
dibuka, dan pasien merasakan nyeri pada mata. Pasien mengatakan bahwa
awalnya beberapa teman pasien mengalami hal serupa, dan kemudian pasien
juga mengalami hal yang sama.Pasien mengatakan bahwa mata merahnya
tidak menganggu penglihatannya hanya terkadang terasa gatal dan berair
dimata pasien.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
 Riwayat keluhan serupa (-)
 Riwayat penggunaan kaca mata
Tidak ada keluarga yang menderita
ataupun lensa kontak (-)
penyakit seperti pasien
 Riwayat penyakit DM (-)
 Riwayat penyakit hipertensi (-)
 Alergi (-)
RIWAYAT GIZI:
SOSIAL EKONOMI :
IMT = BB/(TB)2= 40/152 = Cukup
17,31= normal
Baik
Penyakit sistemik
Tidak ada keluhan
 Tractus respiratorius
Tidak ada keluhan
 Tractus digestivus

 Kardiovaskuler Tidak ada keluhan

 Endokrin Tidak ada keluhan

 Neurologi Tidak ada keluhan

 Kulit Tidak ada keluhan

 THT Tidak ada keluhan

 Gigi dan mulut Tidak ada keluhan

 Lain-lain Tidak ada keluhan


OD OS

Visus : 6/6 Visus : 6/6

Pemeriksaan visus dan refraksi


OD OS
Pemeriksaan eksternal

OD OS

Palpebra superior Palpebra superior

Benjolan(-), hiperemis(-) Benjolan(-), hiperemis(-)


Palpebra Inferior Palpebra Inferior

Benjolan(-),hiperemis(-) Benjolan(-),hiperemis(-)
Cilia Cilia

Trikiasis(-) Trikiasis(-)
Conjugtiva tarsus superior Conjugtiva tarsus superior

Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (-) Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (+)
Conjungtiva tarsus inferior Conjungtiva tarsus inferior

Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (-) Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (+)

Conjungtiva Bulbi Conjungtiva Bulbi

Hiperemis (-) Hipermeis (+)

   
Kornea Kornea

Infiltrat (-) Infiltrat (-)

Sikatrik (-) Sikatrik (-)

Ulkus (-) Ulkus (-) 


COA COA

Kedalaman sedang Kedalaman sedang


Pupil Pupil

Bulat, isokor Bulat, isokor

Refleks Cahaya : Refleks Cahaya :


- Direct (+) - Direct (+)
- Indirect (+) - Indirect (+)
Diameter : 3 mm Diameter : 3 mm
Iris Iris

Kripta iris normal, warna coklat Kripta iris normal, warna coklat
   

Lensa : Jernih Lensa : Jernih

 
Pemeriksaan Slit Lamp
Silia Silia

(-) (-)
Conjungtiva tarsus Conjungtiva tarsus

(-) (-).

 
Conjungtiva bulbi : (-) Conjungtiva bulbi : (-)
Kornea : (-) Kornea : (-)

 
Bilik mata depan : (-) Bilik mata depan: (-)
Iris : (-) Iris : (-)
Lensa : (-) Lensa : (-)
Tekanan Intra Okuler

Palpasi / Digital : normal Palpasi / Digital : normal

Tonometer Schiotz : tidak dilakukan Tonometer Schiotz : tidak dilakukan


VISUAL FIELD

Konfrontasi : Lapang pandang Konfrontasi : Lapang pandang


dalam batas normal dalam batas normal
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan 152 Cm
Berat badan 40 Kg
Tekanan darah 90/60 mmHg
Nadi 80 kali/menit
Suhu 37,60C
Pernapasan 20 kali/menit
N D ING
SA BA
DIAGNOSIS NO
DIAG
Konjungtivitis OS ral
t iv it is vi
ung
Konj

bakteri
it is
nj ungtiv
Ko

i s al ergi
ung tivit
Konj
Tatalaksana

1 Cendoxitrol 6x1 gtt

2 Paracetamol 3x500 mg

04
3
Kompres hangat
Prognosis

Quo ad vitam: dubia ad bonam


Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanationam: dubia ad bonam
 
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Kornea

• Selaput bening mata


yang tembus cahaya
• Tebal 0,54 mm di
tengah
• 0,65 mm di tepi
• Diameter 11,5 mm
• Avaskuler
Adanya inflamasi pada konjungtiva atau peradangan pada
konjungtiva, selaput bening yang menutupi bagian berwarna
putih pada mata dan permukaan bagian dalam kelopak mata.

Konjungtivitis (definisi)
Gejala dan Tanda Klinis
Gejala
 Sensasi benda asing
 Sensasi penuh disekitar mata
 Gatal
 Fotopobia

Tanda
 Hiperemia
 Berair mata
 Eksudasi
 Pseudoptosis
 Hipertrofi papiler
 Kemosis
 Folikel
 Pseudomembran dan membran
 Granuloma
 Adenopati preaurikuler
Klasifikasi
Konjungtivitis Bakterial

Pemeriksaan Laboratorium
Tanda dan gejala
Iritasi mata, Kerokan konjungtiva untuk
Mata merah, pemeriksaan mikroskopik dan biakan
Sekret mata, disarankan untuk semua kasus dan
Palpebra terasa lengket saat bangun tidur diharuskan jika penyakit itu purulen,
Kadang-kadang edema palpebra bermembran atau
Infeksi biasanya mulai pada satu mata dan berpseudomembran.
menular ke sebelah oleh tangan.
Konjungtivitis Bakterial

Komplikasi dan Sekuel


Blefaritis marginal menahun Terapi
Parut konjungtiva Terapi spesifik terhadap konjungtivitis
Ulserasi kornea marginal bacterial tergantung temuan agen
mikrobiologiknya.
Terapi topical dan sistemik harus segera
dilaksanakan setelah materi untukpemeriksaan
Prognosis laboratorium telah diperoleh.
Konjungtivitis bakteri akut hampir Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen
selalu sembuh sendiri, infeksi dapat akut, saccus konjungtiva harus dibilas dengan
berlangsung selama 10-14 hari; jika larutan garam agar dapat menghilangkan
diobati dengan memadai, 1-3 hari, secret konjungtiva.
kecuali konjungtivitis stafilokokus
dan konjungtivitis gonokokus
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Folikuler Virus Akut

Pemeriksaan Laboratorium
1. Demam Faringokonjungtival
Dapat juga didiagnosis secara
Tanda dan gejala serologic dengan meningkatnya titer
Demam antibody penetral virus.
Sakit tenggorokan
Konjungtivitis folikuler pada satu atau dua
mata Terapi
Limfadenopati preaurikuler Kadang-kadang
Tidak ada pengobatan spesifik.
edema palpebra
Konjungtivitisnya sembuh sendiri,
umumnya dalam sekitar 10 hari.
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Folikuler Virus Akut

Pemeriksaan Laboratorium
2. Keratokonjungtivitis Epidemika
Diidentifikasi dengan tes netralisasi.
Tanda dan gejala
Mata merah
Mata berair Terapi
Fotopobia Belum ada terapi spesifik, namun
Keratitis epitel kompres dingin akan mengurangi
Kekeruhan subepitel beberapa gejala.
Nyeri tekan preaurikuler Antibakteri harus diberikan jika
terjadi superinfeksi bacterial.
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Folikuler Virus Akut

Pemeriks aan Lab orato rium


Konjungtivitis Virus Herpes Simpleks Ditemukannya sel – sel epithelial
raksasa multinuclear
Tanda dan gejala
Pelebaran pembuluh darah unilateral
Iritasi Terapi
Bertahi mata mukoid Antivirus topical
Fotofobia ringan Penggunaan kortikosteroid
Nyeri dikontraindikasikan
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Folikuler Virus Akut

Penyebaran
4. Konjungtivitis Hemoragika Akut
Ditularkan melalui kontak erat dari
Tanda dan gejala orang ke orang dan oleh fomite
Mata terasa sakit seperti sprei, alat-alat optic yang
Fotofobia terkontaminasi, dan air.
Sensasi benda asing
Banyak mengeluarkan air mata
Mata merah Terapi
Edema palpebra Tidak ada pengobatan yang pasti.
Hemoragi subkonjungtiva
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Virus Menahun

Pemeriks aan Lab orato rium


1. Blefarokonjungtivitis Varicella Zoster Kerokan dari vesikel palpebra
mengandung sel raksasa dan banyak
Tanda dan gejala
leukosit polimorfonuklear; kerokan
Hyperemia
konjungtiva pada varicella dan zoster
Konjungtivitis infiltrate mengandung sel raksasa dan monosit.
Erupsi vesikuler
Limfonodus preaurikuler
Entropion Terapi
Acyclovir oral dosis tinggi (800 mg
oral lima kali sehari selama 10 hari)
Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Virus Menahun

Penyebaran
2. Keratokonjungtivitis Morbilli
Kerokan konjungtivitis menunjukkan
Tanda dan gejala reaksi sel mononuclear
Timbul konjungtivitis eksudatif dengan
secret mukopurulen
Bercak-bercak Koplik pada konjungtiva

Ter api
Tidak ada terapi spesifik, hanya
tindakan penunjang saja yang
dilakukan, kecuali jika ada infeksi
sekunder.
Konjungtivitis Clamidia

Tanda dan gejala


Mata berair Pemeriksaan Laboratorium
Fotopobia Inkulasi klamida dapat ditemukan
Eksudasi pada kerokan konjungtiva yang di
Edema palpebra pulas dengan Giemsa, namun tidak
Kemosis konjungtiva bulbi selalu ada.
Keratititis superior
Pembentukan pannus dan nodus preaurikuler
kecil dan nyeri tekan Terapi
Tetracycline
Doxycycline
Erithromycine
Konjungtivitis Alergi

Reaksi Hipersensitivitas Humoral Langsung Reaksi Hipersensitivitas Tipe Lambat


1)Konjungtivitis Demam Jerami (Hay Fever) 1)Phlyctenulosis
2)Konjungtivitis Vernalis 2)Konjungtivitis Ringan Sekunder
3)Konjungtivitis Atopik terhadap Blefaritis kontak

Konjungtivitis Akibat penyakit


Konjungtivitis Kimia atau Iritatif
Autoimun

1) Konjungtivitis Iatrogenik Pemberian


Keratokonjungtivitis Sicca Obat Topikal
2) Konjungtivitis Pekerjaan oleh Bahan
Kimia dan Iritans
PEMBAHASAN
 Konjungtivitis merupakan peradangan
kunjungtiva atau merahnya selaput mata
yang biasanya berwarna putih yang dapat
karena infeksi, reaksi alergi, atau fisik
Berdasarkan anamnesis:
seperti sinar ultra violet.
• Mata merah sebelah kiri sejak ± 3hari SMRS
• Mata terasa lengket
 Gejala konjungtivitis, antara lain mata
• Mata sulit dibuka
• Pandangan mata menjadi kurang jelas merah ( hiperemia), mata kotor atau
adanya belek terutama di pagi hari,
fotofobia, mata berair, edema palpebra,
limfadenopati, seudoptosis
Pemeriksaan fisik:
1. Visus dasar : OD 6/6, OS 6/6
2. Posisi bola mata ODS : ortoforia
3. Pergerakan bola mata ODS: baik
4. Palpebra ODS: tidak ada kelainan  
5. Konjungtiva ODS: hiperemis (+)
6. Konjungtiva Bulbi ODS:
injeksi siliar (-)
7. Kornea ODS
Edema kornea (-)
Infiltrat pungta (-) Konjungtivitis ditemukan adanya
8. Limbus : tidak terdapat kelainan hiperemia, terdapat eksudat, edema
9. Sklera : hiperemis (-) palpebra, dan pseudoptosis
10. COA : sedang
11. Lensa : Jernih
12. TIO : normal
13. Lapangan pandang : tidak menyempit
Pengobatan konjungtivitis
Terapi yang diberikan pada pasien: •Pada kasus konjungtivitis terapi
Obat tetes mata cendoxitol yang antibiotik awal biasanya menggunakan
digunakan 6 kali sehari satu tetes tetes mata kloramfenikol ( 0,5%-1%) 6
Parasetamol dosis 500 mg diminum 3 kali sehari minimal diberikan selama 3
kali sehari bila perlu hari, atau dapat juga diberikan tetes
mata antibiotik berspektrum luas 6 kali
sehari.
KESIMPULAN
Konjungtivitis adalah peradangan pada selaput lendir yang mengenai
bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata.

Beberapa tipe konjungtivitis dan penyebabnya antara lain adalah oleh


bakteri, klamidia, virus, penyebab yang berkaitan dengan penyakit
sistemik, jamur, parasit, imunologis, sebab kimia atau iritatif lainnya.

Untuk mengatasi konjungtivitis bisa diberikan tablet, suntikan maupun


tetes mata yang mengandung antibiotik
Thank You

Anda mungkin juga menyukai