Pembimbing:
Disusun Oleh:
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama : Tn. M
Usia : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Sukabumi
Pekerjaan : Pensiun
Tgl Periksa : 2 September 2015
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien datang untuk kontrol penyakit glaukoma yang sudah dialami pasien sejak 3 tahun
lalu.
Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan mata merah dan rasa kesat pada kedua mata sejak seminggu lalu.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal ini.
Riwayat Penyakit Sekarang
Tiga tahun yang lalu, pasien mengeluh penglihatan makin buram dan pasien sadar
bahwa buram hanya terbatas pada mata kanan saja. Pasien memeriksakan diri ke dokter dan
di diagnosa sebagai glaukoma. Pasien menerima pengobatan topikal.
Defek lapang pandang mata kanan mulai terjadi pada pasien, dimulai dari area
superior hingga pada 1 tahun yang lalu, pasien mengalami kebutaan total mata kanan.
Gangguan penglihatan pada mata kiri disangkal.
Kedua mata pasien merah dan terasa keset sejak seminggu lalu. Rasa kesat menjadi
lebih ringan ketika pasien banyak berkedip. Tidak ada faktor yang memperberat. Rasa kesat
juga disertai dengan perasaan silau jika melihat lampu yang agak terang.
Riwayat trauma disangkal oleh pasien. Melihat pelangi di sekitar lampu, dan kilatan
cahaya disangkal. Pasien juga menyangkal adanya nyeri pada bola mata dan sakit kepala.
1
Case Report
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : afebris
STATUS OFTALMOLOGIKUS
OD OS
2
Case Report
RESUME
Tn. M, 75 tahun datang untuk kontrol penyakit glaukoma pada mata sebelah kanannya.
Mata kanannya sudah mengalami kebutaan sejak setahun yang lalu. Awalnya pasien
mengeluhkan bahwa penglihatan dengan mata kanan buram, dan lama kelamaan lapang
pandang pasien mengalami defek sebagian dan akhirnya buta total. Mata kiri pasien
normal. Pada kedua mata, pasien mengeluhkan rasa kesat, mata merah dan perasaan silau
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien tidak dapat melihat gerakan tangan dan cahaya dengan
mata kanan. Dari pemeriksaan fisik umum, tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan
darah pasien 120/80. Pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer
Schiotz didapatkan mata kanan 37,2 mmHg sedangkan mata kiri 19,6 mmHg. Pasien juga
tidak menderita diabetes mellitus.
Pada pemeriksaan oftalmologikus ditemukan:
OD: lensa jernih, shadow test (-), dan visus dasar 0.
OS: lensa jernih, shadow test (-), dan visus dasar 5/5 F.
DIAGNOSIS KERJA
OD: Glaukoma Absolut, suspek dry eye
OS: suspek dry eye
3
Case Report
PENATALAKSANAAN
Non-Medikamentosa: -
Medikamentosa
- Timolol Maleate 0.25% 2 x 1 tetes
- Azetolamide 4 x 250mg
- Artificial tear eye-drop p.r.n.
PROGNOSIS
OD
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Malam
Quo Ad Sanationam : Ad Malam
OS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam
Analisa Kasus
OD (Glaukoma Absolut)
No Teori Kasus
1. Faktor resiko: Faktor resiko:
Myopia tinggi Usia > 40 tahun
Diabetes
Riwayat trauma dan operasi pada mata
Tekanan darah tinggi
Penggunaan kortikosteroid (tetes mata, pil,
inhaler, dan krim)
Usia > 40 tahun
Riwayat glaukoma pada keluarga
Etnik Asia timur dan etnik eskimo
4
Case Report
Analisa Kasus
ODS (Suspek Dry Eye)
no Teori Kasus
1. Faktor resiko: Faktor resiko:
Usia (> 65) Usia > 40 tahun
Gender (wanita >laki-laki, karena Melihat layar komputer dalam
perubahan hormonal) waktu yang lama
Obat-obatan (antihistamin, Usia >65 tahun
dekongestan, obat hipertensi,
antidepresan)
Penyakit lain (rheumatoid arthritis,
diabetes, tiroid)
Inflamasi kelopak mata, kornea,
maupun adanya entropion atau
ektropion
Keadaan lingkungan (terkena asap,
angin maupun cuaca kering)
Melihat layar komputer dalam
waktu yang lama
Penggunaan kontak lensa jangka
panjang
2. Manifestasi klinis: Fotofobia
5
Case Report
Iritasi
Rasa terbakar
Serasa berpasir
Fotofobia
Sensasi benda asing
Mata berair hingga pandangan
kabur
3. Tatalaksana: Tatalaksana:
Penggunaan air mata buatan Penggunaan air mata buatan
Konservasi air mata
Meningkatkan produksi air mata
Pengobatan untuk inflamasi
kelopak mata dan permukaan mata
6
Case Report
TINJAUAN PUSTAKA
I. GLAUKOMA
a) Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata
glaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic,
dan menciutnya lapang pandang.
b) Epidemiologi
Pada tahun 2010, sebanyak 4,5 juta orang menjadi buta karena glaucoma. Di
UK sendiri, glaucoma terjadi pada 2% populasi dengan usia 40an tahun dan 10% pada
populasi usia 80an. Di Indonesia sendiri, glaucoma masih kurang dikenal oleh
masyarakat, padahal cukup banyak yang menjadi buta karenanya. Pada glaucoma
kronik dengan sudut bilik mata depat terbuka misalnya, kerusakan saraf optic terjadi
perlahan-lahan hampir tanpa keluhan subjektif. Hal tersebut menyebabkan penderita
terlambat berobat.
c) Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko untuk terjadinya glaukoma antara lain peningkatan
tekanan intraokular, usia di atas 40 tahun, etnis Afrika-Amerika, riwayat glaukoma
dalam keluarga, konsumsi obat-obatan kortikosteroid, peradangan uvea, trauma,
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.
d) Gejala Klinis
Pasien dengan glaukoma dapat memberikan keluhan berupa :
• Penurunan lapang pandang
• Mual dan muntah
• Penglihatan kabur
• Mata merah
• Halo di sekitar cahaya
• Nyeri mata
• Nyeri kepala
7
Case Report
e) Klasifikasi
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut :
1. Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks)
Istilah glaukoma simpleks menggambarkan keadaan klinik penderita,
dimana perjalanan penyakit berlangsung lama tanpa ada manifestasi klinis yang
jelas. Bahaya penyakit ini adalah bahwa ia tidak memberi banyak keluhan pada
penderita. Sehingga membuat penderita terlambat berobat. Mekanisme
glaucoma sudut terbuka ini berbeda dari glaukoma sudut tertutup. Pada
glaucoma sudut terbuka, hambatan terletak didalam jaringan trabekulum
sendiri. Akuos humor dengan leluasa mencapai lubang trabekulum, tetapi tak
dapat keluar akibat celah trabekulum yang sempit.
2. Glaukoma kongenital
Glaukoma primer atau infantile
Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan congenital lainnya
3. Glaukoma sekunder
Glaukoma akibat perubahan lensa
Glaukoma akibat kelainan uvea
Glaukoma akibat trauma
Glaukoma akibat bedah
Glaukoma akibat penggunaan steroid topical berkepanjangan
4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaucoma dimana sudah terjadi kebutaan
total. Pada glaucoma absolut bilik mata dangkal, papil sudah atrofi, bola mata
keras seperti batu. Sering pada keadaan ini mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada
iris, yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri dan glaukoma hemoragik.
9
Case Report
f) Pemeriksaan Oftalmologi
• Pemeriksaan tonometri untuk mengukur tekanan bola mata. Dapat dilakukan
dengan cara palpasi, tonometer schiotz, aplanasi dengan tonometer aplanasi
goldman, dan nonkontak pneumotonometri.
• Pemeriksaan gonioskopi untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak khusus. Gonioskopi dapat membedakan sudut
terbuka dan sudut tertutup. Begitu pula dapat diperiksa apakah ada perlekatan
iris di bagian perifer dan kelainan lainnya.
• Pemeriksaan oftalmoskopi. Pemeriksaan fundus mata untuk memperhatikan
keadaan papil saraf optik. Ratio C/D pada glaukoma biasanya >0,5
• Pemeriksaan lapang pandang
g) Penatalaksanaan
Glaukoma akut merupakan masalah pembedahan. Pengobatan dengan
medikamentosa harus dilaksanakan sebagai tindakan pertolongan darurat. Obat-obatan
yang dapat diberikan antara lain:
• Miotik. Yang paling mudah didapatkan adalah pilokarpin 2-4%.
• Carbonic anhidrase inhibitor. Dapat menekan produksi cairan dimata.
Sebelum dilakukan pembedahan, tiap glaucoma akut harus diobati hingga tekanan bola
mata dibawah 25 mmHg. Setelah tekanan bola mata membaik, dapat dilakukan operasi.
Sedangkan pada glaukoma sudut terbuka (kronis), pengobatan medikamentosa
diberikan secara teratur dan pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan tidak
memberikan hasil memuaskan. Obat-obatan yang dapat diberikan antara lain:
• Miotik. Yang paling mudah didapatkan adalah pilokarpin 2-4%.
• Beta-blocker, timolol maleat 0,25-0,50 % .
• Simpatomimetik. Yang digunakan adalah epinefrin 0,5-2%.
• Carbonic anhidrase inhibitor. Dapat menekan produksi cairan dimata.
memiliki mata kering ada 2 kemungkinan yang terjadi, entah terjadi kekurangan
produksi air mata maupun kualitas dari air mata orang tersebut. Mata kering merupakan
masalah umum yang sering terjadi dan biasanya kronik dan terdapat pada orang dewasa
tua.
Setiap kali mata berkedip, air mata akan tersebar secara merata pada permukaan
mata (kornea). Air mata memberikan lubrikasi, dan mengurangi resiko infeksi,
menghilangkan benda asing di permukaan mata, serta menjaga permukaan mata agar
tetap licin dan jernih. Kelebihan air mata akan disalurkan ke duktus lakrimalis, yang
terletak di sudut dalam mata, yang akan diserap kembali ke hidung.
Penyebab tersering dari mata kering ini adalah ketidakadekuatan dari 3 lapisan air
mata. Orang yang memiliki mata kering merasakan gejala seperti iritasi, rasa terbakar,
serasa berpasir, fotofobia, ataupun sensasi benda asing, mata berair, maupun pandangan
kabur. Pengobatan dari mata kering sendiri mempunyai tujuan untuk menjaga volume
air mata untuk meminimalisasi kekeringan mata.
11
Case Report
Umur
Mata kering merupakan salah satu proses fisiologis penuaan.
Jenis kelamin
Jenis kelamin wanita memiliki kecenderungan untuk menderita mata kering
akibat perubahan hormon
Medikasi
Beberapa pengobatan tertentu, seperti antihistamin, dekongestan, obat
antihipertensi, dan anti depresan, bisa mengurangi produksi air mata
Penyakit lain
Rheumatoid Atrthritis, diabetes, maupun penakit tiroid memiliki
kecenderungan untuk menderita mata kering. Selain itu, inflamasi dari kelopak
mata, permukaan mata, entropion dan ektropion.
Lingkungan
Paparan asap, angin, dan cuaca kering dapat meningkatkan evaporasi air mata
yang berujung mata kering.Kegagalan untuk berkedip secara teratur, seperti
pada saat memandang layar komputer dalam waktu yang lama, juga
berkontribusi terhadap mata yang kering.
Faktor lain
Penggunaan jangka panjang dari kontak lensa.
e) Diagnosa
Diagnosa dari mata kering bisa didapatkan dari pemeriksaan mata secara
komprehensif, yaitu :
12
Case Report
f) Tatalaksana
Salah satu tata laksana utama adalah dengan menggunakan air mata buatan.Inti
pengobatan ada 4 yaitu penambahan air mata buatan, konservasi air mata, peningkatan
produksi air mata, pengobatan pada inflamasi kelopak mata atau permukaan mata
Non-medikamentosa
Berkedip secara teratur
Meningkatkan kelembapan udara di tempat kerja maupun di rumah
13
Case Report
14
Case Report
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-eyes/basics/definition/con-
20024129
15