Anda di halaman 1dari 16

CASE REPORT

ABSOLUT GLAUCOMA OKULI DEXTRA &


SUSPEK DRY EYE OKULI DEXTRA ET
SINISTRA

Pembimbing:

dr. Harie Basoeki Soedjono, Sp.M

Disusun Oleh:

Fransiska Ancelia 2014061148


Yohanes Kurniawan 2014061149
Joewen S. Manafe 2014061145
Maria Dominika A. F. 2014061150

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA


RSUD R. SYAMSUDIN, SH, KOTA SUKABUMI
SEPTEMBER 2015
Case Report

STATUS PASIEN

IDENTITAS
Nama : Tn. M
Usia : 75 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Sukabumi
Pekerjaan : Pensiun
Tgl Periksa : 2 September 2015

ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Pasien datang untuk kontrol penyakit glaukoma yang sudah dialami pasien sejak 3 tahun
lalu.
 Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhkan mata merah dan rasa kesat pada kedua mata sejak seminggu lalu.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal ini.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Tiga tahun yang lalu, pasien mengeluh penglihatan makin buram dan pasien sadar
bahwa buram hanya terbatas pada mata kanan saja. Pasien memeriksakan diri ke dokter dan
di diagnosa sebagai glaukoma. Pasien menerima pengobatan topikal.
Defek lapang pandang mata kanan mulai terjadi pada pasien, dimulai dari area
superior hingga pada 1 tahun yang lalu, pasien mengalami kebutaan total mata kanan.
Gangguan penglihatan pada mata kiri disangkal.
Kedua mata pasien merah dan terasa keset sejak seminggu lalu. Rasa kesat menjadi
lebih ringan ketika pasien banyak berkedip. Tidak ada faktor yang memperberat. Rasa kesat
juga disertai dengan perasaan silau jika melihat lampu yang agak terang.
Riwayat trauma disangkal oleh pasien. Melihat pelangi di sekitar lampu, dan kilatan
cahaya disangkal. Pasien juga menyangkal adanya nyeri pada bola mata dan sakit kepala.

1
Case Report

 Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien terdiagnosa glaukoma sejak 3 tahun yang lalu, dan sudah menjalani pengobatan.
Riwayat hipertensi disangkal, riwayat diabetes mellitus disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengeluhkan hal yang serupa. Tidak ada angota
keluarga yang memiliki riwayat diabetes mellitus maupun hipertensi.
 Riwayat Pengobatan
Pengobatan yang didapat selama ini adalah Glaukon, Timol.
 Riwayat Psikososial
Pasien adalah seorang pensiunan yang kurang aktif beraktivitas di luar rumah.

PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran : Composmentis
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Tanda Vital :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : afebris

STATUS OFTALMOLOGIKUS

OD OS

Orthophoria Kedudukan Mata Orthophoria


Baik ke segala arah Gerak Bola Mata Baik ke segala arah
Benjolan (-) Benjolan (-)
udem (-) udem (-)
Palpebra
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
injeksi siliar (-) Konjungtiva injeksi siliar (-)
injeksi episklera (-) injeksi episklera (-)

2
Case Report

jaringan fibrovaskular (-) jaringan fibrovaskular (-)


Infiltrat (-) Infiltrat (-)
Cornea
sikatriks (-) sikatriks (-)
Kedalaman dangkal Kedalaman normal
hipopion(-) C.O.A hipopion(-)
hifema (-) hifema (-)
Warna coklat Warna coklat
Iris
sinekia (-) sinekia (-)
Bulat Bulat
diameter 3 mm Pupil diameter 3 mm
reflex cahaya (-) reflex cahaya (+)
Jernih Jernih
Lensa
shadow test (-) shadow test (-)
Tidak dilakukan Vitreous Humor Tidak dilakukan
0 Visus 5/5 F
5/10 gram= 37,2 mmHg Tonometer Schiotz 9/10 gram= 19,6 mmHg

RESUME
Tn. M, 75 tahun datang untuk kontrol penyakit glaukoma pada mata sebelah kanannya.
Mata kanannya sudah mengalami kebutaan sejak setahun yang lalu. Awalnya pasien
mengeluhkan bahwa penglihatan dengan mata kanan buram, dan lama kelamaan lapang
pandang pasien mengalami defek sebagian dan akhirnya buta total. Mata kiri pasien
normal. Pada kedua mata, pasien mengeluhkan rasa kesat, mata merah dan perasaan silau
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien tidak dapat melihat gerakan tangan dan cahaya dengan
mata kanan. Dari pemeriksaan fisik umum, tanda-tanda vital dalam batas normal, tekanan
darah pasien 120/80. Pemeriksaan tekanan bola mata dengan menggunakan tonometer
Schiotz didapatkan mata kanan 37,2 mmHg sedangkan mata kiri 19,6 mmHg. Pasien juga
tidak menderita diabetes mellitus.
Pada pemeriksaan oftalmologikus ditemukan:
 OD: lensa jernih, shadow test (-), dan visus dasar 0.
 OS: lensa jernih, shadow test (-), dan visus dasar 5/5 F.

DIAGNOSIS KERJA
 OD: Glaukoma Absolut, suspek dry eye
 OS: suspek dry eye

3
Case Report

PENATALAKSANAAN
 Non-Medikamentosa: -
 Medikamentosa
- Timolol Maleate 0.25% 2 x 1 tetes
- Azetolamide 4 x 250mg
- Artificial tear eye-drop p.r.n.

PROGNOSIS
OD
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Malam
Quo Ad Sanationam : Ad Malam
OS
Quo Ad Vitam : Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam
Quo Ad Sanationam : Dubia ad malam

Analisa Kasus
OD (Glaukoma Absolut)

No Teori Kasus
1. Faktor resiko: Faktor resiko:
Myopia tinggi Usia > 40 tahun
Diabetes
Riwayat trauma dan operasi pada mata
Tekanan darah tinggi
Penggunaan kortikosteroid (tetes mata, pil,
inhaler, dan krim)
Usia > 40 tahun
Riwayat glaukoma pada keluarga
Etnik Asia timur dan etnik eskimo

4
Case Report

2. Manifestasi klinis: Visus mata kanan 0


Visus menurun sampai hilang Tekanan bola mata kanan 37,2 mmHg
Tekanan bola mata yang tinggi > 25
mmHg
3. Tatalaksana: Timolol Maleat 0,25%
 Carbonic anhidrase inhibitor Azetolamid
 Beta-blocker, timolol maleat 0,25- Artifisial tear eye drop
0,50 %

Analisa Kasus
ODS (Suspek Dry Eye)

no Teori Kasus
1. Faktor resiko: Faktor resiko:
 Usia (> 65)  Usia > 40 tahun
 Gender (wanita >laki-laki, karena  Melihat layar komputer dalam
perubahan hormonal) waktu yang lama
 Obat-obatan (antihistamin,  Usia >65 tahun
dekongestan, obat hipertensi,
antidepresan)
 Penyakit lain (rheumatoid arthritis,
diabetes, tiroid)
 Inflamasi kelopak mata, kornea,
maupun adanya entropion atau
ektropion
 Keadaan lingkungan (terkena asap,
angin maupun cuaca kering)
 Melihat layar komputer dalam
waktu yang lama
 Penggunaan kontak lensa jangka
panjang
2. Manifestasi klinis:  Fotofobia

5
Case Report

 Iritasi
 Rasa terbakar
 Serasa berpasir
 Fotofobia
 Sensasi benda asing
 Mata berair hingga pandangan
kabur
3. Tatalaksana: Tatalaksana:
 Penggunaan air mata buatan  Penggunaan air mata buatan
 Konservasi air mata
 Meningkatkan produksi air mata
 Pengobatan untuk inflamasi
kelopak mata dan permukaan mata

6
Case Report

TINJAUAN PUSTAKA

I. GLAUKOMA
a) Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani “glaukos” yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma. Kelainan mata
glaucoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf optic,
dan menciutnya lapang pandang.

b) Epidemiologi
Pada tahun 2010, sebanyak 4,5 juta orang menjadi buta karena glaucoma. Di
UK sendiri, glaucoma terjadi pada 2% populasi dengan usia 40an tahun dan 10% pada
populasi usia 80an. Di Indonesia sendiri, glaucoma masih kurang dikenal oleh
masyarakat, padahal cukup banyak yang menjadi buta karenanya. Pada glaucoma
kronik dengan sudut bilik mata depat terbuka misalnya, kerusakan saraf optic terjadi
perlahan-lahan hampir tanpa keluhan subjektif. Hal tersebut menyebabkan penderita
terlambat berobat.

c) Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko untuk terjadinya glaukoma antara lain peningkatan
tekanan intraokular, usia di atas 40 tahun, etnis Afrika-Amerika, riwayat glaukoma
dalam keluarga, konsumsi obat-obatan kortikosteroid, peradangan uvea, trauma,
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus.

d) Gejala Klinis
Pasien dengan glaukoma dapat memberikan keluhan berupa :
• Penurunan lapang pandang
• Mual dan muntah
• Penglihatan kabur
• Mata merah
• Halo di sekitar cahaya
• Nyeri mata
• Nyeri kepala
7
Case Report

e) Klasifikasi
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut :
1. Glaukoma primer
Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks)
Istilah glaukoma simpleks menggambarkan keadaan klinik penderita,
dimana perjalanan penyakit berlangsung lama tanpa ada manifestasi klinis yang
jelas. Bahaya penyakit ini adalah bahwa ia tidak memberi banyak keluhan pada
penderita. Sehingga membuat penderita terlambat berobat. Mekanisme
glaucoma sudut terbuka ini berbeda dari glaukoma sudut tertutup. Pada
glaucoma sudut terbuka, hambatan terletak didalam jaringan trabekulum
sendiri. Akuos humor dengan leluasa mencapai lubang trabekulum, tetapi tak
dapat keluar akibat celah trabekulum yang sempit.

Glaukoma sudut tertutup


Istilah glaukoma sudut tertutup didasarkan atas gonioskopi. Gejala
klinis yang tampak antara lain berupa serangan nyeri mendadak (akut), mata
merah dan palpebra bengkak, serta tekanan bola mata yang tinggi. Keadaan ini
terjadi pada mata yang sudut bilik mata depannya memang sudah sempit. Pada
bilik mata depan yang dangkal akan terjadi hambatan aliran akuos humor dari
bilik mata belakang ke depan yang dinamakan papillary block. Keadaaan
tersebut akan menyebabkan peningkatan tekanan bilik mata belakang. Pada
sudut bilik mata depan yang sudah sempit, dorongan ini akan menyebabkan iris
menutupi jaringan trabekulum, akibatnya akuos humor tidak dapat atau sukar
disalurkan keluar, sehingga terjadi glaucoma sudut tertutup. Keadaan yang
memungkinkan terjadi hambatan pupil ini ditemukan pada mata yang bersumbu
pendek dan lensa yang terus membesar karena usia, iris yang tebal pun dianggap
menjadi faktor resiko untuk mempersempit sudut bilik mata depan.
Pada glaukoma sudut tertutup, sebelum penderita mendapat serangan
akut, ia mengalami gejala prodromal. Gejala prodromal jarang membuat
seseorang memeriksakan diri ke dokter karena cenderung muncul sebentar dan
hilang sendiri. Keluhan yang bisa didapatkan antara lain pandangan kabur,
melihat warna pelangi di sekitar lampu atau lilin, kepala sedikit sakit di sebelah
mata yang bermasalah serta nyeri ringan pada mata. Keluhan tersebut akan
8
Case Report

berlangsung setengah sampai 3 jam. Apabila dalam fase tersebut dilakukan


pemeriksaan, akan ditemukan hiperemi perikorneal yang ringan, kornea agak
suram karena edema, bilik mata depan agak dangkal, pupil sedikit melebar dan
tekanan bola mata meninggi. Meskipun gejala tersebut tidak berlangsung lama,
tetapi kalau ditemukan harus mendapat pengobatan.
Fase berikutnya yang akan dialami adalah fase serangan akut glaucoma
dimana kesan yang didapat adalah pasien seperti sakit berat dan kelihatan
payah. Penderita mengeluh nyeri kepala hebat, mual-muntah, nyeri di dalam
dan sekitar mata, penglihatan sangat kabur dan pasien melihat pelangi di sekitar
cahaya. Apabila dilakukan pemeriksaan akan ditemukan kelopak mata bengkak,
konjungtiva bulbi sangat hiperemik, injeksi siliar, dan kornea yang buram.
Reflex pupil bisa melambat atau menghilang, tajam penglihatan menurun.
Pemeriksaan tonometer akan mendapatkan hasil tekanan bola mata yang tinggi.

2. Glaukoma kongenital
Glaukoma primer atau infantile
Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan congenital lainnya

3. Glaukoma sekunder
Glaukoma akibat perubahan lensa
Glaukoma akibat kelainan uvea
Glaukoma akibat trauma
Glaukoma akibat bedah
Glaukoma akibat penggunaan steroid topical berkepanjangan

4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaucoma dimana sudah terjadi kebutaan
total. Pada glaucoma absolut bilik mata dangkal, papil sudah atrofi, bola mata
keras seperti batu. Sering pada keadaan ini mengakibatkan penyumbatan
pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada
iris, yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri dan glaukoma hemoragik.

9
Case Report

f) Pemeriksaan Oftalmologi
• Pemeriksaan tonometri untuk mengukur tekanan bola mata. Dapat dilakukan
dengan cara palpasi, tonometer schiotz, aplanasi dengan tonometer aplanasi
goldman, dan nonkontak pneumotonometri.
• Pemeriksaan gonioskopi untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak khusus. Gonioskopi dapat membedakan sudut
terbuka dan sudut tertutup. Begitu pula dapat diperiksa apakah ada perlekatan
iris di bagian perifer dan kelainan lainnya.
• Pemeriksaan oftalmoskopi. Pemeriksaan fundus mata untuk memperhatikan
keadaan papil saraf optik. Ratio C/D pada glaukoma biasanya >0,5
• Pemeriksaan lapang pandang

g) Penatalaksanaan
Glaukoma akut merupakan masalah pembedahan. Pengobatan dengan
medikamentosa harus dilaksanakan sebagai tindakan pertolongan darurat. Obat-obatan
yang dapat diberikan antara lain:
• Miotik. Yang paling mudah didapatkan adalah pilokarpin 2-4%.
• Carbonic anhidrase inhibitor. Dapat menekan produksi cairan dimata.
Sebelum dilakukan pembedahan, tiap glaucoma akut harus diobati hingga tekanan bola
mata dibawah 25 mmHg. Setelah tekanan bola mata membaik, dapat dilakukan operasi.
Sedangkan pada glaukoma sudut terbuka (kronis), pengobatan medikamentosa
diberikan secara teratur dan pembedahan hanya dilakukan bila pengobatan tidak
memberikan hasil memuaskan. Obat-obatan yang dapat diberikan antara lain:
• Miotik. Yang paling mudah didapatkan adalah pilokarpin 2-4%.
• Beta-blocker, timolol maleat 0,25-0,50 % .
• Simpatomimetik. Yang digunakan adalah epinefrin 0,5-2%.
• Carbonic anhidrase inhibitor. Dapat menekan produksi cairan dimata.

II. MATA KERING


a) Dry Eyes
Mata kering adalah suatu kondisi dimana terjadi kekurangan air mata untuk
membasahi (lubrikasi) mata. Air mata diperlukan untuk menjaga kesehatan permukaan
mata bagian depan dan untuk memberikan gambaran visual yang baik. Pada orang yang
10
Case Report

memiliki mata kering ada 2 kemungkinan yang terjadi, entah terjadi kekurangan
produksi air mata maupun kualitas dari air mata orang tersebut. Mata kering merupakan
masalah umum yang sering terjadi dan biasanya kronik dan terdapat pada orang dewasa
tua.
Setiap kali mata berkedip, air mata akan tersebar secara merata pada permukaan
mata (kornea). Air mata memberikan lubrikasi, dan mengurangi resiko infeksi,
menghilangkan benda asing di permukaan mata, serta menjaga permukaan mata agar
tetap licin dan jernih. Kelebihan air mata akan disalurkan ke duktus lakrimalis, yang
terletak di sudut dalam mata, yang akan diserap kembali ke hidung.

b) Produksi air mata tidak adekuat


Air mata diproduksi oleh beberapa kelenjar di dalam dan sekitar kelopak mata.
Produksi air mata cenderung berkurang seiring bertambahnya usia, akibat penyakit lain,
ataupun efek samping dari obat-obatan. Keadaan lingkungan sekitar seperti angin dan
cuaca kering juga berpengaruh terhadap volume air mata dengan cara meningkatkan
evaporasi. Ketika jumlah normal dari air mata berkurang ataupun terjadi penguapan
berlebih, gejala dari mata kering akan muncul dan berkembang.
c) Kualitas air mata yang buruk
Air mata terdiri dari 3 lapis, yaitu minyak, air,
dan mukus. Setiap lapisan memiliki fungsi masing-
masing untuk proteksi dan nutrisi permukaan mata
depan. Lapisan minyak membantu mencegah
terjadinya evaporasi pada lapisan air, sedangkan
lapisan musin untuk meratakan air mata di seluruh
permukaan mata depan. Apabila air mata mengalami
evaporasi terlalu cepat maupun tidak terdistribusi
secara merata pada permukaan, gejala mata kering akan muncul.

Penyebab tersering dari mata kering ini adalah ketidakadekuatan dari 3 lapisan air
mata. Orang yang memiliki mata kering merasakan gejala seperti iritasi, rasa terbakar,
serasa berpasir, fotofobia, ataupun sensasi benda asing, mata berair, maupun pandangan
kabur. Pengobatan dari mata kering sendiri mempunyai tujuan untuk menjaga volume
air mata untuk meminimalisasi kekeringan mata.

11
Case Report

d) Etiologi dan Faktor Resiko


Sebagian besar orangtua dengan umur > 65 tahun akan mengalami gejala dari mata
kering.
Mata kering sendiri memiliki etiologi dan faktor resiko yang bermacam - macam.
Termasuk di dalamnya:

 Umur
Mata kering merupakan salah satu proses fisiologis penuaan.
 Jenis kelamin
Jenis kelamin wanita memiliki kecenderungan untuk menderita mata kering
akibat perubahan hormon
 Medikasi
Beberapa pengobatan tertentu, seperti antihistamin, dekongestan, obat
antihipertensi, dan anti depresan, bisa mengurangi produksi air mata
 Penyakit lain
Rheumatoid Atrthritis, diabetes, maupun penakit tiroid memiliki
kecenderungan untuk menderita mata kering. Selain itu, inflamasi dari kelopak
mata, permukaan mata, entropion dan ektropion.
 Lingkungan
Paparan asap, angin, dan cuaca kering dapat meningkatkan evaporasi air mata
yang berujung mata kering.Kegagalan untuk berkedip secara teratur, seperti
pada saat memandang layar komputer dalam waktu yang lama, juga
berkontribusi terhadap mata yang kering.
 Faktor lain
Penggunaan jangka panjang dari kontak lensa.

e) Diagnosa
Diagnosa dari mata kering bisa didapatkan dari pemeriksaan mata secara
komprehensif, yaitu :

 Riwayat keluhan pasien


Untuk mengetahui semua gejala yang pasien rasakan apakah berhubungan
dengan keadaan kesehatan pasien secara umum, riwayat pengobatan, atau faktor

12
Case Report

lingkungan yang ternyata memiliki hubungan langsung terhadap gejala yang


muncul.

 Pemeriksaan fisik mata bagian luar


Struktur kelopak mata dan dinamika kedipan mata
- Evaluasi kelopak mata dan kornea menggunakan penlight dan kaca pembesar
- Pengkuran kualitas dan kuantitas dari air mata untuk menilai normalitas air
mata

f) Tatalaksana
Salah satu tata laksana utama adalah dengan menggunakan air mata buatan.Inti
pengobatan ada 4 yaitu penambahan air mata buatan, konservasi air mata, peningkatan
produksi air mata, pengobatan pada inflamasi kelopak mata atau permukaan mata

 Penggunaan air mata buatan


Mata kering yang ringan seringkali diobati dengan menambahkan air mata buatan
yang diteteskan pada mata.Penggunaan air mata buatan ini sangat direkomendasikan
karena efek samping dari penggunaanya yang minimal.
 Konservasi Air mata
Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan blocking duktus lakrimal dimana terjadi
penyerapan air mata secara normal. Penutupan saluran ini bisa menggunakan silikon
kecil atau sumbatan seperti gel yang bersifat reversibel.Jika diperlukan, bisa
dilakukan operasi untuk menutup duktus lakrimalis secara permanen.
 Meningkatkan produksi air mata
Peresepan tetes mata untuk meningkatkan produksi air mata (Pilocarpin)
 Pengobatan untuk inflamasi kelopak mata dan permukaan mata
Peresepan tetes mata (Siklosporin maupun Fluorometolon) dan antibiotik,
kompres hangat, pemijatan kelopak mata, pembersih kelopak mata untuk
mengurangi inflamasi.

Non-medikamentosa
 Berkedip secara teratur
 Meningkatkan kelembapan udara di tempat kerja maupun di rumah

13
Case Report

 Menggunakan kacamata hitam ketika berada diluar


 Menggunakan suplemen nutrisi yang mengandung asam amino esensial
 Minum air yang cukup setiap harinya

14
Case Report

DAFTAR PUSTAKA

- Ilyas,Sidharta, Ilmu Penyakit Mata. Edisi keempat. Balai penerbit FKUI:


Jakarta, 2012.
- Ilyas,Sidharta dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Kedokteran. Edisi II. Sagung Seto: Jakarta, 2002.
- http://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/glaucoma/basics/treatment/con-20024042
- http://www.medscape.com/viewarticle/748901_3
- American Optometric Association :http://www.aoa.org/patients-and-
public/eye-and-vision-problems/glossary-of-eye-and-vision-conditions/dry-
eye?sso=y

- http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dry-eyes/basics/definition/con-
20024129

15

Anda mungkin juga menyukai