STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. Z
- Jenis kelamin : Laki-laki
- Usia : 59 tahun
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Tukang ojek
- Alamat : Cempaka Warna
- Tanggal pemeriksaan : Senin, 17 Oktober 2016
B. ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Mata kanan berair sejak 2 minggu sebelum datang ke poli
berair sejak 2 minggu sebelum datang ke poli. Pasien merasakan keluhan ini sangat
mengganggu karena pasien harus terus menerus mengelap mata kanannya. Awalnya 2
minggu sebelum datang ke poli, pasien mengaku kelilipan saat sedang mengantar
penumpang. Keesokan paginya mata kanan pasien merah dan agak sakit jika digerakkan.
Pasien merasa mata kanannya tidak gatal. Saat ini, mata kanan pasien semakin terasa silau
jika berada di tempat yang terang serta pasien merasa penglihatan sebelah kanan tambah
menggunakan kacamata jika membaca. Riwayat mata terbentur sesuatu dan demam
disangkal. Batuk, sesak napas disangkal. Penurunan nafsu makan dan berat badan turun
drastis disangkal. Muncul gelembung berisi cairan pada mulut atau alat kelamin disangkal.
darah tinggi. Riwayat sakit mata, kencing manis, batuk lama, keganasan disangkal.
RIWAYAT PENGOBATAN
Sehari sebelum ke rumah sakit, pasien ke puskesmas dan diberi obat tetes serta 4 macam
obat minum untuk mengobati matanya. Pasien lupa nama obat yang diberikan namun
ingat bahwa diberikan obat untuk radang, gatal, vitamin dan satu lagi tidak tahu untuk
apa. Obat tersebut dikonsumsi tapi pasien mengatakan tidak ada perubahan. Pasien juga
pernah datang ke poli seminggu yang lalu dan diberikan obat tetes yang sama namun
RIWAYAT ALERGI
Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan, obat-obatan, debu, udara dan lainnya.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien bekerja sebagai tukang ojek. Pasien mengatakan selalu memakai helm namun
kadang-kadang lupa memakai pelindung mata saat bekerja. Pasien tidak punya kebiasaan
merokok. Kebiasaan meminum minuman beralkohol disangkal. Pasien sudah menikah dan
C. PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 72 kali/menit (regular, kuat angkat)
Respirasi : 18 kali/menit (reguler)
Suhu : 36,80C
D. STATUS OFTALMOLOGIKUS
SUPERIOR: SUPERIOR:
Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri
Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri Edema (-), Hiperemis (-), Nyeri
BULBI: BULBI:
Siliar (+), Injeksi Episkleral (-) Siliar (-) Injeksi Episkleral (-)
Jernih, Edema (-), Sikatriks (-) KORNEA Jernih, Edema (-), Sikatriks (-)
KAMERA
Hipopion (-), hifema (-), tidak Hipopion (-), hifema (-), tidak
OKULI
dangkal dangkal
ANTERIOR
Warna coklat kehitaman, kripte Warna coklat kehitaman, kripte
IRIS
tidak jelas, sinekia posterior (+) normal, sinekia posterior (-)
Bulat, diameter 2 mm, refleks Bulat, diameter 4 mm, refleks
Pasien datang ke Poliklinik Mata RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan mata kanan
berair sejak 2 minggu sebelum datang ke poli. Awalnya 2 minggu sebelum ke poli, pasien
mengaku kelilipan saat sedang mengantar penumpang. Keesokan paginya mata kanan
pasien merah dan agak sakit jika digerakkan. Mata kanan terasa silau (+), berair (+), visus
dengan obat yang diberikan puskesmas dan dokter di poli namun keluhan tidak ada
berubah. Pasien bekerja sebagai tukang ojek dan selalu memakai helm saat bekerja tapi
oftalmologikus didapatkan: Mata kanan: visus: 1/300, injeksi siliar (+), kripte iris tidak
jelas, sinekia posterior (+), pupil bulat, diameter 2 mm, refleks cahaya langsung dan tidak
F. DIAGNOSIS
G. TERAPI
- Non-Medikamentosa
- Medikamentosa
- Topical:
- Sistemik:
- Kortikosteroid: Prednisone
H. PROGNOSIS
-
- BAB II
- TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
- Uveitis anterior adalah peradangan mengenai iris dan jaringan badan siliar
B. ETIOLOGI
lain: autoimun, infeksi, keganasan, dan lain-lain. Penyebab autoimun terdiri dari: artritis
Rhematoid juvenile, spondilitis ankilosa, sindrom Reiter, kolitis ulseratif, uveitis terinduksi-
lensa, sarkoidosis, penyakit crohn, psoriasis. Penyebab infeksi terdiri dari: sipilis,
melanoma maligna. Sedangkan yang lainnya berasal dari: iridopati, uveitis traumatika, ablatio
C. KLASIFIKASI
-
Secara klinis (menurut cara timbul dan lama perjalanan penyakitnya) uveitis
anterior dibedakan menjadi uveitis anterior akut dan uveitis anterior kronis. Uveitis anterior
akut biasanya timbulnya mendadak dan perjalanan penyakitnya kurang dari 5 minggu.
granulomatosa dan non granulomatosa. Tipe granulomatosa infiltratnya terdiri dari sel
epiteloid dan makrofag. Sedangkan tipe non granulomatosa infiltratnya terdiri dari sel plasma
dan limfosit.
D. PATOFISIOLOGI
- Peradangan traktus uvealis banyak penyebabnya dan dapat mengenai satu atau
ketiga bagian secara bersamaan. Bentuk uveitis paling sering terjadi adalah uveitis anterior
akut (iritis), umumnya unilateral dan ditandai dengan adanya riwayat sakit, fotopobia dan
oreng dewasa dan usia pertengahan. Pada kebanyakan kasus penyebabnya tidak diketahui.
Berdasarkan patologi dapat dibedakan dua jenis besar uveitis: yang non-granulomatosa (lebih
iris dan korpus siliaris. Terdapat reaksi radang, dengan terlihatnya infiltrat sel-sel limfosit dan
sel plasma dengan jumlah cukup banyak dan sedikit mononuklear. Pada kasus berat dapat
yang memberi makanan kepada lensa dan kornea. Dengan adanya peradangan di iris dan
badan siliar, maka timbullah hiperemi yang aktif, pembuluh darah melebar, pembentukan
cairan bertambah, sehingga dapat menyebabkan glaukoma sekunder. Selain oleh cairan bilik
mata, dinding pembuluh darah dapat juga dilalui oleh sel darah putih, sel darah merah, dan
eksudat yang akan mengakibatkan tekanan osmose cairan bilik mata bertambah dan dapat
mengakibatkan glaukoma. Cairan dengan lain-lainya ini, dari bilik mata belakang melalui
celah antar lensa iris, dan pupil ke kamera okuli anterior. Di kamera okuli anterior, oleh
karena iris banyak mengandung pembuluh darah, maka suhunya meningkat dan berat jenis
cairan berkurang, sehingga cairan akan bergerak ke atas. Di daerah kornea karena tidak
mengandung pembuluh darah, suhu menurun dan berat jenis cairan bertambah, sehingga di
sini cairan akan bergerak ke bawah. Sambil turun sel-sel radang dan fibrin dapat melekat pada
endotel kornea, membentuk keratik presipitat yang dari depan tampak sebagai segitiga dengan
endapan yang makin ke bawah semakin besar. Di sudut kamera okuli anterior cairan melalui
trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemn untuk menuju ke pembuluh darah episklera. Bila
keluar masuknya cairan ini masih seimbang maka tekanan mata akan berada pada batas
normal 15-20 mmHg. Sel radang dan fibrin dapat pula menyumbat sudut kamera okuli
anterior, sehingga alirannya terhambat dan terjadilah glaukoma sekunder. Galukoma juga bisa
(bila banyak mengandung sel darah merah) dan hipopion (yang terkumpul banyak
mengandung sel darah putihnya). Elemen-elemen radang yang mengandung fibrin yang
menempel pada pupil dapat juga menagalami organisasi, sehingga melekatkan ujung iris pada
lensa. Perlekatan ini disebut sinekia posterior. Bila seluruh iris menempel pada lensa, disebut
seklusio pupil sehingga cairan yang dari kamera okuli posterior tidak dapat melalui pupil
untuk masuk ke kamera okuli anterior, iris terdorong ke depan, disebut iris bombe dan
menyebabkan sudut kamera okuli anterior menyempit, dan timbullah glaukoma sekunder.
Perlekatan-perlekatan iris pada lens menyebabkan bentuk pupil tidak teratur. Pupil dapat pula
diisi oleh sel-sel radang yang menyebabkan organisasi jaringan dan terjadi oklusi pupil.
Peradangan badan siliar dapat pula menyebabkan kekeruhan pada badan kaca, yang tampak
seperti kekeruhan karena debu. Dengan adanya peradangan ini maka metabolisme pada lensa
terganggu dan dapat mengakibatkan katarak. Pada kasus yang sudah lanjut, kekeruhan badan
kaca pun dapat mengakibtakan organisasi jaringan yang tampak sebagai membrana yang
terdiri dari jaringan ikat dengan neurovaskularisasi dari retina yang disebut retinitis
proloferans. Pada kasus yang lebih lanjut lagi dapat mengakibatkan ablasi retina.
-
E. GEJALA KLINIS
1. Gejala Subyektif
- Gejala subyektif uveitis anterior dapat berupa rasa nyeri, fotofobia ,
lakrimasi, dan mata kabur. Masing-masing gejala akan dijelaskan di bawah ini.
a) Nyeri
Uveitis anterior akut
- Nyeri disebabkan oleh iritasi saraf siliar bila melihat cahaya dan penekanan
saraf siliar bila melihat dekat. Sifat nyeri menetap atau hilang timbul.Lokalisasi
nyeri bola mata, daerah orbita dan kraniofasial. Nyeri ini disebut juga nyeri
serta ambang nyeri pada penderita, sehingga sulit menentukan derajat nyeri.
Uveitis anterior kronik
- Nyeri jarang dirasakan oleh penderita, kecuali telah terbentuk keratopati bulosa
oleh iritasi saraf pada kornea dan siliar, jadi berhubungan erat dengan fotofobia.
Uveitis anterior kronik
- Gejala subyektif ini hampir tak ada atau ringan.
c) Penglihatan kabur
edema, lipatan Descemet, vesikel epitel dan keratopati. Edema kornea akibat
kornea.
-
Gejala Obyektif
- Pemeriksaan dilakukan dengan lampu celah, oftalmoskopik direk dan
Gambaran merupakan hiperemi pembuluh darah siliar 360 sekitar limbus, berwarna
ungu.
pembuluh darah siliar depan dengan refleks aksonal dapat difusi ke pembuluh
dan konjungtiva. Edema difus stroma dan epitel kornea, lipatan Descemet,
kornea.
Derajat 4 : Injeksi kornea, hiperemi pembuluh darah konjungtiva, kemosis.
pada endotel kornea akibat aliran konveksi akuwos humor, gaya berat dan
tuberkulosis, sifilis, lepra, herpes simpleks, herpes zoster atau reaksi uvea
lipatan Descemet dan vesikel pada epitel kornea. Harus dibedakan dari keratitis
e) Efek tyndal
- Efek tyndal menunjukkan ada atau menetapnya peradangan dalam bola
mata
Uveitis anterior akut
- Kenaikan jumlah sel dalam bilik depan mata sebanding dengan derajat
eksaserbasi peradangan.
-
f) Sel
- Sel radang berasal dari iris dan badan siliar. Pengamatan sel akan
terganggu bila efek Tyndall hebat. Pemeriksaan dilakukan dengan lampu celah
dalam ruangan gelap dengan celah 1 mm dan tinggi celah 3 mm dengan sudut 45.
Dapat dibedakan sel yang terdapat dalam bilik mata depan. Jenis sel :
Limfosit dan sel plasma bulat, mengkilap putih keabuan.
Makrofag lebih besar, wama tergantung bahan yang difagositosis.
Sel darah berwarna merah.
Pigmen kecil dan coklat.
-
g) Fibrin
- Dalam humor akuos berupa gelatin dengan sel, berbentuk benang atau
bercabang, wama kuning muda, jarang mengendap pada kornea. Terdapat pada
iridosiklitis akut dan berat karena eksudasi fibrin ke dalam bilik depan mata (iritis
plastik).
-
h) Hipopion
- Merupakan pengendapan sel radang pada sudut bilik mata depan
bawah. Pengendapan terjadi bila derajat sel dalam bilik depan lebih dari 4+. Hipopion
dapat ditemui pada uveitis anterior hiperakut dengan sebutan sel lekosit berinti banyak,
dengan pupil yang telah dilebarkan dengan midriatik. Sindrom Masquerade disebabkan
oleh iridoskisis, atrofi iris esensial, limfoma maligna, leukemi, sarkoma sel retikulum,
eksudasi pada stroma iris, keadaan ini dipermudah karena iris kaya dengan pembuluh
darah sehingga struktur iris normal hilang dan gambaran iris kusam coklat keabuan.
Gambaran bendungan dan pelebaran pembuluh darah iris kadang-kadang tidak terlihat
karma ditutupi oleh eksudasi sel. Gambaran hiperemi ini harus dibedakan dari rubeosis
-
j) Miosis pupil
- Pupil mengecil karena edema dan pembengkakan stroma iris karena iritasi
akibat peradangan langsung pada sfingter pupil. Reaksi pupil terhadap cahaya lambat
disertai nyeri.
-
-
k) Nodul iris
- Nodul tidak sesuai karena pengendapan agregasi sel dalam stroma tidak selalu
menimbulkan kerusakan jaringan. Dibentuk oleh limfosit, sel plasma dan jarang
makrofag. Dapat ditemui pada iritis atau iridosiklitis kronik. Nodul iris tidak selalu
jernih, warna putih keabuan. Proses lama nodul Kocppe mengalami pigmentasi baik
m) Nodul Busacca
- Merupakan agregasi sel yang tcrjadi pada stroma iris nodul Koeppe,
terlihat scbagai benjolan putih pada permukaan depan iris. Juga dapat ditemui bentuk
kelompok dalam liang setelah mengalami organisasi dan hialinisasi. Nodul Busacca
-
n) Granuloma iris
- Lebih jarang ditemukan dibandingkan dengan nodul iris.
tuberkulosis, lepra dan lain-lain. Ukuran lebih besar dari kelainan pada iris lain.
Terdapat hanya tunggal, tebal padat, menimbul, warna merah kabur, dengan
vaskularisasi dan menetap. Bila granuloma hilang akan meninggalkan parut karena
uveitis anterior karena eksudasi fibrin dan pigmen, kemudian mengalami proses
dapat berbentuk benang atau dengan dasar luas dan tebal. Bila luas akan
eksudasi fibrin membentuk sinekia seperti cinein, bila seklusi sempurna akan
memblokade pupil (iris bombe). Kelainan ini dapat dijumpai pada uveitis
dengan fibrin cukup banyak. Ditemui juga pada bentuk residif bila efek Tyndall
berat.
Uveitis anterior akut
- Belum terjadi proses organisasi, sehingga sinekia posterior lebih mudah
gonioskopi. Sinekia anterior timbul karena pada permulaan blok pupil sehingga
pembengkakan pada dasar iris, sehingga setelah terjadi organisasi dan eksudasi
depan mata.
p) Oklusi pupil
- Ditandai dengan adanya blok pupil oleh seklusi dengan membran
pupil.
Uveitis anterior kronik
- Proses organisasi sehingga membran radang berubah menjadi membran
fibrotik dengan neovaskularisasi. Pada kasus yang berat karena kontraksi dan
iris kehilangan struktur normal, karena mengalami fibrosis karena hilang dan
homogenisasi struktur iris berupa depigmentasi. Atrofi iris dapat difus, bintik
atau sektoral. Atrofi iris sektoral terdapat pada iridosiklitis akut disebabkan
bedah mata dan insufisiensi vaskular. Kista iris melibatkan stroma yang dilapisi epitel
seperti pada epitel kornea.Pada beberapa keadaan, epitel yang melapisi kista keratinisasi
sehingga lesi diisi oleh bahan keratin, yang terlihat seperti mutiara.
depan lensa, menunjukkan bekas sinekia posterior yang telah lepas. Sinekia
fibrin dan sisa kolagen, di depan atau belakang, difus, berbentuk debu, benang, menetap
atau bergerak. Agregasi terutama oleh sel limfosit, plasma dan makrofag. Iridosiklitis
dapat dibedakan dari iritis dengan ditemui sel dan kekeruhan di ruang belakang lensa
mengalami regresi dan pemecahan jaringan kolagen, pencairan dan retraksi, sehingga
mengakibatkan lepas badan kaca. Efek Tyndall dan set dalam ruang belakang badan
kaca akibat masuknya eksudasi radang melalui hialod belakang yang rusak. Badan kaca
yang mengalami kerusakan akan membentuk perlengkctan dan kckeruhan bersama set
radang dan membentuk eksudat berupa salju, tipikal pada uveitis intermedia, dan
badan kaca, tetapi dapat meluas ke seluruh badan kaca dan setelah mengalami proses
- - Non- - Granulomatosa
granulomatosa
- Onset - Akut - Tersembunyi
Kabur
- Merah - Nyata - Ringan
Sirkumkorneal
- Keratic - Putih halus - Kelabu besar (mutton
precipitates fat)
- Pupil - Kecil dan - Kecil dan tidak teratur
Posterior kadang
- Nodul Iris - Tidak ada - Kadang kadang
atau difus
- Perjalanan - Akut - Kronis
Penyakit
- Kekambuhan - Seing - Kadang kadang
F. DIAGNOSIS
- Uveitis sering berhubungan dengan penyakit sistemik lainnya. Oleh sebab itu
ada baiknya dilakukan anamnesis yang komprehensif serta pemeriksaan fisik yang
menyeluruh pada setiap pasien dengan inflamasi intraokuler. Pemeriksaan yang menyeluruh
tersebut dapat membantu dalam penentuan diagnosis yang tepat sehingga faktor penyebab
bola mata, periksa setiap jaringan bolat mata dengan slit lamp, lakukan
G. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
- Konjungtivitis: penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, ada tahi mata dan
dan fotofobia. Beberapa penyebab keratitis seperti herpes simpleks dan herpes zooster dapat
-
H. PENATALAKSANAAN
midriatik/sikloplegik. Pengobatan pada uveitis anterior adalah dengan steroid yang diberikan
pada siang hari dalam bentuk tetes dan malam hari dalam bentuk salep.
- Semua sikloplegik merupakan agen antagonis kolinergik yang bekerja dengan
menghambat neurotransmiter pada reseptor sfingter iris dan korpus silier. Pada pengobatan
I. PROGNOSIS
-
Dengan pengobatan, serangan uveitis non-granulomatosa umumnya
berlangsung beberapa hari sampai minggu dan sering kambuh. Uveitis granulomatosa
dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dengan penurunan penglihatan yang nyata.
Prognosis bagi lesi korioretinal perifer lokal jauh lebih baik, sering sembuh tanpa gangguan