الر ْح َم ِن ه ِ بِ ْس ِم ه
َّللا ه
LAPORAN KASUS
DRY EYES EC SSJ
Pembimbing :
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA DR. MOHAMMAD REZA MOSSADEQ. H, SP.M
RSUD SEKARWANGI
Disusun oleh :
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019 Josi Wanda Pramantika
(2014730045)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : ujung benteng
Tanggal pemeriksaan : 12 Apri 2019
ANAMNESA
Riwayat tekanan darah tinggi (-) DM (-) Asma (-), riwayat penyakit
epilepsi sejak 2011
Riwayat stroke disangkal
3 Posisi Orthophoria
5 Palpebra Ptosis (-), hiperemis (+), edema (+) Ptosis (-), hiperemis (+), edema (+)
STATUS OPHTALMOLOGY
6 Konjungtiva Edema (+) Edema (+)
Hiperemis (+) Hiperemis (+)
Injeksi konjungtiva (+) Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (-)
7 Kornea Jernih Jernih
9 Iris dan pupil Bulat, sinekia (-), refleks cahaya (+) Bulat, sinekia (-), refleks cahaya (+)
DRY EYES
Tear film break - up time dapat diukur dengan meletakkan secarik kertas ber
fluorescein pada konjungtiva bulbi dan meminta pasien berkedip. Film air mata
kemudian dip eriksa dengan bantuan saringan k obalt pada
sementara pasien diminta agar tidak berkedip. Waktu sampai munculnya bintik -
bintik kering yang pertama dalam lapisan fluorescein kornea adalah tear film break
- up time .
PEMULASAN FLUORESCEIN DAN PEMULASAN
BENGAL ROSE
1. Pemulasan Fluorescein
Tes ini dilakukan dengan menyentuh konjungtiva dengan secarik kertas bening ber
fluorescein dan merupakan indikator baik untuk derajat basahnya mata. Fluorescein
akan memulas daerah - daerah tererosi dan terluka selain defek mikroskopik pada
epitel kornea.
2. Pemulasan Bengal Rose
Bengal rose lebih sensitif dari fluorescein . Pewarna ini akan memulas semua sel
epitel non vital yang mengering dari kornea konjungtiva
TATALAKSANA
SINDROM STEVENS- JOHNSON
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksik (NET) merupakan
reaksi mukokutan akut yang mengancam jiwa yang ditandai dengan nekrosis dan
terlepasnya epidermis yang luas
KOMPLIKASI
komplikasi yang terjadi adalah kompilkasi pada mata yang diperkirakan mencapai
20-75%. Derajat keparahan keterlibatan mata pada fase awal menjadi penentu
seberapa besar komplikasi yang akan terjadi pada perjalanan berikutnya.
Komplikasi pada mata terutama dikarenakan rusaknya lapisan epitel konjungtiva
mata yang menimbulkan kekeringan pada permukaan bola mata sehingga berakhir
pada inflmasi berkepanjangan, erupsi, fibrosis, dan trikiasis.
PROGNOSIS
Prognosis trauma kimia pada mata sangat ditentukan oleh bahan penyebab
trauma tersebut.
ب ْالعَالَ ِميْن ْال َح ْم ُد ه ِ
َّلل َر ِِّ