Anda di halaman 1dari 53

ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MARET 2018

GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA

Disusun oleh :
Ayuni Warhamni Muniruddin
111 2016 2044
dr. Ruslinah HTM, Sp. M.

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. R
• No. Rekam Medik : 115081
• Tgl. Lahir/Umur : 35 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. PERINTIS
• Rumah Sakit : Poliklinik Mata Balai
Kesehatan Mata Makassar
(BKMM)
ANAMNESIS

Keluhan Utama Penurunan penglihatan pada mata


kanan
Anamnesis Terpimpin:
Pasien datang ke poli mata BKMM dengan keluhan
penglihatan menurun pada mata kanan sejak + 1 bulan
yang lalu yang dirasakan perlahan-lahan..Pasien
menyangkal adanya nyeri pada matanya. Penderita juga
menyangkal ada riwayat mata merah atau berair.
Kelopak mata penderita tidak ada mengalami bengkak.
Penderita tidak pernah mengalami riwayat gangguan
mata serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Terdahulu

• Keluhan serupa : Disangkal


• Penyakit mata : Disangkal
• Riwayat pemakaian kacamata : Disangkal
• Riwayat Trauma : Disangkal
• Riwayat Hipertensi : Disangkal
• Riwayat DM : Disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


• Riwayat penyakit yang sama pada keluarga tidak diketahui
Riwayat Alergi
• Riwayat alergi makanan, alergi obat-obatan, cuaca dingin
debu dan lainya disangkal oleh pasien.

Riwayat Pengobatan
• Riwayat berobat di klinik lalu dirujuk ke BKMM
PEMERIKSAAN FISIS

TANDA VITAL

Status Generalis : Sakit sedang/ Gizi baik/


Composmentis
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,8 C
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Inspeksi
No Pemeriksaan OD OS
1. Visus 1/∞ 20/20
2. Posisi Bola Mata Ortoforia Ortoforia
3. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

4. Apparatus lakrimalis Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (-)


5. Silia Sekret (-) Sekret (-)
6. Palpebra Edema (-) (-)
Superior Hiperemi (-) (-)
Pseudoptosis (-) (-)

Entropion (-) (-)


Ektropion (-) (-)
7. Palpebra Edema (-) (-)
Inferior Hiperemi (-) (-)
Entropion (-) (-)
Ektropion (-) (-)
8. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)
Palpebra Sikatrik (-) (-)
Superior Papil raksasa (-) (-)
Folikel (-) (-)

9. Konjungtiva Hiperemi (-) (-)


Palpebra Sikatrik (-) (-)
Inferior Papil raksasa (-) (-)

Folikel (-) (-)


10. Konjungtiva Injeksi Konjungtiva (-) (-)
Bulbi Injeksi Siliar (-) (-)
Massa (-) (-)
Edema (-) (-)
Subconjunctival bleeding (-) (-)
11. Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Jernih Jernih
Permukaan Licin Licin
Sikatrik (-) (-)
Benda Asing (-) (-)
12. Bilik Mata Kedalaman Dangkal Normal
Depan Hifema (-) (-)
13. Iris Warna Coklat Coklat
Bentuk Bulat dan Bulat dan
regular regular
14. Pupil Bentuk Bulat Bulat
Refleks cahaya langsung (+) (+)
Refleks cahaya tidak (+) (+)
langsung
15. Lensa Kejernihan Jernih Jernih
Iris Shadow (-) (-)
PALPASI

PEMERIKSAAN OD OS

Tensi Okuler Tn+2 Tn

Nyeri Tekan (-) (-)

Massa Tumor (-) (-)

Glandula Preaurikuler Tidak Ada pembesaran Tidak Ada pembesaran


Tonometri
Schiotz TOD : 70 mmHg
TOS : 18 mmHg
Visus
VOD : 1/∞
VOS : 20/20
Color Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
Slit Lamp
SLOD: BMD dangkal, Konjungtiva hiperemis (-), injeksi kojungtiva (-),
kornea jernih, iris coklat krypte (+), pupil bulat, lensa jernih
SLOS: BMD normal, Konjungtiva hiperemis (-), injeksi kojungtiva (-),
kornea jernih, iris coklat krypte (+), pupil bulat, lensa jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• FUNDUSKOPI
FOD : Refleks fundus (+), papil N.II Pucat kesan atrofi, CDR 1,0.
Makula refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
FOS : Refleks fundus (+), papil N.II batas tegas, CDR 0,4. Makula
refleks fovea (+), retina perifer kesan normal.
• GONIOSKOPI

Kesimpulan: OD Sudut terbuka


OCT (OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPH)
RESUME
• Seorang perempuan 35 tahun datang ke poliklinik BKMM
dengan keluhan penglihatan menurun pada mata kanan yang
dialami sejak ± 1 bulan yang lalu, yang dirasakan secara
perlahan-lahan. Tidak ada keluhan nyeri, hiperemis, fotofobia,
lakrimasi dan sekret berlebih. Tidak ada riwayat trauma pada
mata. Tidak Ada riwayat pemakaian kacamata. Riwayat
keluhan yang sama dalam keluarga tidak diketahui. Riwayat
DM dan riwayat HT disangkal. Riwayat dengan keluhan yang
sama disangkal.
• Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan VOD 1/∞, VOS
20/20. TOD : 70 mmHg, TOS:12 mmHg, FOD : CDR 1,0. Pada
pemeriksaan slit lamp, OD: BMD dangkal, OS: BMD normal.
Gonioskopi: kesan OD sudut terbuka.
DIAGNOSIS:

• OD POAG (Primary Open Angle Glaucoma)

PENANGANAN

• Timol 0,5% 2x1 tts OD


• Glaucon tab 250 mg 2x1
• KSR tab 1x1
• Indikasi Trabekuloktomi
PROGNOSIS
• Quo Ad vitam : Dubia Ad bonam
• Quo Ad cosmeticam : Dubia Ad bonam
• Quo Ad sanationam : Dubia Ad malam
• Quo ada fungsionam : Dubia
DISKUSI
Glaukoma adalah suatu neuropati optic kronik didapat yang ditandai
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandangan, biasa disertai
meningkatnya tekanan intraokular. Pada sebagian besar kasus, glaukoma tidak
disertai dengan penyakit mata lainnya yang disebut glaukoma primer
Pada kasus ini, pasien didiagnosis glaukoma primer sudut terbuka pada mata
kanan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Hasil anamnesis yang mendukung glaukoma primer sudut terbuka
yaitu :
• Penurunan penglihatan mata kanan bersifat progresif sejak 1 bulan lalu
• Tidak nyeri
• Tidak ada riwayat sakit mata sebelumnya
• Tidak ada riwayat trauma pada mata
Sedangkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pada mata
kanan didapatkan :
• BMD OD : Dangkal
• TIO OD : 70 mmHg
• Visus OD : 1/∞
• Papil N.II pucat kesan atrofi, CDR 1,0
• Gonioskopi OD sudut terbuka
• Berdasarkan anamnesis, gejala-gejala yang dikeluhkan oleh
penderita di atas khas untuk glaukoma sudut terbuka. Pasien
menyangkal ada gangguan mata sebelumnya, sehingga
kemungkinan glaukoma sekunder dapat disingkirkan.
• Gejala-gejala pada pasien ini terjadi akibat peningkatan tekanan
bola mata. Penyakit berkembang secara lambat namun pasti.
Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak
mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada penderita dilakukan
pemeriksaan tonometri dengan tonometer Schiotz dan hasilnya
pada mata kanan didapatkan peningkatan, yaitu 70 mmHg
sedangkan mata kiri yaitu 18 mmHg. Tekanan intraocular yang
normal berkisar antara 10-21 mmHg
• Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah
atrofi sel ganglion difus, yang menyebabkan penipisan lapisan serat
saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf
optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran
cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik, dan
prosessus siliaris memperlihatkan degenerasi hyaline.
• Pada kasus ini, pasien diberikan obat topikal tetes mata Timolol
0.5% 2x1 tetes (OD) sedangkan untuk pengobatan sistemik
diberikan Glaucon 250 mg tablet 2x1 mg dan KSR tablet 1x1.
• Timolol merupakan beta bloker non selektif dengan aktivitas dan
konsentrasi tertinggi pada camera occuli posterior (COP) yang
dicapai dalam waktu 30-60 menit setelah pemberian topikal. Beta
bloker dapat menurunkan tekanan intraokular dengan cara
mengurangi produksi humor aquos. Penggunan beta bloker non
selektif sebagai inisiasi terapi dapat diberikan 2 kali dengan interval
setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8, dan 12 jam
kemudian. Pemberian Timolol 0.5% 2x1 tetes (OD) sudah tepat.
Glaucon mengandung asetazolamid yang termasuk dalam golongan
karbonik anhidrase inhibitor. Efeknya dapat menurunkan tekanan
dengan menghambat produksi humor akuos sehingga sangat
berguna untuk menurunkan tekanan intraokular secara cepat. Obat
ini dapat diberikan secara oral dengan dosis 250-1000 mg per hari.
Pemberian obat ini memberikan efek samping hilangnya kalium
tubuh, parastesi, anoreksia, diarea, hipokalemia, batu ginjal dan
miopia sementara. Untuk mencegah efek samping tersebut, pada
pasien ini diberikan pemberian KSR tablet.
• Apabila pada pemeriksaan pertama ditemukan
kehilangan lapangan pandang glaukomatosa luas, risiko
perkembangan lebih lanjut akan jauh lebih besar.
Dianjurkan untuk menurunkan tekanan intraocular
sesegera mungkin, sebaiknya hingga kurang dari 15
mmHg. Pada pasien sudah terjadi penurunan
penglihatan hingga visus 1/∞ sehingga dianjurkan untuk
melakukan trabekuloktomi. Trabekulektomi adalah
prosedur yang paling sering digunakan untuk memintas
saluran-saluran drainase normal sehingga terbentuk
akses langsung aquoeus humor dari bilik mata depan ke
jaringan subkonjungtiva dan orbita.
PEMBAHASAN
ANATOMI & FISIOLOGI HUMOR
AQUEOUS
DEFINISI

Glaukoma adalah suatu neuropati optik


multifaktorial dengan temuan patologis berupa
pencekungan diskus optikus dan pengecilan
lapangan pandang. Penyakit ini sering, namun
tidak selalu, berhubungan dengan peningkatan
tekanan intraokular. Tahap akhir dari glaukoma
adalah kebutaan.
DEFINISI

Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang


ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan
pengecilan lapangan pandang; biasanya disertai peningkatan
tekanan intraokular.
ETIOPATOGENESIS

IDIOPATIK HEREDITER USIA RAS

MIOPI DM HT
BERAT
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA

Aliran humor
Pengeluaran HA
aquos
di sudut bilik
terhambat pada
mata terganggu
celah pupil

Menekan syaraf
Kematian sel
optik
KLASIFIKASI GLAUKOMA
Glaukoma
Primer
PACG
PRIMARY ANGLE CLOSURE GLAUCOMA
Glaukoma
Sekunder

Patogenesis glaukoma sekunder. (A) Obstruksi pre-trabecular; (B) Obstruksi trabecular ;

(C) angle-closure with pupillary block; (D) angle-closure without pupillary block
• True Glaukoma Kongenital
Glaukoma Primer
• Infantile Glaukoma
Kongenital • Juvenil Glaukoma

• Peningkatan TIO tanpa


Hipertensi kelainan diskus optikus
atau lapangan pandang
Okular
DIAGNOSIS

• Nyeri
• Mual muntah PEMFIS
• funduskopi
• Riw trauma • Gonioskopi
• Penurunan penglihatan • INSPEKSI • OCT
• Riw peny sebelumnya • PALPASI • Humprey perimetri
• Riw keluarga • Lapang pandang
• Pengukuran TIO
• Pengukuran visus
• Pemeriksaan obliq
ANAMNESIS PEM.PENUNJANG
ILLUMINASI OBLIK BILIK MATA DEPAN
PEMERIKSAAN SLIT LAMP
TEKANAN INTRAOKULAR
• Pengukuran tekanan intraokular diukur oleh tonometer
• TIO normal : 10-21 mmHg
GONIOSKOPI
OFTALMOSKOPI
OCT (OPTICAL COHERENCE TOMOGRAPHY)

teknik pencitraan diagnostik medis yang memanfaatkan


fotonik (photonics) dan serat optik untuk mendapatkan
gambar dan karakterisasi jaringan mata.
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG
OBAT-OBAT GLAUKOMA

Penghambat
Supresi Fasilitasi Aliran Penurunan
Karbonat
Pembentukan Keluar Humor Volume Vitreus
Anhidrase
Humor Aqueus Aqueus (agen Osmotik)

Golongan β-
adrenergik Bloker: Parasimpatomimtti Gliserin
Timolol maleat Asetasolamid oral: k: Dosis efektif 1-1,5
0,25 & o,5%, Glaucon Pilokarpain 2% gr/kgBB dalam
levobunilol, dan 4 % 50% cairan
Betaxolol

Golongan α2- Analog Manitol


adrenergik prostaglandin: Dosis 1-2
Dorsolamid
Agonis: Latanoprost gram/kgBB dalam
Apraklonidin 1% 0,005% 50% cairan
TERAPI BEDAH DAN LASER
1. Trabekulektomi
2. Trabekuloplasti laser
3. Siklodestruksi
5. Iridektomi
TERIMA KASIH
Wassalamualaikum WR
WB

Anda mungkin juga menyukai