PENDAHULUAN
Bola mata merupakan salah satu bagian tubuh yang memiliki struktur yang
sangat istimewa. Bola mata berbentuk bulat dengan diameter 24 mm atau lebih
kurang 1 inci. Persarafan organ ini pun cukup unik karena saraf pada mata
Kornea merupakan salah satu organ pada mata yang tembus cahaya dan
menutupi bola mata sebelah depan. Kornea merupakan jendela untuk melihat
dunia dan cahaya yang masuk ke mata pertama kali akan melewati struktur ini.
kornea. Ulkus tersebut bisa terdapat pada sentral kornea dan berpengaruh sekali
pada visus atau bisa terdapat di tepi kornea dan tidak terlalu berpengaruh pada
visus.
dan secepat mungkin. Semakin dalam ulkus yang terbentuk, maka gejala dan
penyebab terjadinya ulkus. Penyulit yang mungkin timbul antara lain infeksi di
bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (pembentukan lubang), kelainan
menjadi buta di seluruh dunia dan 135 juta yaitu penurunan penglihatan. Setiap
1
2
tahun tidak kurang dari 7 juta orang mengalami kebutaan, setiap 5 menit sekali
ada ssatu penduduk bumi menjadi buta dan 12 menit terdapat anak mengalami
buta. Sekitar 90% penderita kebutaan dan mengalami gangguan penglihatan ini
1%, India sebesar 0,7%, dan Thailand 0,3%. Penyebab gangguan penglihatan dan
Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat)
tahun 1996 ditemukan kelainan refraksi sebesar 24.71% dan menempati urutan
BAB 2
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Agama : Islam
Suku : Aceh
Pekerjaan : Pelajar
Kesadaran : Komposmentis
No. RM : 50-61-79
II. ANAMNESA
A. Keluhan Utama
B. Keluhan Tambahan
Mengganggu penampilan
3
4
● DM (-)
● Hipertensi (-)
Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti
ini.
A. Status Generalisata
● Aktifitas : Aktif
● Kooperatif : Kooperatif
B. Status Lokalis
Pemeriksaan OD OS
Visus 6/6 6/6
Posisi Ortoforia Ortoforia
Palpebra Edema (-), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis(-),
superior Benjolan (-) Benjolan (-)
Palpebra Edema (-), Hiperemis (-), Edema (-), Hiperemis (-),
inferior Benjolan (-) Benjolan (-)
5
Conj. Tarsalis Papil (-), Hiperemis (-), Folikel (-) Papil (-), Hiperemis (-), Folikel(-)
superior
Conj. Tarsalis Papil (-), Hiperemis (-), Folikel (-) Papil (-), Hiperemis (-), Folikel (-)
inferior
Sekret (-), Injeksi konjungtiva (-), Sekret (-), Injeksi konjungtiva (-),
Conj. Bulbi
Injeksi siliar (-), Selaput (-) Injeksi siliar (-), Selaput (-)
Jernih (-), Infiltrat (-), Ulkus (-), Jernih (-), Infiltrat (-), Ulkus (-),
Cornea
Arkus senilis (-), Edema (-) Arkus senilis (-), Edema(-)
COA Normal Normal
Isokor, ukuran 3 mm, RL (+), RCTL Isokor, ukuran 3 mm, RL (+), RCTL
Pupil
(+) (+)
Iris Kripti normal Kripti normal
Lensa Jernih (-) Jernih (-)
Corpus vitreus Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus oculi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
1. Slit lamp
V. Diagnosis Bading
● Ulkus kornea
VII. Terapi
Non Farmakologi
● Tirah baring
Farmakologi
- Vit A 1x1
PERJALANAN PENYAKIT
KU : Sadar
- Polimixin B sulphate,
KU : Sadar Neomycin shulphate,
Dexamethasone
7
KU : Sadar
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
tembus cahaya yang menutup bola mata bagian depan. Kornea tidak mempunyai
pembuluh darah sehingga nutrisinya berasal dari homor aquous dan oksigen dari
luar. Secara anatomis kornea terdiri dari lima lapisan, yaitu: Epitel, membran
kabur sampai dengan kebutaan. Secara klinis ditemui dalam katagori ringan
disebut nebula, kekeruhannya halus dan sukar terlihat dengan senter. Kategori
berwarna putih padat terlihat jelas oleh mata. Sikatrik kornea dalam penelitian ini
2.1.2 Epidemiologi
sedangkan pada salah satu mata 0,5%. Prevalensi sikatrik kornea pada kedua mata
8
9
Disrtibusi sikatrik kornea pada dua mata maupun satu mata terlihat
dua mata dan satu mata dijumpai pada kelompok umur 20-29 tahun (0,1%)
sedangkan prevalensi tertinggi dua mata maupun satu mata ditemui pada
2.1.3 Klasifikasi
Penyembuhan luka pada kornea berupa jaringan parut, baik akibat radang,
maupun trauma:
1. Nebula
2. Makula
3. Leukoma
2.1.4 Etiologi
adalah Abrasi kornea, Laserasi kornea, Herpes simpleks. Tergantung pada tingkat
jaringan parut, visus dapat berkisar dari blur ke kebutaan total. Lecet yang lebih
merupakan hasil dari proliferasi pembuluh darah baru ke dalam kornea , untuk
2.1.5 Patogenesis
Selama peradangan, epitel dan stroma di area yang terinfeksi atau terkena
trauma akan membengkak dan nekrosis. Sel inflamasi akut (terutama neutrofil)
akan mengelilingi ulkus awal ini dan menyebabkan nekrosis lamella stroma. Pada
beberapa inflamasi yang lebih berat, ulkus yang dalam dan abses stroma yang
ulserasi dan stroma yang nekrosis diganti dengan jaringan parut yang diproduksi
fibroblast. Fibroblast adalah bentuk lain dari histiosit dan keratosit. Daerah kornea
yang menipis diganti dengan jaringan fibrous. Pertumbuhan pembuluh darah baru
tetapi diganti dengan jaringan fibrous. Epitel baru akan mengganti dasar yang
12
menjadi perforasi kornea. Pembuluh darah uvea dapat berperan pada perforasi
yang nantinya akan menyebabkan sikatrik kornea. Sikatrik yang terjadi setelah
keratitis sembuh dapat tipis atau tebal. Sikatrikyang tipis sekali yang hanya dapat
dilihat dengan slit lamp disebut nebula. Sedangkan sikatrik yang agak tebal dan
dapat kita lihat menggunakan senter disebut makula. Sikatrik yang tebal sekali
mengganggu dari pada leukoma yang kecil yang tidak menutupi daerah pupil. Hal
sedangkan nebula membias secara ireguler, sehingga cahaya yang jatuh di retina
2.1.6 Diagnosis
adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea yang
bermaknat, misalnya keratitis akibat infeksi virus herpes simplek yang sering
makula, leukoma.
- Tes refraksi
- Pemeriksaan slit-lamp
2.1.7 Penatalaksanaan
karena laju penolakan minimal (karena kurangnya pasokan darah pada kornea).
akan bervariasi, tergantung kondisi individu (luas dan Iokasi jaringan parut
2.1.8 Pencegahan
berkonsultasi kepada ahli mata setiap kali ada keluhan pada mata. Sering kali luka
yang tampak kecil pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus kembali dan
- Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam
mata Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak
- Gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah, Jika
2.1.9 Komplikasi
komplit.
2.1.10 Prognosis
BAB 4
KESIMPULAN
Sikatriks kornea adalah terbentuknya jaringan parut pada kornea oleh
berbagai sebab. Dapat disebabkan oleh trauma, bekas luka, maupun sebab-sebab
kabur sampai dengan kebutaan. Sikatrik kornea dapat berbentuk ringan (nebula),
kebutaan kedua didunia setelah katarak. Sikatrik kornea lebih sering disebabkan
adanya riwayat trauma, benda asing, abrasi, adanya riwayat penyakit kornea.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Kelas V Dan Kelas Vi Di Sdn 017 Bukit Raya Pekanbaru Tahun 2014.
Denpasar 2017
Mata Pada Siswa Sekolah Dasar Menurut Tanda Dan Gejala', 1(1), pp. 78–84.
Dan 6th Grade At Sdn 026 Pekanbaru In 2014, 1(2), pp. 1–7.