Oleh:
K1B1 20 029
Pembimbing:
KENDARI
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas Telaah Jurnal dalam rangka kepaniteraan klinik pada
A. IDENTITAS PASIEN
2. Umur : 19 Tahun
3. Tanggal Lahir :-
4. Suku :-
6. Agama : Islam
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
2. Anamnesis Terpimpin :
SULTRA dengan keluhan benjolan pada daerah mulut, hidung dan mulut.
1. Pemeriksaan Fisik
KU : sakit sedang
Antropometri : BB : 59 kg │ TB : 157 cm
Tanda-tanda vital :
Suhu : 36,5ºC
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 65x/menit
SpO2 : 96%
2. Pemeriksaan Oftamologi
STATUS GENERALISATA
Kepala Normocephal
Dada Normochest
Status Generalisata
P : Sonor (+/+)
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
Inspeksi OD OS
D. TERAPI
Farmako :
• cefixime 2x200 mg
• Na Diclofenat 2x50mg
• Tobroson eyedrop 6 DD 1
• Cenfresh eyedrop 6 DD 1
Tindakan Bedah : eksisi pada tumor pada daerah mata sebelah kiri
H. RESUME
SULTRA dengan keluhan benjolan pada daerah mulut, hidung dan mulut.
Benjolan dirasakann sejak usia 7 tahun. Dia mengeluh tentang kelainan bentuk
di wajahnya dan penglihatan kabur di mata kiri. Keluhan lain yaitu sakit kepala
oftalmologi ditemukan visus pada mata kanan 6/20 dan mata kiri 6/20,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal ditubuh kita.
Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor mata merupakan
penyakit dengan multifactor yang terbentuk dalam jangka waktu lama dan
mengalami kemajuan melalui stadium berbeda-beda. Faktor nutrisi
merupakan satu aspek yang sangat penting, komplek, dan sangat dikaitkan
dengan proses patologis tumor. Infeksi virus seperti pada Papilloma dan
neoplasia intraepitel pada konjungtiva juga merupakan penyebab utama.
Selain itu radiasi sinar UV juga menyebabkan terjadinya tumor pada
bagian tertentu di mata.
B. EPIDEMIOLOGI
a. Genetik
NF 1 berhubungan dengan genetik autosome yang dominant, yang
terdiagnosa, dan sering diturunkan oleh orang tua perempuan dari pada
orang tua laki laki. Dan sering juga disebabkan oleh adanya mutasi pad
mengurangi produk proton onkogen ras p-21 dan akan meningkatkan proses
mutasi nya sekitar 2,4 sampai 10 x 10-5 tiap generasi. NF 2 terdapat merlin
nya, sehingga dapat terjadi proliferasi yang tidak terkendali dan pembesaran
selubung myelin.
b. Umur
c. Jenis kelamin
D. PATOFISIOLOGI
selubung saraf atau mielin) dan sel lainnya yang mengelilingi dan menyokong
saraf-saraf tepi (saraf perifer, saraf yang berada diluar otak dan medula
spinalis). Pertumbuhan ini biasanya mulai muncul setelah masa pubertas dan
bisa dirasakan dibawah kulit sebagai benjolan kecil. Sekitar sepertiga penderita
tidak mengeluhkan adanya gejala dan penyakit ini pertama kali terdiagnosis
ketika pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya benjolan dibawah kulit, di
terdiagnosa, dan sering diturunkan oleh orang tua perempuan dari pada orang
tua laki laki. Dan sering juga disebabkan oleh adanya mutasi pad lokus
mitogenik sehingga terjadi pertumbuhan tumor yang banyak, dan angka mutasi
nya sekitar 2,4 sampai 10 x 10-5 tiap generasi. NF 2 terdapat merlin yang
selubung myelin.
E. KLASIFIKASI
a) Neurofibroma Tipe 1
Neurofibroma dangkal, yang mulai muncul pada masa pubertas, dan aksila
termasuk neoplasma sejati (semua berasal dari astrosit dan neuronrs), serta
saraf optik, piring tectal dan batang otak glioma (astrocytoma biasanya
kranial (III - VI) dan / atau menyebar neurofibroma plexiform wajah dan
kelopak mata
nyeri.
saraf dorsal.
dari 0.5cm).
>5 mm prepuberitas
>15 mm postpuberitas
kulit).
Gambar 2. Neurofibroma
c. Freckling (di bawah ketiak dan daerah lipatan kulit seperti
f. Dispasia skeletal.
g. Riwayat keluarga menderita Neurfibroma.
b) Neurofibroma Tipe 2
bilateral, ditandai dengan beberapa tumor dan lesi pada otak dan sumsum
tulang belakang. Tumor yang tumbuh pada saraf pendengaran yang menyebabkan
Seringkali hal ini tidak jelas sampai akhir remaja atau awal 20-an. NF2
Lesi SSP yang berkembang pada hampir semua individu yang terkena
meningioma).
permukaan licin, warna coklat, perabaan lunak, jika ditekan dapat terjadi
hiperpigmentasi, makula plakat tak teratur, berbatas tidak tegas dan kadang
mengeluhkan adanya gejala dan penyakit ini pertama kali terdiagnosis ketika
yang berwarna coklat di dada, punggung, pinggul, sikut dan lutut. Bintik-
bintik ini bisa ditemukan pada saat anak lahir atau baru timbul pada masa
bayi. Pada usia 10-15 tahun mulai muncul berbagai ukuran dan bentuk
ribuan.
pembesaran tulang panjang pada lengan dan tungkai serta kelainan tulang
bagian dalam (neuroma akustik). Tumor ini bisa menyebabkan tuli dan kadang
G. DIAGNOSIS
Kriteria diagnosis untuk NF1 terpenuhi jika dijumpai dua atau lebih dari
anak atau ≥ 1,5cm pada orang dewasa; 2) freckles pada area aksila atau
Lisch nodul ≥ 2 pada iris mata; 5) glioma nervus optikus; 6) displasia tulang;
diagnosis tidak dapat segera ditegakkan sampai muncul kriteria lainnya. 1,2,13
H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding pada kasus ini adalah speckled lentiginous nevus
dengan pigmentasi yang lebih gelap dalam jumlah bervariasi yang terletak di
atas café-au-lait tersebut. Mutasi yang spesifik pada SLN belum diketahui
pasti. Sebagian besar kasus bersifat jinak, namun nevus displastik dan
melanoma dapat muncul pada SLN. SLN dapat diser tai gejala ek st r a
eba ga i s p eck led lentiginous nevus syndrome (SLNS). Pada klinis kasus
ini, café-au-lait atau freckles tidak didasari bercak coklat yang lebih terang
dan dapat muncul di bagian tubuh mana saja. Lentigen berupa lesi makula
coklat atau hitam (diameter 1-5mm), berbentuk bulat atau oval, berbatas
tegas, biasanya muncul saat lahir atau pada masa anak, dan dapat
meningkat dalam jumlah, tingkat warna, ukuran dengan bertambahnya usia.
Pigmentasi terjadi beragam, lebih gelap dan lebih kecil dibandingkan café-
au- lait. Manifestasi kulit pada kasus ini adalah café-au- lait multipel
meradang.
I. TATA LAKSANA
kulit, spesialis saraf, dan spesialis jiwa). Pasien dengan NF1 perlu
PEMBAHASAN
1. Ilyas, S. Yulianti, SR. 2017. Ilmu Penyakit Mata Edisi Kelima. Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
2. Creange, A. et all. (1999) Neurological complication of neurofibromatosis
type 1 in adulthood, Hopital Henri Mondor, Paris,France.
3. Kapur, S., Michael, B. (2013) Pediatric Tumors : Neurofibromatosis Plastic