Anda di halaman 1dari 26

Tutorial Klinik :

Nevus Konjungtiva

Mirroh N Mufidah
20204010083

Pembimbing : dr. Rr. Nur Shani Meida, Sp.M., M.Kes

Program Studi Pendidikan Profesi Dokter


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2022
•Nama : An. F
•Umur : 13 Tahun
•Jenis Kelamin : Laki-Laki
Identitas •Pekerjaan : Pelajar

Pasien •Alamat
•Nomor RM
: Srimulyo, Piyungan
: 29-42-89
•Tanggal Pemeriksaan : 27 April 2022
Anamnesis
•Keluhan utama : Ada tahi lalat di mata kanan

•Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poli Mata RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan keluhan ada tahi lalat hitam
di mata kanan. Keluhan ini dirasakan sejak 4 tahun yang lalu. Pasien merasa tidak ada peningkatan ukuran
dari tahi lalat tersebut.

Tidak ada keluhan mata berpasir (-), pandangan berbayang (-), alergi (-), nyeri kepala (-), air mata
berlebihan (-), silau (-), penurunan berat badan (?), pemakaian kacamata (-).

Alloanamnesis : ibu pasien baru mengetahui keberadaan tahi lalat tersebut 1 bulan terakhir dan
mengatakan tahi lalat pada mata kanan pasien menunjukkan adanya sedikit pertambahan volume.

Pasien baru pertama kali periksa ke dokter terkait keluhan.


Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu

• Keluhan serupa (-), trauma mata (-) operasi mata (-)


• Penyakit kronis (-)
• Riwayat opname (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• Keluhan serupa (-)
• Riwayat penyakit kronis (-)
• Riwayat operasi (-) alergi (-)
• Riwayat kelainan mata : Miopia (Ibu)

Riwayat Personal sosial


• Pasien merupakan seorang pelajar yang sehari-hari tinggal di asrama.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 128/78 mmHg
Nadi : 93x/menit Pernapasan
: 20x/menit
Suhu : 36,4oC

TB : 36 Kg
BB : 140 cm

Status Generalis
Kepala, leher, thorax jantung & paru, abdomen, ekstremitas :

tidak ada keluhan, tidak dilakukan pemeriksaan


Status Oftalmologi
OD Pemeriksaan OS
6/6 Visus 6/6
Ortoforia Kedudukan bola mata Ortoforia

Gerak bola mata ke segala arah Pergerakan bola mata Gerak bola mata ke segala arah
baik baik

Ptosis (-), lagoftalmus (-), masa (-), Palpebra Ptosis (-), lagoftalmus (-), masa (-),
edem (-), hiperemis (-), nyeri tekan edem (-), hiperemis (-), nyeri tekan
(-) (-)

Injeksi konjungtiva (-), sekret (-), Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-), sekret (-),
injeksi silier (-), subkonjungtival injeksi silier (-), subkonjungtival
bleeding (-), nevus pigmentosus bleeding (-)
(+) pada bagian nasal terfixir
berukuran 1mm x 1mm
Status Oftalmologi
OD Pemeriksaan OS

Edema (-), ulkus (-), jernih Kornea Edema (-), ulkus (-), jernih

Ikterik (-), warna putih Sklera Ikterik (-), warna putih

Jernih (+), kedalaman cukup, darah (-), COA Jernih (+), kedalaman cukup, darah (-),
nanah (-) nanah (-)
Warna coklat, kripte baik, sinekia (-) Iris Warna coklat, kripte baik, sinekia (-)

Reflek cahaya (+) bulat , tepi regular Pupil Reflek cahaya (+) bulat, tepi regular

Jernih Lensa Jernih

11,3 TIO 14,6


Diagnosis
 OD Nevus Konjungtivus

Diagnosis Banding
 OD Melanoma Konjungtiva
 OD Tumor Konjungtiva (Squamos cell, basal cell)
Terapi
R/ Cendo lyteers e.d. No I
S 4 dd gtt 1 OD
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Nevus konjungtiva adalah lesi kehitaman pada
konjungtiva yang bersifat tidak ganas
ANATOMI
Konjungtiva adalah selaput lendir transparan dan pelumas
yang menutupi permukaan luar mata.

• "konjungtiva bulbar" yang menutupi bola mata


• "konjungtiva tarsal" yang melapisi permukaan bagian
dalam kelopak mata.
LOKASI
• konjungtiva bulbar --> tersering
• limbus
• caruncle
• plica semilunaris
• konjungtiva tarsal (1%)
• fornix (1%)
ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI

Patofisiologi nevus pigmentosus berhubungan dengan proliferasi melanosit. Nevus dapat terjadi
sebagai akibat dari pembentukan hamartoma yang terdiri dari proliferasi melanosit klonal tipe
jinak selama proses embriogenesis. Mutasi gen somatik BRAFV600E ditemukan pada sejumlah
kecil kasus nevus pigmentosus kongenital, didapat, maupun melanoma. Pada kasus nevus
pigmentosus ukuran sangat besar, sebanyak 70-95% pasien memiliki mutasi gen somatik di NRAS.
Pada nevus pigmentosus kongenital, lesi cenderung lebih tebal.
GEJALA
• konjungtiva bulbar --> tersering
• tidak bertambah ukuran
• tidak disertai dengan feeding vessel
• tidak disertai injeksi konjungtiva, injeksi perikorneal,
maupun injeksi silier.
TERAPI

• Tidak ada terapi definitif yang disarankan


• Beberapa pasien menghendaki dilakukan terapi
pembedahan dengan alasan kosmetika
EDUKASI
• Observasi secara periodik (dengan difoto)
• Lesi dapat berubah menjadi ganas (<1%)
• Adanya nevus sejak usia muda yang membesar ketika
usia dewasa atau adanya massa berpigmen yang secara
tiba-tiba muncul dan dengan cepat membesar harus
dicurigai sebagai suatu melanoma --> segera periksa.
Melanoma Konjungtiva
Melanoma konjungtiva adalah lesi
tumor ganas pada konjungtiva yang
berasal dari sel-sel melanosit, yang
bersifat sangat jarang dan dapat
berakibat fatal.
GEJALA
• bertambah ukuran dalam kurun waktu tertentu
• disertai dengan feeding vessel
• disertai injeksi konjungtiva, injeksi perikorneal, atau
injeksi silier.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Slit-lamp Biomicroscopy Documentation
• Anterior segment optical coherence tomography
• Ultrasound biomicroscopy
• Anterior segment optical coherence tomography

• Ketebalan tumor yang mencapai > 2 mm


menunjukkan prognosis yang lebih buruk.

• Terjadi metastase regional maupun


metastase jauh > 15 %.

• Ultrasound biomicroscopy
• Metastasis terjadi pada 20-30% kasus.

• Dapat bermetastasis ke kelenjar limfa regional pada 25% pasien, serta ke paru-paru, hati,
otak, tulang, dan kulit.

• Pemeriksaan sistemik diperlukan untuk mencari kemungkinan penyebaran tumor,


diantaranya pemeriksaan kelenjar getah bening regional, liver function test, USG, foto thorax
dan CT-Scan.

• Kemungkinan terjadinya rekurensi lebih tinggi apabila lokasi tumor non-limbal.

• Rekurensi tumor lokal terjadi pada 50% kasus dan dapat muncul lebih dari 1 kali.

• Angka kematian konjungtival melanoma mencapai 19% pada 5 tahun dan 30% pada 10 tahun.

• Lokasi tumor serta ketebalan tumor menentukan prognosis. Konjungtival melanoma


nonbulbar (yaitu, plica semilunaris / caruncle, forniks atau konjungtiva palpebra) dan tumor
dengan ketebalan lebih dari 2 mm memiliki prognosis yang lebih buruk.
• Pada pasien yang tidak ditemukan adanya metastasis ke kelenjar getah bening
regional memerlukan pemeriksaan sistemik untuk mencari kemungkinan metastasis
jauh.

• Prognosis pada pasien ini adalah quo ad vitam dubia ad malam --> melanoma maligna
dapat mengancam nyawa, quo ad sanationam dubia ad malam --> konjungtival
melanoma dapat menyebabkan rekurensi dan metastasis dan quo ad functionam dubia
ad malam.
Prosedur eksisi massa+cryotherapy

A. Penandaan margin eksisi


B. Eksisi massa tumor
C. Kontrol perdarahan dengan kauter
D. Massa tumor telah terangkat
E. Cryotherapy margin tumor
F. Epiteliektomi dan Cryotherapy area kornea

Anda mungkin juga menyukai