Anda di halaman 1dari 13

Status Oftalmologi

OS : terdapat jaringan tumor


OD Status Oftalmologi OS
6/6 VISUS Tidak dinilai
Tidak dilakukan skiaskopi SKIASKOPI Tidak dilakukan skiaskopi
Eksoftalmus (-), endoftalmus (-), deviasi (-), Sulit dinilai
strabismus (-), nistagmus (-) BULBUS OCULI

Dalam batas normal SUPERSILIA Dalam batas normal


Parese (-), paralise (-) PARESE/PARALISE Sulit dinilai
Benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-) PALPEBRA SUPERIOR Benjolan (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-)
Hiperemis (-), Edem (-) PALPEBRA INFERIOR Hiperemis (-), Edem (-)
Injeksi (-), sekret (-) KONJUNGTIVA PALPEBRA Sulit dinilai
Injeksi (-) KONJUNGTIVA FORNIKS Sulit dinilai
Injeksi (-), sekret (-), jar.fibrovaskulat (-) KONJUNGTIVA BULBI Sulit dinilai
Injeksi siliar (-), ikterik (-) SKLERA Sulit dinilai
Jernih KORNEA Sulit dinilai
OD Status Oftalmologi OS

Dalam, hipopion (-), hifema (-) CAMERA OCULI ANTERIOR Sulit dinilai
Coklat, kripta, sinekia (-) IRIS Sulit dinilai
Bulat, Regular, Refleks Cahaya (+) PUPIL Sulit dinilai
Shadow test (-) LENSA sulit dinilai
Tidak diperiksa FUNDUSKOPI Tidak Diperiksa
Dalam batas normal SISTEM KANALIS LAKRIMALIS Sulit dinilai
Diagnosis Klinis

• Retinoblastoma OS

Tatalaksana

• Merujuk ke dr. Sp.M untuk dilakukan operasi pengangkatan bola mata


• Lanjutkan kemoterapi
• Konsul Sp.A
Prognosis

Quo ad Quo ad Quo ad


vitam : functionam : sanationam:
malam malam malam
Analisis Kasus
Analisa kasus • Retinoblastoma

Identitas:
• Pasien Anak Laki-laki
• Usia 4 tahun

Retinoblastoma merupakan tumor ganas intraokuler primer yang paling banyak dijumpai pada masa anak-
anak. Retinoblastoma merupakan keganasan yang berasal dari sel retina primitive, sehingga biasanya onset
paling sering terjadi pada anak-anak dibawah usia 4-5 tahun. Insiden penyakit 1:20.000 kelahiran hidup
sekitar 3% dari seluruh kanker pada anak (Ilyas, 2015).

Di negara berkembang angka harapan hidup anak dengan retinoblastoma masih sangat rendah. Retinoblastoma
menjadi penyakit keganasan sebagai penyebab kematian kedua terbanyak. Prevalensi retinoblastoma lebih
banyak pada anak dibawah 5 tahun dan sering pada anak laki-laki (Sitorus, 2017).

Diketahui data umur pada pasien adalah 4 tahun dimana prevalensi tertinggi penyakit retinoblastoma
paling banyak terdapat pada anak. Diketahui juga bahwa jenis kelamin pasien adalah laki-laki, dimana
prevalensi laki-laki yang menderita retinoblastoma lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Analisa kasus • Retinoblastoma

Identitas:
• Keluhan utama: Mata kiri menonjol
• Keluhan tambahan: Bola mata yang mengkilat (mata kucing), nyeri, kemerahan.

Retinoblastoma sering terjadi unilateral ataupun bilateral. Anak dengan tumor bilateral cenderung bermanifestasi
lebih cepat dibandingkan kasus unilateral. Gejala utama retinoblastoma adalah adanya leukokoria (manik mata
berwarna putih) yang ditemukan pada sebagian besar kasus (60%). Keluhan lain adalah mata juling, mata merah,
nyeri sampai mata menonjol. Leukokoria merupakan tanda utama yang sering ditemukan tetapi cenderung
diabaikan pada banyak orangtua pasien. Pada tahap awal akan ditemukan lesi putih plakoid pada retina,
sedangkan pada tahap lanjut ditemukan pertumbuhan tumor ke arah luar. Tanda lainberupa strabismus,
heterokromia, rubeosis iridis, ipopion, hifema, buftalmos, selulitis orbita atau proptosis.

Pada anamnesis ditemukan adanya gejala mata kiri yang menonjol yang berarti adanya proptosis dan
pertumbuhan tumor keluar menandakan tumor sudah stadium lanjut. Dari anamnesis keluarga mengakui bahwa
dahulu mata pasien pernah seperti “mata kucing” tetapi keluarga masih mengabaikannya, dapat diambil
kesimpulan temuan adanya Leukokoria. Gejala yang terdapat pada pasien sesuai dengan landasan teori
retinoblastoma.
Analisa kasus • Retinoblastoma

Pemeriksaan Oftalmologis:
• OS : Retinoblastoma, tampak jaringan tumor, palpebral & silia normal, bagian dalam mata sulit dinilai
• OD : Normal

Pada pemeriksaan retinoblastoma sering ditemukan strabismus


(esotropia atau eksotropia), glaucoma sekunder, neovaskularisasi iris
heterokromia, rubeosis iridis, hipopion, hifema, buftalmos, proptosis,
selulitis orbita dan inflamasi orbita. Bila pertumbuhan tumor ke arah
dalam akan menembus vitreous dan tampak pada retina suatu massa
putih menyerupai keju dan gambaran pembuluh darah pada
permukaannya. Bila tumor tumbuh keluar akan menyebabkan ablasio
retina (Sitorus, 2017).

Pada bagian mata kiri pasien, didapatkan massa tumor ke arah luar
dan bagian orbita sulit dinilai. Ditarik kesimpulan bahwa tumor
sudah pada stadium lanjut sehingga gejala khas yang lain sulit
ditemukan. Pada mata kiri tampak adanya proptosis dan jaringan
tumor yang dapat dilihat langsung.
Analisa kasus • Retinoblastoma

Pemeriksaan Oftalmologis:
• OS : Retinoblastoma, tampak jaringan tumor, palpebral & silia normal, bagian dalam mata sulit dinilai
• OD : Normal

Pemeriksaan penunjang dengan klinis retinoblastoma dapat


dilakukan Ultrasonografi (USG), CT Scan, MRI, Pemeriksaan
Sistemik (sumsum tulang dan pungsi lumbal) dan pemeriksaan
dengan kamera digital retina/wide field digital camera. CT-Scan
sangat baik digunakan sebagai pemeriksaan penunjang. CT Scan
dapat menilai keterlibatan saraf optic, orbita, system saraf pusat
dan kalsifikasi (Sitorus, 2017).

Pada CT Scan dapat dilihat tampak adanya gambaran hipodens


inhomogen dengan kalsifikasi didalamnya yang
mengobliterasi orbita kiri, retrobulbar orbita kiri dan sinus
sphenoid kiri. Gambaran khas CT-Scan pada penyakit
Retinoblastoma cukup sesuai dengan CT-Scan Pasien.
Analisa kasus • Retinoblastoma

Pemeriksaan Oftalmologis:
• OS : Retinoblastoma, tampak jaringan tumor, palpebral & silia normal, bagian dalam mata sulit dinilai
• OD : Normal

CT-Scan ulang diperlukan untuk mengevaluasi kemoterapi dan


ukuran tumor.

Pada CT-Scan kedua untuk mengevaluasi kemoterapi, dapat


dilihat dibandingkan dengan CT-Scan sebelumnya ukuran
tampak mengecil, nervus opticus kiri masih sedikit membesar
inhomogen.
Dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan oftalmologis dan penunjang, maka diagnosis
pada pasien sudah tepat yaitu Retinoblastoma OS
Tatalaksana

• Rujuk ke dr. Sp. M / Sp.A untuk dipertimbangkan apakah dilakukan


kemoterapi atau pembedahan

Tatalaksana utama menurut Sitorus, 2017 adalah


Anak dengan leukokoria memerlukan rujukan segera ke spesialis mata untuk pemeriksaan
lebih lanjut. Termasuk pemeriksaan klinis, funduskopi dalam midriatikum, USG, CT-Scan atau
penunjang lainnya. Bila diperlukan kolaborasi dengan spesialis anak.
Daftar Pustaka

Ilyas S. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-5 Jakarta: Balai Penerbit
FKUI

Sitorus RS. 2017. Buju Ajar Oftalmologi. Edisi Ke-1. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai