Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

HORDEOLUM

Pembimbing :

dr. Nanik Sri Mulyani , Sp.M

Disusun oleh :

Sinta Wulansari (23409021010)

Alfian Hanif NW (23409021009)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

PERIODE 18 DESEMBER 2023 – 13 JANUARI 2024

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

LEMBAR PENGESAHAN

1
Laporan Kasus :

HORDEOLUM

Disusun oleh :

Sinta Wulansari (23409021010)

Alfian Hanif NW (23409021009)

Pembimbing

dr. Nanik Sri Mulyani , Sp.M

Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim Semarang

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Penyakit Mata

RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Kota Semarang

Fakultas Kedokteran Universitas Wahid Hasyim Semarang

Semarang, 2 Januari 2024

dr. Nanik Sri Mulyani , Sp.M

2
BAB I
IDENTITAS PASIEN

I. IDENTITAS
Nama : anak G
Tanggal Lahir : 08 Mei 2014
Usia : 9 tahun
Alamat : Semarang
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : pelajar
Pendidikan terakhir :-
Tanggal masuk RS : 29 Desember 2023
Tanggal pemeriksaan : 29 Desember 2023

II. ANAMNESIS
Autoanamnesis dilakukan pada 29 Desember 2023 jam 13.30 di poli mata RSWN
Keluhan utama : pasien mengeluh adanya benjolan pada kelopak mata kanan dan kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang dan dirawat dari Poli Mata RSUD K.R.M.T Wongsonegoro pada tanggal 29
Desember 2023 dengan keluhan dengan keluhan benjolan pada kelopak mata kanan dan kiri
bawah sejak ± 1 minggu lalu. Awalnya timbul benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama
membesar yang menyebabkan kelopak mata kanan dan kiri atas menjadi merah dan bengkak.
Benjolan ini juga terasa nyeri bila ditekan. Pasien menyangkal adanya keluar kotoran ataupun
sekret dari mata. Pasien juga mengeluh kelopak mata menjadi terasa berat, seperti ada yang
mengganjal dan merasa tidak nyaman. Mata berair (-), tak tahan cahaya / silau (-), madarosis /
rontok bulu mata pada kedua mata (-)..

3
Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat memiliki keluhan seperti ini sebelumnya (-) Riwayat


sakit mata sebelumnya (-)
Riwayat hipertensi (-) Riwayat
diabetes mellitus (-)

Riwayat Penyakit Keluarga dan lingkungan :

Tidak ada yang pernah mengalami keluhan serupa seperti pasien. Riwayat kencing manis, darah
tinggi, asma, jantung, paru dan alergi dikeluarga disangkal

Riwayat Pengobatan :

Pasien belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat kebiasaan :

Pasien mengaku sering mengucek mata saat terasa gatal atau kering.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Tanggal 29 Desember 14.00 WIB pemeriksaan dilakukan di poliklinik mata RSWN.
Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis, GCS 15 (E 4 V5 M6)
Tanda Vital
Tekanan Darah : Tidak diukur
Frekuensi Nadi : 88 x/menit, regular, isi cukup
Frekuensi Napas : 20 x/menit, regular
Suhu Tubuh : 36,0 oC

4
Pemeriksaan Sistem

Kepala
Normocephali, rambut hitam terdistribusi merata, rambut tidak mudah dicabut, tidak teraba
benjolan di kepala, nyeri tekan (-)

Mata
Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), mata cekung (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3
mm, refleks cahaya +/-, kornea jernih (+/+)

Mulut

Lidah kotor (-), lidah kering (-) dinding faring posterior hiperemis (-), Tonsil T1-T1 tidak
hiperemis

Telinga
Normotia, liang telinga lapang +/+, sekret -/-, serumen -/-, nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan
mastoid -/-, nyeri tarik aurikula-/-

Hidung
Bentuk normal, deviasi septum (-), napas cuping hidung (-), sekret -/-, darah -/-, mukosa
hiperemis -/-

Leher
Trakea letak di tengah, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, nyeri tekan (-). Tidak ada
pembesaran KGB submandibula, cervical, supra-infraclavicula, nyeri tekan (-)

Thoraks

Paru :

I: Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kanan dan kiri saat diam maupun bernafas

P: Stern fremitus kanan-kiri sama kuat di seluruh lapang paru

P: Sonor pada kedua lapang paru bagian atas

A: Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-) kasar, wheezing (-/-)

5
Jantung:

I: Ictus cordis tidak tampak

P: Ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra

P: Batas jantung dalam batas normal

A: Bunyi jantung I dan II normal, Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : tampak datar, striae (-), tatoo (-), bekas luka (-), spider naevi (-), caput
medusae (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)
Perkusi : timpani pada keempat kuadran abdomen
Palpasi : Defans muscular (-), nyeri tekan (-), massa (-), hepatomegali (-), splenomegali
(-), mcburney sign (-), rovsing sign (-), psoas sign (-), patrick sign (-), kontrapatrick (-)

Genitalia
Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas
¿
Akral hangat, edema (−¿−−¿−¿ ¿ −¿− ¿ ¿
¿ ), Pitting Oedema ( −¿−¿ ¿ ), sianosis (-), CRT<2
detik, palmar eritema (-) / (-)

Tulang Belakang
Skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-), opistotonus (-), gibbus (-)

Kulit
Sianosis (-), ikterik (-), turgor kulit baik

6
Status Ophtalmologi

OD OS
6/6 Visus 6/6
Gerakan bola mata normal, Bulbus Oculi Gerakan bola mata normal,
eksotalmus (-), endotalmus eksoftalmus (-),
(-), strabismus (-) endoftalmus (-), strabismus
(-)
Benjolan (+), hiperemis (+), Palpebra Superior Benjolan (+), hiperemis (+),
ptosis (-), ektropion (-), ptosis (-), ektropion (-),
entropion (-), sikatrik (-), entropion (-), sikatrik (-),
edema (+) edema (+)
Benjolan (+), hiperemis (+), Palpebra Inferior Benjolan (+), hiperemis (+),
ektropion (-), entropion (-), ektropion (-), entropion (-),
edema (+) edema (+)
Injeksi konjungtiva (-), Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-),
Kemosis (-), injeksi siliar Kemosis (-), injeksi siliar
(-), sekret (-), perdarahan (-), sekret (-), perdarahan

7
subkonjungtiva (-). subkonjungtiva (-).

Putih, Hiperemis (-), edema Sklera Putih, Hiperemis (-), edema


(-) (-)
Edema kornea (-), jernih Kornea Edema kornea (-) Jernih
Jernih dan cukup, hifema (-), COA Jernih dan cukup, hifema (-),
hipopion (-) hipopion (-)
Coklat tua, sinekia (-), nodul Iris Coklat tua, sinekia (-), nodul
(-), neurovascular (-) (-), neurovascular (-)
Bentuk bulat, reguler, letak Pupil Bentuk bulat, reguler, letak
sentral, reflek cahaya sentral, reflek cahaya
langsung dan tidak langsung langsung dan tidak langsung
(+) (+)
Jernih, luksasio (-), afakia Lensa Jernih, luksasio (-), afakia
(-), IOL (+),Shadow test (-) (-), shadow test (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Funduskopi: Tidak dikaji
Streak Retinoskopi: Tidak dikaji
Keratometri: Tidak dikaji
Tonometri Schiotz: Tidak dikaji
Tonografi: Tidak dikaji
Anel Test: Tidak dikaji
Kampimetri: Tidak dikaji

IV. RESUME
Telah diperiksa seorang pasien perempuan usia 9 tahun dengan keluhan dengan keluhan benjolan
pada kelopak mata kanan dan kiri bawah sejak ± 1 minggu lalu. Awalnya timbul benjolan kecil
kemerahan kemudian semakin lama membesar yang menyebabkan kelopak mata kanan dan kiri
atas menjadi merah dan bengkak. Benjolan ini juga terasa nyeri bila ditekan. Pasien menyangkal
adanya keluar kotoran ataupun sekret dari mata. Pasien juga mengeluh kelopak mata menjadi
terasa berat, seperti ada yang mengganjal dan merasa tidak nyaman. Pada Pemeriksaan Visus,

8
VOD : 6/6 VOS : 6/6. Pada pemeriksaan oftalmologis, palpebral superior dan inferior OD
edema, hiperemis, dan terdapat benjolan.

VI. DIAGNOSIS KERJA

 Hordeolum intera okuli dekstra et sinistra

VII. DIAGNOSIS BANDING


 Kalazion ODS
 Blefaritis ODS

VIII. PENATALAKSANAAN
 Membersihkan mata dengan menggunakan shampo bayi
 Antibiotik dan steroid topical ( Cendo Xitrol Ointment) 3-4 kali sehari selama 7 hari.

IX. PROGNOSIS
Ad Vitam : Bonam

Ad functionam : Bonam

Ad Sanationam : Bonam

BAB II

9
TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI PALPEBRA
1) Lapisam Palpebra

Palpebra adalah lipatan tipis yang terdiri dari kulit, otot, dan jaringan
fibrosa, yang berfungsi melindungi struktur-struktur bola mata dari
trauma dan kekeringan. Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama.
Lima bidang jaringan utama palpebra adalah sebagai berikut :

a. Lapisan Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak
subkutan

b. Musculus Orbikularis Okuli

Fungsi otot ini adalah untuk menutup palpebral dan dipersarafi oleh
nervus VII (facialis). Serat ototnya mengelilingi fissura palpebra
secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian
serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam
palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal; bagian diatas septum
orbitale adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian
orbita

c. Jaringan areolar

Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan


lapis sub aponeurotik dari kulit kepala

d. Tarsus
Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom
(40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah) di dalamnya yang
bermuara pada margo palpebra. Tarsus terdiri atas tarsus superior dan tarsus
inferior

e. Konjungtiva palpebra.

10
Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa yang
disebut konjungtiva palpebral yang melekat erat pada tarsus

Gambar 1. Anatomi Palpebra


2) Tepi palpebra
Panjang tepian palpebra adalah 25-30 mm dan lebarnya 2 mm. Tepian ini
dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan
posterior
a. Tepian anterior
Tepi anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss
merupakan modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel
rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar
keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata
b. Tepian posterior
Tepian posterior kontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat
muara-muara kecil dari kelenjar sebasea yang telah dimodifikasi (glandula
Meibom).
c. Punktum lakrimalis
Pada ujung medial dari tepian posterior palpebral terdapat punktum lakrimalis.
Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus
terkait ke sakus lakrimalis.

3) Fisura palpebra

11
Fisura palpebra adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang terbuka. Fisura
ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm
dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Kantus medialis lebih elips
dari kantus lateralis dan mengelilingi lakus lakrimalis. Lakus lakrimalis terdiri
atas dua buah struktur yaitu karunkula lakrimalis yang berupa peninggian
kekuningan dari modifikasi kulit yang mengandung modifikasi kelenjar keringat
dan kelenjar sebasea besar yang bermuara ke dalam folikel yang mengandung
rambut-rambut halus dan plica semilunaris.
4) Septum palpebra
Septum orbitale merupakan fascia yang terletak di belakang bagian muskularis
orbikularis okuli yang terletak di antara tepian anterior dan tarsus yang berfungsi
sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum orbitale superior menyatu dengan
tendo dari m. levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale
inferior menyatu dengan tarsus inferior.
5) Retraktor palpebra
Retraktor palpebra berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior terdapat m.
levator palpebra superior, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan
dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang
mengandung serat-serat otot polos dari muskulus Muller (m. tarsalis superior). Di
palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus rektus inferior, yang
menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus obliquus inferior dan
berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis okuli. Otot polos
dari retraktor palpebra dipersarafi oleh nervus simpatis. Muskulus levator dan
muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus III (okulomotoris).
6) Pembuluh darah dan persarafan sensoris palpebra
Pembuluh darah yang memperdarahi palpebra adalah a. palpebra. Persarafan
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V (Trigeminus),
sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V (Trigeminus).

7) Gerakan palpebra

12
Gerakan palpebral secara umum adalah membuka dan menutup palpebral. Ketika
menutup, yang berkontraksi adalah M. Orbikularis Okuli yang dipersarafi nervus
cranialis N.VII sedangkan M. Levator Palpebra Superior akan berelaksasi. M.
Rioland (M. Orbikularis Okuli yang terletak di dekat tepi margo palpebra)
menahan bagian belakang palpebra terhadap dorongan bola mata, sehingga
palpebra akan menutup. Sedangkan saat membuka, M. Levator Palpebra Superior
yang dipersarafi N.III akan berkontraksi dan M. Muller akan mempertahankan
mata agar tetap terbuka.
8) Kelenjar pada palpebra

a. Kelenjar Sebasea
b. Kelenjar Moll atau Kelenjar Keringat
c. Kelenjar Zeis pada pangkal rambut, berhubungan dengan folikel rambut dan
juga menghasilkan sebum
d. Kelenjar Meibom (Kelenjar Tarsalis) terdapat di dalam tarsus. Kelenjar ini
menghasilkan sebum (minyak).

13
Gambar 3. Palpebra Normal

II. Definisi
Hordeolum merupakan suatu infeksi bakteri akut pada kelenjar sebasea kelopak mata.
Hordeolum terbagi menjadi dua yaitu pada kelopak mata eksternal yang disebut sebagai
hordeolum eksternum dan pada bagian tarsal yang disebut hordeolum internum. Kondisi
ini sering berlangsung satu sampai dua minggu dan biasanya hilang dengan sendirinya
III. Etiologi
Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus yang menginfeksi folikel rambut bulu mata.
Hordeolum eksternal disebabkan oleh penyumbatan kelenjar sebasea (Zeis) atau kelenjar
keringat (Moll). Penyumbatan terjadi di garis bulu mata dan muncul sebagai daerah
penonjolan ke kulit kelopak yang tampak bengkak merah dan terasa nyeri yang kemudian
dapat berkembang menjadi pustule. Hordeolum internal disebabkan oleh penyumbatan
kelenjar Meibom di dalam tarsal dengan penonjolan serta pustule terbentuk di permukaan
bagian dalam kelopak mata. Hordeolum dapat muncul di kedua kelopak mata atas dan
bawah.
IV. Petogenesis
Patogenesis terjadinya hordeolum eksterna diawali dengan pembentukan nanah dalam
lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus. Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan
statis hasil ekskresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan nanah dalm lumen kelenjar.

14
Secara histologis akan tampak gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris
nekrotik. Hordeolum interna terjadi akibat adanya infeksi sekunder kelenjar Meibom di
lempeng tarsal.
V. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis dari hordeolum diantaranya berupa :

 Bengkak pada kelopak mata atas atau bawah


 Rasa nyeri
 Kemerahan
 Benjolan lunak
 Krusta pada tepi kelopak mata
 Rasa panas
 Gatal
 Rasa silau
 Mata berair
 Dapat terjadi pseudoptosis
 Rasa tidak nyaman saat berkedip
 Perasaan seperti ada benda asing (mengganjal)
 Penglihatan dapat terganggu

Gambar 4. Hordeolum Eksternum Gambar 5. Hordeolum Internum

VI. Diagnosis

15
Diagnosis hordeolum dapat ditegakkan secara klinis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Hordeolum eksternal karakteristik lesinya yaitu kemerahan yang
terlokalisir dan bengkak dekat dengan batas kelopak mata. Keluhan primer yaitu nyeri
yang terlokalisir yang onsetnya tiba-tiba dan akut. Dalam beberapa hari area yang
sebelumnya berwarna kemerahan akan menjadi kuning pada kelopak mata. Kebanyakan
kasus, abses akan sembuh sendiri dalam tiga sampai empat hari. Hordeolum internal
terlihat pembengkakan pada bagian tarsal dan terasa lebih nyeri.
VII. Diagnosis banding
 Kalazion ODS
 Blefaritis ODS
VIII. Komplikasi
Beberapa kasus hordeolum dapat berkembang menjadi selulitis palpebra, kalazion, dan
iritasi kornea
IX. Tatalaksana
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan diantaranya berupa :

a. Kompres hangat 3-4 kali sehari 10-15 menit selama 10 hari untuk
mempercepat supurasi

b. Pemberian antibiotik topikal maupun oral. Antibiotik dindikasikan apabila


dalam 24 jam tidak terjadi perbaikan dan terjadi radang di area hordeolum.
Pemberian antibiotika topical berupa salep mata gentamycin dan pemberian
antibiotik sistemik seperti eritromysin atau amoksisilin apabila terdapat
selulitis.

c. Cabut bulu mata untuk drainase, dapat dilakukan apabila terdapat nanah yang
berhubungan dengan akar bulu mata.

d. Insisi dilakukan apabila fluktuasi bertambah dan bintik kuning (pus) belum
keluar. Hordeolum eksternum maka dilakukan insisi dari arah luar horizontal
sejajar dengan margo palpebra pada kulit untuk mengurangi timbulnya luka
parut. Insisi vertikal dilakukan pada konjungtiva tarsal dan tegak lurus dengan
margo palpbera untuk menghindari kelenjar-kelenjar lain tersayat. Setelah
selesai diberikan salep mata dan bebat tekan.

16
KIE :

a. Perbaiki higienitas untuk mencegah kekambuhan


b. Hindari menggosok kelopak mata dan area sekitar mata.
c. Jangan menggunakan make-up disekitar mata terlebih dahulu agar tidak
menimbulkan infeksi.
d. Jangan menekan maupun menusuk hordeolum sembarangan agar tidak
menimbulkan infeksi sekunder.
e. Jangan menggunakan kontak lensa terlebih dahulu agar infeksi tidak ke
kornea.

X. Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functional : Bonam
Ad kosmetikum : Bonam

17
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas Sidarta H. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi Keempat. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta. 2004
2. Pearce, E. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia; 2010.
p. 254-255
3. Vaughan, DG. Oftalmologi Umum Edisi 14. Cetakan I. Jakarta: Widya
Medika; 2012. p. 17-20
4. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2011. p. 134-136
5. Ellen R, Wald MD. Periorbital and Orbital Infections. Infections of the Head
and Neck; 2007 : 21(2)
6. Lindsley K, Nichols JJ. Interventions for Acute Internal Hordeolum. Wiley Online
Library; 2013 : 30(4)
7. Reisa R, Usak J, dkk. Sistem Pakar Untuk Diagnosis Penyakit Mata. JSIKA;
2013 : 2(2)
8. Yanoff M, Sassani JW. Ocular Pathology Sixth Edition. Piledelphia: Mosby
Elseveir; 2012. p. 2035-2037
9. Leonita. Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Dalam Penatalaksanaan
Hordeolum di RSUP DR.Kariadi Semarang. 2011 : FK UNDIP
10. McAlinden C, González-Andrades M, Skiadaresi E. Hordeolum: Acute abscess
within an eyelid sebaceous gland. Cleve Clin J Med. 2016 ;83(5):332-4
11. Takahashi Y, Watanabe A, Matsuda H, Nakamura Y, Nakano T, Asamoto K, Ikeda
H, Kakizaki H. Anatomy of secretory glands in the eyelid and conjunctiva: a
photographic review. Ophthalmic Plast Reconstr Surg. 2013 ;29(3):215-9
12. McAlinden C, González-Andrades M, Skiadaresi E. Hordeolum: Acute abscess
within an eyelid sebaceous gland. Cleve Clin J Med. 2016 ;83(5):332-4
13. Lindsley K, Nichols JJ, Dickersin K. Non-surgical interventions for acute internal
hordeolum. Cochrane Database Syst Rev. 2017 .

18

Anda mungkin juga menyukai