HORDEOLUM EKSTERNUM
OLEH :
Zahra Rana Aqilah
105101105820
PEMBIMBING:
dr. Yusuf Bachmid, Sp.M
NIM : 105101105820
Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus dalam rangka Kepaniteraan Klinik Pada
Makassar.
Pembimbing
DAFTAR ISI
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING......................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
A. Anatomi...................................................................................................6
B. Definisi....................................................................................................8
C. Epidemiologi ..........................................................................................9
D. Etiologi ...................................................................................................9
E. Patofisiologi ...........................................................................................9
F. Gejala Klinis ...........................................................................................10
G. Diagnosis.................................................................................................11
H. Tatalaksana..............................................................................................11
BAB IV DISKUSI..............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. W
Umur : 29 tahun
Alamat : Jl. Datuk Ditiro, Kalukuang Tallo
Tanggal Pemeriksaan : 1 September 2022
Tempat Pemeriksaan : JEC-ORBITA
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Benjolan di kelopak mata kanan atas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki berusia 29 tahun datang ke JEC-Orbita dengan keluhan
terdapat benjolan di kelopak mata kanan atas sejak 1 bulan yang lalu.
Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan dan makin membesar.
Benjolan disertai rasa nyeri, terutama saat disentuh. Keluhan penglihatan
kabur (-), air mata berlebih (-), kotoran mata (-), pasien pernah seperti ini
sebelumnya sejak 3 bulan yang lalu dan sembuh sendiri.
2
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit yang sama pada keluarga pasien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital Sign
Tekanan Darah : 120/90 mmgHg
Nadi : 86 kali / menit
Suhu : 36,5 oC
Respiration Rate : 20 kali / menit
Keadaan Umum : Compos mentis (E4V5M6)
2. Pemeriksaan Oftalmologi
Inspeksi
OD OS
Palpebra Superior Edema (+) Edema (-)
Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Benjolan (+) Benjolan (-)
Palpebra Inferior Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Silia Kesan normal Kesan normal
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Bola Mata Normal Normal
Gerak Bola Mata Ke segala arah Ke segala arah
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Normal Normal
Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
Pupil Bulat, sentral, Bulat, sentral,
regular, regular,
Ø 3mm Ø 3mm
Lensa Jernih Jernih
3
Palpasi
OD OS
Tonometri Tidak di lakukan Tidak di lakukan
Nyeri Tekan Terdapat nyeri tekan Tidak terdapat
nyeri tekan
Massa/Tumor Terdapat massa Tidak terdapat
massa
Glandula Tidak teraba Tidak teraba
Preaurikuler
Visus
VOD : 20/20
VOS : 20/20
Penyinaran Obliq
OD OS
Konjungtiva Hiperemis (+) Hiperemis (-)
Kornea Jernih Jernih
Bilik Mata Depan Kesan normal Kesan normal
Iris Coklat (kripte+) Coklat (kripte+)
Pupil Isokor, bulat, sentral, Isokor, bulat, sentral,
RCL/RCTL (+/+) RCL/RCTL (+/+)
Lensa Jernih Jernih
4
D. RESUME
Pasien datang ke JEC-Orbita dengan keluhan terdapat benjolan di kelopak
mata kanan atas sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil
kemerahan dan makin membesar. Benjolan disertai rasa nyeri, terutama
saat disentuh. Keluhan penglihatan kabur (-), air mata berlebih (-), kotoran
mata (-), pasien pernah seperti ini sebelumnya sejak 3 bulan yang lalu dan
sembuh sendiri.
Pada pemeriksaan Visus didapatkan ODS 20/20, pada pemeriksaan
oftalmologi pada Palpebra OD didapatkan adanya benjolan (+), edema
(+), hiperemis (+), Konjungtiva OD Hiperemis(+), dan pemeriksaan
lainnya dalam batas normal.
E. DIAGNOSIS KERJA
Hordeolum Eksternum
F. TATALAKSANA
Non Medikamentosa
Kompres air hangat 10-15 menit 3-4x sehari
Medikamentosa
5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Kelopak mata terdiri dari palpebra superior dan palpebra inferior yang
dapat menutup dan berfungsi untuk melindungi bagian mata anterior.
Berkedipnya bola mata berfungsi untuk menyebarkan lapisan air mata
sehingga dapat membasahi konjungtiva dan kornea.5
1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis,
longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.3
3. Septum orbital
Septum orbital adalah fasia di belakang bagian otot orbikularis yang
terletak diantara tepian orbital dan tarsus serta fungsi sebagai sawar antara
palpebra dan orbita. Septum orbitalis ditembus oleh pembuluh dan saraf
lakrimal, pembuluh dan saraf supratroklear, pembuluh dan saraf
supraorbital,saraf infratroklear, anastomose antaravena angularis dan vena
ophthalmica, muskulus levator palpebra superiosis.1
4. Lemak orbital
Lemak orbital terletak di posterior dari septum orbital dan anterior dari
aponeurosis levator (kelopak mata atas). Pada kelopak mata atas, terdapat
6
dua kantung lemak yaitu di bagian nasal dan sentral. Sedangkan kelopak
mata bawah terdapat tiga kantong lemak yaitu di bagian nasal, sentral dan
temporal. Kantong tersebut dikelilingi oleh selubung fibrosa tipis yang
berkelanjutan ke depan sistem orbital anterior. Lemak orbita memberikan
perlindungan yang lunak pada bola mata dan mempermudah pergerakan
bola mata.5
6. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa
padat yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan
penyokong kelopak mata dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak
atas dan 20 buah di kelopak bawah).6
7. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva
palpebra, yang melekat erat pada tarsus.1
7
Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan)
menjadi tepian anterior dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata,
glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea
kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula
Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris
dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang
tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah
dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal).6
B. DEFINISI
8
Hordeolum eksternum merupakan infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis
di dasar bulu mata, atau infeksi pada kelenjar keringat apokrin dari Moll.
Hordeolum eksternum terbentuk pada bagian luar palpebra dan dapat dilihat
sebagai benjolan merah kecil.3
C. EPIDEMIOLOGI
Hordeolum adalah penyakit yang umum terjadi, insidensi pastinya
tidak diketahui. Setiap usia dan demografi dapat mengalami hordeolum dan
terdapat sedikit peningkatan insidensi pada pasien-pasien berusia 30 hingga
50 tahun. Tidak diketahui perbedaan prevalensi pada populasi di seluruh
dunia. Pasien-pasien dengan kondisi penyakit kronis seperti dermatitis
seboroik, diebetes melitus, dan kadar kolesterol yang tinggi memiliki risiko
yang lebih tinggi terkena hordeolum.8
D. ETIOLOGI
Hordeolum merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Staphylococcus dan Streptoccocus pada kelenjar kelopak mata.
Staphylococcus aureus merupakan agent infeksi pada 90-95% kasus
hordeolum. 1
E. PATOFISIOLOGI
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri
Staphylococcus aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar
kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari
kelenjar Zeiss atau Moll. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan
reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya. 1
9
F. GEJALA KLINIS
Gejala 1,2
- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama
Tanda 9
- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil
Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak
mata yang terasa nyeri untuk hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan
kmerahan, dapat disertai nanah atau tidak pada hordeolum eksternum.
Gejala Tambahan
Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan
beberapa gejala tambahan, yaitu :
- Benjolan di kelopak mata atas atau bawah
- Pembengkakan lokal kelopak mata
- Nyeri lokal kelopak mata
- Kemerahan pada kelopak mata
- Nyeri sentuh
- Pengerasan kulit dari margo kelopak mata
- Sensasi terbakar di mata
- Terasa berat pada kelopak mata
- Gatal pada bola mata
- Iritasi pada mata
10
- sensitivitas cahaya
- Tearing
- Ketidaknyamanan selama berkedip
- Sensasi benda asing di mata
G. DIAGNOSIS
H. PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakologi 10
- Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
- Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
- Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
- Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
- Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea.
11
2. Farmakologi
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam
tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar
daerah hordeolum. Antibiotik topikal umumnya tidak efektif, sehingga
tidak diindikasikan kecuali disertai dengan blefarokonjungtivitis.
Antibiotik sistemik diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau
terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular. Antibiotik
sistemik yang diberikan ciprofloxacin 250-500 mg atau amoksisilin 3x
sehari.1
3. Pembedahan
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal
dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain
atau lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:1
BAB IV
DISKUSI
12
Dari anamnesis pada pasien ini didapatkan data berupa adanya benjolan di
kelopak mata kanan atas sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya berupa benjolan kecil
kemerahan dan makin membesar. Benjolan disertai rasa nyeri, terutama saat
disentuh. Keadaan ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bahwa
hordeolum awalnya hanya berupa benjolan kecil yang berwarna kemerahan yang
makin lama makin besar disetai nyeri jika tertekan. Benjolan ini menjadi besar dan
mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman stafilokokus atau streptokokus pada
kelenjar Zeis dan Moll.
Penanganan pada pasien yaitu dengan kompres hangat selama 10-15 menit
sebanyak 3-4 kali sehari kemudian memijat bagian benjolan pelan-pelan serta
diberikan salep mata berupa cendo xytrol yang dioleskan 2 kali sehari. Maksud
pemberian kompres hangat yaitu untuk mempercepat peradangan kelenjar sampai
nanah keluar. Sedangkan pemberian cendo xytrol EO merupakan antibiotik yang
dikombinasi dengan steroid untuk mengobati infeksi akibat bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Balai
http://journals.lww.com/em-news/Fulltext/2002/06000/Diagnosis__A_Hordeo
3. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC. Jakarta, 2017: Hal 15-18
4. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Perawatan Mata. Sagung Seto. Jakarta,
2004 : 96-7.
1989
6. Ilyas HS. Hordeolum. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Edisi kelima. Balai
7. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Edisi 17. EGC. Jakarta, 2017: Hal 78-79
Elsevier’s : 2010
14