Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BENDA ASING PADA MATA

DISUSUN OLEH:

Andi Ishmah Faza

111 2020 2043

DOKTER PENDIDIK KILINIK:

dr. Fajar Ferdian, Sp.M, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Andi Ishmah Faza

NIM : 111 2020 2043

Judul : Benda Asing Pada Mata

Telah menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Benda Asing Pada

Mata” dan telah disetujui serta telah dibacakan di hadapan dokter

pendidik klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu

Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Menyetujui, Makassar, Mei 2022

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Fajar Ferdian, Sp.M, M.Kes Andi Ishmah Faza

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini sebagai salah

satu tugas kepaniteraan klinik pada Bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas

Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Dalam studi kasus ini penulis melakukan pembahasan mengenai

“Benda Asing Pada Mata”. Penulis sangat menyadari bahwa penulisan

referat ini belum mencapai sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis dengan penuh harap beberapa saran dan kritik saudara saudari

yang dapat memperbaiki penulisan laporan kasus selanjutnya.

Akhir kata, semoga penulisan ini dapat memberikan sumbangsih

bagi keilmuan baik bagi diri sendiri, institusi terkait, dan masyarakat

umum.

Makassar, Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Corpus alienum atau benda asing, merupakan salah satu penyebab

terjadinya cedera mata, sering mengenai sklera, kornea, dan konjungtiva.

Meskipun kebanyakan bersifat ringan, beberapa cedera bisa berakibat

serius. Apabila suatu corpus alienum masuk ke dalam bola mata maka

akan terjadi reaksi infeksi yang hebat serta timbul kerusakan dari isi bola

mata. Oleh karena itu, perlu cepat mengenali benda tersebut dan

menentukan lokasinya di dalam bola mata untuk kemudian

mengeluarkannya.

Benda asing dapat mengenai beberapa bagian mata, yaitu

konjungtiva, kornea, lensa, juga sklera. Dari masing-masing bagian mata

tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang berbeda pula. Benda asing

dapat merangsang timbulnya reaksi inflamasi, mengakibatkan dilatasi

pembuluh darah dan kemudian menyebabkan udem pada kelopak mata,

konjungtiva dan kornea. Sel darah putih juga dilepaskan, mengakibatkan

reaksi pada kamera okuli anterior dan terdapat infiltrat kornea. Jika tidak

dihilangkan, benda asing dapat menyebabkan infeksi dan menjadi ulkus

atau nekrosis jaringan. Selain itu, jika mengenai lensa dapat

menyebabkan katarak traumatik.

Beratnya kerusakan pada organ-organ di dalam bola mata

tergantung dari besarnya corpus alienum, kecepatan masuknya, ada atau


tidaknya proses infeksi, dan jenis bendanya. Penatalaksanaannya adalah

dengan mengeluarkan benda asing tersebut dari bola mata. Bila lokasi

corpus alienum berada di palpebra dan konjungtiva, kornea maka dengan

mudah dapat dilepaskan setelah pemberian anatesi lokal. Untuk

mengeluarkannya, diperlukan kapas lidi atau jarum suntik tumpul atau

tajam.Arah pengambilan, dari tengah ke tepi. Bila benda bersifat

magnetik, maka dapat dikeluarkan dengan magnet portable. Kemudian

diberi antibiotik lokal, siklopegik, dan mata dibebat dengan kassa steril

dan diperban. Pencegahan agar tidak masuknya benda asing ke dalam

mata, baik dalam bekerja atau berkendara, maka perlu menggunakan

kaca mata pelindung.


BAB III
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. X
Umur : 40 tahun
JenisKelamin : Laki laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Poros Maros - Makassar
No. Register : 236196

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Mata kiri terasa mengganjal sejak 1 hari lalu

Anamnesis Terpimpin : Pasien laki-laki, 40 tahun, seorang

petani, datang ke Poliklinik Mata dengan keluhan mata kiri terasa

mengganjal sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai mata merah,

nyeri terus-menerus, dan berair tanpa disertai pandangan kabur.

Pasien mengatakan bahwa 1 hari yang lalu, mata kiri pasien

terkena serpihan kayu saat memotong kayu.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Umum :

1. Hipertensi : Tidak ada


2. Diabetes melitus : Tidak ada

3. Alergi : Tidak ada

Mata :

1. Riwayat Sakit mata sebelumnya :Tidak ada

2. Riwayat menggunaan kacamata : Tidak ada

3. Riwayat Trauma mata sebelumnya : Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga :

1. Riwayat mata serupa : Tidak ada

2. Riwayat penyakit mata sebelumnya : Tidak ada

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis :

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital : Tek. Darah : 120/75 mmHg

: Nadi : 80 x/menit

: Repirasi : 20 x/menit

: Suhu : 36,80C

Kepala/Leher : Dalam batas normal

Thorax, jantung : Dalam batas normal

Paru : Dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal


IV. PEMERIKSAAN OPHTALMOLOGI

A. Inspeksi

Pemeriksaan OD OS
Palpebra Edema (-) Edema (-)
Aparatus Normal Normal
Lakrimal
Silia Normal Normal
Konjutiva Normal Hiperemis (+),
Palpebra, didapatkan adanya
Forniks, dan corpal arah jam 3,
Bulbi sekitar 2 mm dari
limbus
Mekanisme Normal, kesegala arah Normal, kesegala arah
Muskular

Kornea Jernih Sikatriks berupa


kekeruhan berwarna
putih arah nasal di
pertengahan dantara
limbus dan pupil
BMD Kedalaman cukup Kedalaman cukup dan
bening
Iris Coklat, Krypte (+) Coklat, Krypte (+)
Pupil Bulat, letak sentral, 3 Bulat, letak sentral, 3
mm, refleks cahaya (+) mm, refleks cahaya (+)
Lensa Jernih Jernih
Sklera Normal Normal
B. Palpasi

Pemeriksaan OD OS
Test Okuler Tn Tn
Nyeri tekan (-) (-)
Massa Tumor (-) (-)
Glandula Preaurikuler Pembesaran (-) Pembesaran (-)

C. PemeriksaanVisus

VOD : 20/20

VOS : 20/20

D. Tonometer Applanasi Goldman

TOD : Dalam batas normal

TOS : Dalam batas normal

E. Penyinaran Oblik

Pemeriksaan OD OS
Konjunctiva Normal Hiperemis (+)
Kornea Normal Sikatriks berupa
kekeruhan berwarna
putih arah nasal di
pertengahan
dantara limbus dan
pupil
BMD Cukup Cukup
Iris Coklat, Kripte (+) Coklat, Kripte (+)
Pupil Bulat, letak sentral, Bulat, letak sentral,
3 mm, refleks 3 mm, refleks
cahaya (+) cahaya (+)
Lensa Jernih Jernih

F. Slit Lamp

SLOD : Konjunctiva normal, kornea jernih, BMD

scukup, Iris coklat dengan kripe (+), pupil bulat letak sentral,

dan lensa jernih.

SLOS : Konjunctiva hiperemis didapatkan adanya

corpal arah jam 3, kornea siktariks, BMD cukup, Iris coklat

dengan kripe (+), pupil bulat letak sentral, lensa jernih

G. Pemeriksaan Lainnya

Tidak dilakukan

V. Resume

Pasien datang dengan keluhan mata kiri terasa mengganjal

sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai mata merah, nyeri terus-

menerus, dan berair tanpa disertai pandangan kabur. Pasien

mengatakan bahwa 1 hari yang lalu, mata kiri pasien terkena

serpihan kayu saat memotong kayu.


Pada status oftalmologis okuli sinistra didapatkan visus

20/20, konjungtiva palpebra, forniks, dan bulbi hiperemis (+),

tampak corpus alienum kayu yang menancap pada konjungtiva

arah jam 3, kornea tampak sikatriks berupa kekeruhan berwarna

putih arah nasal di pertengahan dantara limbus dan pupil, bulat,

diameter 2mm, kamera okuli anterior kedalaman cukup dan

bening, iris kripta (+) berwarna coklat, pupil bulat regular, sentral,

± 3 mm, refleks cahaya (+), lensa jernih, tensio okuli dalam batas

normal, sistem kanalis lakrimalis diperiksa secara digital dan

dalam batas normal.

VI. Diagnosis :

Corpus alienum conjungtiva

VII. Terapi

Penatalaksanaan medikamentosa preoperatif :

- Injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam (IV)

- Ketorolac Tromethamine 1ampul/12 jam (IV drip)

- Injeksi Anti Tetanus Serum (IM)

- Injeksi Tetanus Toxoid (IM)

Penatalaksanaan medikamentosa postoperatif :

- Natamicin ED 1 tetes/4jam (OS)


- Moxifloxacin HCl 0,5% ED 1 tetes/jam (OS)

- Salep gentamisin 3x1 (OS)

- Injeksi ceftriaxone 1 gr/12 jam (IV)

- Ketorolac tromethamine 1ampul/12 jam (IV drip)

- Artificial tears ED 1gtt/jam (OS).

Teknik operasi dilakukan sesuai dengan lokasi objek dalam

mata. Insisi dilakukan 90-180 derajat dari objek. Ekstraksi

menggunakan forsep toothless.

Edukasi pencegahan dengan penggunaan alat pelindung diri

saat bekerja berupa kacamata.

VIII. Prognosis

OD OS

Add Vitam : Bonam Bonam

Ad Fungsionam : Bonam Bonam

Ad Sanationam : Bonam Bonam


BAB III
PEMBAHASAN

Menegakkan diagnosis suatu penyakit dengan kelainan pada mata,

maka diperlukan suatu langkah penegakan diagnosis yang dimulai dari

anamnesis, pemeriksaan fisik umum, pemeriksaan oftalmologis, serta

pemeriksaan penunjang.

Dari anamnesis pada pasein diduga terdapat corpus alienum dapat

diperoleh informasi mengenai aktivitas pasien, keadaan lingkungan, waktu

dan mekanisme trauma. Gejala klinis yang mungkin dikeluhkan pasien

seperti nyeri, sensasi mengganjal, fotofobia, air mata yang mengalir terus,

dan mata merah.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien baik,

dengan tanda tanda vital dan status general dalam batas normal. Pada

pemeriksaan oftalmologi ditemukan VOS: 6/6. Pada segmen anterior OS:

konjungtiva palpebral hiperemis, konjungtiva forniks hiperemis,

konjungtiva bulbi dan tampak corpus alienum kayu yang menancap

Pada pasien ini diberikan penatalaksanaan non medikamentosa

berupa pembedahan ekstraksi corpus alienum. Karena benda asing

bersifat nonmagnetik, benda asing diambil dengan forsep toothless.

Ekstraksi dilakukan untuk membuang corpus alienum. Namun bila

diperlukan penjahitan, laserasi paling baik diperbaiki dengan poliglaktin

(Vicryl).
Terapi medikamentosa yang diberikan pada pasien merupakan

penatalaksanaan suportif. Pada terapi medikamentosa preoperasi, pasien

diberikan Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV, ketorolac tromethamine 1 amp/12jam

drip, injeksi ATS dan TT. Ceftriaxone merupakan antibiotik golongan

sefalosporin yang mempunyai spektrum luas dan efektif terhadap bakteri

gram positif dan negatif.

Anda mungkin juga menyukai