Anda di halaman 1dari 32

Asuhan persalinan Kala 2 dan Mekanisme Persalinan

dr Muhammad Hatta SpOG


Tujuan atau Sasaran Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu:


►1. Menjelaskan Fisiologi kala II persalinan
►2. Menjelaskan tentang Amniotomi
►3. Menjelaskan tentang Episiotomy
►4. Menjelaskan tentang Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada kala II
►Kala 2
Definisi :  merupakan fase dari dilatasi
serviks lengkap 10 cm hingga bayi lahir.

Amplitudo 60 mmHg, frekuensi 3-4 kali tiap 10


menit, lama 60 detik.

Proses persalinan timbul akibat :


Reflek mengejan karena stimulasi dari tekanan
bagian terbawah janin (pada persalinan normal
yaitu kepala) yang menekan anus dan rektum.
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical
effacement) pada primigravida berbeda dengan pada
multipara:
► Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu
sebelum terjadi pembukaan.
► Pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan
dan pembukaan.
► Pada primigravida, ostium internum membuka lebih
dulu daripada ostium eksternum (inspekulo ostium
tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di tengah)

► Pada multipara, ostium internum dan eksternum


membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak
berbentuk seperti garis lebar)
Pengertian Amniotomi

► Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion


dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan
melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya
tekanan di dalam rongga amnion
► Tindakan ini umumnya dilakukan pada saat pembukaan lengkap
agar penyelesaian proses persalinan berlangsung sebagaimana
mestinya.
► Pada kondisi selektif, amniotomi dilakukan pada fase aktif awal,
sebagai upaya akselerasi persalinan.
Indikasi amniotomi

1. Induksi persalinan
2. Persalinan dengan Tindakan ( Vakum, Focep )
3. Untuk pemantauan internal frekuensi denyut jantung janin
secara elektronik apabila diantisipasi terdapat gangguan pada
janin.
4. Untuk melakukan penilaian kontraksi intra uterus apabila
persalinan kurang memuaskan
5. Amniotomi dilakukan jika ketuban belum pecah dan serviks
telah membuka sepenuhnya.
Kontra indikasi amniotomi

1. Bagian terendah janin masih tinggi


2. Persalinan preterm
3. Adanya infeksi vagina
4. Polihidramnion
5. Presentasi muka
6. Letak lintang
7. Placenta previa
8. Vasa previa
Episiotomi

► Episiotomi adalah tindakan insisi pada perineum


yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir
vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot- otot dan fasia perineum dan kulit
sebelah depan perineum.
► Episiotomi dilakukan untuk memperluas jalan lahir
sehingga bayi lebih mudah untuk dilahirkan. Selain
itu episiotomi juga dilakukan pada primigravida atau
pada wanita dengan perineum yang kaku dan atas
indikasi lain.
Waktu Episiotomi

► Dilakukan pada fase aktif dan bila perineum


telah menipis serta kepala janin tidak masuk
kembali ke dalam vagina ( Dasar Panggul ).
Indikasi Episiotomi

1. Indikasi janin
►Sewaktu melahirkan janin prematur, tujuannya untuk
mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala janin.
►Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, melahirkan janin
dengan cunam, ekstraksi vakum, dan janin besar.
2) Indikasi ibu
►Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan
sehingga ditakuti akan terjadi robekan perineum, umpama pada
primipara, persalinan sungsang, persalinan dengan cunam,
ekstraksi vakum, dan anak besar.
Teknik Episiotomi

► 1). Episiotomy Mediana :


Pada teknik ini insisi dimulai dari ujung terbawah
introitus vagina sampai batas atas otot-otot sfingter
ani.
► 2). Episiotomi Mediolateral :
Pada teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang
introitus vagina menuju ke arah belakang dan
samping.
3). Episiotomi lateralis
Faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan
persalinan

Power - Passage - Passenger


a. Power (kekuatan) :
Yang mendorong : his & mengejan
Menahan : tahan dari jalan lahir

b. Passage
Jalan lahir

c. Passenger
Presentasi & posisi fetus
Pintu Atas Panggul (Pelvic inlet)

⚫ Dibentuk oleh promontorium korpus vertebra sacral 1, linea innominata (linea terminalis), dan
pinggir atas simfisis pubis.

⚫ konjugata anatomica 🡪 Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium (lebih
kurang 11,5 cm)

⚫ konjugata vera 🡪 Panjang jarak dari pinggir posterior simfisis ke promontorium (lebih kurang
11 cm)

⚫ diameter transversa 🡪 Jarak terjauh garis melintang pada pintu atas panggul/linea terminalis
(lebih kurang 13 cm)

⚫ diameter oblikua 🡪 Garis dari artikulasio sakroiliaka ke titik persekutuan antara diameter
transversa dan konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata (lebih kurang 12,5 cm)

⚫ konjugata diagonalis 🡪 Jarak bagian bawah simfisis sampai ke promontorium (12,5 cm)

⚫ konjugata vera = konjugata diagonalis - 1,5 cm

⚫ konjugata obstetrik 🡪 jarak dari bagian dalam tengah simfisis ke promontorium


Pintu tengah panggul (Midpelvic)

⚫Merupakan bidang sejajar spina ischiadica

⚫Merupakan bidang dimensi pelvik terkecil yang menjadi


bagian yang penting pada proses engagement kepala janin

⚫Diameter interspinosus = 10 cm atau lebih, dan merupakan


diameter terkecil dari pelvis.

⚫Diameter anteroposterior melalui level spina ischiadica


normalnya berukuran sekurang-kurangnya 11.5 cm.

⚫Komponen posteriornya antara titik tengah diameter


interspinarum dengan sakrum 🡪 diameter sagitalis
posterior yang sekurang-kurangnya berukuran 4,5 cm.
Pintu bawah panggul (Pelvic Outlet)

⚫Tersusun atas 2 bidang datar berbentuk segi tiga, yaitu


bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua buah
tuberositas ossis ischii dengan ujung os coccygeus dan
bagian bawah simfisis (area di bawah arkus pubis), batas
lateralnya adalah ligamentum sakroiskiadika dan
tuberositas ischium

⚫Pinggir bawah simfisis berbentuk lengkung ke bawah dan


merupakan sudut (arkus pubis) – N: 90o atau lebih sedikit

⚫Tiga diameter pintu bawah panggul yang biasa digunakan


yaitu: anteroposterior, transversal, dan sagital posterior
Gerakan-gerakan anak pada persalinan

⮚ Gerakan-gerakan utama (gerakan


kardinal) :
❖turunnya kepala
❖fleksi
❖putaran paksi dalam
❖ekstensi
❖putaran paksi luar
❖ekspulsi
Turunnya Kepala ( Engagement )

► Masuknya kepala dalam PAP.


Pada primigravida terjadi bulan terakhir dari
kehamilan.
► Multipara baru terjadi pada permulaan
persalinan.
► Masuknya kepala ke dalam PAP dengan sutura
sagittalis melintang.
Fleksi.

► Dengan majunya kepala fleksi bertambah


hingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari
ubun-ubun besar.
► Keuntungan dari bertambahnya fleksi ialah
bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui
jalan lahir : diameter suboccipito bregmatica
(9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito
frontalis (11 cm).
Putaran paksi dalam.

► Pada presentasi belakang kepala bagian yang


terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan
bagian inilah yang akan memutar ke depan ke
bawah sympysis.
 Extensi.

► Setelah putaran paksi selesai dan kepala


sampai di dasar panggul, terjadilah extensi atau
defleksi dari kepala.
► Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah ke depan
dan atas, sehingga kepala harus mengadakan
extensi untuk melaluinya.
► Kalau tidak terjadi extensi, kepala akan
tertekan pada perineum dan menembusnya.
 Putaran paksi luar.

► Setelah kepala lahir, maka kepala anak


memutar kembali ke arah punggung anak
untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. 
► Disebabkan karena ukuran bahu (diameter
bisacromial) menempatkan diri dalam diameter
antero posterior dari PBP.
Expulsi.

► Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai


di bawah sympysis dan menjadi hypomochlion
untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian
bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh
badan anak lahir searah dengan paksi jalan
lahir.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai