INTERSTITIAL LUNG
DISEASE
Disusun Oleh:
Andi Ishmah Faza – 11120202043
• Penyakit autoimun
• Manifestasi klinis luas (Jantung, Pembuluh Darah, Paru, Ginjal, dan Mukokutan)
• Pada paru termasuk Akut Lupus Pneumonitis (ALP) dan Perdarahan Alveolar Difus (DAH)
• Kasus SLE-ILD onset akut juga didiagnosis sebagai Organizing Pneumonia, dan tidak
termasuk dalam ALP dan DAH dengan pemeriksaan Cryobiopsy and Bronchovascular
Nama Pekerjaan
Tidak dicantumkan pada literatur
Tidak dicantumkan pada literatur
Kebangsaan
Usia
40 tahun Jepang
ANAMNESIS
Seorang pria berusia berusia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam
yang dialami sejak dua minggu lalu, disertai batuk, sesak, dan nyeri dada. Pasien
memiliki ulkus di kulit sejak lebih dari 1 ½ tahun yang lalu pada kedua lengan.
Pasien mengalami fotosensitivitas, dan eritema pada pipi dan leher.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak dicantumkan pada literatur
Riwayat Pengobatan : Tidak dicantumkan pada literatur
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : Tidak dicantumkan pada literatur
Nadi : Tidak dicantumkan pada literatur
Pernapasan : Tidak dicantumkan pada literatur
Suhu : Tidak dicantumkan pada literatur
STATUS INTERNUS
Thorax
Kepala Inspeksi : Tidak dicantumkan pada literatur
Mata : Tidak dicantumkan pada literatur Palpasi : Tidak dicantumkan pada literatur
Bibir : Tidak dicantumkan pada literatur Perkusi : Tidak dicantumkan pada literatur
Telinga : Tidak dicantumkan pada literatur Auskultasi: Fine crackles (+/+)
Wajah : Eritema pada pipi
Jantung
Leher Inspeksi : Tidak dicantumkan pada literatur
Eritema pada leher Palpasi : Tidak dicantumkan pada literatur
Perkusi : Tidak dicantumkan pada literatur
Auskultasi: Tidak dicantumkan pada literatur
Lupus eritematosus diskoid pada kedua lengan (a, b). Fotosensitifitas dan eritema pada pipi dan leher (c, d)
Abdomen
Inspeksi : Tidak dicantumkan pada literatur
Auskultasi : Tidak dicantumkan pada literatur
Palpasi : Tidak dicantumkan pada literatur
Perkusi : Tidak dicantumkan pada literatur
Ekstremitas
Ulkus pada kedua lengan atas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
RADIOLOGI
Gambar X-ray Thorax (a) Difuse infiltrasi pada kedua lapang paru dan Kardiomegali
Gambar CT Thorax (b) dan (c) Spost atau nodular ground glass kedua paru, efusi pleura pada paru kanan
LABORATORIUM
LABORATORIUM
BALF &
CRYOBIOPSI
Penampilan cairan lavage bronchoalveolar (A). Tidak ada perdarahan alveolar, karena tidak ada tanda pe-
ningkatan darah secara bertahap. Temuan
histopatologi paru dari jaringan yang diperoleh dengan cryobiopsi (pewarnaan hematoxylin dan eosin; H&E) (B‑D). Proliferas
i jaringan granulasi yang berlebihan dengan polip intraluminal bronkiolus, yang
menunjukkan pola pneumonia (OP) (B, C). Terdapat presipitasi fibrin ke dalam ruang alveolar, menunjukkan kerusakan epitel
HASIL PEMERIKSAAN
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan:
Limfopenia
Anti‑double-stranded DNA‑positif
Anti‑nuklear‑antibodi-positif
Biopsi kulit menunjukkan:
Discoid lupus
Pelepasan sel epidermis
Infiltrasi neutrofilik
Jaringan lemak subkutan hilang dan fibrotik
Cryobiopsi dan BALF dilakukan untuk menyingkirkan ALP dan DAH karena per-
jalanan klinis akut penyakit paru terkait SLE. Berdasarkan temuan BALF dan
tidak ada temuan makrofag sarat hemosiderin pada histopatologi dan sitologi,mak
a DAH disingkirkan. Fraksi sel BALF adalah limfosit‑dominan.
Analisis histologis jaringan paru yang diambil dengan cryobiopsi menunjukkan
pola OP, dengan proliferasi jaringan granulasi yang berlebihan dengan polip
intraluminal brokiolus dan deposisi fibrin di ruang alveolar menunjukkan
kerusakan alveolar yang parah. Tidak ada temuan diffuse alveolar damage
(DAD) atau Akut Fibrinous OP.
Diagnosis :
Systemic Lupus Erythematous –
Interstitial Lung Disease
PENATALAKSANAAN
Pasien dirujuk ke Departemen Rheumatologi
Pasien diberi metilprednisolon dosis tinggi dan siklofosfamid intravena
Follow Up
Tiga bulan setelah pemberian terapi, infiltrat difus bilateral telah berkurang pada rontgen thorax
dan CT thorax, sedangkan tes fungsi paru telah meningkat.
DISKUSI
Kasus SLE‑ILD onset akut secara histopatologis didiag-
nosis sebagai Organizing Pneumonia melalui cryobipsy.
Diffuse Alveolar Hemorrhagic dicurigai secara radiologis,
dan ALP dicurigai secara klinis, tetapi keduanya disingkirk
an dengan pemeriksaan cryobiopsi dan BALF, dan dila-
kukan perawatan dengan intensitas yang sesuai.
Onset SLE‑ILD yang paling sering saat diagnosis adalah onset kronis (63,6),
diikuti oleh subakut (20,0%) dan akut (12,7%).
Pola yang sering terjadi pada CT resolusi tinggi adalah pola NSIP +
OP (25%), pola OP (22%), pola NSIP (13%), dan pola DAD (2%). Dalam kasus ini,
ALP dicurigai berdasar-kan onset akut, dan DAH dicurigai berdasarkan temuan CT
thorax.
ALP dan DAH telah digambarkan sebagai bentuk utama dari keterlibatan paru yang
berat pada SLE.
Ditandai dengan timbulnya gejala non‑spesifik yang terjadi tiba‑tiba,
termasuk dispnea, batuk, demam, nyeri dada pleuritik, dan, kadang‑
kadang, hemoptisis.
DAH biasanya didiagnosis dengan pemeriksaan BALF ketika BALF
dengan darah yang meningkat.
ALP umumnya merupakan diagnosis histologis yang digambarkan se-
bagai DAD dengan atau tanpa perdarahan alveolar dan kapilaritis.
Pada pasien ini dicurigai adanya ALP dan DAH karena gejala klinis dan
temuan
radiologis, tetapi disingkirkan dengan pemeriksaan BALF dan kriobiopsi
. Pengobatan dengan metilprednisolon dosis tinggi dan sik-
lofosfamid intravena.
Pada SLE‑ILD, biopsi paru umumnya tidak dilakukan karena pasien dengan kondisi
pernafasan yang buruk. Dari 55 pasien SLE‑ILD, hanya sekitar 9 yang menjalani biopsi paru.
Meskipun kriobiopsi merupakan teknik yang mirip dengan biopsi forsep, kriobiopsi bisa mem-
peroleh spesimen yang cukup untuk mendukung diagnosis
definitif, lebih baik daripada biopsiforsep.
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit Paru Interstisial
• Farmakoterapi:
Prednison
Methotrexate
• Lung transplantation
TINJAUAN2.2.
KASUS
3.
ANAMNESIS
TEORI 1. KASUS
• Dyspnea • Demam
• Batuk • Batuk
• Demam • Sesak
• Nyeri dada 2.2.Nyeri dada
•
• Riwayat konsumsi merokok
• Riwayat eksposur lingkungan
• Riwayat penggunaan obat
• Riwayat penyakit keluarga
3.
PEMERIKSAAN FISIK
TEORI 1. KASUS
Temuan histopatologi dengan cryobiopsi:
Proliferasi jaringan granulasi yang berlebihan dengan polip intraluminal bron-
kiolus, yang
menunjukkan pola pneumonia(OP).Terdapat presipitasi fibrin ke dalam ruang
alveolar, menunjukkan kerusakan epitel alveolar yang parah.
PENATALAKSANAAN
TEORI 1. KASUS
• Terapi suportif: Oxygen
Prednison
Methotrexate
• Lung transplantation 3.
TERIMA
KASIH