Anda di halaman 1dari 27

KASUS 1

LIBURAN KE PUNCAK
Nama anggota
DANIEL YORI WINNER SAGALA 030.18.138
ADILAH ZULVA PRASETYO 030.19.002
ADITTIA 030.19.003
AJENG ANNISA PUTRI 030.19.004

kelompok A2
AL IMAM AHMAD 030.19.005
ALDA AURELLIA FAHARANI 030.19.007
ALITA ADIWARNA 030.19.008
ALIYA NADIRA SARI 030.19.009
ALVIA CAHYA PUTERI PRASETYO 030.19.010
ALYSHA ARDANA DYA ARDISA 030.19.011
KASUS
KASUS I – LIBURAN KE PUNCAK

Seorang perempuan berusia 19 tahun diantar orang tuanya ke UGD RS pada dini hari dengan
keluhan sulit bernapas tiba-tiba sejak 30 menit yang lalu. Sebelumnya pasien sudah merasa
napasnya agak berat dan disertai batuk ringan, namun masih dapat beraktivitas seperti
biasanya. Saat ini pasien dan keluarganya sedang berlibur di Puncak setelah pasien selesai
ujian akhir semester yang melelahkan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran compos
mentis, tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi 110 x/menit, frekuensi napas 32 x/menit,
suhu 36,5 0C, bibir sianosis, tampak retraksi sela iga, suara napas ditemukan wheezing,
akral hangat. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.

Key words : sulit bernapas, sianosis, retraksi sela iga, wheezing


Klarifikasi istilah
1. Cyanosis: Perubahan warna kulit dan membran mukosa jadi kebiruan akibat konsentrasi Hb
yang tereduksi berlebihan dalam darah
2. Wheezing: Suara kontinu dimana nada lebih tinggi dari nada lainnya, disebabkan adanya
penyempitan saluran nafas
3. Retraksi sela iga: Kondisi dimana otot otot sela iga tertarik ke belakang akibat
menurunya tekanan di rongga dada
4. Batuk: Upaya pertahanan paru terhadap berbagai rangsangan yg ada dan efek fisiologis
yg melindungi paru dari trauma, fisik, suhu, dll
5. Compos mentis: Sebua tingkat kesadaran dimana pasien sadar penuh dan bisa menjawab
tentang dirinya maupun lingkungannya
6. Sulit bernafas: Kondisi tidak nyaman karena kurangnya pasokan oksigen yg masuk ke
dalam paru2
7. Tekanan darah: gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh yang
bergantung pada volume darah dan daya regang pembuluh
8. Sputum: lendir dan materi lainnya yang dibawa oleh paru-paru bronkus trakea yang
dimuntahkan atau bisa disebut dahak
Identifikasi masalah
•Perempuan 19 tahun, keluhan sulit bernafas tiba-tiba sejak 30 menit yang lalu
•Sudah merasa nafas agak berat disertai batuk ringan, dapat beraktivitas seperti biasa
•Sedang berlibur di puncak dgn keluarga setelah Ujian akhir semester
•Pemeriksaan fisik: Kesadaran compos mentis, TD 130/90 mmHg, Denyut nadi 110 x/menit,
frekuensi nafas 32 x menit, suhu 36,5 Celcius, bibir sianosis, retraksi sel iga, wheezing
(+), Akral hangat
Brainstorming
Learning objective
1. Menjelaskan anatomi dinding dada, saluran napas atas dan bawah, paru, mediastinum dan
pleura yang terkait dengan mekanisme sesak dan obstruksi jalan napas
2. Menjelaskan fisiologi pernapasan (ventilasi, perfusi, difusi, transport oksigen)
3. Menjelaskan definisi Dyspnea
4. Menjelaskan etiologi Dyspnea
5. Menjelaskan epidemiologi Dyspnea
6. Menjelaskan patofisiologi Dyspnea
7. Menjelaskan factor resiko Dyspnea
8. Menjelaskan kegawatdaruratan Dyspnea
9. Menjelaskan diagnosis umum asma (anamnesis, PF, PP)
10. Menjelaskan diagnosis banding asma
11. Menjelaskan prinsip tatalaksana pada asma
12. Menjelaskan manifestasi klinis dan komplikasi asma
13. Menjelasakan upaya pencegahan asma
14. Menjelaskan prognosis asma
Anatomi saluran pernafasan
Fisiologi sistem respirasi
● Respirasi Internal / seluler
O2 + makanan ➔ CO2 + H2O + ATP
● Respirasi Eksternal

1. Ventilasi: Pertukaran gas antara atmosfer


dan paru. O2 masuk ke dalam paru dan CO2
dikeluarkan dari paru
2. Difusi : Pertukaran antara udara di alveolus
dan darah
3. Perfusi :Transportasi O2 dan CO2 antara paru
dan jaringan, Darah kaya O2 dari paru
dialirkan ke atrium & ventrikel kiri untuk
dipompa ke seluruh tubuh, Darah kaya CO2
dari seluruh tubuh masuk ke atrium &
ventrikel kanan kemudian dipompa ke paru
● Transportasi O2
- diangkut dalam 2 bentuk :

1. Larut secara fisik

2. Dibawa oleh darah dari paru ke seluruh


tubuh berikatan dengan Hemoglobin

- Hemoglobin memiliki 2 kemampuan :


1. berikatan dengan O2 = oksihemoglobin
2. Melepaskan O2 di kapiler jaringan =
deoksihemoglobin
DYSPNEA (SESAK NAFAS)
Gejala umum yang terlihat sebagai perasaan nyeri karena sulit bernafas, nafas
menjadi pendek dan pasien merasa tercekik saat bernafas
Epidemiologi
● Menurut WHO 2012, jumlah PPOK mencapai 274 juta jiwa dan diperkiraan meningkat
menjadi 400 juta jiwa ditahun 2020 mendatang, dan setengah dari angka tersebut
terjadi di negara berkembang, termasuk negara indonesia.
● Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2013, insiden dan prevalensi penyakit
saluran pernapasan akut di Indonesia adalah 1,8 persen dan 4,5 persen.
● Lima provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi pneumoni tertinggi untuk semua
umur adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan
Sulawesi selatan.
● Penyakit paru merupakan penyakit utama mematikan di dunia dengan prevalensi 17,4
di dunia masing-masing terdiri dari infeksi paru 7,2%, penyakit paru obstruksi
kronik 4,8%, tuberculosis 3,0%, kanker paru/trakea/bronkus 2,1% dan asma 0,3%
(Kemenkes,2014).
ETIOLOGI
● Gangguan Oksigenasi
○ Obstruksi saluran nafas: Laringitis, trauma, bronkitis, asma, emifisema
○ Kompresi: pneumothorax, efusi pleura
● Gangguan Difusi (aliran darah paru)
○ Emboli paru
○ Hipertensi pulmonar
● Gangguan Perfusi
○ Gangguan Hb
○ Keracunan karbon monoksida
● Berdasarkan bagian yang terlibat:
○ Saluran nafas: asma, PPOK, bronkitis, bronkietasis, tumor
○ Parenkim paru: pneumonia, TB paru, abses paru edema paru, atelektasis,
tumor
○ Pleura: efusi pleura, pneumothorax, tumor
Faktor risiko
•Perokok
•Kadar Hb rendah
•Menderita asthma atau kondisi pernafasan lain seperti cystic fibrosis
•Beraktivitas di lingkungan dengan pemicu asma
•Adanya sumbatan jalan nafas misal tersedak
•Memiliki otot yg lemah terutama otot yg terlibat dalam pernafasan seperti diafragma
•Riwayat keluarga
•Alergi
•Tingginya pajanan terhadap polusi udara
•Tingginya prevalensi kolonisasi bakteri pathogen di nasofaring
•Defisiensi vitamin A
MANIFESTASI KLINIS
● Sesak nafas / dada terasa penuh (chest tightness)
● Nafas berbunyi (mengi/wheezing)
● Batuk (terutama pada malam/dini hari)
● Batuk disertai dahak yang sulit dikeluarkan
● Sianosis & retraksi interkostal -> pada asma berat

-> Gejala terjadi secara episodik berulang


2. Pemeriksaan Fisik

Diagnosis a. Inspeksi

Pernafasan cuping hidung, sianosis


1.Anamnesis
perifer dan sentral,pembesaran vena
leher,retraksi otot-otot bantu
Anamnesis meliputi adanya gejala yang
pernafasan, pasien lebih senang
episodik, gejala berupa batuk, sesak napas,
dalam posisi duduk, pasien tampak
mengi, rasa berat di dada dan variabiliti gelisah dan batuk berdahak kental.
yang berkaitan dengan cuaca. Faktor –
faktor yang mempengaruhi asma, riwayat b. Palpasi
keluarga dan adanya riwayat alergi. Turgor kulit lembab berkeringat ,
pembesaran vena leher

c. Perkusi

Tidak ada kelainan

d. Auskultasi

Terdapat suara wheezing (+)


diagnosis
3. Pemeriksaan penunjang
● Pemeriksaan Radiologi : untuk
● Pemeriksaan Laboratorium menyingkirkan kemungkinan
○ Pemeriksaan darah lengkap : diagnosis lain
ditemukan hitung jenis ○ Foto Thorax : diambil pada
eosinofil > 4%, namun apabila posisi PA & lateral, untuk
<4% tidak menyingkirkan melihat opasitas parenkim,
diagnosis asma
○ Pewarnaan sputum : dijumpai sudut costophrenicus, massa,
eosinofil volume loss, corakan
○ Serum igE > 100 IU menandakan bronkovaskuler. Umumnya tampak
kondisi alergi normal namun dapat ditemukan
○ AGDA pada asma berat dapat
gambar hiperinflasi/penebalan
ditemukan hipoksemia atau
hiperkarbia dinding bronkus walau tidak
spesifik untuk asma
● Tes fungsi paru
○ Pengukuran arus puncak ekspirasi
(APE) atau peak expiratory flow
(PEF) dengan menggunakan alat
peak flow meter
○ Spirometri : untuk menilai
patofisiologi obstruksi yang
terjadi pada asma, PPOK, dan
bronchiectasis. Dapat membedakan
penyakit paru obstruktif dan
restriktif
■ Dilakukan dengan operator
dan alat yang terkalibrasi,
indikator dalam pemeriksaan
spirometri :
1. Forced expiratory
volume in 1 s (FEV1)
2. Forced vital capacity
(FCV)
Kegawatdaruratan sesak nafas
> Airway: look (melihat gerakan nafas), listen (mendengar), feel
(merasakan adanya udara pernafasan)

> Breathing: dilakukan apabila pemeriksaan airway telah dilaksanakan


atau tidak terdapat tanda tanda obstruksi

> Circulation: menilai sirkulasi atau peredaran darah

> Disability: menentukan tingkat kesadara, evalasi dan revaluasi


airway oksigenasi, ventilasi dan circulation
Tatalaksana
KOMPLIKASI
1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Gagal nafas
4. Hipoksemia
Diagnosis banding
1. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) : hambatan aliran udara di saluran
napas, tidak reversible dan bersifat progresif. Disebabkan oleh respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas beracun, terdapat riwayat
terkena paparan zat beracun atau merokok
2. Bronkitis Kronik : disebabkan oleh infeksi virus, didapati batuk dengan
atau tanpa sputum yang terus menerus, demam rendah, terdapat riwayat
infeksi saluran napas berulang
3. Gagal jantung kongestif : terdapat peningkatan JVP, hepatomegali,
terdengar gallop, denyut apeks bergeser kekiri, pada pemeriksaan foto
thorax didapatkan kardiomegali
4. Batuk kronik akibat lain-lain
5. Emboli paru
6. Obstruksi mekanik (misal akibat tumor)
PENCEGAHAN
● Menghindari asap rokok
● Jauhi paparan polusi dan alergen
● Rutin berolahraga
● Mengelola stres
● Mencapai BB ideal
● Berlatih teknik pernafasan
● Membersihkan perabotan rumah secara berkala
prognosis
Ad vitam:Dubia ad Bonam

Ad functionam:Dubia ad Bonam

Ad sanationam: Dubia ad Bonam


Referensi
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta: EGC; 2012.
2. Paulsen F, Waschke J. Sobotta-Atlas Of Anatomy. 16th ed. Elsevier GmbH. 2017.
3. Grippi Michael A, Elias Jack A, Fishman Jay A, et al. Fishman's Pulmonary
Disease and Disorders. Edisi 5. New York : Mc Graw Hill Company, 2015. 156p.
4. Mason JR, Broaddus VC, Martin TR, et al, Murray & Nadel's Textbook of
Respiratory Medicine. Philadelphia : Elsevier,2010.
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman
Pengendalian Penyakit Asma.
6. Wahls SA. Causes and Evaluation of Chronic Dyspnea. American Family Physician.
2012. 15;86(2):173-180

Anda mungkin juga menyukai