Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN TUTORIAL KELOMPOK IV

BLOK REPRODUKSI
MODUL 3
“PERSALINAN MACET (DISTOSIA)”

DISUSUN OLEH :
Stefania Anggi Sasmita 19 777 021
Nadia Julia Putri Paranto 19 777 023
Muh. Asyadul Islam 19 777 025
Afiliani As’ad 19 777 027
Siti Magfirah Fahmi Dako 19 777 029
Rafita Aldatami 19 777 031
Jihan Oktafiani 19 777 033
Muhammad Kurniawan 19 777 035
Syatiara Fatmawati R Junus 19 777 037

TUTOR : dr. Mohammad Fandy Rahmatu

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
2021
A. SKENARIO
Wanita, 29 tahun, hamil anak kedua datang ke kamar bersalin jam 17.00
dengan keluhan sakit perut tembus ke belakang sejak tadi pagi. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital batas normal, tinggi fundus 3 jari
bawah prosesus xyphoideus, punggung di kiri ibu, bagian terendah kepala
dan penurunan 3/5.
Denyut jantung janin 130 x/mnt. His 2 x dalam 10 menit dengan durasi 30-35
dtk.
Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4 cm, ketuban utuh dan
bagian terdepan kepala. Pemeriksaan 4 jam kemudian didapatkan denyut
jantung janin
155x/menit, his 2x dalam 10 menit dengan durasi 30-35 dtk, pembukaan dan
penurunan tetap dan ketuban utuh.

B. KATA SULIT
- HIS

C. KATA KUNCI
1. wanita 29 thn
2. 2.hamil anak ke 2 datang ke kamar bersalin jam 5
3. 3.sakit perut tembus ke belakang sejak pagi
4. 4. ttv normal, tinggi fundus 3 jari bawah prosesus xyphoideus,punggung
di kiri ibu, bagian terendah kepala dan penurunan 3/5.
5. 5. Denyut jantung janin 130 x/mnt. His 2 x dalam 10 menit dengan durasi
30-35 dtk
6. 6. Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4 cm, ketuban utuh
dan bagian terdepan kepala
7. 7. 4 jam kemudian denyut jantung janin 155x/menit, his 2x dalam 10
menit dengan durasi 30-35 dtk, pembukaan dan penurunan tetap dan
ketuban utuh
D. RUMUSAN MASALAH
1. Anatomi dari jalan lahir ?
2. Pengertian dan tahap-tahap persalinan normal ?
3. bagaimana fisiologi dan mekanisme dari persalinan normal ?
4. faktor-faktor yang berperan dalam prosses persalinan
5. bagaimana mekanisme dari HIS
6. bagaimana etiologi dari persalinan macet atau distosia
7. apa saja pengaruh distosia pada janin dan ibu hamil
8. apa saja komplikasi dari distosia
9. Jelaska bagaimana prosses pemeriksaan dan pemantauan persalinan
10. jelaskan tanda-tanda persalinan

E. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Anatomi dari jalan lahir ?


Jawaban :
Tulang panggul terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
1. os coxae
 os. Ilium
 os. Ischium
 os. Pubis
2. os sacrum
3. os coccygis
Tulang panggul yang saling berhubungan :
 Anterior : os. coxae dextra. – os. coxae sinistra.  symphisis pubis
 Posterior : os. Sacrum – os. Ilium  art. Sacroiliaca
artikulasio ini hanya memungkinkan bergeser sedikit (di luar kehamilan),
sedangkan bergeser lebih jauh dan lebih longgar jika terjadi (kehamilan &
persalinan) os. Coccygeus dapat bergerak ke belakang sampai kurang lebih
2,5 cm

Bentuk Panggul Wanita :


1. Panggul gynaecoid
- bentuk hampir mirip lingkaran
- Diameter anteroposterior kira-kira sama dengan diameter transversa
- ditemukan pada 45% wanita (female type)
2. Panggul android
- Bentuk hampir segitiga
- Diameter transversal terbesar terletak di posterior dekat sakrum.
Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin sempit ke
arah bawah
- ditemukan pada 15% wanita
- jenis panggul tipikal pria (male type)
3. Panggul anthropoid
- Bentuk ellips membujur anteroposterior
- Diameter anteroposterior lebih besar dari diameter transversa
- Jenis ini ditemukan pada 35% wanita
4. Panggul platypelloid
- jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang
- Diameter transversa jauh lebih lebar dari diameter anteroposterior
- ditemukan pada 5% wanita.
Persendian Panggul :
1. Ligamentum sacro-iliaka posterior(permukaan belakang tulang sacrum
ketulang usus)
2. Ligamentum sacro-iliaka anterior, Ligamentum illiolumbalis,
Ligamentum sacro-iliaka interossea (permukaan depan tulang sacrum
ketulang usus)
3. Ligamentum sacro spinosum (tulang sacrum kespina ischiadica)
4. Ligamentum sacro tuberosum (tulang sacrum ke tuber ossis ischiadica)
5. Simfisis Pubis (anterior os coxae dextra et sinistra)

1. Panggul (fungsional) terdiri dari :


a. pelvis mayor/panggul palsu (false pelvis)
- terletak di atas linea terminalis
- berfungsi untuk menyokong intestinum
b. Pelvis minor/panggul sejati (true pelvis)
- terletak di bawah linea terminalis
- saluran dgn sumbu melengkung ke depan (sumbu carus)
2. Pelvis Minor/True Pelvis
a. Bidang atas saluran (bulat)  pintu atas panggul (pelvicinlet/apertura
pelvis superior)
b. Bidang bawah saluran  pintu bawah panggul (pelvic outlet/apertura
pelvis inferior)
c. Di antara kedua pintu  ruang panggul (pelvic cavity)
Bagian Lunak Jalan Lahir :
Pada kala pengeluaran (kala II) ikut membentuk jalan lahir segmen bawah
uterus, cervic uteri dan vagina. Pada akhir kehamilan 38 minggu cervic lebih
pendek dari pada waktu kehamilan 16 minggu. Umumnya cervic disebut
matang bila teraba sebagai bibir pada kehamilan34 minggu.

Pendukung :
otot,jaringan ikat dan ligament yang berfungsi menyokong organ urogenitalis
1. Otot dasar panggul bagian luar
 M. spincter ani eksternum
 M. bulbocavernosus (melingkari vagina)
 M. perinea transversus superficialis
2. Otot yang melingkari vagina bagian tengah dan anus
 M.iliococcygeus
 M.ischiococcygeus
 M.perinea transversus profundus
 M. coccygeus

3. Diafragma pelvis
Bagian depannya berbentuk segitiga yang disebut trigonum urogenitalis
(hiatus genitalis) yang didalamnya berada urethra, vagina, dan rectum.
M. levator ani (pars muskularis) dan pars membranasea, yaitu diafragma
urogenitalis yang terdiri dari perineal facia, otot-otot superficialis

4. Perineum
 Jaringan di sebelah distal diagfragma pelvis
 Sejumlah otot supervisial, vaskuler, dan berisi jaringan lemak
 Saat persalinan, otot ini sering mengalami kerusakan Ketika janin
dilahirkan

5. UTERUS
 Berbentuk seperti buah pir, berongga dengan dinding otot.
 Ukuran pada wanita P:±7,5cm, L:±5 cm, tebal±2,5cm. Berat ±30-40
gr.
 Terbagi tiga bagian: fundus, corpus, Isthmus, dan cervix)
 Lapisan Uterus
- Endometrium
- Miometrium
- Perimetrium
 Pembesaran uterus pada kehamilan karena pengaruh hormone
estrogen dan progesterone yang menyebabkan hipertrofi otot-otot
polos miometrium.
6. VAGINA
 Organ opulasi wanita yang mengeluarkan ekskresi uterus, dan
saluran yang dilalui anak waktu dilahirkan.
 Daerah rongga vagina disekitar cervix terbagi menjadi: fornix
anterior, fornix posterior, fornix lateralis sinistra, dan fornix lateralis
dextra.
 Selaput tipis mukosa yang terdapat sekitar orificium vaginae disebut
hymen.

7. VULVA
 labia majora (termasuk mons pubis)
 labia minora (termasuk vestibulum vagina)
 orificium vagina
 glandula vestibularis majoris (Bartholini)
 glandula vestibularis minor
 clitoris

2. Pengertian dan tahap-tahap persalinan normal ?


Jawaban :
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan
tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlansung sekitar
18-24 jam,dengan letak janin belakang kepala.
Tahap – tahap persalinan normal
• Kala I (kala pembukaan)
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini berlangsung antara 18-24 jam ,terbagi dalam 2 fase yaitu:
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
1) Fase akselerasi: dalam waktu 3 jam pembukaan 3cm tersebut
menjadi 4cm
2) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi 9cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9cm menjadi lengkap
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multi gravid
pun terjadi demikian, akan tetapi fase laten, fase aktif, dan fase
deselerasi terjadi lebih pendek
Mekanisme membukanya seviks berbeda antara pada primigravida
dan multigravida, pada yang pertama ostium uteri intemum akan
membuka terlebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan
menipis. Baru kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada
multigrvida osteum uteri internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri
internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran serviks terjadi
dalam saat yang sama. Ketuban akan pecah dengan sendiri ketika
pembukaan hampir atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus
dipecahkan ketika pembukaan hampir lengkap atau telah lengkap. Bila
ketuban telah pecah sebelum pembukaan mencapai 5 cm, disebut
ketuban pecah dini.
Kala I selesai apabila pembukaan seviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam.
 Kala II (Kala Pengeluaran janin)
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai
3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air besar.
Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus
membuka, labia mulai membuka dan tidak lama kemudian kepala
janin tampak dalam vulva pada waktu his. Bila dasar panggul sudah
lebih berelaksasi, kepala tidak masuk lagi di luar his, dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan
suboksiput di bawah simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati
perineum. Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada primi gravida kala II
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam.
• Kala III (pengeluaran plasenta dan selaput ketuban)
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus
uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
• Kala IV (2 jam setelah pemgeluran plasenta)
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum. Keduanya
baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata perdarahan
normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari 500cc adalah
perdarahan abnormal.

3. bagaimana fisiologi dan mekanisme dari persalinan normal ?


Jawaban :
FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL :
Sebab terjadinya persalinan masih merupakan teori yang komplek. Perubahan-
perubahan dalam
biokimia dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari
berlangsungnya partus antara lain
penurunan kadar hormon progesteron dan estrogen. Progesteron merupakan
penenang bagi
otot–otot uterus. Menurunnya kadar hormon ini terjadi 1-2 minggu sebelum
persalinan. Kadar
prostaglandin meningkat menimbulkan kontraksi myometrium. Keadaan
uterus yang membesar
menjadi tegang mengakibatkan iskemi otot–otot uterus yang mengganggu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta berdegenerasi. Tekanan pada
ganglion servikale dari fleksus frankenhauser di belakang servik
menyebabkan uterus berkontraksi.
Mekanisme persalinan normal :

1) Engagement (fiksasi) = masuk Ialah masuknya kepala dengan


lingkaran terbesar (diameter Biparietal) melalui PAP. Pada
primigravida kepala janin mulai turun pada umur kehamilan kira–kira
36 minggu, sedangkan pada multigravida pada kira– kira 38 minggu
kadang–kadang permulaan partus. Engagement lengkap terjadi bila
kepala sudah mencapai Hodge III. Bila engagement sudah terjadi
maka kepala tidak dapat berubah posisi lagi, sehingga posisinya
seolah–olah terfixer di dalam panggul, oleh karena itu engagement
sering juga disebut fiksasi. Pada kepala masuk PAP, maka kepala
dalam posisi melintang dengan sutura sagitalis melintang sesuai
dengan bentuk yang bulat lonjong.
2) Descensus = penurunan Ialah penurunan kepala lebih lanjut kedalam
panggul. Faktor– faktor yang mempengaruhi descensus : tekanan air
ketuban, dorongan langsung fundus uteri padabokong janin, kontraksi
otot– otot abdomen, ekstensi badan janin.
3) Fleksi Ialah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum
sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil  suboksipito
bregmatikus (9,5 cm). Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong His
kebawah kemudian menemui jalan lahir.Pada waktu kepala tertahan
jalan lahir, sedangkan dari atas mendapat dorongan, maka kepala
bergerak menekan kebawah
4) Putaran Paksi Dalam (internal rotation) Ialah berputarnya oksiput ke
arah depan, sehingga ubun -ubun kecil berada di bawah symphisis
(HIII). Faktor-faktor yang mempengaruhi : perubahan arah bidang
PAP dan PBP, bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang
bulatdan lonjong
5) Defleksi Ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor
yang menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul
sebelah depan lebih pendek dari pada yang belakang. Pada waktu
defleksi, maka kepala akan berputar ke atas dengan suboksiput sebagai
titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis sehingga berturut –
turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan akhirnya dagu.
6) Putaran paksi luar (external rotation) Ialah berputarnya kepala
menyesuaikankembali dengan sumbu badan (arahnya sesuai dengan
punggung bayi)
7) Expulsi : lahirnya seluruh badan bayi

4. faktor-faktor yang berperan dalam prosses persalinan


Jawaban :
Terdapat lima faktor esensial yang mempengaruhi proses persalinan dan
kelahiran. Faktor-faktor tersebut dikenal dengan lima P: passenger
(penumpang, yaitu janin dan plasenta), passageway (jalan lahir), powers
(kekuatan), position (posisi ibu), dan psychologic respons (respon psikologis)
(Bobak, 2012).
1) Passanger (Penumpang) Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati
jalan lahir, maka plasenta dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang
menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada
kehamilan normal (Sumarah et al, 2009)
2) Passageway (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar panggul,
vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan-lapisan otot dasar panggul
ikut menunjang keluarnya bayi meskipun itu jaringan lunak, tetapi panggul
ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu
ukuran dan bentuk panggul perlu diperhatikan sebelum persalinan dimulai
(Sumarah et al, 2009)
3) Power (Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-
oto perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer yang
diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi otot-otot rahim,
sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga meneran ibu (Rohani
et al.2011).
4) Position (Posisi Ibu)
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Menurut
Melzack, dkk tahun 1991 dalam Bobak (2012) mengubah posisi membuat rasa
letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi yang
baik dalam persalinan yaitu posisi tegak yang meliputi posisi berdiri, berjalan,
duduk, dan jongkok. Posisi tegak dapat memberikan sejumlah keuntungan, hal
itu dikarenakan posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu
penurunan janin, dapat mengurangi insiden penekanan tali pusat, mengurangi
tekanan pada pembuluh darah ibu dan mencegah kompresi pembuluh darah
serta posisi tegak dapat membuat kerja otot-otot abdomen lebih sinkron
(saling menguatkan) dengan rahim saat ibu mengedan (Bobak, 2012).
5) Psychologic Respons (Psikologis)
Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana tersedianya dorongan positif,
persiapan persalinan, pengalaman lalu, dan strategi adaptasi/coping (Sukarni
& Wahyu, 2013). Psikologis adalah bagian yang krusial saat persalinan,
ditandai dengan cemas atau menurunnya kemampuan ibu karena ketakutan
untuk mengatasi nyeri persalinan. Respon fisik terhadap kecemasan atau
ketakutan ibu yaitu dikeluarkannya hormon katekolamin. Hormon tersebut
menghambat kontraksi uterus dan aliran darah plasenta (Manurung, 2011).
5. Mekanisme dari HIS ?
Jawaban :

mekanisme his : Progesterone menimbulkan relaxasi otot-otot rahim,


sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron
dan estrogen dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron
menurun
sehingga timbul his.
Nyeri persalinan ditandai dengan
adanya kontraksi rahim, kontraksi
sebenarnya telah terjadi pada
minggu ke-30 kehamilan yang disebut
kontraksi Braxton hicks akibat
perubahan-perubahan dari hormon
estrogen dan progesteron tetapi
sifatnya tidak teratur, tidak nyeri dan
kekuatan kontraksinya sebesar 5
mmHg, dan kekuatan kontraksi braxton
hicks ini akan menjadi kekuatan his
dalam persalinan dan sifatnya teratur.
Kadangkala tampak keluarnya cairan
ketuban yang biasanya pecah
menjelang pembukaan lengkap,
tetapi dapat juga keluar sebelum
proses persalinan. Pecahnya ketuban
diharapkan persalinan dapat
berlangsung dalam waktu 24 jam
(Gadysa, 2009).
the health journal akademi kebidanan

6. bagaimana etiologi dari persalinan macet atau distosia


Jawaban :
1. Power (Tenaga)
Power adalah tenaga ibu mendorong bayi keluar. Jika tenaga ibu kuat, maka
persalinan lancar. Sebaliknya, jika tenaga ibu tidak ada, maka akan sulit
melahirkan.
2. Passage (Jalan Lahir)
Passage adalah kondisi jalan lahir yang terdiri dari mulut rahim dan juga
ukuran panggul ibu. Apabila kondisi panggul ibu tidak baik, dan pembukaan
tidak lengkap maka bisa mengalami distosia.
3. Passenger (Bayi)
Passenger adalah bayi. Dalam persalinan, ukuran bayi sangat penting untuk
diperhatikan. Ukuran bayi yang besar (di atas 4 kg) bisa menyebabkan ibu
mengalami distosia saat keluarnya kepala dan macet saat melahirkan bahu.
Batas atas berat bayi saat dilahirkan adalah 3,5 kg atau 3.500 gram
7. apa saja pengaruh distosia pada janin dan ibu hamil ?
jawaban :
Dampak persalinan lama pada ibu :
1 Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana lemahnya kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak dapat menghentikan perdarahan yang terjadi dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
2 Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan gemeli,
polihidramnion, atau bayi terlalu besar.
3 Kehamilan grande multipara
- Grademultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih
dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan
4 Kelelahan persalinan lama
5 Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun
6 Infeksi intra uterin
-Infeksi intrauterin atau infeksi janin merupakan infeksi yang terjadi pada saat
seorang wanita hamil sedang melakukan persalinan, yaitu infeksi akut pada
cairan ketuban, janin dan selaput koriaomnion yang disebabkan oleh bakteri.
Sekitar 25% Infeksi intrauterin ini disebabkan oleh pecahnya air ketuban
diawal seubelum persalinan
7 Mioma uter
-Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang dilipat oleh pseudo
kapsul, yang berasal dari sel otot polos yang imatur. Dengan nama lain
leiomioma, fibroid dan fibromioma.
8 Ada riwayat atonia uteri
9 Laserasi
- laserasi adalah robekan nah sedangkan kalau robekan jalan lahir yaitu
laserasi perineum merupakan robekan yang terjadi saat bayi lahir baik secara
spontan maupun dengan menggunakan alat-alat tindakan, robekan ini
umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin
terlalu cepat keluar
10 Perdarahan
11 Infeksi
12 Kelelahan ibu
13 Syok
14 Persalinan dengan Tindakan
Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi, dan
perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu
Dampak persalinan lama pada bayi 10 11 12
1. Asfiksia neonatrum adalah Suatu keadaan gawat bayi berupa kegagalan
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
2. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural dan
atau gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 2009). Menurut
Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan
pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan
oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran dan dapat menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif
dan fungsi fisik
3. Cedera akibat Tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
4. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran
5. Kematian janin

Dampak persalinan lama pada ibu :


1 .Atonia uteri
Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana lemahnya kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak dapat menghentikan perdarahan yang terjadi dari
tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
1 Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan gemeli,
polihidramnion, atau bayi terlalu besar.
2 Kehamilan grande multipara
- Grademultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan
3 Kelelahan persalinan lama
4 Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun
5 Infeksi intra uterin
-Infeksi intrauterin atau infeksi janin merupakan infeksi yang terjadi pada
saat seorang wanita hamil sedang melakukan persalinan, yaitu infeksi akut
pada cairan ketuban, janin dan selaput koriaomnion yang disebabkan oleh
bakteri. Sekitar 25% Infeksi intrauterin ini disebabkan oleh pecahnya air
ketuban diawal seubelum persalinan
6 Mioma uter
-Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang dilipat oleh pseudo
kapsul, yang berasal dari sel otot polos yang imatur. Dengan nama lain
leiomioma, fibroid dan fibromioma.
7 Ada riwayat atonia uteri
8 Laserasi
- laserasi adalah robekan nah sedangkan kalau robekan jalan lahir yaitu
laserasi perineum merupakan robekan yang terjadi saat bayi lahir baik
secara spontan maupun dengan menggunakan alat-alat tindakan, robekan
ini umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala
janin terlalu cepat keluar
9 Perdarahan
10 Infeksi
11 Kelelahan ibu
12 Syok
13 Persalinan dengan Tindakan
Persalinan lama dapat menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi,
dan perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian ibu
Dampak persalinan lama pada bayi 10 11 12
1. Asfiksia neonatrum adalah Suatu keadaan gawat bayi berupa kegagalan
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
2. Trauma cerebri yang disebabkan oleh penekanan pada kepala janin
Cedera kepala atau trauma kapitis adalah suatu ruda paksa (trauma) yang
menimpa struktur kepala sehingga dapat menimbulkan kelainan struktural
dan atau gangguan fungsional jaringan otak (Sastrodiningrat, 2009).
Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif,
tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran dan dapat menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik
3. Cedera akibat Tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang sulit
4. Pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran
5. Kematian janin

8. Apa saja komplikasi dari distosia ?


Jawaban :

KOMPLIKASI DISTOSIA
Persalinan dengan distosia dapat menyebakan timbulnya komplikasi, baik
pada ibu maupun perinatal. Komplikasi yang ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
1) Komplikasi bagi ibu
a) Infeksi intrapartum
Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya terutama bila
disertai pecahnya ketuban. Bakteri di dalam cairan amnion menembus amnion
dan menginvasi desidua serta pembuluh karion sehingga terjadi bakteremia
dan sepsis pada ibu dan janin. Pneumonia pada janin akibat aspirasi cairan
amnion yang terinfeksi adalah konsekuensi serius lainnya.

b) Ruptur Uteri
Apabila disproporsi diantara kepala janin dan panggul sedemikian besar
sehingga kepala tidak cakap dan tidak adanya penurunan, segmen bawah
uterus menjadi sangat teregang yang kemudian dapat menyebabkan ruptur.
Pada kasus ini mungkin terbentuk cincin retraksi patologis yang dapat diraba
sehingga sebuah krista transversal atau oblik yang berjalan melintang di
uterus antara simfisis dan umbilikus.

c) Pembentukan fistula
Apabila bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi
tidak maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang
terletak dantaranya dan dinding panggul dappat mengalami tekanan yang
berlebihan, karena gangguan sirkulasi dapat terjadi nekrosis yang akan jelas
dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan munculnya fistula
vesikovaginal, vesikoservikal, atau rektovaginal.
d) Cedera dasar panggul
Cedera otot-otot dasar panggul atau persarafan atau fasia penghubungnya
merupakan konsekuensi yang tidak terelakan pada persalinan pervaginam,
terutama persalinannya sulit. Saat pelahiran bayi dasar panggul mendapat
tekanan langsung dari kepala janin serta tekanan ke bawah akibat upaya
mengejan ibu. Gaya-gaya ini meregangkan dan melebarkan dasar panggul
sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomis di otot, saraf, dan
jaringan ikat. Terdapat semakin besar kekhawatiran bahwa efek-efek pada
otot dasar panggul selama melahirkan ini akan menyebabkan inkontinensia
urin dan alvi serta prolaps organ panggul.
2) Komplikasi bagi bayi
Komplikasi yang mungkin ditimbukan karena partus macet bagi janin adalah
sebagai berikut :
a) Kaput suksadaneum
Apabila panggul sempit sewaktu persalinan sering terjadi kaput suksedaneum
yang besar di bagian terbawah kepala janin. Kaput ini dapat berukuran cukup
besar dan menyebabkan kesalahan diagnostik yang serius. Biasanya kaput
suksadaneum bahkan yang besar sekalipun akan menghilang dalam beberapa
hari.
b) Moulase kepala janin
Akibat tekanan his yang kuat, lempeng-lempeng tuan tengkorak saling
bertumpang tindih satu sama lain di sutura-sutura besar, suatu proses yang
disebut moulase. Biasanya batas median tulang perietal yang berkontak
dengan promontorium sakrum bertumpang tindih dengan tulang disebelahnya,
hal yang sama terjadi pada tulang-tulang frontal, namun tulang oksipital
terdorong ke bawah tulang parietal. Perubahan-perubahan ini sering terjadi
tanpa menimbulkan kerugian yang nyata, namun apabila distosia yang terjadi
mencolok, moulase dapat menyebabkan robekan tentorium, laserasi pembuluh
darah janin dan perdarahan intrakranial pada janin.

9. Jelaskan bagaimana proses pemeriksaan dan pemantauan persalinan


Jawaban :
Proses pemeriksaan persalinan
Proses pemeriksaan kala 1
a)Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan sistolik
rata-rata 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg (Nurasiah,
Rukmawati, & Badriah, 2014: 69).
b) Denyut jantung Frekuensi denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih
tinggi dibanding selama periode menjelang persalinan diakibatkan
peningkatan metabolisme (Sulistyawati & Nugraheny, 2013: 67).
c) Suhu tubuh meningkat tidak lebih dari 0,5-1 0C, suhu tertinggi selama dan
setelah melahirkan dianggap normal sebagai peningkatan metabolisme,
namun apabila persalinan berlangsung lebih lama peningkatan suhu tubuh
dapat mengindikasikan dehidrasi (Sulistyawati & Nugraheny, 2013: 67)
d) respirasi atau pernapasan terjadi kenaikan sedikit dibandingkan sebelum
persalinan, hal ini disebabkan adanya rasa nyeri, kehawatiran serta
penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar (Nurasiah, Rukmawati, &
Badriah, 2014: 69).
e) Ketuban akan pecah dengan sendirinya ketika pembukaan hampir lengkap
atau sudah lengkap. Tidak jarang ketuban harus dipecahkan ketika pembukaan
sudah lengkap. Bila ketuban belum pecah sebelum pembukaan 5 cm disebut
ketuban pecah dini (Sulistyawati & Nugraheny, 2013: 66).
Proses pemeriksaan kala 2
Memastikan Pembukaan Lengkap
Dengan cara
1.Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati – hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi
air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus
terkontaminasi oleh kotorang ibu, membersihkannya dengan seksama dengan
cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasa dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di
dalam larutan dekontaminasi)
2. Dengan menggunakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.  Bila selaput ketuban
belum pecah dan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.
3. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaslannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya didalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.
4.Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)  Mengambil
tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Proses pemeriksaan kala 3
a.Pelepasan plasenta
Pemeriksaan mengetahui lepasnya plasenta adalah :
(1) Kustner Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphysis, tali
pusat ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti plasenta belum lepas.
Jika diam atau maju berarti plasenta sudah lepas.
(2) Pasien Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit, bila tali pusat kembali
berarti plasenta belum lepas, jika diam atau turun berarti plasenta sudah lepas.
(3) Strassman Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat
bergetar berarti plasenta belum lepas, bila tidak bergetar berarti plasenta sudah
lepas. 31 Tanda – tanda pelepasan plasenta adalah sebagai berikut: a)
Perubahan bentuk dan tinggi fundus. b) Tali pusat memanjang. c) Semburan
darah tiba – tiba.
Memastikan Pembukaan Lengkap
Dengan cara
1.Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati – hati dari
depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi
air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus
terkontaminasi oleh kotorang ibu, membersihkannya dengan seksama dengan
cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang
terkontaminasa dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan benar di
dalam larutan dekontaminasi)
2. Dengan menggunakan teknik aseptic, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap.  Bila selaput ketuban
belum pecah dan pembukaan sudah lengkap lakukan amniotomi.
3. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5% dan
kemudian melepaslannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya didalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.
4.Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)  Mengambil
tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
Dan ada juga pemeriksaan lainnya seperti :
Pemeriksaan HIS
his itu suatu kontraksi dari otot-otot rahim yang fisiologis akan tetapi
bertentangan dengan kontraksi fisiologis lainnya, bersifat nyeri. pada his juga
ada “pacemakers” yang memulai kontraksi dan mengontrol frekuensinya.
Kontraksi rahim bersifat berkala dan yang harus diperhatikan ialah : -
Lamanya kontraksi : kontraksi berlangsung 45 detik sampai 75 detik.
- Kekuatan kontraksi : menimbulkan naiknya tekanan intrauterine sampai 35
mmHg. Kekuatan kontraksi secara klinis ditentukan dengan mencoba apakah
jari kita dapat menekan dinding rahim ke dalam.
- Interval antara dua kontraksi : Pada permulaan persalinan his timbul sekali
dalam 10 menit, pada kala pengeluaran sekali dalam 2 menit.
Menurut faalnya his persalinan dapat dibagi dalam : - His pembukaan ialah
his yang menimbulkan pembukaan dari cervix - His pengeluaran ialah his
yang mendorong anak keluar. His pengeluaran biasanya disertai dengan
keinginan mengejan. - His pelepasan uri yang melepaskan uri.
(1) Pemeriksaan panggul luar
(2) Pemeriksaan panggul dalam (VT) ; yang dievaluasi antara lain :
promontorium, linea innominata, spina ischiadika, dinding samping, kurvatura
sacrum, ujung sacrum, dan akkus pubis. Pada pemeriksaan ini dicoba
memperkirakan ukuran : - Konjugata diagonalis dan konjugata vera -
Distansia interspinarum (diameter bispinosium) - Diameter antero-posterior
Pemantauan persalinan
a) Pemantauan pada ibu adalah sebagai berikut:
(1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontaksi.
(2) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau vagina.
(3) Perineum terlihat menonjol.
(4) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
(5) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah. Tindakan yang dilakukan untuk
mengevaluasi kesejahteraan ibu adalah sebagai berikut: (1) Tanda-tanda vital:
tekanan darah (setiap 30 menit), suhu, nadi (setiap 30 menit), pernapasan. (2)
Kandung kemih. (3) Urin: protein dan keton. (4) Hidrasi: cairan, mual,
muntah. (5) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku dan
respon terhadap persalinan, serta nyeri dan kemampuan koping.
(6) Upaya ibu meneran.
(7) Kontraksi setiap 30 meni
c) Pemantauan Janin
B ) pemantauan pada janin adalah sebagai berikut :
1.Denyut jantung janin (DJJ)
(a) Denyut normal 120-160 kali/menit.
(b) Perubahan DJJ, pantau setiap 15 menit.
(c) Variasi DJJ dari DJJ dasar.
(d) Pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit.
2. Adanya air ketuban dan karakteristiknya (jernih, keruh, kehijauan /
tercampur mekonium).
3. Penyusupan kepala janin
10. Jelaskan tanda–tanda persalinan ?

Jawaban :
Tanda-tanda Inpartu :
1. Timbulnya kontraksi uterus
Biasa juga disebut dengan his persalinan yaitu his pembukaan yang
mempunyai sifat sebagai berikut : 1. Nyeri melingkar dari punggung
memancar ke perut bagian depan.
2. Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan
3. Sifatnya teratur, inerval makin lama makin pendek dan kekuatannya
makin besar
4. Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.
5. Makin beraktifitas ibu akan menambah kekuatan kontraksi.
Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servix (frekuensi
minimal
2 kali dalam 10 menit). Kontraksi yang terjadi dapat menyebabkan
pendataran,
penipisan dan pembukaan serviks.
2. Penipisan dan pembukaan servix Penipisan dan pembukaan servix
ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan darah sebagai tanda
pemula.
3. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir) Dengan pendataran
dan pembukaan, lendir dari canalis cervicalis keluar disertai dengan
sedikit darah. Perdarahan yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya
selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa
capillair darah terputus.
4. Premature Rupture of Membrane Adalah keluarnya cairan banyak dengan
sekonyong-konyong dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah
atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah kalau pembukaan
lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini keluarnya cairan
merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang ketuban
pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek
sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan
mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Jurnal Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
2. https://repository.unimal.ac.id/3185/1/ANATOMIJALANLAHIR.pdf
3. Ujiningtyas, C. Sri Hari. 2009. Asuhan Keperawatan Persalinan Normal. Jakarta:
Salemba Medika
4. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan/ Yulizawati, Aldina Ayunda
Insani, Lusiana El Sinta B, Feni Andriani Edisi Pertama —Sidoarjo: Indomedia
Pustaka, 2019
5. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan, Herry Rosyati, SST,MKM
6. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan, Herry Rosyati, SST,MKM
7. Sinta, bab II tinjauan pustaka FK unand
8. Modul bahan ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahiy
9. Ardhiyati, Y. 2016. Faktor yang berhubungan dengan kejadian persalinan lama di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru., Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 3
10. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obesentri (jilid 1). Jakarta-Buku Kedokteran
11. Modul bahan ajar asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir

Anda mungkin juga menyukai