Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep postpartum normal


I.1 Definisi
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-
organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hami. Post Partum merupakan
periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi kembali kepada keadaan
tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal
baru pulih
kembali seperti sebelumnya dalam waktu 3 bulan.
Masa nifas (peurperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan
berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa
nifas
berlangsung selam kira-kira 6 minggu, wanita yang melalu periode peurperium
disebut
peurpura. Nifas berlangsung selama 6 minggu, merupakan waktu yang diperlukan
untuk
pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.
Sectio Caesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan
sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi kendati cara ini
semakin umum sebagai pengganti kelahiran normal (Mitayani, 2012). Sectio
Caesarea merupakan suatu persalinan buatan, yaitu janin dilahirkan melalui insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta bobot janin diatas 500 gram (Solehati, 2015).
I.2 Etiologi
Penyebab post partum normal:
1. Penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesteron sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesteron turun.
2. Placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone esterogen dan progesteron menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim
3. Distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-placenta.
4. Iritasi mekanik
Bila genglion (di belakang servik) ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akn
timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukkan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban,oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan per-infuse.
Menurut Amin & Hardi (2013) operasi Sectio Caesarea
dilakukan atas indikasi sebagai berikut :
1. Indikasi yang berasal dari ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, Cefalo Pelvik
Disproportion (disproporsi janin/ panggul), ada sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, ketidakseimbangan
ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang
parah, komplikasi kehamilan yaitu pre eklampsia dan
eklampsia berat, atas permitaan, kehamilan yang disertai
penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista
ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
2. Indikasi yang berasal dari janin
Fetal distress/ gawat janin, mal persentasi dan mal posisi
kedudukan janin seperti bayi yang terlalu besar (giant baby),
kelainan letak bayi seperti sungsang dan lintang, kelainan tali pusat
dengan pembukaan kecil seperti prolapsus tali pusat, terlilit tali pusat,
adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio plasenta,
8
plasenta accreta, dan vasa previa. kegagalan persalinan
vakum atau forseps ekstraksi, dan bayi kembar (multiple
pregnancy)
I.3 Fisiologi sistem/fungsi normal sistem reproduksi wanita
1. Anatomi sistem reproduksi wanita.
1) Organ reproduksi eksterna wanita
a. Vulva atau pudenda, meliputi seluruh stuktur eksternal yang dapat dilihat
mulai
dari pubis sampai pirenium, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia
minora,
klitoris, selaput darah / hymen, vestibulum, maura uretra, berbagai kelenjer
dan
struktur vaskular
b. Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol di atas simfisis
dan
pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan. Pada
perempuan
umunnya batas rambut melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangakn
ke
bawah samapai ke sekitar anus dan paha.
c. Labia mayora / bibir-bibir besar terdiri atas bagian kiri dan kanan, lonjong
mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa dengan yang ada
di
mons veneris.
d. Labia minora / bibir-bibir kecil / nymphae adalah suatu lipatan tipis dan
kulit
sebelah dalam bibir besar. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung
banyak
glandula sebasea / kelenjar-kelenjar lemak dan juga ujung-ujung saraf yang
menyebabkan bibir kecil sangat sensitif. Jaringan ikatnya mengandung
banak
pembuluh darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini
dapat
mengembang.
e. Klitoris kira-kira sebesar biji kacang ijo, tertutup oleh preputium klitoris
dan terdiri
dari glans klitoris, korpus klitoris, dan dua krura yang menggantungkan
klitoris ke
os pubis. Glans klitoris terdiri atas jaringan yang dapat mengambang, penuh
dengan urat saraf sehingga sangat sensitif.
f. Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari depan ke
belakang dan
dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh ke dua bibir kecil dan di
belakang oleh perineum.
g. Bulbus vestibuli sinitra et dekstra merupakan pengumpulan vena terletak di
bawah
selaput lendir vestibulum, dekat namus ossis pubis. Panjangnya 3-4 cm,
lebarnya
1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak
pembuluh
darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus
kontriktor
vagina.
h. Introitus Vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada
seorang
Virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir
kecil
ini dibuka. Introtus vagina ditutupi oleh selaput dara / himen. Himen ini
mempunyai bentuk berbeda-beda, dan yang semilunar (bulan sabit) sampai
yang
berlubang-lubang atau yang bersekat (septum).
i. Perineum terletak di antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.
Jaringan
yang mendukung perineum terutama ialah diagfragma pelvis dan
diagfragma
urogenitalis (Prawirohardjo, 2009).
2) Organ reproduksi interna wanita.
a. Vagina / Liang kemaluan, setelah melewati introtus vagina terdapat liang
kemaluan (vagina) yang merupakan suatu penghubung antara introtus
vagina
dengan uterus. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama
lain,
masing-masing panjangnyan antara 6-7 cm dan 7-10 cm. Bentuk vangina
sebelah
dalam yang berlipat-lipat disebut rugae.
b. Uterus berbentuk sepertu buah avokado atau bauah pir yang sedikit gepeng
ke arah
depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai
rongga.Ukuran
panjang uterus 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm dan tebal 2,5 cm dan tebal
dinding
1,25 cm. Letak uterus keadaan fifioligis adalah anteversiofleksio / serviks
ke depan
dan membentuk sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan
membentuk sudut dengan serviks uteri.
c. Tuba fallopi terdiri atas:
 Pars irterstisialis, yaitu bagian yang terdapat di dinding uterus.
 Pars ismika merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya.
 Pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagian saluran agak
lebar,
tempat konsepsi terjadi.
 Infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen
dan
mempunyai fimbriae. Fimbriae penting artinya bagi tuba untuk
mengakap telur
dan selanjutnya menyalurkan ke dalam tuba. Bentuk infundibulum
seperti
anemon / sejenis binatang laut.
d. Ovarium, perempuan pada umumnya mempunyai dua indung telut kanan
dan kiri.
Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum
di kiri
dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran
panjang 4 cm, lebar dan tebal 1,5 cm ( Prawirohardjo, 2009)
2. Fisiologi sistem reproduksi wanita
Secara garis besar berfungsi sebagai sistem reproduksi dapat digolongkan sebagai
berikut:
a. Genetalia eksterna fungsinya adalah dikhususkan untuk kopulasi (koitus).
b. Genetalia interna
c. Vagina berfungsi sebagai saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid
dan
secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, jalan lahir pada waktu
persalinan.
d. Uterus setiap bulan berfungsi dalam siklus haid, tempat janin tumbuh dan
berkembang, berkontraksi terutama sewaktu bersalin.
e. Tuba fallopi berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah
kavum
uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.
f. Ovarium berfungsi sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum
yang
dilepaskan oleh indung telur. Tempat terjadinya pembuahan (Prawihardjo,
2009).
I.4 Tanda dan gejala post partum sectio caesarea
Beberapa tanda dan gejala post sectio caesarea
a. Pusing
b. Mual dan muntah
c. Panggul sempit
d. Pre-eklamsia dan hipertensi
e. Nyeri di sekitar luka operasi
f. Adanya luka bekas operasi
g. Malpresentasi janin
 Letak lintang
 Presentasi dahi dan muka (letak defleksi)
Letak dahi adalah letak kepala dengan defleksi yang sedang hingga dahi menjadi
bagian yang terendah. Sedangkan letak muka adalah letak kepala dengan deflrksi
maksimal.
 Gemeli (kehamilan kembar)
I.5 Perubahan fisiologis maupun perubahan patologis post partum SC
1.
I.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem reproduksi perempuan
a. Hubungan seksual
Hubungan seksual bebas bisa menularkan penyakit kelamin. Sementara, hubungan
intim yang dipaksakan dapat melukai area pelvis dan menyebabkan trauma pada
daerah kewanitaan.
b. Kondisi kesehatan dan perawatan medis
Kondisi kesehatan seperti endometriosis dan penyakit radang panggul dapat membuat
aktivitas seksual terasa menyakitkan. Bekas luka dari operasi panggul dan pengobatan
kanker tertentu juga dapat membuat daerah kewanitaan terasa sakit ketika
berhubungan intim. Penggunaan antibiotik meningkatkan risiko infeksi jamur di
kewanitaan.
c. Alat kontrasepsi dan pembalut
Alat kontrasepsi seperti kondom dan diaphgram bisa menyebabkan iritasi pada alat
kelamin perempuan. Infeksi pasca-melahirkan atau menggunakan pembalut lebih dari
delapan jam juga dapat meningkatkan risiko toxic shock syndrome atau komplikasi
infeksi bakteri.
d. Kehamilan
Saat hamil, setiap perempuan akan berhenti menstruasi hingga bayi lahir. Selama
kehamilan, jumlah keputihan cenderung meningkat.
e. Gangguan psikologis
Rasa cemas dan depresi berkontribusi pada penurunan gairah sehingga menyebabkan
ketidaknyamanan dan rasa sakit ketika melakukan hubungan intim. Kondisi trauma
akibat kekerasan seksual atau pengalaman yang menyakitkan juga bisa menjadi
penyebabnya.
f. Level hormon
Perubahan pada level hormon bisa mempengaruhi vagina. Sebagai contoh, produksi
estrogen menurun setelah menopause dan saat menyusui. Kekurangan estrogen bisa
menyebabkan dinding vagina menipis sehingga menimbulkan rasa sakit ketika
berhubungan intim.
I.7 Macam – macam gangguan yang mungkin terjadi pada sistem reproduksi.
a. Endometriosis
Gangguan ini adalah kelainan yang mempengaruhi rahim. Endometriosis terjadi ketika
jaringan yang melapisi rahim (jaringan endometrium) tumbuh di tempat lain di luar rahim
seperti, di ovarium, daerah panggul, usus, dan lainnya. Jaringan endometrium
memungkinkan tumbuh di luar panggul. 
b. Displasia Serviks
Pada displasia serviks, terdapat pertumbuhan sel abnormal di dalam dan di sekitar serviks.
Meski pertumbuhan sel tidak normal di dalam dan sekitar serviks, bukan berarti seseorang
mengidap kanker. Namun jika kondisi ini tidak ditangani bisa menjadi kanker. Displasia
menyebar melalui hubungan seks dan disebabkan oleh human papillomavirus. Gangguan ini
tidak menimbulkan gejala apa pun dan hanya bisa dipastikan dengan pemeriksaan pap
smear. 
c. Fibroid Uterus
Fibroid uterus merupakan tumor yang terdiri dari jaringan dan sel otot yang tumbuh di
dalam dan di sekitar dinding rahim. Sebagian besar fibroid rahim bersifat jinak.
d. Gangguan Menstruasi
Gangguan yang berkaitan dengan siklus menstruasi hampir selalu disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormon. Selain itu kondisi ini juga berkaitan dengan pembekuan, kanker,
kista ovarium, fibroid rahim, genetika, dan penyakit menular seksual.
e. Kanker Ginekologi
Kanker ginekologi berarti semua jenis kanker yang pertama kali muncul di organ reproduksi
wanita. Beberapa jenis kanker ginekologi yang umum adala k anker ovarium, kanker serviks,
kanker vulva, kanker Rahim, kanker vagina.
f. Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS)
PCOS adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Penderita PCOS
mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar hormon maskulin (hormon
androgen) yang berlebihan.
II. Rencana asuhan klien dengan gangguan
II.1 Pengkajian
a. Identitas pasien (nama, umur, alamat, agama, pekerjaan, suku,bangsa suami/istri)
b. Riwayat Haid (apakah haid teratur, siklusnya berapa haari, apakah ada keluhan selama
haid, HPHT/HPMT)
c. Riwayat perkawinan (menikah, belum menikah, berapa lama menikah, berapa kali)
d. Riwayat obsterti
1) Riwayat kehamilan

Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil laboratorium; USG,Darah, Urine,


keluhan selama kehamilan termasuk situasi, emosional dan impresi, upaya
mengatasi keluhan, tindakan dan pengobaatan yang diperoleh.

2) Riwayat Persalinan
- Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan, saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelaianan fisik, kondisi anak saat ini.
- Riwayat nifas pada persalinan lau (masalah nifas dan laktasi yang
pernah dialami, masalah bayi yang pernah dialami, keaadaan anak.
- Riwayat KB; Jenis kontsepsi yang pernah digunakan setelah persalinan,
jumlah anak yang direncanakaan.
3) Riwayat penyakit dahulu

Penyakit yang pernah diderita paada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut pernaah diderita
sampai saat ini atau kambuh berulang-ulang.

e. Riwayat kesehatan keluarga : penyakit yang diturunkan secara genetic, menular,


kelaianan, congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah diderita olh keluarga.
f. Profil Keluarga
g. Pola Nutrisi : pola menu maakanan yang di komsumsi, jumlah, jenis makanan, dan
frekuensi.
h. Pola istirahat tidur : Lamanya, kapan, (malam, siang), rasa tidak nyaman yang
mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remaang atau gelap,
apakah mudah tergaanggu dengaan suara- suara.
i. Pola eliminasi : dieresis, inkontinesia, hilangnya control blas,Pola BAK, frekuensi dan
warnah, pola BAB, frekuensi, konsitensi, rasaa takut BAB karena luka perineum.
j. Personal Higine : pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan pembalut dan
kebersihan genetalia, pola berpakian, tata rias rambut dan wajah.
k. Aktifitas
l. Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melaahirkan, kemampuan merawat diri
dan melakukan eliminasi , kemampuan bekerja dan menyusui.
m. Konsep diri : sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi
ibu tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan.
n. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum : Tingkat kesadaran
- BB,TB,LL,Tanda- tanda vital : TD,S,RR,N
- Kepala : Rambut, Wajah, mata (Conjungtiva), hidung, mulut, fungsi
pengecapan, pendengaran dan leher
- Breast : Kebesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan aerola,
dan putting susu.Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan, nyeri,
produksi, laktasi,/ kolostrum. Perabaan pembesaran getah bening di
ketiak.
- Abdomen ; Teraba lembut, Tekstur Doughi (kenyal), musculas rectus,
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi
fundus uterus, konsistensi (keras lunak, boggy), lokasi, kontraksi,
uterus, nyeri, perabaan distensi bilas.
- Anogenital : Lihat struktur, ragangan, udema vagina, keadaan liang
vagina, (licin, kendur lemah) adakah hematom, nyeri, tegang
perineum ; Keadaan luka episiotomy, ochimosis, edema, kemerahan,
eritema, drainage. Lochia (Warna, jumlah, bau, bekuan darah atau
konsistensi,1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa ≥ 10 hr alba), Anus: Hemoroid
dan thrombosis padaa anus.
- Muskuloskeletal : Tanda human, edema, tekstur kulit, nyeri bila
dipalpasi, kekuatan otot
- Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hemoglobin dan hematocrit 12-24 jam post partum (jika Hb ≤
10 g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1 : ketidaknyamanan pasca partum D.0075
a. Definisi
Perasaan tidak nyaman yang berhubungan dengan kondisi setelah melahirkan.
b. Batasan karakteristik
Gejala dan tanda mayor, meliputi :
Subjektif : mengeluh tidak nyaman
Objektif : tampak meringis
 Terdapat kontraksi uterus
 Luka episiotomi
 Payudara bengkak

Gejala dan tanda minor, meliputi :

Objektif : - tekanan darah meningkat

 Frekuensi nadi meningkat


 Berkeringat berlebihan
 Menangis/merintih
 Hemoroid
c. Faktor yang berhubungan
1) Trauma perineum selama persalinan dan kelahiran
2) Involusi uterus, proses pengembalian ukuran rahim ke ukuran semula
3) Pembengkakan payidara dimana alveoli mulai terisi ASI
4) Kekurangan dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan
5) Ketidaktepatan posisi duduk
6) Faktor budaya

Diagnosa 2 : kesiapan peningkatan nutrisi D.0026

a. Definisi
Pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolismendan dapat
ditingkatkan.
b. Batasan karakteristik
Gejala dan tanda mayor, meliputi :
Subjektif : mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
Objektif : makan teratur dan adekuat
Gejala dan tanda minor, meliputi :
Subjektif :
- Mengekspresikan pengetahuan tentang pilihan makanan dan caira
yang sehat
- Mengikuti standar asupan nutrisi yang tepat

Objektif :

- Penyiapan dan penyimpanan makanan dan minuman yang aman


- Sikap terhadap makanan dan minuman sesuai dengan tujuan
kesehatan
c. Faktor yang berhubungan
Melancarkan ASI
Diagnosa 3 : keletihan D.0057

a. Definisi
Penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak pulih dengan istirahat
b. Batasan karakteristik
Gejala dan tanda mayor, meliputi :
Subjektif :
- Merasa energi tidak pulih walaupun telah tidur
- Merasa kurang tenaga
- Mengeluh lelah

Objektif :

- Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin


- Tampak lesu

Gejala dan tanda minor, meliputi :

Subjektif :

- Merasa bersalah akibat tidak mampu menjalankan tanggung jawab


- Libido menurun
Objektif : kebutuhan istirahat meningkat
c. Faktor yang berhubungan
- Gangguan tidur
- Gaya hidup monoton
- Kondisi fisiologis (mis. Penyakit kronis, penyakit terminal, anemia,
malnutrisi, kehamilan)
- Program perawatan / pengobatan jangka panjang
- Peristiwa hidup negatif
- Stres berlebihan
- Depresi
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1 : ketidak nyamanan pasca partum
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 15 menit status
kenyamanan pascapartum meningkat
Kriteria hasil :
- Keluhan tidak nyaman menurun
- Meringis menurun
- Luka episiotomi membaik
- Kontraksi uterus menurun
- Payudara bengkak menurun
2.3.2 Intervensi keperawatan : manajemen nyeri
Observasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik :

- Berikan teknik non farmokologis untuk mengurangi rasa nyeri mis.


Terapi pijat, kompres hangat/dingin
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri mis. Suhu ruangan
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Diagnosa 2 : kesiapan peningkatan nutrisi

2.3.3 Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit status
nutrisi membaik
Kriteria hasil :
- Porsi makanan yang dihabiskan meningkat
- Berat badan membaik
- IMT (indeks massa tubuh) membaik
2.3.4 Intervensi keperawatan : edukasi nutrisi
Observasi :
- Periksa status gizi, status alergi, program diet, kebutuhan dan
kemampuan pemenuhan kebutuhan gizi
- Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat menerima informasi
Terapeutik :
- Persiapkan materi dan media seperti jenis-jenis nutrisi, tabel makanan
penukar, cara mengelola, cara menakar makanan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan pada pasien dan keluarga alergi maknan, makanan yang
harus dihindari, kebutuhan jumlah kalori, jenis makanan yang
dibutuhkan pasien
- Ajarkan cara melaksanakan diet sesuai program mis. Tinggi protein
- Jelaskan hal-hal yang dilakukan sebelum memberikan makan
- Demostrasikab cara membersihkan mulut
- Demonstrasikan cara mengatur posisi saat makan
- Ajarkan pasien/keluarga memonitor asupan kalori dan makanan
- Ajarkan pasuen dan keluarga memantau kondisi kekurangan nutrisi
- Anjurkan mendemonstrasikan cara memberi makan, menghitung
kalori, menyiapkan makanan sesuai program diet

Diagnosa 3 : keletihan

2.3.5 Tujuan dan kriteria hasil


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit
tingkat keletihan menurun
Kriteria hasil :
- Verbalisasi kepulihan energi meningkat
- Tenaga meningkat
- Kemampuan melakukan aktivitas rutin meningkat
- Verbalisasi lelah menurun
- Lesu menurun
- Pola istirahat membaik
2.3.6 Intervensi keperawatan : manajemen energi
Observasi :
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Minitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan nyamab dan rendah stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak terdapat dan berpindah
atau berjalan
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berukurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
III. Prosedur tindakan untuk mengatasi gangguan reproduksi

Anda mungkin juga menyukai