Oleh :
WILDA AL ALUF
(NIM. 14401.18.19023)
Organ reproduksi wanita terbagi atas 2 bagian yaitu organ reproduksi eksterna (
organ bagian luar ) dan organ reproduksi interne ( organ bagian dalam ).
a. Organ Reproduksi Eksterna Wanita
3. Labia mayora / bibir-bibir besar terdiri atas bagian kiri dan kanan,
lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak yang serupa
dengan yang ada di mons veneris.
2. Uterus berbentuk sepertu buah avokado atau bauah pir yang sedikit
gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan
mempunyai rongga.Ukuran panjang uterus 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25
cm dan tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus keadaan
fifioligis adalah anteversiofleksio / serviks ke depan dan membentuk
sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan membentuk
sudut dengan serviks uteri.
Uterus setiap bulan berfungsi dalam siklus haid, tempat janin tumbuh
dan berkembang, berkontraksi terutama sewaktu bersalin.
3. Etiologi
Menurut Amin & Hardi (2013) operasi sectio caesarea dilakukan atas indikasi
sebagai berikut :
a. Berasal dari Ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, cevalo pelvik disproportion
(disproporsi janin/panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk,
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan
yang parah, komplikasi kehamilan yitu pre eklampsia dan eklampsia berat,
kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan
persalinan (kista ovarium, mioma uteri, dan sebagainya).
b. Berasal dari Janin
Fetal distress/gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan janin seperti
bayi yang terlalu besar (giant baby), kelainan letak bayi seperti sungsang dan
lintang, kelainan tali pusat, adapun faktor plasenta yaitu plasenta previa, solutio
plasenta, plasenta accreta, dan vasa previa. Kegagalan persalinan vakum atau
forseps ekstraksi, dan bayi kembar (multiple pregnancy).
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis terbagi atas 4 bagian yaitu :
a. Pusing
b. Mual muntah
5. Klasifikasi
Bentuk pembedahan sectio caesarea menurut Manuaba (2012), yaitu :
a. Sectio Caesarea Klasik, dibuat vertikal pada bagian atas rahim. Pembedahan
dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira sepanjang 10
cm. tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina
apabila sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
b. Sectio Caesarea Transparantionel Profunda, disebut juga low cervical yaitu
sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan
jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk
memungkinkan dibuatnya sayatan tranversal. Sebagian sayatan vertikal
dilakukan sampai ke otot-otot bawah rahim.
c. Sectio Caesarea Histerektomi, adalah suatu pembedahan dimana setelah janin
dilahirkan dengan sectio caesarea, dilanjutkan dengan pengangkatan rahim.
d. Sectio Caesarea Ekstraperitoneal, yaitu sectio caesarea berulang pada seorang
pasien yang sebelumnya melakukan sectio caesarea. Biasanya dilakukan di atas
bekas sayatan yang lama. Tindakan ini dilakukan dengan insisi dinding dan faisa
abdomen sementara peritoneum di potong ke arah kepala untuk memaparkan
segmen bawah uterus sehingga uterus dapat dibuka secara ekstraperitoneum.
6. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan/hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya karena
ketidakseimbangan ukuran kepala bayi dan panggul ibu, keracunan kehamilan yang
parah, pre eklampsia, dan eklampsia berat, kelainan letak bayi seperti sungsang dan
lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim tertutup plasenta yang lebih dikenal
plasenta previa, bati kembar, kehamilan pada ibu yang berusia lanjut, persalinan
yang berkepanjangan, plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar
dalam 24 jam, kontraksi lemah dan sebagainya. Kondisi tersebut menyebabkan
perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu sectio caesarea (Sari, 2016).
7. Pathway
Dilakukan tindakan SC
Perubahan peran
Agen cedera efek Relaksasi otot
pembedahan
MK : Defisit
Pengetahuan Penurunan motilitas
MK : Nyeri Luka traklus
Akut gastrointestinal
Penurunan
MK : Resiko
kekuatan/kelemahan
Infeksi
fisik
MK : Intoleransi Aktivitas
8. Pemeriksaan Penunjang
a. EEG (Elektroensefalogram
b. Pemindaian CT
c. MRI (Magneti Resonance Imaging)
d. Uji laboratorium
1) Hitung darah lengkap
2) Kadar kalsium darah
3) Kadar natrium darah
4) Kadar magnesium darah
5) Panel elektrolit
9. Penatalaksanaan
a. Ruang pemulihan
1) Pantau jumlah perdarahan dari vagina
2) Palpasi fundus uteri
3) Pemberian cairan intravena
b. Ruang perawatan
1) Monitor tanda tanda vital
2) Pemberian obat-obatan
3) Terapi cairan dan diet
4) Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
5) Ambulasi
6) Perawatan luka
7) Pemeriksaan laboratorium
8) Menyusui
Askep Secara Teori
a. Pengkajian
1) Identitas dan biodata klien : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat,
suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor
registrasi, dan diagnosa keperawatan.
2) Keluhan utama : Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan
untuk menentukan prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada
post operasi SC biasanya adalah nyeri dibagian abdomen, pusing dan sakit
pinggang.
3) Riwayat kesehatan
b. Pemeriksaan fisik
a) Mata : biasanya terdapat konjungtiva yang anemis diakibatkan oleh
kondisi anemia karena proses persalinan yang mengalami perdarahan.
Tujuan :
- Meringis (-)
- Gelisah (-)
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, intensitas nyeri
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Tujuan :
- Kemerahan (-)
- Bengkak (-)
- Nyeri (-)
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Tujuan :
- Nyeri (-)
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi :
DAFTAR PUSTAKA
Penny, dkk. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, Bayi. Jakarta: Arcan
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI