BANJARMASIN
DISUSUN OLEH :
NAHWA FAYZA
NIM:2114401110034
2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Nahwa Fayza
Menyetujui
8
9
f. Vestibulum/vulva
Untuk memeriksa vestibulum, maka kedua lipatan labia minora harus dibuka
agar vestibulum tampak. Terdapat enam muara pada vestibulum, antara
lain :
1) Orifisium uretra eksternum
Terletak di bawah klitoris, merupakan pintu masuk dari saluran kemih.
2) Duktus skane
Muara kedua tubuli skene berjalan sejajar dengan uretra sepanjang 6 mm
dan kemudia bermuara pada kedua sisi orifisium uretra eksternum
3) Introitus vagina
Menempati 2/3 bagian bawas vestibulum.
4) Duktus dan glandula bartholini
Terletak di kedua sisi vagina dengan ukuran kurang lebih 1 cm, terletak di
bawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2
cm yang bermuara di vulva, tidak jauh dari fossa navikulare.
g. Perenium
Terletak antara vulva dan anus.Panjang rata-rata 4 cm. bisa meregang pada
saat persalinan dan bisa mengalami robekan jika perineum kaku atau salah
dalam pertolongan persalinan.
b. Uterus
Berbentuk sepertu buat advokat atau buat peer yang sedikit gepeng
kearah muka belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai
rongga.Terletak di dalam pelvis dengan posisi normal antefleksi. Bagian
ini terdiri atas fundus uteri, corpus uteri, serviks uteri, isthmus uteri dan
kavum uteri. Uterus dilapisi oleh tiga dinding yaitu endometrium,
myometrium dan perimetrium.Uterus berfungsi untuk menyiapkan
tempat untuk ovum yang telah mengalami fertilisasi, memberi makan
ovum yang telah dibuahi selama masa kehamilan, mengeluarkan konsepsi
setelah cukup umur dan mengadakan involusi setelah kelahiran bayi.
Selain itu, supaya tetap di tempatnya uterus ditopang oleh beberapa
ligament yaitu sebagai berikut :
1) Ligamentum kardinale sinistra dan dekstra
Fungsi mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat
tebal.
2) Ligamentum sacrouterinum sinistra dan dekstra Ligamentum yang
menahan uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dan serviks
bagian belakang, kiri dan kanan, kea rah os.scarum kiri dan kanan.
3) Ligamentum rotundum sinistra dan dekstra Ligamentum yang
menahan uterus dalam antafleksi.
4) Ligamentum infundibulo pelvikum
Ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari uterus kea rah sisi, tidak
banyak mengandung jaringan ikat
12
c. Serviks
Merupakan bagian paling bawah dari uterus. Panjang serviks antara lain
2,5-3 cm dan 1 cm menonjol ke vagina. Ujung dari serviks yang
menonjol ke vagina disebut portio. Portio akan sedikit terbuka pada
wanita yang sudah pernah melahirkan. Di dalam serviks terdapat
saluran yang disebut kanalis serviks yang terdiri atas 2 muara yaitu
ostium uteri eksternum (OUE) dan ostium internum (OUI).
Serviks tersusun dari jaringan ikat fibrosa, sejumlah kecil serabut otot,
dan jaringan elastis.Oleh karena itu, pada saat persalinan dapat
membuka atau meregang untuk dapat mengeluarkan kepala bayi.
Serviks juga banyak mengandung pembuluh darah sehingga pada saat
terjadi kehamilan akan terjadi hipervaskularisasi sehingga terlihat
keunguan.
d. Tuba Fallopi
Masing-masing tuba berasal dari cornu uteri, berjalan kedua sisi dinding
pelvis, kemudian membelok ke bawah dan ke belakang sebelum
mencapai dinding lateral pelvis. Kedua tuba ini terletak kira-kira 10 cm.
secara mikroskopik terdiri atas beberapa bagian yang sebagai berikut :
1) Tuba pars interstisialis, terletak dalam dinding uterus dan panjangnya
2,5 cm, diameter 1 mm.
2) Tuba isthimus, daerah paling sempih dengan diameter 2,5 mm dan
bekerja sebagai reservoir spermatozoa karena suhunya lebih rendah
pada daerah ini dibandingkan dengan daerah lain pada tuba.
2. Pengertian
Adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin
dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 20
minggu atau lebih (Rustam mu"tar, 2019). Preeklamsia adalah
sekumpulan gejala yang secara spesifik hanya muncul selama kehamilan
dengan usia lebih dari 20 minggu (Helen varney, 2018) .Preeklamsia
adalah sekumpulan ge#ala yaitu hipertensi, edema dan proteinuria yang
timbul pada 'anita hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu,
pada ibu bersalin dan nifas.
3. Etiologi
Penyakit ini belum diketahui dengan pasti. (arpenito 2017) menerangkan
bahkan factor-faktor yang menyebabkan terjadinya preeklamsia
Penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah
terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab musabab
penyakit tersebut, teori yang dapat diterima menerangkan: sering terjadi
pada primigravida, gamelly, hidramnion, dan molahidatidosa, sebab
bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan, sebab dapat
terjadinya perbaikan keadaan ibu dengan kematian janin dalam uterus,
sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya,
14
sebab timbul hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.Teori yang
dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre eklampsia adalah
iskemia plasenta. Faktor risiko pre eklampsia sebagai berikut:
1. Primigravida, terutama primigravida tua dan muda
2. Kelompok sosial ekonomi rendah
3. Hipertensi esensial
4. Penyakit ginjal kronis (menahun/terus-menerus)
5. Diabetes Melitus
6. Multipara
7. Polihidramnion
8. Obesitas
9. Riwayat pre eklampsia pada kehamilan yang lalu.
15
4. Patofisiologi dan Pathway
Preeklamsi
Hipertensi
Oedema Gangguan
keseimbangan
Gangguan perfusi cairan dan
Peningkatan BB
5. Manifestasi Klinis
i. Tekanan darah
a. Peningkatan tekanan darah merupakan tanda peningkatan awal yang
penting pada preeklampsia. Tekanan distolik merupakan tanda
prognostik yang lebih andal dibandingkan tekanan sistolik. Tekanan
diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih yang terjadi secara terus-
menerus menunjukkan keadaan abnormal.
ii. Kenaikan berat badan
a. Peningkatan berat badan yang tiba-tiba mendahului serangan
preeklampsia dan bahkan kenaikan BB yang berlebihan merupakan
tanda pertama pre eklampsia pada sebagian wanita. Pertambahan BB
yang tiba-tiba lebih dari 1 kg/minggu dapat mengindikasi komplikasi.
Hal ini disebabkan oleh retensi cairan.
b. Peningkatan BB normal adalah 0,5 kg/minggu.
iii. Proteinuria
17
a. Dapat ditemukan protein dalam urine mencapai 10 g/dL. Proteinuria
hampir selalu timbul kemudian dibandingkan hipertensi dan kenaikan
BB yang berlebihan.
4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah: penurunan
hemoglobin (Hb), hematokrit meningkat, trombosit menurun.
Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
Fungsi hati
Bilirubin meningkat, laktat dehidrogenase (LDH) meningkat,
aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul, serum glutamat pirufat
transaminase (SGPT) meningkat, serum glutamat oxaloacetic
transaminase (SGOT) meningkat, total protein serum menurun.
Tes kimia darah
Asam urat meningkat
Radiologi
18
Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intrauterus, volume
cairan ketuban sedikit
Kardiotografi
DJJ lemah
6. Prognosis
Morbiditas maternal (ditandai dengan hipertensi berat atau keterlibatan
multi sistem) dan potensi kematian meningkat pada kehamilan dengan
hipertensi. Sekitar 16% dari nulligravida dengan hipertensi dalam kehamilan
namun tidak dijumpai proteinuria menyebabkan hipertensi yang berat atau
keterlibatan multi sistem. Pada hipertensi gestasional dan proteinuria positif
1, komplikasi ibu yang berat dapat terjadi sampai 42% dari semua
nulligravida (secara total, hipertensi berat sekitar 80%, dan penyakit multi
sistem 20%). Penampilan pasien dengan preeklamsia adalah secara fisik
buruk, dengan hampir dua pertiga dari nulligravida terjadi hipertensi berat
(33%) atau gangguan multi sistem (67%). Kematian karena preeklamsia
sekitar <0,1%. Jika terjadi kejang pada eklampsia berkembang, sekitar 5 -
7% dari pasien ini akan meninggal dunia. Penyebab kematian biasanya
disebabkan oleh perdarahan intrakranial, shock, gagal ginjal, pemisahan
prematur plasenta, dan pneumonia aspirasi. Selain itu, hipertensi kronis
mungkin merupakan sekuel dari eklampsia. Meskipun jumlah trombosit
meningkat secara signifikan setelah postpartum kehamilan normotensif,
sekitar ada 2 – 3 kali lipat meningkat pada pasien preeklampsia. Nilai
20
puncak terjadi pada 6 – 14 hari setelah persalinan. kebanyakan
merekomendasikan evaluasi yang lengkap 6 minggu sampai 6 bulan.
7. Komplikasi
1.7.1. Perdarahan subkapsula hepar
1.7.2. Kelainan pembekuan darah (DIC)
1.7.3. Sindrom HELLP (hemolisis, elevated, liver, enzymes dan low
platelet count).
1.7.4. Ablasio retina
1.7.5. Gagal jantung hingga syok dan kematian
5. Analisa Data
N
Proble
o Data Etiologi
m
.
1 Ansieta Kelebi penurunan
. s, napas han tekanan
dangkal, volume osmotik,
suara cairan perubahan
napas permeabilitas
rochi, vaskuler
perubaha
n tekanan
darah,
edema,
perubaha
n pola
respirasi,
oliguria,
pertamba
han berat
badan
dalam
periode
singkat.
23
2 Nyeri Penuru hipovolemi
. dada, nan a/penurunan
napas curah aliran balik
pendek, jantung vena
kelemaha
n,
vertigo,
akral
pucat dan
dingin,
edema,
peningkat
an denyut
jantung
dan
kecepata
n napas.
3 Mengun Nyeri peregangan
. gkapkan epigestri kapsula hepar
secara um
verbal,
perubaha
n
autonomi
k dari
tonus
otot,
perubaha
n nafsu
makan,
perilaku
ekspresif,
gangguan
tidur.
4 Perubah Ketida penurunan
. an kefektifa cardiac
tekanan n perfusi output (COP)
darah, jaringan
edema, serebral
perubaha
n suhu
tubuh,
nadi
lemah,
perubaha
n warna
kulit.
5 Penurun Resiko Keletihan,
24
. an tinggi defisit
kondisi, intoleran perawatan
ada si diri
masalah aktivitas
sirkulasi/
respirasi,
riwayat
intolerans
i
sebelumn
ya.
6. Diagnosa Keperawatan
Kelebihan volume cairan b.d. penurunan tekanan osmotik,
perubahan permeabilitas vaskuler.
Penurunan curah jantung b.d. hipovolemia/penurunan aliran balik
vena
Nyeri epigestrium b.d. peregangan kapsula hepar
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d. penurunan cardiac
out put (COP).
Resiko tinggi intoleransi aktivitas b.d. keletihan, deficit
perawatan diri.
7. Intervensi
Kelebihan volume cairan b.d. penurunan tekanan osmotic, perubahan
permeabilitas vaskuler
Tujuan: volume cairan kembali seimbang
Intervensi:
Pantau dan catat intake dan output setiap hari
Dengan memantau intake dan output diharapkan dapat diketahui adanya
keseimbangan cairan dan dapat diramalkan keadaan dan kerusakan
glomerulus.
Pemantauan tanda-tanda vital dan waktu pengisian kapiler (capillary
refill time-CRT)
Dapat dijadikan pedoman untuk penggantian cairan atau menilai respons
dari kardiovaskuler.
25
Pantau dan timbang berat badan
Dapat diketahui BB yang merupakan indikator tepat untuk menentukan
keseimbangan cairan.
Observasi edema
Kolaborasi dalam pemberian diuretik
Dapat meningkatkan filtrasi glomerulusndan menghambat penyerapan
sodium dan air dalam tubulus ginjal.
Daftar Pustaka