Anda di halaman 1dari 7

PEMBERIAN TINDAKAN OKSIGENASI KEPADA PASIEN STROKE

HEMORAGIK DENGAN MASALAH PENURUNAN KESADARAN

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :

NAHWA FAYZA
NIM. 211401110034

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep pelayanan gawat darurat ialah suatu framework atau rangkaian yang meliputi
proses pra rumah sakit, intra rumah sakit dan melalui suatu pengkajian, pelaksanaan,
evaluasi, dan pendokumentasian sehingga dapat dilakukan asuhan keperawatan yang
bertujuan untuk mencegah nya kematian atau kecacatan serta mampu menstabilkan
pasien. Pelayanan kegawat daruratan memerlukan penangan secara terpadu dan multi
disiplin yang mana diatur dalam SPGDT, SPBGDT-S, SPGDT-B.

Prevalensi stroke usia lebih dari 15 tahun di Indonesia berdasarkan hasil. Riset
Kesehatan Desa (Riskesdas) tahun 2018 adalah 10,9/mil yang bearti dari 1000 penduduk
ada 10,9 penduduk mengalami stroke, provinsi yang withering banyak penduduknya
mengalami stroke adalah provinsi Kalimantan Timur dengan jumlah 14,7/mil, sedangkan
provinsi Kalimantan Selatan berada diurutan ke 6 dengan jumlah penderita stroke
mencapai 13,3/mil (Kemenkes RI, 2018) dalam (Rusyanti & Asnuriyati, 2021).

Stroke disebabkan oleh pecah nya pembuluh darah diotak yang kemudian terjadi
trombosi dan emboli, gumpalan tersebut masuk ke aliran darah sebagai akiba dari
penyakit lain atau karena ada nya bagian otak yang cedera dan menyumbat arteri otak.

Berbagai macam dampak dapat terjadi pada pasien pasca stroke kurang dari satu tahun
diantaranya berupa berupa depresi, weariness, penurunan fungsi motorik dan stroke
berulang(Adila & Handayani, 2020).

Dampak yang ditimbulkan oleh stroke, ialah seperti hemiparase (kelemahan) dan
hemiplegia (kelumpuhan), gangguan menelan (disfagia), gangguan bicara (disartia)
merupakan salah satu bentuk shortage motorik. Hal ini disebabkan oleh gangguan
motorik neuron dengan karakteristik kehilangan control gerakan volunteer (gerakan
sadar), gangguan gerakan keterbatasan tous otot dan keterbatasan reflek (Susanti dkk.,
2019).

Penangan stroke harus ditangani segera apabila tidak ditangani dengan baik maka bisa
berakibat kecacatan dan bahkan kematian, dengan mayoritas klien yang masuk keruang
IGD (Instalasi Gawat Darurat) pasti mengalami penurunan kesadaran (koma) yang mana
diperlukan perawatan yang komprehensif, termasuk upaya pemulihan dan rehabilitasi
dalam jangka lama untuk menghindari terjadinya serangan ulang yang berakibat fatal.

Diagnosa keperawatan yang sering timbul pada pasien yang terkena stroke ialah
gangguan perpusi jaringan serebral, gangguan mobilitas fisik, gangguan komunikasi
verbal serta juga deisit perawatan diri adapun upaya kesehatan yang bisa dilakukan
berupa promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative.
Berdasarkan hal tergambar diatas membuat peneliti tertarik serta memilih stroke
hemoragik sebagai Asuhan Keperawatan yang dikelola yang kemudian ditunjang dengan
informasi penelitian yang cukup serta fasilitas yang memadai dan lingkungan yang
mendukung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka peneliti menemukan rumusan
masalah yaitu pemberian tindakan oksigenasi kepada pasien stroke hemoragik dengan
penurunan kesadaran.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Peneliti mampu memberikan asuhan kepada pasien stroke hemoragik dangan
penurunan kesadaran.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengkaji tentang keperawatan pada pasien stroke hemoragik dengan
penurunan kesadaran.
b. Mampu melakukan serta menentukan intervensi, implementasi serta evaluasi
pada pasien stroke hemoragik dengan penurunan kesadaran.

D. Manfaat

Diharapkan dengan laporan ini bisa membantu untuk menambah wawasan keilmuan
dan untuk menjadi bahan pertimbangan mahasiswa mengenai stroke hemoragik dengan
penurunan kesadaran.
PEMBERIAN TINDAKAN OKSIGENASI KEPADA PASIEN STROKE
HEMORAGIK DENGAN MASALAH PENURUNAN KESADARAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

NAHWA FAYZA
NPM. 211401110034

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep pelayanan gawat darurat ialah suatu framework atau rangkaian yang meliputi
proses pra rumah sakit, intra rumah sakit dan melalui suatu pengkajian, pelaksanaan,
evaluasi, dan pendokumentasian sehingga dapat dilakukan asuhan keperawatan yang
bertujuan untuk mencegah nya kematian atau kecacatan serta mampu menstabilkan
pasien. Pelayanan kegawat daruratan memerlukan penangan secara terpadu dan multi
disiplin yang mana diatur dalam SPGDT, SPBGDT-S, SPGDT-B. Prevalensi stroke usia
lebih dari 15 tahun di Indonesia berdasarkan hasil. Riset Kesehatan Desa (Riskesdas)
tahun 2018 adalah 10,9/mil yang bearti dari 1000 penduduk ada 10,9 penduduk
mengalami stroke, provinsi yang withering banyak penduduknya mengalami stroke
adalah provinsi Kalimantan Timur dengan jumlah 14,7/mil, sedangkan provinsi
Kalimantan Selatan berada diurutan ke 6 dengan jumlah penderita stroke mencapai
13,3/mil (Kemenkes RI, 2018) dalam (Rusyanti & Asnuriyati, 2021).

Stroke disebabkan oleh pecah nya pembuluh darah diotak yang kemudian terjadi
trombosi dan emboli, gumpalan tersebut masuk ke aliran darah sebagai akiba dari
penyakit lain atau karena ada nya bagian otak yang cedera dan menyumbat arteri otak.
Berbagai macam dampak dapat terjadi pada pasien pasca stroke kurang dari satu tahun
diantaranya berupa berupa depresi, weariness, penurunan fungsi motorik dan stroke
berulang(Adila & Handayani, 2020). Dampak yang ditimbulkan oleh stroke, ialah seperti
hemiparase (kelemahan) dan hemiplegia (kelumpuhan), gangguan menelan (disfagia),
gangguan bicara (disartia) merupakan salah satu bentuk shortage motorik. Hal ini
disebabkan oleh gangguan motorik neuron dengan karakteristik kehilangan control
gerakan volunteer (gerakan sadar), gangguan gerakan keterbatasan tous otot dan
keterbatasan reflek (Susanti dkk., 2019).

Penangan stroke harus ditangani segera apabila tidak ditangani dengan baik maka bisa
berakibat kecacatan dan bahkan kematian, dengan mayoritas klien yang masuk keruang
IGD (Instalasi Gawat Darurat) pasti mengalami penurunan kesadaran (koma) yang mana
diperlukan perawatan yang komprehensif, termasuk upaya pemulihan dan rehabilitasi
dalam jangka lama untuk menghindari terjadinya serangan ulang yang berakibat fatal.
Diagnosa keperawatan yang sering timbul pada pasien yang terkena stroke ialah
gangguan perpusi jaringan serebral, gangguan mobilitas fisik, gangguan komunikasi
verbal serta juga deisit perawatan diri adapun upaya kesehatan yang bisa dilakukan
berupa promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitative.

Berdasarkan hal tergambar diatas membuat peneliti tertarik serta memilih stroke
hemoragik sebagai Asuhan Keperawatan yang dikelola yang kemudian ditunjang dengan
informasi penelitian yang cukup serta fasilitas yang memadai dan lingkungan yang
mendukung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka peneliti menemukan rumusan
masalah yaitu pemberian tindakan oksigenasi kepada pasien stroke hemoragik dengan
penurunan kesadaran.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Peneliti mampu memberikan asuhan kepada pasien stroke hemoragik dangan
penurunan kesadaran.

1.3.2 Tujuan Khusus


- Mampu mengkaji tentang keperawatan pada pasien stroke hemoragik dengan
penurunan kesadaran.
- Mampu melakukan serta menentukan intervensi, implementasi serta evaluasi
pada pasien stroke hemoragik dengan penurunan kesadaran.

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Penulis


Menambah dan memperluas pengetahuan mengenai pelaksanaan asuhan keperawatan
secara baik dan benar pada pasien stroke.
1.4.2 Bagi Pasien
Dapat menjalani perawatan yang baik dan benar sesuai dengan askep pada pasien
stroke.

1.4.3 Bagi Masyarakat pada umumnya


Memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya mengenai cara parawatan
yang baik dan benar pada pasien stroke.

Anda mungkin juga menyukai