OLEH :
DILLA IKA VIRLY ERLITA
201810490311081
F. Diagnosis fisioterapi
Pain weakness, atrofi et causa cerebrovascular accident.
G. Problematika fisioterapi
- Impairment : adanya spastisitas pada jari-jari kanan,
kelemahan pada anggota gerak atas dam bawah sisi kanan, adanya
penurunan keseimbangan dan koordinasi gerak.
- Functional limitation : keterbatasan ketika memakai baju, celana dan
sepatu serta kesulitan mengangkat barang dengan tangan kanan.
- Disability : pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan
hobbinya.
(Smith 2016).
H. Penatalaksanaan fisioterapi
Dalam upaya memperbaiki fungsi motoris perlu pemahaman tentang
pemulihan sebenarnya dan pemulihan kompensasi. Pemulihan sebenarnya terjadi
lewat reorganisasi mekanisme neural (perbaikan neurologis) yang mana
berlangsung singkat antara 3 – 4 minggu setelah lesi, dan pemulihan kompensasi
berlangsung lewat mekanisme plastisitas otak. Fisioterapis harus tahu kapan
mengembangkan pemulihan sebenarnya atau kompensasi; pemulihan sebenarnya
memungkinkan gerakan fungsional yang efektif dan efisien walaupun akan
terjadi kelambatan kemajuan gerak fungsional dalam (Imran et al. 2020).
Perbaikan fungsi motoris perlu intervensi dini pada masa-masa awal
(golden period) dari onset stroke, terutama pada stadium akut sampai stadium
pemulihan. Salah satu tehnologi intervensi untuk memperbaiki fungsi motoris
adalah dengan menggunakan new bobath concept. Metode bobath pada awalnya
memiliki konsep perlakuan yang didasarkan atas inhibisi aktivitas abnormal
refleks (inhibition of abnormal reflex activity) dan pembelajaran kembali gerak
normal (the relearning of normal movement), melalui penanganan manual dan
fasilitasi (imran et al. 2020).
Penatalaksanaan fisioterapi yang bisa dilakukan pada kasus CVA
seperti :
1. Positioning
Untuk meningkatkan pola nafas dan melancarkan
peredaran darah.
Frekuensi : 3 kali / minggu
Intensitas : Conditional
Time : Toleransi Pasien
Terapi Latihan: Supine lying – lying back, prone lying – lying on
front, side lying, sitting, standing
2. Passive Exercise
Untuk memaksimalkan kekuatan otot dan ROM.
Frekuensi : 1 kali / hari
Intensitas : 5-10 x repetisi / 60 Detik
Time : Toleransi Pasien
Terapi Latihan: Supine lying – lying back, prone lying – lying on
front, side lying, sitting, standing.
Intensive Care Unit (ICU)
Saran
Penanganan yang tepat dalam setiap kasus sangat diperlukan guna
menunjang keberhasilan setiap penyembuhan dan pencapaian tujuan yang
maksimal. Pelayanan ruang yang ada di setiap rumah sakit harus digunakan
sebagaimana mestinya sesuai kebutuhan dan penunjangan pasien. Seperti halnya
ruang ICU yang ada di rumah sakit harus digunakan untuk pasien dengan
kriteria tertentu. Mengingat fasilitas yang lengkap dan secara personal maka
dibutuhkanlah biaya yang cukup mahal untuk ruangan ini. Maka dari itu
penempatan pasien dengan fasilitas yang benar-benar dibutuhkan harus sesuai
dengan kriteria dan SOP yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Imran et al. 2020. “Efektifitas New Bobath Concept Terhadap Peningkatan Fungsional
Pasien Stroke Iskemik Dengan Outcome Stroke Diukur Menggunakan Fungsional
Independent Measurement ( Fim ) Dan Glasgow Outcome Scale ( GOS ) Di
RSUDZA 2018.” Journal of Medical Science 1(1): 14–20.
“Kepmenkes-No-1778-Tahun-2010-Tentang-Pedoman-Pelayanan-Icu-Di-Rumah-
Sakit_unlocked.Pdf.”
Mutiarasari, Diah. 2019. “Ischemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention.”
Medika Tadulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran 1(2): 36–44.
RI, Kementrian Kesehatan. 2012. “Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit Ruang
Perawatan Intensif.” : 2–36. https://scholar.google.com/scholar?
safe=strict&client=ms-android-xiaomi-rev1&sxsrf=ACYBGNTCYexo3p6oWRA-
CdM5H92uEqMFzg:1569253761721&um=1&ie=UTF-
8&lr&q=related:295iiH4ci7pN8M:scholar.google.com/#d=gs_qabs&u=%23p
%3DSTicjWeQyFoJ.