(152110101218)
(152110101242)
(152110101248)
(152110101273)
(162110101251)
Pengertian Stroke
Menurut WHO,
Klasifikasi Stroke
Stroke Iskemik
Stroke Hemoragik
Stroke trombosis
Hemoragik
Intraserebral
Stroke Emboli
Hemoragik
subaraknoid
Stroke Iskemik
Tersumbatnya
pembuluh
darah
yang
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian
atau keseluruhan terhenti. Pada stroke
iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena
sterosklerosis(penumpukan kolesterol pada
dinding pembuluh darah) atau bahkan darah
yang telah menyumbat suatu pembuluh darah
ke otak.
Stroke Hemoragik
Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah
Etiologi Stroke
1. Infark otak (80%)
Emboli
a. Emboli kardiogenik
Aterotrombotik (penyakit
Arteri vertebralis
b. Penyakit intracranial
Arteri basilaris
Faktor Resiko
faktor resiko yang tidak dapat
dimodifikasi
Faktor Resiko
faktor resiko yang tidak dapat
dimodifikasi
Umur
Jenis kelamin
Tekanan darah
Kadar gula darah
Faktor Resiko
Faktor resiko perilaku
(primordial)
Merokok
Kebiasaan mengkonsumsi
Pendidikan
Pekerjaan
alcohol
Aktivitas fisik
Stress
Status pernikahan
Patogenesis
1. Stadium prapatogenesis, yaitu stadium sebelum terjadi gejala
stroke. Stadium ini umumnya penderita sudah mempunyai faktor
risiko atau memiliki gaya hidup yang mengakibatkan penderita
menderita penyakit degeneratif.
2. Stadium patogenesis, yaitu stadium ini dimulai saat terbentuk lesi
patologik sampai saat lesi tersebut menetap. Gangguan fungsi
otak disini adalah akibat adanya lesi pada otak. Lesi ini
umumnya mengalami pemulihan sampai akhirnya terdapat lesi
yang menetap. Secara klinis defisit neurologik yang terjadi juga
mengalami pemulihan sampai taraf tertentu.
3. Stadium pascapatogenesis, yaitu stadium ini secara klinis
ditandai dengan defisit neurologik yang cenderung menetap.
Usaha yang dapat dilakukan adalah mengusahakan adaptasi
dengan lingkungan atau sedapat mungkin lingkungan
beradaptasi dengan keadaan penderita.
Fase Patogenesis
1. Fase hiperakut atau fase emergensi. Fase ini berlangsung
selama 0 3 / 12 jam pasca onset. Penatalaksanaan fase ini
lebih ditujukkan untuk menegakkan diagnosis dan usaha
untuk membatasi lesi patologik yang terbentuk.
2. Fase akut. Fase ini berlangsung sesudah 12 jam 14 hari
pasca onset. Penatalaksanaan pada fase ini ditujukkan untuk
prevensi terjadinya komplikasi, usaha yang sangat fokus
pada restorasi/rehabilitasi dini dan usaha preventif sekunder.
3. Fase subakut. Fase ini berlangsung sesudah 14 hari kurang
dari 180 hari pasca onset dan kebanyakan penderita sudah
tidak dirawat di rumah sakit serta penatalaksanaan lebih
ditujukkan untuk usaha preventif sekunder serta usaha yang
fokus pada neuro restorasi / rehabilitasi dan usaha
menghindari komplikasi.
Epidemiologi
Gejala Klinis
Pada stroke non hemoragik (iskemik), gejala
Menurut
Diagnosis
Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan
PENCEGAHAN
Pencegahan Primordial
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan tersier
Pencegahan Primordial
Tujuan pencegahan primordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko stroke
bagi individu yang belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan primordial dapat
terdiri dari kebijakan dan penyediaan sarana prasarana dari pemerintah
Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke bagi
individu yang mempunyai faktor risiko. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah
helath education melalui pos pembinaan terpadu pada masyarakat yaitu
menjelaskan perilaku hidup sehat
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan bagi mereka yang pernah menderita stroke. Pada
tahap ini ditekankan pada pengobatan terhadap penderita stroke agar stroke tidak
berlanjut menjadi kronis. Pencegahan sekunder dapat dilakukan melalui modifikasi
gaya hidup dan faktor risiko stroke
Pencegahan tersier
Tujuan pencegahan tersier adalah untuk mereka yang telah menderita stroke agar
kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi ketergantungan
pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Pencegahan
tersier dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik, mental dan sosial .
Pengobatan
Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat pilihan pertama dengan
dosis berkisar antara 80-320 mg/hari
Pasien yang tidak tahan asetosal dapat diberikan tiklopidin 250-500 mg/hari,
dosis rendah asetosal 80 mg+cilostazol 50-100 mg/hari atau asetosal 80
mg+dipiridamol 75-150 mg/hari.
TERIMA KASIH