Anda di halaman 1dari 1

Posko Induk Bencana Kelud Ditutup, Penerimaan

Bantuan Dihentikan
Sabtu, 15 Maret 2014 | 08:58 WIB

KOMPAS IMAGES / VITALIS YOGI TRISNA Rumah warga yang tertimbun lahar hujan di
sekitar aliran Sungai Konto, Desa Darmawulan, Kediri, Jawa Timur, 19 Februari 2014. Lahar
hujan erupsi Gunung Kelud yang membawa material vulkanik ini merusak ratusan hektare
sawah dan merusak bangunan yang berdiri di sisi sungai.
Baca juga

 Diserang soal Spanduk "Bismillah", Pieter Serang Balik


 Tuding Pemerintah Korupsi, Jurkam Gerindra Dipaksa Turun Panggung
 Sepasang Pelajar Madrasah Digerebek Berduaan di Toilet
 Ibunda Darmanto: Ini Tidak Adil, Anak Saya Dicacah seperti Batang Pisang
 Bayi Diculik di RS Hasan Sadikin, Ini Respons Ridwan Kamil

0
SURABAYA, KOMPAS.com - Posko induk bencana letusan Gunung Kelud di komplek Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur, otomatis
ditutup seiring berakhirnya status tanggap darurat bencana itu, Jumat (14/3/2014).

Penutupan posko otomatis pula menghentikan penerimaan bantuan dari masyarakat untuk bencana tersebut. "Berbagai bentuk bantuan yang sudah
masuk tetap akan didata dan didistribusikan ke lokasi bencana," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, Jumat.

Meski demikian, Soekarwo mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur akan tetap memantau data terkait penanganan
bencana letusan Gunung Kelud. Pencabutan status tanggap darurat, kata dia, dilakukan menyusul selesainya perbaikan rumah para korban letusan,
khususnya di Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar.

Data terakhir, 14.000 rumah masuk dalam daftar perbaikan itu, dalam kategori rusak ringan, sedang, dan berat. Perbaikan menggunakan dana dari
APBD Provinsi Jawa Timur sebanyak Rp 100 miliar. Proses perbaikan melibatkan 6.00 personel polisi dan tentara, dibantu warga setempat.

Anda mungkin juga menyukai