Sectio Caesaria
A. Defenisi
Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui dinding depan perut atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam rahim ( Mochtar,
1998 ). Sedangkan Wiknjosastro (2010), mengatakan bahwa Sectio caesaria (SC) adalah membuka perut
dengan sayatan pada dinding perut dan uterus yang dilakukan secara vertical atau mediana, dari kulit sampai
fasia (Wiknjosastro, 2010).
Pendapat lain mengatakan bahwa SC adalah pembedahan untuk mengeluarkan anak dari rongga rahim
dengan mengiris dinding perut dan dinding rahim (Angraini, 2008). SC adalah suatu pembedahan guna
melahirkan janin lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus persalinan buatan, sehingga janin dilahirkan
melalui perut dan dinding perut serta dinding rahim agar anak lahir dengan keadaan utuh dan sehat
(Harnawatiaj, 2008).
Prawirohardjo (2005), berpendapat bahwa SC adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding perut dan dinding uterus. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Sectio
Caesarea merupakan suatu pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus
B. Anatomi Fisiologi
1. Menurut Syaifuddin ( 2009 : 312 ) , anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita :
a. Genitalia eksterna
Genitalia eksterna sering dinamakan vulva, yang artinya pembungkus atau penutup vulva terdiri
dari :
1) Mons pubis
Merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simpisis pubis
2) Labia mayora
Terdiri dari 2 buah lipatan kulit dengan jaringan lemak di bawah nya yang berlanjut ke
bawah sebagai perluasan dari mons pubis dan menyatu menjadi perinium
3) Labia minora
Merupakan 2 buah lipatan tipis kulit yang terletak di sebelah dalam labia mayora, labia
minora tidak memiliki lemak subkutan.
4) Klitoris
Merupakan tonjolan kecil jaringan erektif yang terletak pada titik temu labia minora di
sebelah anterior , sebagai salah satu zona erotik yang utama pada wanita.
5) Vestibulum
Adalah rongga yang di kelilingi oleh labia minora.
6) Perinium
Struktur ini membentang dari fourchette ( titik temu labia minora di sebelah posterioranus.
b. Genitalia interna
1) Vagina
Merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang ke atas dan ke belakang dari
vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina memiliki panjang 7,5 cm dan dinding posteriornya 9
cm.
Fungsi vagina :
a) Lintasan bagi spermatozoa
b) Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya saat persalinan
c) Saluran keluar darah haid
2) Uterus
Berbentuk seperti buah advokat, sebesar telur ayam. Terdiri dari fundus uteri, korpus
uteri dan serviks uteri. Korpus uteri merupakan bagian uterus terbesar dan sebagai tempat
janin berkembang.
Uterus terdiri dari :
a) Fundus uteri
b) Korpus uteri
Fungsi uterus adalah :
a) Menyediakan tempat yang sesuai bagi ovum yang suadah di buahi untuk
menanamkan diri.
b) Jika korpus luteum tidak berdegenerasi, yaitu jika korpus luteum dipertahankan oleh
kehamilan, maka estrogen akan terus di produksi sehingga kadar nya tetap berada
di atas nilai ambang perdarahan haid dan amenorea merupakan salah satu tanda
pertama untuk kehamilan.
c) Memberikan perlindungan dan nutrisi pada embrio atau janin sampai matur.
d) Mendorong keluar janin dan plasenta pada persalinan.
e) Mengendalikan perdarahan dari tempat perlekatan plasenta melalui kontraksi otot-otot.
3) Tuba fallopi
Disebut juga dengan oviduct, saluran ini terdapat pada setiap sisi uterus dan
membentang dari kornu uteri ke arah dinding lateral pelvis.
4) Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin. Ada 2 buah ovarim yang masing-masing terdapat pada tiap sisi
dan berada di dalam kavum abdomen di belakang ligamentum latum dekat ujung fibria
tuba falopi.Fungsi ovarium adalah untuk produksi hormon dan ovulasi.
C. Etiologi
Manuaba (2012), indikasi ibu dilakukan sectio caesarea adalah ruptur uteri iminen, perdarahan
antepartum, ketuban pecah dini. Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi
4.000 gram. Dari beberapa faktor sectio caesarea diatas dapat diuraikan beberapa penyebab sectio caesarea
sebagai berikut:
a. CPD ( Chepalo Pelvik Disproportion )
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran
lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara alami. Tulang-tulang
panggul merupakan susunan beberapa tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan
yang harus dilalui oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan kelainan
atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses persalinan alami sehingga harus
dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi
asimetris dan ukuran-ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Pre-a. eklamsi dan eklamsi merupakan kesatuan penyakit yang langsung disebabkan oleh kehamilan,
sebab terjadinya masih belum jelas. Setelah perdarahan dan infeksi, pre-eklamsi dan eklamsi merupakan
penyebab kematian maternal dan perinatal paling penting dalam ilmu kebidanan. Karena itu diagnosa dini
amatlah penting, yaitu mampu mengenali dan mengobati agar tidak berlanjut menjadi eklamsi.
c. KPD (Ketuban Pecah Dini)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan ditunggu satu jam
belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini adalah hamil aterm di atas 37 minggu.
d. Bayi Kembar
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran kembar memiliki resiko
terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat
mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak memungkinkan adanya pembukaan,
adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Kelainan Letak Janin
1) Kelainan pada letak kepala
a) Letak kepala tengadah
Bagian terbawah adalah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling
rendah. Etiologinya kelainan panggul, kepala bentuknya bundar, anaknya kecil atau mati,
kerusakan dasar panggul.
b) Presentasi muka
Letak kepala tengadah (defleksi), sehingga bagian kepala yang terletak paling rendah ialah
muka. Hal ini jarang terjadi, kira-kira 0,27-0,5 %.
c) Presentasi dahi
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi terendah dan tetap paling
depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan sendirinya akan berubah menjadi letak muka
atau letak belakang kepala.
2) Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala difundus uteri
dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang, yakni
presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna
(Saifuddin, 2012).
D. Patofisiologi / WOC
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak dapat lahir
secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo
pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia serviks, dan
malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio
Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami
imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara
mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan
menimbulkan masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan
tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh
darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan
prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah
insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan
masalah risiko infeksi.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
Alamat : Jl. Sasuit Tubun No. 9. Kel. Istiqlal Kec. Wenang – Manado
E-mail : stikesmuhammadiyahmdo@yahoo.com
No. Tahun Tipe Persalinan Penolong Jenis kelamin BB lahir Keadaan bayi waktu lahir Masalah kehamilan
1 0Thn Sectio Dokter Laki-laki Sehat Tidak ada
Caesaria dan
Perawat
1. Berapa kali periksa kehamilan : 2x (1X di puskesmas kombos & 1x dokter prktek)
2. Masalah kehamilan : Tidak ada gangguan selam kehamilan
Riwayat Persalinan
Tanda Vital
Pernapasan : 20 x/menit
Kepala Leher
Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik, pasien tidak memiliki gangguan penglihatan
Hidung : Spektum tegak lurus, tampak bersih, tidak terdapat adanya lesi
Mulut : Rongga mulut tampak bersih, bibir tampak lembab dan berwarna merah muda
Leher : Tidak ada pembebekan kelenjar tiroid dan tidak ada gangguan saat menelan
Dada
Abdomen
Involusi Uterus
Kandung kemih : Kosong, saat ini pasien terpasang kateter, urin bag sudah tertampung sebanyak
200cc
Masalah Khusus : Terdapat nyeri di daerah abdomen bagian bawah karena adnya luka bekas operasi,
wajah tampak meringis, keadaan luka tampak adanya darah pada kassa saat
Vagina : Tampak ada pegeluaran cairan (darah) integritas kulit : Baik edema : Tidak ada memar
: Tidak ada hematom : Tidak ada
R : Kemerahan : Tidak
E : Edema : Ttidak
E : Ekimosis : Tidak
A : Approximate : Baik
Kebersihan : Bersih
Lokia
Jumlah : Jenis/warna : Rubra (warna merah bersih) Konsistensi : Cair Bau : Khas
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Edema : Tidak
Varises : Tidak
Ekstremitas Bawah
Edema : Tidak
Varises : Tidak
Eliminasi
Urin : kebiasaan BAK : Sebelum sakit : 4-5x perhari, warna kuning jernih, bau amoniak
: Saat sakit : Pasien saat ini menggunakan kateter, urin bag terisi 200cc
Fekal : kebiasaan BAB : Sebelum sakit : 2x perhari, konsistensi lembek, bau khas feses
: Saat sakit : Pasien belum BAB sejak masuk RS sampai sudah di rawat inap
Masalah Khusus : Pasien saat ini ingin BAB tetapi takut untuk pergi ke WC d karenakan adanya luka
operasi
Pola tidur saat ini : Sedikit terganggu karena jam tidur pasien tidak cukum jam
Keluhan ketidaknyamanan : Tidak, lokasi : Tidak ada sifat : Tidak ada intensitas : Tidak ada
Tingkat mobilisasi : Terganggu, pasien tampak lemah dan tampak terbaring di atas tempat tidur
Latihan/senam : Saat ini pasien hanya dapat melakukan latihan MIKA MIKI di atas tempat tidur
Asupan cairan : Saat ini pasien terpasang IVFD RL 20 gtt/menit pada tanagn sebelah kiri, cukup
Keadaan Mental
Adaptasi psikologis :
Penerimaan terhadap bayi : Pasien sangat senang denga kedatangan anak pertamanya
Kemampuan menyusui : Pasiem belum mampu menyusui anaknya karena adanya luka operasi
Hasil pemeriksaan penunjang : Hasil LAB pada hari rabu, 11-maret-2020, Jam : 05.48 (Pagi)
Masalah :
1. Nyeri akut
2. Resiko infeksi
3. Keletihan
4. Ketidakefektifan pemberian ASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH MANADO
E-mail : stikesmuhammadiyahmdo@yahoo.com
Bayi laki-laki lahir pada tgl 10-maret-2020 jam : 22.06, secara SC atas indikasi letak sunsang , BBL : 2.700, PB : 46cm, AS : 6-
8, DJJ : 145x1m, dari ibu G1P0 A0 hamil 38-39 minggu.
Perawatan bayi yang dilakukan : Bayi di rawat oleh ibu dari pasien, serta di lakukan pemantauan oleh dokter. Bayi telah di
berikan Vitamin K dan salpe mata chloramphenicol-1%
Data Etiologi Masalah
1. Nyeri akut b/d adanya Adanya luka pembedahan pasca Nyeri akut
proses pembedahan, operasi
ditandai dengan :
Data Subjektif:
- Pasien mengatakan
nyeri pada luka operasi
Data objektif
- Wajah tampak meringis
- P : Luka operasi
Q : Seperti di sayat
R : Abdomen
bagian bawah
S : 6 (menganggu
Aktivitas)
T : 2 menit
- TTV
TD : 120/80mmHg
N : 88x/menit
R : 23x/menit
SB : 36,80C
- Tampak adanya luka
post-op dengan panjang
8cm.
2. Resiko infeksi b/d adanya Adanya pembedahan infasif Resiko infeksi
prosedur ibfasif di tandai
dengan:
Data subjektif :
- Tidak ada
Data objektif :
- Tampak adanya luka
dengan panjang 8cm.
- Tampak adanya bekas
darah yang terdapat
pada kassa yang
tertutup pada luka.
- Luka tampak tertutup
dan terawatt
- Pasien tampak
terpasang IVFD RL
20gtt/menit pada tangan
sebelah kiri
- Leukosit 8,2
3. Keletihan b/d kondisi Adanya ketidaknyamanan yang Keletihan
fisiologis di tandai dengan di alami seperti adanya proses
Data subjektif : operasi
- Pasien mengatakan
merasa kurang mampu
dalam melakukan
aktivitas
Data objektif :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak terbaring
lemah di atas tempat
tidur
- Aktivitas pasien di bantu
sebagian (berada dalam
skroring 2 di mana
aktivitas pasien di bantu
sebagian) mulai dari :
- Makan dan minum
di bantu sebagian
(2)
- MIKA MIKI di bantu
sebgaian (2)
- Memakai baju di
bantu sebagian (2)
- Kekuatan otot pasien
yaitu 5 5
3 3
- Keterangan :
- Di mana kekuatan
otot tangan normal
tetapi kekuatan otot
kaki sedikit
terganggu (Mampu
melawan gaya
gravitasi tetapi tidak
mampu menahan
tahanan yamg di
berikan)
4. Ketidakefektifan pengeluaran Kurangnya pengetahuan pasien Ketidakefketifan pengeluaran ASI
ASI berhubungan dengan dalam memproduksi ASI
suplai ASI yang tidak
adekuat, ditandai dengan :
Data subjektif :
- Pasien mengatakan
pengeluaran ASI sedikit
Data objektif :
- Putting susu tampak
menonjol dan besar
sesar
- Pengeluaran ASI sedikit
- Tampak bayi masih
belum mampu
menghisap ASI dengan
efektif.
- Tampak adanya
pengeluaran kolostrum.
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi
(SDKI) (SLKI) (Skoring SLKI) (SIKI)
1 Nyeri akut b/d adanya Setelah dilakukan Scoring yang Observasi Rabu, 10-03-20 Jam : 11.00 Rabu, 10-03-20 Jam : 14.00
proses pembedahan, tindakan diharapkan setelah 1. Observasi KU dan 1. Mengobservasi KU dan Subjektif
ditandai dengan : keperawatan selama dilakukan tindakan kerakteristik nyeri kerakteristik nyeri, hasil : - Pasien mengatakan masi
Data Subjektif: 3x24 jam keperawatan, - KU pasien : Cukup baik merasa nyeri didaerah luka
- Pasien mengatakan diharapkan dapat diharapkan dapat - Kerakteristik nyeri
nyeri pada luka operasi
memenuhi criteria memenuhi criteria P : Luka operasi Objektif :
hasil : hasil : Q : Seperti di sayat - Wajah tampak meringis
Data objektif 1. Keluhan nyeri 1. Menurun (5) R : Abdomen - P : Luka operasi
- Wajah tampak 2. Meringis 2. Mebaik (5) bagian bawah Q : Seperti di sayat
meringis 3. Gelisah 3. Membaik (5) S : 6 (menganggu R : Abdomen
- P : Luka operasi 4. Frekuensi nadi 4. Menurun (5) Aktivitas) bagian bawah
Q : Seperti di sayat T : 2 menit S : 4 (menganggu
R : Abdomen - TTV Aktivitas)
bagian bawah TD : 120/80mmHg T : 2 menit
S : 6 (menganggu N : 88x/menit - TTV
Aktivitas) R : 23x/menit TD : 120/90mmHg
T : 2 menit SB : 36,80C N : 86x/menit
- TTV R : 22x/menit
TD : 120/80mmHg Terapeutik Jam : 11.10 SB : 36,80C
N : 88x/menit 2. Ajarkan untuk melakukan 2. Mengajarkan untuk - Tampak adanya luka post-op
R : 23x/menit tekhnik nafas dalam melakukan tekhnik nafas dengan panjang 8cm.
SB : 36,80C dalam, hasil
- Tampak adanya luka - Meminta pasien untuk Assesment :
post-op dengan menarik nafas dalam - Masalah belum teratasi
panjang 8cm. melalui hidung kemudian
tahan selam 5 detik Planning :
setelah itu hembuskan - Lanjutkan intervensi
melalui mulut secara
perlahan-lahan
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi
Keperawatan (SLKI) (Skoring SLKI) (SIKI)
(SDKI)
Edukasi Jam : 11. 20 Rabu, 10-03-20 Jam : 14.00
3. Ajarkan pasien untuk 3. Mengajarkan pasien untuk Subjektif
dapat mengubah posisi mengubah posisi, hasil : - Pasien mengatakan masi
- Membantu pasien merasa nyeri didaerah luka
untuk mengubah
posisi, yakni dalam Objektif :
melakukan MIKA - Wajah tampak meringis
MIKI untuk - P : Luka operasi
mengurangi nyeri Q : Seperti di sayat
yang dirasakan R : Abdomen
bagian bawah
Kolaborasi Jam : 11.25 S : 4 (menganggu
4. Kolaborasi dalam 4. Berkolaborasi dalam Aktivitas)
pemberian teraphy pemberian teraphy, hasil : T : 2 menit
- Cefadroxil 500mg, per 8 - TTV
jam (oral) TD : 120/90mmHg
- Asam mefenamat N : 86x/menit
500mg, per 8 jam (oral) R : 22x/menit
- Metrodinazole 500mg, SB : 36,80C
per 8njam (oral) - Tampak adanya luka post-op
dengan panjang 8cm.
Assesment :
Masalah belum teratasi
Planning :
- Lanjutkan intervensi
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi
(SDKI) (SLKI) (Skoring SLKI) (SIKI)
2 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan Scoring yang Observasi Rabu, 10-03-20 Jam : 11.30 Rabu, 10-03-20 Jam : 1410
adanya prosedurtindakan diharapkan setelah 1. Observasi tanda-tanda 1. Mengobservasi tanda-tanda Subjektif :
ibfasif ditandai dengan:keperawatan selama dilakukan tindakan infeksi infeksi, hasil : - Tidak ada
Data subjektif : 3x24 jam di keperawatan, di - Tidak tampak adanya
- Tidak ada harapkan dapat harapkan dapat kemerahan, PUS dan Objektif :
memenuhi criteria memenuhi criteria oedem. - Tampak adanya luka dengan
Data objektif : hasil : hasil : - Tampak adanya jahitan panjang 8cm.
- Tampak adanya luka 1. Tanda-tanda 1. Tidak ada (5) pada luka post-op - Tampak adanya bekas darah
dengan panjang infeksi - Luka tampak tertutup rapi yang terdapat pada kassa
8cm. 2. Keadaan luka 2. Membaik (5) dengan kassa serta luka yang tertutup pada luka.
- Tampak adanya 3. Nyeri 3. Menurun (5) terawatt - Luka tampak tertutup dan
bekas darah yang terawatt
terdapat pada kassa Terapeutik Jam : 11.35 - Leukosit 8,2
yang tertutup pada 2. Lakukan perawatan luka 2. Melakukan perawatan luka
luka. post-op, hasil : Assessment :
- Luka tampak - Dilakukan perawatan luka - Masalah belum teratasi
tertutup dan terawatt post-op dengan tekhnik
- Leukosit 8,2 steril, perawatan luka Planning :
dilakukan oleh perawat - Lanjutkan intervensi
ruangan
Assessment :
- Masalah belum teratasi
Planning :
- Lanjutkan intervensi
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi
(SDKI) (SLKI) (Skoring SLKI) (SIKI)
3 Keletihan b/d kondisi Setelah dilakukan Scoring yang Observasi Rabu, 10-03-20 Jam : 11.55 Keletihan b/d kondisi fisiologis di
fisiologis di tandai dengan tindakan diharapkan setelah 1. Observasi kekuatan otot 1. Mengobservasi kekuatan tandai dengan
Data subjektif : keperawatan dilakukan tindakan pasien otot pasien, hasil : Data subjektif :
- Pasien mengatakan selama 3x24 jam di keperawatan, di - Kekuatan otot pasien - Pasien mengatakan merasa
merasa kurang mampu harapkan dapat harapkan dapat yaitu 5 5 kurang mampu dalam
dalam melakukan memenuhi criteria memenuhi criteria 3 3 melakukan aktivitas
aktivitas hasil : hasil : Keterangan :
1. Keluhan lelah 1. Menurun (5) Di mana kekuatan otot Data objektif :
Data objektif : 2. Kekuatan otot 2. Membaik (5) tangan normal tetapi - Pasien tampak lemah
- Pasien tampak lemah 3. Frekuensi nadi 3. Membaik (5) kekuatan otot kaki sedikit - Pasien tampak terbaring
- Pasien tampak terbaring 4. Kekuatan 4. Membaik (5) terganggu (Mampu lemah di atas tempat tidur
lemah di atas tempat ekstermitas melawan gaya gravitasi - Aktivitas pasien di bantu
tidur bawah tetapi tidak mampu sebagian (berada dalam
- Aktivitas pasien di bantu menahan tahanan yamg skroring 2 di mana aktivitas
sebagian (berada dalam di berikan) pasien di bantu sebagian)
skroring 2 di mana mulai dari :
aktivitas pasien di bantu Terapeutik Jam : 12.00 - Makan dan minum di bantu
sebagian) mulai dari : 2. Lakukan latihan rentang 2. Melakukan latihan rentang sebagian (2)
- Makan dan minum di gerak gerak, hasil : - MIKA MIKI di bantu sebgaian
bantu sebagian (2) - Melakukan pijat kecil (2)
- MIKA MIKI di bantu pada kaki pasien - Memakai baju di bantu
sebgaian (2) sambil meminta pasien sebagian (2)
- Memakai baju di bantu untuk menggerakan - Kekuatan otot pasien yaitu
sebagian (2) kaki dan ujung-ujung 5 5
- Kekuatan otot pasien jari kaki secara 3 3
yaitu 5 5 bersamaan, hasil Keterangan :
3 3 pasien mampu untuk Di mana kekuatan otot tangan
Keterangan : melakukannya normal tetapi kekuatan otot
Di mana kekuatan otot kaki sedikit terganggu (Mampu
tangan normal tetapi Jam : 12.10 melawan gaya gravitasi tetapi
kekuatan otot kaki 3. Lakukan mobilisasi dini 3. Melakukan mobilisasi dini, tidak mampu menahan
sedikit terganggu hasil : tahanan yamg di berikan)
(Mampu melawan gaya - Pasien masih belum
gravitasi tetapi tidak mampu dalam
mampu menahan melakukan mobilisasi
tahanan yamg di dini seperti duduk di
berikan) sisi tempat tidur di
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi
(SDKI) (SLKI) (Skoring SLKI) (SIKI)
4 Ketidakefektifan Setelah dilakukan Skring yang di Observasi Rabu, 10-03-20 Jam : 12.30 Rabu, 10-03-20 Jam : 14.00
pengeluaran ASItindakan harapkan setelah 1. Kaji keadaan payudara 1. Mengkaji keadaan Subjektif
berhubungan dengankeperawatan selama dilakukan tindakan dan pengeluaran ASI payudara dan - Pasien mengatakan
suplai ASI yang tidak kurang lebih 1x24 keperawatan, pengeluaran ASI, hasil : pengeluaran ASI sedikit
adekuat, ditandai denganjam, diharapkan dengan criteria - Keadaan payudara
: dapat memenuhi hasil : baik, tidak terdapat Objektif
Data subjektif : criteria hasil : adanya lesi serta - Putting susu tampak
- Pasien mengatakan 1. Pengetahuan 1. Meninggkat tampak bersih. menonjol dan besar sesar
pengeluaran ASI dalam - Saat dilakukan - Pengeluaran ASI sedikit
sedikit pemberian ASI penyapihan oleh - Tampak bayi masih belum
2. Penyapihan 2. Membaik pasien pengeluaran mampu menghisap ASI
Data objektif : pemberian ASI ASI sedikit serta dengan efektif.
- Putting susu tampak 3. Pemenuhan gizi 3. Membaik tampak adany - Tampak adanya
menonjol dan besar pengeluaran pengeluaran kolostrum.
sesar kolostrum. - Pengetahuan dalam
- Pengeluaran ASI pemberian ASI cukup
sedikit Terapeutik Jam : 12.35 membaik.
- Tampak bayi masih 2. Lakukan terapi pijat 2. Melakukan terapi pijat - Penyapihan pemberian ASI
belum mampu oksitosin oksitosin, hasil : cukup membaik
menghisap ASI - Dilakukan pemijatan - Pemenuhan gizi membaik
dengan efektif. oksitosin dengan cara
- Tampak adanya memijat daearh Assesment
pengeluaran payudara pasien - Masalah belum teratasi
kolostrum. dengan
menggunakan waslap Planning
yang sudah di basahi - Lanjutkan intervensi
dengan air hangat
dimulai dari bagian
atas sampai pada
bagin bawah
payudara dengan
cara di pijat pelan
dari atas smpai ke
bawah, pemijatan
dilakukan selama 5
menit.
Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Keperawatan Implementasi Evaluasi
(SDKI) (SLKI) (Skoring SLKI) (SIKI)
Hasil :
Pasien dan keluaga
memahami tentang
informasi yang
diberikan oleh perawat.