Anda di halaman 1dari 24

NOOR MALA SARI,S.

KEP

LAPORAN PENDAHULUAN

NEOPLASMA OVARIUM KISTIK

A. KONSEP MEDIS

1. Defenisi

Neoplasma ovarium kistik adalah semua tumor ovarium yang padat,

tetapi tidak semua neoplasma itu ganas meskipun semuanya mempunyai

potensi maligna.( Hanifa W, 2005, Ilmu kandungan, edisi 2, hal 362 ).

Neoplasma ovarium kistik menyebar secara limfogen ke kelenjar para

aorta, mediastinal dan supraklavikular untuk seterusnya menyebar ke alat-

alat yang jauh terutama paru-paru, hati, otak dan obstruksi usus dan ureter

merupakan masalah yang sering menyertai penderita. (Suzanna C. Smetzer,

2001, hal. 1569)

2. Anatomi dan Fisiologi

Sumber : Sistem Reproduksi Wanita (internet)

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 1


NOOR MALA SARI,S.KEP

a. Anatomi

Secara umum alat reproduksi wanita dibagi atas dua bagian yaitu alat

kelamin luar dan alat kelamin dalam.

1) Alat kelamin luar (eksterna) terdiri atas:

(1) Mons pubis: merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak

diatas Simpisis pubis yang ditutupi oleh kulit dan rambut.

(2) Labia mayora: terdiri atas dua buah lipatan kulit dengan jaringan

lemak dibawahnya yang berlanjut kebawah sebagai perluasan dari

mons pubis dan menyatu menjadi Perineum. Labia mayora

memiliki rambut dan kelenjar pada permukaan lateralnya namun

permukaan dalamnya licin. Labia mayora berfungsi sebagai

pelindung karena kedua bibir ini menutupi lubang masuk vagina.

(3) Labia minora: merupakan dua buah lipatan tipis kulit yang

terletak disebelah dalam Labia mayora. Kedua bibir kecil bertemu

di sebelah depan dan pada titik temu terdapat klitoris. Disebelah

posterior, labia minora tidak memiliki lemak subkutan.

Permukaan internalnya biasanya saling tidak bersentuhan dan

dengan demikian menambahkan pengamanan pada lubang masuk

vagina.

(4) Klitoris: merupakan tonjolan kecil jaringan erektil yang terletak

pada titik temu Labia minora disebelah anterior dan jaringan

klitoris sangat kaya dengan pembuluh darah dan saraf.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 2


NOOR MALA SARI,S.KEP

(5) Vestibulum: nama yang diberikan pada rongga yang dikelilingi

oleh Labia minora. Orifisium uretrea bermuara ke dalam

vestibulum tepat di bawah klitoris. Muara tersebut ditutupi oleh

lipatan selaput tipis yang disebut Hymen dengan fungsi untuk

melindungi lubang masuk vagina selama periode prepubertas.

(6) Perineum: terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot

dasar panggul di bagian sentral yang ditutupi oleh kulit perenium.

Struktur ini membentang dari fourchette (titik temu labia minora

disebelah posterior hingga awal). (Sumber : (Suzanna C.

Smetzer, 2001, Keperawatan Medical Bedah, Brunner dan

Suddarth, hal. 1498)

2) Alat kelamin dalam (internal) terdiri atas:

(1) Vagina: merupakan saluran fibromuskuler elastis yang

membentang keatas dan kebelakang dari vulva hingga uterus.

Terletak antara kandung kencing dengan rektum. Dinding depan

vagina memiliki panjang kurang lebih 7,5 cm dan dinding

belakang panjangnya 9 cm. Dinding vagina tersusun dalam

lipatan yang disebut rugae dan memungkinkan vagina untuk

mengembang sampai luas sekali jika dibutuhkan sehingga dapat

dilalui kepala bayi ketika melahirkan.

Dinding anterior dan posterior vagina normalnya bersentuhan

satu sama lain bagian atas vagina forniks mengelilingi serviks

(leher sempit dari uterus).

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 3


NOOR MALA SARI,S.KEP

(2) Uterus: Organ muskuler berbentuk buah pir dengan panjang 7,5

cm dan lebar 5 cm pada bagian atasnya. Ukuran dari organ ini

beragam tergantung pada partus (jumlah kelahiran hidup) dan

abnormalitas uterus, seperti fibroid; suatu jenis tumor yang dapat

merusak uterus.

Uterus mempunyai dua buah bagian serviks yang menonjol ke

dalam vagina secara posterior dan anterior (sebagian) oleh

peritonum. Uterus terletak disebelah posterior kandung kemih

dan dipertahankan posisinya dalam rongga pelvis oleh beberapa

ligamen. Ligamen uterus terdiri atas: ligamen latum, ligamentum

teres, ligamentum sakrouterina dan ligamentum puboservikalis.

(3) Tuba fallopi: dikenal juga dengan istilah oviduct (saluran telur)

dan kadang-kadang disebut tuba uterina. Saluran ini terdapat pada

setiap sisi uterus dan membentang dari kornu uteri kearah dinding

lateral pelvis. Tuba fallopi dibungkus oleh peritonium yang

membentuk ligamentum latum panjangnya sekitar 10 cm.

Pada tuba dibedakan 4 bagian yaitu: a) pars intertisialis yaitu

bagian tuba yang berjalan ke dalam dinding uterus mulai pada

ostium internum tubae, b) Pars isthmica yaitu bagian tuba yang

lurus dan sempit, c) pars ampullaris yaitu bagian tuba yang paling

luar, d) Infundibulum yaitu ujung tuba dengan umbai (timbriaes

lubangnya disebut Ostium abdominal tubae).

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 4


NOOR MALA SARI,S.KEP

(4) Ovarium: terletak antara rahim dan dinding panggul. Ovarium

atau indung telur merupakan struktur berwarna putih kelabu

dengan permukaan yang tidak teratur. Ovarium berukuran sekitar

3 cm x 1,5 cm. Terdiri atas bagian luar (korteks) dan bagian

dalam (medulla), pada korteks mengandung folikel ovarium atau

sel telur yang terbenam dalam stroma.

Pada medula terdapat pembulh darah, saraf dan pembuluh limfa.

Sumber: Helen Farrer 1999, Perawatan Maternitas, hal. 18

b. Fisiologi Ovarium

Masalah normal yang dialami wanita dari usia 8 sampai 65 tahun terdiri

dari :

1. Prapubertas

 Bayi Wanita

Folikel primordial (bakal telur) dikedua ovarium telah lengkap,

yakni sebanyak 750.000 butir dan tidak bertambah lagi pada

kehidupan selanjutnya. Alat kelamin luar dan dalam sudah

terbentuk. Pada minggu pertama dan kedua, bayi masih mengalami

pengaruh estrogen dari ibunya.

 Masa kanak-kanak

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 5


NOOR MALA SARI,S.KEP

Pertumbuhan alat-alat kelamin tidak memperlihatkan pertumbuhan

yang berarti sampai masa pubertas. Kadar hormon estrogen dan

hormon gonadotropin lainnya sangat rendah.

2. Pubertas

Pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa

dewasa. Pubertas mulai dengan awal berfungsinya ovarium dan

berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi mantap dan teratur.

Pubertas pada wanita mulai kira-kira pada umur 8-14 tahun. Kejadian

penting pada masa ini adalah pertumbuhan badan yang cepat, timbul

ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan fisik.

Perkembangan ini terutama disebabkan oleh estrogen.

3. Masa reproduksi

Merupakan masa terpenting pada wanita dan berlangsung kira-kira 33

tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan bermakna untuk

kemungkinan kehamilan.

4. Masa Klimakterium termasuk menopause dan pasca menopause

 Klimakterium, merupakan masa peralihan antara masa reproduksi

dan masa senium, yang bukan merupakan suatu keadaan patologik,

melainkan suatu masa peralihan yang normal. Masa ini berlangsung

sebelum dan beberapa tahun sesudah menopause. Masa

premenopause, menopause dan pasca menopause dikenal sebagai

masa klimakterium. Klimakterium dapat dikatakan mulai sekitar 6

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 6


NOOR MALA SARI,S.KEP

tahun sebelum menopause dan berakhir kira-kira 6-7 tahun sesudah

menopause. Pada wanita dalam masa ini, terjadi juga keluhan-

keluhan yang disebut sindroma klimakterik. Keluhan-keluhan ini

dapat bersifat psikis seperti mudah tersinggung, depresi, kelelahan,

semangat kurang dan susah tidur. Gangguan neurovegetatif dapat

berupa hot flashes, keringat banyak, rasa kedinginan, sakit kepala,

dll.

 Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir

yang disebabkan menurunnya fungsi ovarium. Diagnosa dibuat

setelah terdapat amenorea (tidak haid) sekurang-kurangnya satu

tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang lebih

panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas

terendah terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Menopause

dapat terjadi secara artificial karena operasi atau radiasi yang

umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan

dengan menopause alamiah.

5. Masa Senium

Pada masa ini telah tercapai keseimbangan hormonal yang baru

sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikis. Yang

mencolok pada masa ini adaah kemunduran alat-alat tubuh dan

kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini pula

osteoporosis terjadi pada wanita dengan intensitas yang berbeda.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 7


NOOR MALA SARI,S.KEP

Walaupun sebab-sebabnya belum jelas betul, namun berkurangnya

hormon steroid dan berkurangnya aktivitas osteoblast memegang

peranan dalam hal ini. Ganggguan-gangguan lain yang dapat timbul

antara lain vagina menjadi kering sehingga timbul rasa nyeri pada

waktu bersetubuh, nyeri pada waktu berkemih dan terasa ingin terus

buang air kecil.

Pengertian perubahan-perubahan fisiologis ini sangat berguna bagi wanita

yang secara pasti akan mengalami masalah ini dalam kehidupannya, sehingga

ia bisa mempersiapkan diri sesuai dengan pendidikan sosial ekonomi yang

didapatnya.

Menopause adalah suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita

yang biasanya terjadi diatas usia 40 tahun. Ini merupakan suatu akhir proses

biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi

hormon Estrogen yang dihasilkan Ovarium (indung telur ). Seorang wanita

dikatakan mengalami menopause bila siklus menstruasinya telah berhenti

selama ± 12 bulan. Berhentinya haid tersebut akan membawa dampak pada

konsekuensi kesehatan baik fisik maupun psikis.

Menopause adalah perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi

oleh hormon - hormon dari otak dan sel telur.

Pra menopause adalah masa 4-5 tahun sebelum menopause dan

pascamenopause adalah 3-5 tahun setelah menopause.

Sedangkan ooporopause adalah terhentinya fungsi ovarium , berarti

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 8


NOOR MALA SARI,S.KEP

terhentinya produksi estrogen, progesterone yang terjadi pada usia 55 – 56

tahun. (Sumber : Fisiologi ovarium, Internet)

3. Etiologi.

Neoplasma ovarium letaknya tersembunyi dalam rongga perut,

pertumbuhannya diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar. Kanker ovarium

merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam,

dapat berasal dari ketiga dermoblast dengan sifat-sifat histiologis maupun

biologis yang beraneka ragam.

Faktor resiko termasuk diet tinggi lemak, merokok, alkohol, penggunaan

bedak talk perineal, riwayat kanker payudara, kolon atau endometrium dan

riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium. (Hanifa W, 1999,

Ilmu Kandungan, edisi 3, hal 400).

4. Patofisiologi.

Neoplasma ini terdiri atas jaringan ikat dengan sel-sel ditengah-tengah

jaringan kolagen. Selain mempunyai struktur vibloma biasa, kadang-kadang

terdapat bagian-bagian yang mengalami degenerasi hialin. Mungkin pula

terdapat elemen-elemen otot polos dan kelenjar-kelenjar kistik. yang besar

besar biasanya mempunyai tangkai, dan dapat menjadi torsi dengan gejala-

gejala mendadak.

5. Insiden.

Sering terjadi pada wanita usia menopausal antara 50 sampai 59 tahun, kira-

kira 60%, dan 30% pada wanita usia muda reproduksi dan 10% pada usia

yang lebih muda (Hanifa W, 1999, Ilmu Kandungan, edisi 3, hal 400).

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 9


NOOR MALA SARI,S.KEP

6. Manifestasi Klinis

Tanda-tanda dan gejala dari neoplasma ovarium adalah:

(1) Haid tidak teratur

(2) Ketegangan menstruasi yang terus meningkat.

(3) Darah menstruasi yang banyak (menolagia) dengan nyeri tekan pada

payudara.

(4) Menopause dini.

(5) Rasa tidak nyaman pada abdomen.

(6) Dispepsia.

(7) Tekanan pada pelvis.

(8) Sering berkemih.

(9) Flatulenes.

(10) Rasa begah setelah makan makanan kecil.

(11) Lingkar abdomen yang terus meningkat.

(Sumber: Suzanne C. Smetser, Keperawatan Medical bedah, 2001, hal. 1569).

7. Berdasarkan penyebaran klinik, klasifikasinya

Pembagian jenis Neoplasma ovarium kistik menurut Helsel,adalah sebagai

berikut:

Gr I : Terbatas pada satu ovarium.

Gr II : Telah mengenai kedua ovarium atau bila telah disertai

penyebaran secara lokal yang masih dapat diangkat.

Gr III : Dengan penyebaran lokal yang sudah tidak dapat diangkat

lagi atau bila tumor pecah pada waktu operasi.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 10


NOOR MALA SARI,S.KEP

Gr IV : Yang sudah lanjut, frozen pelvic dan disertai metastase

ketempat-tempat yang jauh.

Pembagian menurut F.I.G.O adalah sebagai berikut:

Stage I : terbatas pada ovarium.

Stage II : pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan penyebaran

dalam pelvis.

Stage III : pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan metastase

ke dalam rongga perut seperti omentum, usus dan

mesentrium.

Stage IV : pertumbuhan mengenai 1 atau 2 ovarium dengan metastase

jauh di luar rongga perut.

8. Test Diagnostik.

Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan didapatkan tumor

atau massa, pemeriksaan USG dan CT scan untuk mengetahui ukuran tumor

dan kanker serta biopsi potong beku (frosen section). (Hanifa W., Ilmu

Kandungan, edisi 3, hal. 401)

9. Penatalaksanaan medik

1). Pembedahan/Laparatomi merupakan pilihan utama pada tingkatan awal,

luas prosedur pembedahan ditentukan oleh insiden dari seringnya

penyebaran kesebelah lain bilateral dan kecenderungan untuk menginvasi

badan rahim (Korpus uterus).

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 11


NOOR MALA SARI,S.KEP

2). Radioterapi. Sebagai tindakan pengobatan lanjutan umumnya digunakan

pada tingkat klinik G1 dan G2 (FIGO GI dan GII) yang diberikan kepada

panggul atau seluruh rongga perut.

3). Kemoterapi. Saat ini diakui paling tepat dalam penanganan kanker ganas

ovarium. Kemoterapi adalah pemberian obat melalui infus, tablet atau

intramuskular. Obat yang digunakan termasuk agens alkylating (seperti

Cyclophosphamide, Chlorambucil), antibiotika seperti Adrimisin dan dan

Antimetabolit seperti Mesothrexate dan 5 Fluroracil/5 FU. (Hanifa W.,

Ilmu Kandungan, edisi 3, hal. 403 ).

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 12


NOOR MALA SARI,S.KEP

B. KONSEP KEPERAWATAN

a. Pengkajian

a. Data biografi demografi


Usia, jenis kelamin, pekerjaan serta identitas lain yang mendukung
b. Riwayat kesehatan
- Riwayat pengyakit dahulu
- Status kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat status nutrisi
- Riwayat kesehatan keluarga
c. Kebiasaan (merokok, penggunaan obat-obatan dan alkohol)
d. Status psikologi
e. Kepercayaan keagamaan
f. Pemeriksaan fisik
- TTV
- Tinggi badan dan berat badan
- Sistim kardiofaskuler (hipotensi, tachikardi, dan cyanosis)
- Sistim perkemihan
- Sistim integument
- Sistim reproduksi
- Pemeriksaan penunjang

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 13


NOOR MALA SARI,S.KEP

b. Diagnose Keperawatan
a. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker),

ancaman/perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perpisahan

dari keluarga, perasaan interpersonal.

b. Gangguan harga diri berehubungan dengan biofisikal; kecacatan

bedah, efeksamping kemoterpi, psikososial; ancaman kematian,

perasaan kurang kontrol dan ragu mengenai penerimaan orang lain dan

takut serta ansietas.

c. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit, efek samping berbagai

agen terapi saraf.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status

hipermetabolik berkenaan denga kanker, konsekuensi kemoterapi,

radiasi, pembedahan,distress emosional, keletihan, kontrol nyeri buruk

e. Kurang pengetahuan,mengenai penyakit prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengikat;

kesalahan interpretasi informasi, mitos. Tidak mengenal sumber

informasi, keterbatasan kognitif.

c. Rencana Asuhan Keperawatan

a. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan krisis situasi (kanker),

ancaman/perubahan status kesehatan, ancaman kematian, perpisahan

dari keluarga, perasaan interpersonal.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 14


NOOR MALA SARI,S.KEP

Tujuan : menunjukan rentang yang tepat dari perasaan dan

berkurangnya rasa takut, tampak rileks dan melaporkan ansietas

berkurang pada tingkat dapat diatasi, mendemonstrasikan penggunaan

mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan.

Intervensi Rasional

1. Tinjau ulang pengalaman pasien atau 1. Membantu dalam identifikasi rasa

orang terdekat sebelumnya dengan takut dan kesalahan konsep

kanker. berdasarkan pada pengalaman

kanker

2. Dorong pasien untuk 2. Memberikan kesempatan untuk

menggungkapkan pikiran dan memeriksa rasa takut realistis serta

perasaan. kesalahan konsep tentang diagnosis.

3. Membantu pasien untuk merasa

3. Berikan lingkungan terbuka dimana diterima pada adanya kondisi tanpa

pasien merasa aman untuk perasaan dihakimi.

mendiskusikan perasaan atau

menolak untuk bicara 4. Memberikan keyakinan bahwa

4. Pertahankan kontak dengan sering pasien tidak sendiri atau ditolak;

dengan pasien. Bicara dengan berikan respek dan penerimaan

menyentuh pasien bila tepat. individu.

5. Berikan informasi akurat, konsisten 5. Dapat menurunkan ansietas dan

mengenai prognosis memungkinkan pasien untuk

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 15


NOOR MALA SARI,S.KEP

membuat keputusan/pilihan

berdasarkan realita

6. Izinkan ekspresi marah, kecewa tanpa 6. Penerimaan perasaan memungkinkan

konfrontasi. Berikan informasi pasien mulai menghadapi situasi

dimana perasaan adalah normal dan

diekspresikan secara tepat.

7. Jelaskan pengobatan yang dianjurkan 7. Klien dapat memahami pengobatan

8. Tingkatkan rasa tenang dan yang akan dijalani.

lingkungan tenang 8. Memudahkan instirahat, menghemat

energi dan meningkatkan

kemampuan koping

b. Gangguan harga diri berehubungan dengan biofisikal; kecacatan bedah,

efek samping kemoterpi, psikososial; ancaman kematian, perasaan kurang

kontrol dan ragu mengenai penerimaan orang lain dan takut serta ansietas.

Tujuan : mengungkapkan pemahanan tentang perubahan tubuh,

penerimaaan diri dalam situasi, mulai mengembangkan

mekanisme koping untuk mengubah masalah secara efektif,

mendemonstrasikan adaptasi terhadap perubahan.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 16


NOOR MALA SARI,S.KEP

Intervensi Rasional

1. Diskusikan dengan pasien/ orang 1. Membantu dalam memastikan

terdekat bagaimana diagnosis dan masalah untuk memulai proses

pengobatan yang mempengaruhi pemecahan masalah

kehidupan pribadi pasien/ rumah dan

aktifitas kerja.

2. Tinjau ulang efek samping yang 2. Bimbingan antisipasi dapat

diantisipasi berkenaan dengan membantu pasien/orang terdekat

pengobatan tertentu.termasuk memulai proses adaptasi pada status

kemungkinan efek pada aktivitas baru dan menyiapkan untuk beberapa

seksual dan rasa efek samping.

ketertarikan/keinginan.

3. Dorong diskusi tentang/ pecahkan 3. Dapat membantu menurunkan

masalah tentang efek kanker/ masalh yang mempengaruhi

pengobatan pada peran sebagai ibu penerimaan pengobatan atau8

rumah tangga,orang tua dan merangsang kemajuan penyaki.

sebagainya.

4. Evaluasi struktur pendukung yang 4. Membantu merencanakan saaat di

ada dan digunakan oleh pasien/orang rumah sakit serta setelah pulang.

terdekat 5. Meskipun beberapa pasien

5. Berikan dukungan emosi untuk beradaptasi/menyesuaikan diri denga

pasien/ orang terdekat selama tes efek kanker atau efek samping terapi;

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 17


NOOR MALA SARI,S.KEP

diagnostik dan fase pengobatan banyak memerlukan dukungan

tambahan pada proses ini.

6. Gunakan sentuhan selama interaksi, 6. Pemastian individualitas dan


penerimaan penting dalam
bila dapat diterima pada pasien dan
menurunkan perasaan pasien tentang
mempertahankan kontak mata.
ketidakamanan dan keraguan diri

c. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit, efek samping berbagai agen

terapi saraf.

Tujuan : melaporkan penghilangan nyeri maksimal/ kontrol dengan

pengaruh minimal pada AKS, mengikuti aturan farmakologi

yang ditentukan, mendemonstrasikan penggunaan keterampilan

relaksasi dan penggunaan hiburan sesuai indikasi untuk situasi

individu.

Intervensi Rasional

1. Tentukan riwayat nyeri, mis; lokasi 1. Informasi memberikan data dasar

nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas untuk mengevaluasi kebutuhan

(skala 0-10). intervensi

2. Evaluasi/ sadari terapi tertentu mis; 2. Ketidaknyamanan rentang luas

pembedahan, radiasi, kemoterapi, adalah umum (mis; nyeri insisi, kulit

bioterapi. terbakar, sakit kepala). Tergantung

pada prosedur yang digunakan.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 18


NOOR MALA SARI,S.KEP

3. Berikan tindakan kenyamana dasar 3. Meningkatkan relaksasi dan

(mis; reposisi, gosokan punggung) membantu memfokuskan kembali

dan aktivitas hiburan. perhatian.

4. Dorong penggunaan keterampilan 4. Memungkinkan pasien untuk

manajemen nyeri (mis; teknik berpartisipasi secara aktif dan

relaksasi, visualisasi, bimbingan meningkatkan rasa kontrol.

imajinasi), tertawa ,musik, dan

sentuhan teraupetik.

5. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. 5. Tujuannya adalah control nyeri

maksimum dengan pengaruh

minimum pada ASK.

6. Berikan analgetik sesuai indikasi 6. Nyeri adalah komplikasi sering dari

mis; brompton’s cocktail, morfin, kanker, meskipun respon individu

metadon atau campuran narkotik IV berbeda.saat perubahan penyakit/

khusus. pengobatan terjadi, penilaian dosis

dan pemberian.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan status hipermetabolik

berkenaan dengan kanker, konsekuensi kemoterapi, radiasi,

pembedahan,distress emosional, keletihan, kontrol nyeri buruk

Tujuan : mendemonstrasikan berat badan stabil, penambahan berat badan

progresif kearah tujan normalisasi. nilai labolatorium dan bebas

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 19


NOOR MALA SARI,S.KEP

tanda matrisi, pengungkapan pemahaman pengaruh individual

pada masukan adekuat, berpartisipasi dalam intervensi spesifik

untuk merangsang nafsu makan/ peningkatan masukan diet.

Intervensi Rasional

1. Pantau masukan makana setiap hari, 1. Mengidentifikasi kekuatan/ defisiensi

biarkan pasien menyimpan buku nutrisi.

harian tentang makanan sesuai

indikasi.

2. Ukur tinggi, berat badan, dan 2. Membantu dalam identifikasi

ketebalan lipatan kulit trisep (atau malnutrisi protein-kalori, khususnya

pengukuran antropometrik lain sesuai bila berat badan dap pengukuran

indikasi ). antropometrik kurang dari normal.

3. Dorong pasien untuk makan diet 3. Kebutuhan jiringan metabolic

tinggi kalori kaya nutrient, dengan ditingkatkan begitu juga cairan( untuk

masukan cairan adekuat. Dorongan menghilangkan produks sisa).

penggunaan suplemen dan makanan Suplemen dapat memainkan peran

sering/ lebih sedikit yang dibagi-bagi penting dalam mempertahankan

selama sehari. masukan kalori dan protein adekuat

4. Nilai diet sebelumnya dan segera 4. Keefektipan penilaian diet sangat

setelah pengobatan mis; makanan individual dalam penghilangan mual

bening, cairan dingin, saring, roti pasca terapi. Pasien harus mencoba

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 20


NOOR MALA SARI,S.KEP

panggang, minuman berkarbonat. untuk menemukan solusi/ kombinasi

Berikan cairan satu jam sebelum atau terbaik.

satu jam setelah makan.

5. Kontrol faktor lingkungan (mis; bau 5. Dapat mentriger respon mual/muntah.

kuat/ tidak sedap). Hindari terlalu

manis, berlemak,atau makanan pedas. .

6. Identivikasi pasien yang mengalami 6. Mual/muntah psikogenik terjadi

mual/ muntah yang diantisipasi sebelum kemoterapi mulai secara

umum tidak berespon terhadap obar

antiemetik.

e. Kurang pengetahuan,mengenal penyakit prognosis, dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan/mengikat; kesalahan

interpretasi informasi, mitos. Tidak mengenal sumber informasi,

keterbatasan kognitif

Tujuan : mengungkapkan informasi akurat tentang diagnosa dan aturan

pengobatan pada tingkat kesiapan diri sendiri, melanjutkan

dengan benar prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan

tindakan, melakukan perubahan gaya hidup yang perlu dan

berpartisipasi dalam aturan pengobatan, mengidentifikasi/

menggunakan sumber yang tersedia dengan tepat.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 21


NOOR MALA SARI,S.KEP

Intervensi Rasional

1. Tinjau ulang dengan pasien/ orang 1. Memvalidasi tingkat pemahaman

terdekat pemahanan diagnosa saat ini, mengidentifikasi kebutuhan

khusus,alternatif pengobatan dan sifat belajar dan memberikan dasar

harapan. pengetahuan dimana pasien

membuat keputusan berdasrkan

informasi.

2. Tentukan persepsi pasien tentang 2. Membantu identifikasi ide, sikap,

kanker dan pengobatan; tanyakan rasa takut, kesalahan konsepsi, dan

tentang pengalaman pasien sendiri/ kesenjangan pengetahuan tentang

sebelumnya atau pengalaman orang kanker.

lain yang mempunyai (pernah

mempunyai) kanker.

3. Berikan informasi yang jelas akurat 3. Membantu penilaian diagnosa

dalam cara yang nyata tetapi sensitif. kanker memberikan informasi yang

diperlukan selama waktu

menyerapnya.

4. Berikan pedoman antisipasi pada 4. Pasien mempunyai” hak untuk tahu”

pasien/ orang terdekat mengenai ( diinformasikan) dan berpartisipasi

protokol pengobatan. Lama terapi, dalam pohon keputusan. Informasi

hasil yang diharapkan, kemungkinan akurat dan detil membantu

efek samping. menghilangkan rasa takut dan

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 22


NOOR MALA SARI,S.KEP

ansietas.

5. Minta pasien untuk umpan balik 5. Kesalahan konsep tentang kanker

verbal, perbaikan kesalahan konsep lebih mengganggu dari pada

tentang tipe kanker individu dan kenyataan dan pengetahuan

pengobatannya. pengobatan/ penurunan

penyembuhan.

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 23


NOOR MALA SARI,S.KEP

PENYIMPANGAN KDM

Factor resiko (obesitas, merokok, alcohol, karsinogenetik)

Diferensiasi sel karsinogenetik pada rongga ovarium

Terbentuk kista

Hiperplasi kista perubahan status kesehatan

Menekan organ intra abdomen kurang informasi


tentang penyakit

Distensi abdomen koping tidak efektif

Perangsangan NK X
kecemasan

CTS

Mual dan munta

Anoreksia

Tidak keseimbangan Intake tidak adekuat


nutrisi

kelemahan Nutrisi kurang


dari kebutuhan

Intoleransi
aktivitas

STIKES LAKIPADADA TANA TORAJA Page 24

Anda mungkin juga menyukai