A. Batasan Lansia
Menurut oraganisasi kesehatan dunia (WHO), lanjut usia meliputi:
B. Proses Menua
e) Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa
digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
h) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang
membelah setelah sel-sel tersebut mati.
1. kehilangan peran
2. hambatan kontak sosial
3. berkurangnya kontak komitmen
D. Permasalahan Yang Terjadi Pada Lansia
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian
kesejahteraan lanjut usia, antara lain: (Setiabudhi, T. 1999 : 40-42)
1) Permasalahan umum
2) Permasalahan khusus :
1) Perubahan fisik
Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai kesemua sistim organ tubuh,
diantaranya sistim pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler,
sistem pengaturan tubuh, muskuloskeletal, gastro intestinal, genito
urinaria, endokrin dan integumen.
3) Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya (Maslow, 1970)
1) Depresi mental
2) Gangguan pendengaran
3) Bronkhitis kronis
4) Gangguan pada tungkai/sikap berjalan.
5) Gangguan pada koksa / sendi pangul
6) Anemia
7) Demensia
KONSEP PENYAKIT KATARAK
A. Pengertian
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur
penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara C.Long,
1996).
Katarak adalah kekeruhan (bayangan seperti awan) pada lensa tanpa nyeri
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi akibat kedua-duanya yang
dapat menyebabkan perubahan bayangan gambar dalam retina sehingga secara
berangsur-angsur penglihatan kabur dan akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
kedua-duanya, biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif serta sering
terjadi pada usia > 50 tahun.
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau
bahan lensa di dalam kapsul mata. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa
dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein
lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolism normal lensa yang dapat
timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan
serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam
perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi.
Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih dan
merupakan suatu daerah yang berkabut dan keruh didalam lensa. Pada stadium
dini pembentukan katarak, protein dalam serabut-serabut lensa dibawah kapsul
mengalami denaturasi. Lebih lanjut protein tadi berkoagul;asi membentuk daerah
keruh menggantikan serabut-serabut protein lensa yang dalam keadaan normal
seharusnya transparan.
Bila suatu katarak telah menghalangi cahaya dengan hebat sehingga
sangat mengganggu penglihatan, maka keadaan itu perlu diperbaiki dengan cara
mengangkat lensa melalui operasi. Bila ini dilakukan, maka mata kehilangan
sebagaian besar daya biasnya, dan harus digantikan dengan lensa konveks
berdaya penuh didepan mata, atau sebuah lensa buatan ditanam didalam mata
pada tempat lensa dikeluarkan.
B. Klasifikasi
a) katarak nuklear
Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa
b) Katarak kortikal
Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa
c) Katarak kupliform
Terlihat pada stadium dini katarak nuklear atau kortikal.
a) katarak insipiens
Katarak yang tidak teratur seperti bercak – bercak yang
membentuk gerigi dengandasar di perifer dan daerah jernih di
antaranya.
b) katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum
mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapt bagian- bagian
yang jernih pada lensa.
c) katarak matur
Bila proses degenerasi berjala terus maka akan terjadi pengeluaran
air bersama – sama hasil desintegritas melalui kapsul.
d) katarak hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau
penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau atarak traumatik.
6) Katarak trauma toksik
Katarak akibat paparan zat kimia seperti terapi kortikosteroid sistemik,
rokok, alkohol
7) Associated Katarak
Katarak yang berhubungan dengan penyakit spesifik karena kelainan
sistemik atau metabolic seperti DM, galaktosemi distrofi miotonik
C. Etiologi
E. Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur yang posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat
nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat
densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti
kristal salju pada jendela.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan pada serabut halus multipel (zunula) yang memanjng
dari badan silier ke sekitar daerah diluar lensa, misalnya dapat menyebabkan
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnta protein lensa normal terjadi disertai influks air kedalam lensa.
Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi
sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti
diabetes melitus, namun merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang
normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika
seseorang memasuki dekade ke tujuh. Katarak dapat bersifat kongenital dan
harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosis dapat menyebabkan
ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen.
F. Komplikasi
1. Glaukoma
2. Ablasio retina
3. Uveitis
4. Perdarahan vitreus
5. Infeksi
6. Pertumbuhan ke kamera okuli anterior
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan dengan kartu mata snellen/
mesin telebinokular
2. Lapang penglihatan
3. Pengukuran tonografi
4. Pengukuran gonioskopi
5. Tes provokatif
6. Pemeriksaan oftamoskopi
7. Darah lengkap, laju dan pemeriksaan lipid
8. Tes toleransi glukosa/FBS
Selain uji mata yang biasa, keratometri dan pemeriksaan lampu slit dan
oftalmoskopis, maka A-scan ultrasound (echography) dan hitung sel endotel
sangat berguna sebagai alat diagnostik, khususnya bila dipertimbangkan akan di
lakukan pembedahan. Dengan hitung sel endotel 2000 sel/mm3, pasien
merupakan kandidat yang baik untuk dilakukan fakoemulsifikasi dan implantasi
IOL.
H. Penatalaksanaan
Indikasi :
a) Status lokalis
Fungsi retina harus baik-dengan test proyeksi
Tidak boleh ada infeksi pada mata atau jaringan sekitar
(missal:uveitis)
Tak ada glaucoma, bahaya terjadi prolaps bola mata
Koreksi visus
b) Status generalis, hindari kondisi berikut
Hipertensi
DM karena luka sulit sembuh, mudah terjadi infeksi dan perdarahan
post hifema sulit hilang
Batuk kronik karena bisa terjadi prolaps bola mata
Gagal jantung
Macam-macam operasi:
Post operasi:
I. Pencegahan
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak
mengandung vit.C ,vit.A dan vit E
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Meliputi: nama, umur, alamat, pekerjaan.
Katarak congenital biasanya terjadi pada sebelum atau segera setelah
lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak juvenill terjadi pada
usia kurang 9 tahun dan lebih 3 bulan. Katarak senile terdapat pada
usia lanjut yaitu diatas 50 tahun.
2. Riwayat penyakit
Apa yang menyebabkan terjadinya katarak?
Berapa lama katarak terjadi?
Bagaimana keluhan yang dirasakan?
Dimana katarak terjadi?
Penyakit yang selama ini diderita?
Penyakit atau riwayat prenatal (pada katarak congenital)?
Penyakit herediter, menular, congenital pada riwayat penyakit
keluarga?
3. Aktivitas
Gejala: perubahan aktivitas biasanya atau hobi sehubungan dengan
gangguan penglihatan.
4. Neorosensori
Gejala: gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), kesulitan
memfokuskan kerja dengan dekat atau merasa diruang gelap,
perubahan kacamata atau pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
5. Pemeriksaan penunjang
Snellen card : untuk memeriksa ketajaman penglihatan
Pengukuran tonografi: mengkaji TIO(~ 12-25 mmHg)
Pemeriksaan optalmoskop: adanya dilatasi (untuk memastikan
diagnosa)
DL/LED: menunjukkan anemia sistemik dan infeksi
Test toleransi glukosa: menentukan atau control terdapat
penelitian DM
B. Masalah Keperawatan
Pre operasi:
1. Gangguan persepsi sensori (visual)
2. Resiko cedera (jatuh)
3. deficit perawatan diri
4. Defisit pengetahuan
5. Takut/cemas
6. Isolasi sosial
Post Operasi
1. Nyeri akut
2. gangguan persepsi sensori
3. Resiko cedera (jatuh)
4. Isolasi social
5. deficit perawatan diri
6. Defisit pengetahuan
7. Ansietas (cemas)
8. Gangguan konsep diri
9. Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapiutik
C. Diagnosa dan Intervensi
Pre Operasi:
Criteria standart:
4. Kaji jenis dan jumlah stimuli yang disukai klien dan disarankan
klien terhadap rangsang (radio, TV, percakapan)
R: melatih indera non visual
Intervensi :
Kriteria standart:
Criteria standart:
Intervensi:
Intervensi :
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan Vol.3. EGC:
Jakarta