Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER JULI 2022

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PTERIGIUM

OLEH

MUH. RIFKY MAPALLAWA

111 2020 2070

PEMBIMBING

dr. Dian Tantri Darkutni. Sp. M, M.Kes

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTASKEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Muh. Rifky Mapallawa


NIM : 111 2020 2070
Judul : Pterigium

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus yang berjudul “Pterigium” dan telah
disetujui dan dibacakan dihadapan dokter pendidik klinik dalam rangka
kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 26 Juli 2022

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Diah Tantri Darkuthni, Sp.M, M.kes Muh. Rifky Mapallawa

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat


dan Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah
Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul “Pterigium” sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Kesehatan Anak.
Selama persiapan dan penyusunan laporan kasus ini rampung,
penulis mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat
bantuan, saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya laporan kasus ini
dapat terselesaikan serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan
pahala dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan laporan kasus ini terdapat banyak kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan laporan kasus ini.
Saya berharap sekiranya laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Aamiin.

Makassar, Juli 2022


Hormat Saya,

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pterigium adalah salah satu gangguan permukaan mata yang

umum. Dari dua kata Yunani, kata "pterygium" diturunkan: (pteryx) yang

berarti sayap dan (pterygion) yang berarti sirip. Sushruta adalah orang

pertama yang menggambarkannya pada 1000 SM, ahli bedah mata

pertama yang tercatat. Pterigium pada dasarnya adalah pertumbuhan

berlebih fibrovaskular dari jaringan subkonjungtiva, berbentuk segitiga,

dan merambah ke kornea di fisura palpebra medial dan lateral.(1)

Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya wing atau

sayap. Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga

yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra(2).

3
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. K
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Beringin & no &
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1 Ilmu Sosial

2.2 Anamnesis ( autoanamnesis)

Keluhan Utama:

Terdapat selaput pada kedua mata

Anamnesis Terpimpin:

Pasien datang dengan keluhan terdapat selapu pada kedua mata

yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluh rasa

mengganjal pada kedua mata dan sensasi seperti ada benda asing pada

kedua mata. Riwayat mata merah tidak ada. Riwayat alergi tidak ada.

Riwayat DM Ada dan dan Riwayat Hipertensi tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat Diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat kakak pasien memiliki gejala yang sama terdapat selaput

pada mata pasien

Keadaaan Sosial Ekonomi: Baik

4
Riwayat Gizi: Baik

2.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: sakit ringan/ composmentis

2.3.1 Tanda Vital

- Tekanan darah : 120/80 mmHg


- Nadi : 84x/menit
- Suhu : 36,5oC
- Pernapasan : 20x/menit
- Status Generalis

- Kepala : dalam batas normal

- Thoraks : jantung, paru dalam batas normal

- Abdomen : dalam batas normal

- Ekstremitas : akral hangat, tidak ada kelainan

2.3.2 Status Oftalmologi

Pemeriksaan Visus dan Segmen Anterior

JENIS PEMERIKSAAN OD OS
Pemeriksaan Subjektif
Visus 20/100 20/60
OD Pemeriksaan OS

Edema () Palpebra Edema (-)

Trikiasis (-), Seret (-) Silia Trikiasis (-), Sekret (-)

lakrimasi (-) Apparatus lakrimasi (-)


Lakrimalis

Hiperemis (-), injeksio Konjungtiva Hiperemis (-), injeksio


kunjungtiva (-), Jaringan kunjungtiva (-), Jaringan

5
Fibrovaskular yang melewati Fibrovaskular yang
limbus dan belum mencapai belum melewati limbus
pupil (+) kornea

Jernih Kornea Jernih

Normal BMD Normal

Coklat, Kripte (+) Iris Coklat, Kripte (+)

Bulat, sentral, isokor Pupil Bulat, sentral, isokor

+/+ RCL dan RCTL +/+

- Relative Afferent -
Pupillary defect

Keruh Lensa Keruh

Tekanan Intraokular
OD Metode Pemeriksaan OS

- Palpasi -

- Indentasi Schiotz -

Palpasi :

OD Palpasi OS

- Nyeri tekan -
- Massa -
- Glandula preaurikuler -

6
Foto Klinis Pasien

Ocular Dextra

Ocular Sinistra

7
2.4. Resume

Pasien mengeluhkan kedua mata terdapat selaput yang

dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, serta rasa mengganjal pada kedua

mata, dan pasien mengeluhkan seperti ada benda asing pada kedua

mata. Riwayat mata merah tidak ada. Riwayat alergi tidak ada. Riwayat

DM ada dan riwayat Hipertensi Tidak ada

Pada pemeriksaan fisik didapakan visus OD 20/100 dan OS

20/60, pada pemeriksaan segmen anterior OD didapatkan jaringan

fibrovaskular yang mencapai limbus dan belum mencapai pupil dan pada

OS didapakan jaringan fibrovaskular yang belum mencapai limbus. Pada

lensa OD didapatkan lensa keruh dan pada lensa OS didapatkan lensa

keruh

2.5. Diagnosis kerja

ODS Katarak + Pterigium Grade 2 + Pterigium Grade 1 OS

2.6 . Diagnosa Banding

- Pseudoperigium

- Pinguekula

8
2.7. Penatalaksanaan

- Artificial tears 1 tetes/ 6 jam/ ODS


- Recanan operasi Eksisi

2.8. Prognosis

- Dubia

9
BAB III

PEMBAHASAN

DEFINISI

Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya

wing atau sayap. Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular

berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea

pada daerah interpalpebra(1).

ETIOLOGI

Berbagai faktor risiko yang diketahui adalah mekanisme imun,

predisposisi genetik, dan iritasi lingkungan kronis, yang meliputi sinar UV

(ultraviolet), cuaca panas dan kering, angin, atmosfer berdebu, dan

periode paparan kondisi tersebut. Namun, yang paling umum adalah

peningkatan waktu paparan sinar UV dari sinar matahari, diikuti oleh iritasi

mata kronis dari kondisi kering dan berdebu(2).

GEJALA KLINIS

Pasien yang mengalami pterigium dapat tidak menunjukkan gejala

apapun (asimptomatik). Kebanyakan gejala ditemukan saat pemeriksaan

berupa iritasi mata, mata merah, perubahan tajam penglihatan, sensasi

adanya benda asing dan fotofobia. Penurunan tajam penglihatan dapat

timbul bila pterigium mengenai aksis visual atau menyebabkan

10
astigmatism(2)

TATALAKSANA

Pada stadium 1 diberikan air mata buatan sedangkan pada stadium

2, stadium 3 dan stadium 4 dapat dirujuk untuk dilakukan operasi(2).

Perawatan medis di zaman modern termasuk tetes air mata buatan

atau dekongestan untuk memberikan kenyamanan jangka pendek dan

sedikit perbaikan dalam kosmetik(1)

11
BAB IV

KESIMPULAN

Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya

wing atau sayap. Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular

berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea

pada daerah interpalpebra.

Pasien yang mengalami pterigium dapat tidak menunjukkan gejala

apapun (asimptomatik). Kebanyakan gejala ditemukan saat pemeriksaan

berupa iritasi mata, mata merah, perubahan tajam penglihatan, sensasi

adanya benda asing dan fotofobi. Pada stadium 1 diberikan air mata

buatan sedangkan pada stadium 2, stadium 3 dan stadium 4 dapat dirujuk

untuk dilakukan operasi

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarkar P, Tripathy K. Pterygium. 2022;1–18.

2. Syawal RPD, Amir SP, Akib MN, Maharani R natasha. Buku Ajar

Ilmu Kesehatan mata [Internet]. Fakultas kedokteran UMI. 2017.

Available from:

https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_gove

rnance/link/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://

www.econ.upf.edu/~reynal/Civil wars_12December2010.pdf

%0Ahttps://think-asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://

www.jstor.org/stable/41857625

13

Anda mungkin juga menyukai