Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER JUNI 2023

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PTERIGIUM

OLEH

Annisa Putri Shafira

111 2020 2135

PEMBIMBING

dr. Sitti Suleha Umar, M.kes, Sp.M

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTASKEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2023
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Annisa Putri Shafira


NIM : 111 2020 2135
Judul : Pterigium

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus yang berjudul “Pterigium” dan telah
disetujui dan dibacakan dihadapan dokter pendidik klinik dalam rangka
kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, Juni 2023

Dokter Pendidik Klinik Penulis

dr. Sitti Suleha Umar, M.kes, Sp.M. Annisa Putri Shafira

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan kasus ini dengan judul “Pterigium” sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Penyakit Mata.
Selama persiapan dan penyusunan laporan kasus ini rampung,
penulis mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat
bantuan, saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya laporan kasus ini
dapat terselesaikan serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan laporan kasus ini terdapat banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan
saranuntuk menyempurnakan laporan kasus ini. Saya berharap sekiranya
laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Makassar, Juni 2023


Hormat Saya,

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pterigium adalah salah satu gangguan permukaan mata yang umum.

Dari dua kata Yunani, kata "pterygium" diturunkan: (pteryx) yang berarti

sayap dan (pterygion) yang berarti sirip. Sushruta adalah orang pertama

yang menggambarkannya pada 1000 SM, ahli bedah mata pertama yang

tercatat. Pterigium pada dasarnya adalah pertumbuhan berlebih

fibrovaskular dari jaringan subkonjungtiva, berbentuk segitiga, dan

merambah ke kornea di fisura palpebra medial dan lateral.(1)

Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya wing

atau sayap. Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular

berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada

daerah interpalpebra(2).

3
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. N
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Makassar
Pekerjaan : PNS
No. RM : 434225

2.2 Anamnesis ( autoanamnesis)

Keluhan Utama:

Terdapat selaput pada kedua mata

Anamnesis Terpimpin:

Pasien datang dengan keluhan terdapat selaput pada kedua mata

yang dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya mata pasien tertusuk daun

dan mengeluh rasa mengganjal pada kedua mata dan sensasi seperti ada

benda asing pada kedua mata dan juga merah. Riwayat mata merah ada.

Riwayat alergi tidak ada. Riwayat DM dan Riwayat Hipertensi tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

Keadaaan Sosial Ekonomi: Baik

Riwayat Gizi: Baik

4
2.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: sakit ringan/ composmentis

2.3.1 Tanda Vital

- Tekanan darah : 120/80 mmHg


- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,5oC
- Pernapasan : 20x/menit
- Status Generalis

- Kepala : dalam batas normal

- Thoraks : jantung, paru dalam batas normal

- Abdomen : dalam batas normal

- Ekstremitas : akral hangat, tidak ada kelainan

2.3.2 Status Oftalmologi

Pemeriksaan Visus dan Segmen Anterior

JENIS PEMERIKSAAN OD OS
Pemeriksaan Subjektif
Visus 6/6 6/6

OD Pemeriksaan OS

Edema (-) Palpebra Edema (-)

Trikiasis (-), Seret (-) Silia Trikiasis (-), Sekret (-)

lakrimasi (-) Apparatus lakrimasi (-)


Lakrimalis

5
Hiperemis (-), injeksio Konjungtiva Hiperemis (-), injeksio
kunjungtiva (-), Jaringan kunjungtiva (-), Jaringan
Fibrovaskular yang belum Fibrovaskular yang
melewati limbus kornea melewati limbus dan
belum mencapai pupil (+)
Jernih Kornea Jernih

Normal BMD Normal

Coklat, Kripte (+) Iris Coklat, Kripte (+)

Bulat, sentral, isokor Pupil Bulat, sentral, isokor

+/+ RCL dan RCTL +/+

- Relative Afferent -
Pupillary defect

Jernih Lensa Jernih

Tekanan Intraokular
OD Metode Pemeriksaan OS

- Palpasi -

- Indentasi Schiotz -

Palpasi :

OD Palpasi OS

- Nyeri tekan -
- Massa -
- Glandula preaurikuler -

6
Foto Klinis Pasien

Ocular Dextra

Ocular Sinistra

7
Slit Lamp

Ocular Dextra

Ocular Sinistra

8
2.4. Resume

Pasien mengeluhkan terdapat selaput pada kedua mata yang

dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya mata pasien tertusuk daun dan

mengeluh rasa mengganjal pada kedua mata dan sensasi seperti ada

benda asing pada kedua mata dan juga merah. Riwayat mata merah ada.

Riwayat alergi tidak ada. Riwayat DM dan Riwayat Hipertensi tidak ada.

Pada pemeriksaan fisik didapakan visus OD 6/6 dan OS 6/6,

pada pemeriksaan segmen anterior pada OD didapatkan jaringan

fibrovaskular yang belum melewati limbus kornea dan pada OS didapatkan

jaringan fibrovaskular yang mencapai limbus dan belum mencapai pupil.

2.5. Diagnosis kerja

Pterygium Grade 1 OD + Pterygium Grade 2 OS

2.6 . Diagnosa Banding

- Pseudoperigium

- Pinguekula

2.7. Penatalaksanaan

- Artificial tears 1 gtt/ 6 jam/ ODS


- Recanan operasi Eksisi

2.8. Prognosis

- Dubia

9
BAB III

PEMBAHASAN

DEFINISI

Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya wing

atau sayap. Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular

berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada

daerah interpalpebra(1).

ETIOLOGI

Berbagai faktor risiko yang diketahui adalah mekanisme imun,

predisposisi genetik, dan iritasi lingkungan kronis, yang meliputi sinar UV

(ultraviolet), cuaca panas dan kering, angin, atmosfer berdebu, dan periode

paparan kondisi tersebut. Namun, yang paling umum adalah peningkatan

waktu paparan sinar UV dari sinar matahari, diikuti oleh iritasi mata kronis

dari kondisi kering dan berdebu(2).

GEJALA KLINIS

Pasien yang mengalami pterigium dapat tidak menunjukkan gejala

apapun (asimptomatik). Kebanyakan gejala ditemukan saat pemeriksaan

berupa iritasi mata, mata merah, perubahan tajam penglihatan, sensasi

adanya benda asing dan fotofobia. Penurunan tajam penglihatan dapat

timbul bila pterigium mengenai aksis visual atau menyebabkan

10
astigmatism(2)

TATALAKSANA

Pada stadium 1 diberikan air mata buatan sedangkan pada stadium

2, stadium 3 dan stadium 4 dapat dirujuk untuk dilakukan operasi(2).

Perawatan medis di zaman modern termasuk tetes air mata buatan

atau dekongestan untuk memberikan kenyamanan jangka pendek dan

sedikit perbaikan dalam kosmetik(1)

11
BAB IV

KESIMPULAN

Pterigium berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya wing

atau sayap. Pterigium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular

berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada

daerah interpalpebra.

Pasien yang mengalami pterigium dapat tidak menunjukkan gejala

apapun (asimptomatik). Kebanyakan gejala ditemukan saat pemeriksaan

berupa iritasi mata, mata merah, perubahan tajam penglihatan, sensasi

adanya benda asing dan fotofobi. Pada stadium 1 diberikan air mata buatan

sedangkan pada stadium 2, stadium 3 dan stadium 4 dapat dirujuk untuk

dilakukan operasi

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Sarkar P, Tripathy K. Pterygium. 2022;1–18.

2. Syawal RPD, Amir SP, Akib MN, Maharani R natasha. Buku Ajar

Ilmu Kesehatan mata [Internet]. Fakultas kedokteran UMI. 2017.

Available from:

https://www.researchgate.net/publication/269107473_What_is_gove

rnance/link/548173090cf22525dcb61443/download%0Ahttp://www.e

con.upf.edu/~reynal/Civil

wars_12December2010.pdf%0Ahttps://think-

asia.org/handle/11540/8282%0Ahttps://www.jstor.org/stable/418576

25

13

Anda mungkin juga menyukai