Anda di halaman 1dari 15

Bed Site Teaching

KATARAK SENILIS MATUR ODS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:
Muhammad Razan Fathurrahman , S.Ked
04084821921050

Pembimbing:
dr. Elza Iskandar, Sp.M (K), MARS

DEPARTEMEN/BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Bed Site Teaching

Topik

Katarak Senilis Imatur ODS

Disusun oleh:

Muhammad Razan Fathurrahman, S.Ked


04084821921050

Laporan BST (Bed Site Teaching) ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik di Departemen/Bagian Ilmu Kesehatan
Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 24 Februari – 30 Maret 2020

Palembang, Maret 2020


Pembimbing

dr. Elza Iskandar, Sp.M(K), MARS


BAB I
STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. NH
Umur : 66 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Melati II

2. Anamnesis (Autoanamnesis)
a. Keluhan Utama
Pandangan kedua mata semakin kabur sejak 2 tahun yang lalu.

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien mengeluh pandangan kedua mata kabur sejak 2 tahun yang
lalu. Kabur dirasakan pasien semakin lama semakin bertambah. Sejak 2
tahun yang lalu, pasien merasa kedua matanya semakin kabur. Keluhan
pada mata kanan dirasakan lebih kabur dibandingkan mata kiri. Keluhan
mata merah tidak ada, pandangan kabur seperti melihat asap ada. Keluhan
penglihatan warna berkurang ada, mata berair ada, silau ada, pasien lebih
nyaman melihat pada sore atau malam hari atau suasana gelap, nyeri pada
mata tidak ada, pandangan terlihat seperti di dalam terowongan tidak ada,
pandangan ganda tidak ada, pandangan kabur tidak dipengaruhi jarak
seperti melihat jarak jauh atau pada saat sedang membaca. Lalu pasien
berobat ke perumnas lalu dirujuk ke dokter spesialis mata di RSKM.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat trauma pada mata tidak ada
- Riwayat konsumsi obat dalam waktu lama tidak ada.
- Riwayat operasi pada mata tidak ada.
- Riwayat memakai kacamata baca sejak 4 tahun yang lalu karena
Miopia.
- Riwayat DM tidak ada.
- Riwayat hipertensi sejak tahun 2010, terkontrol dengan obat.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak ada.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : Tampak baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 160/80 mmHg
Nadi : 74 x/min regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 24 x/min
Suhu : 36,5 oC
b. Status Oftalmologis
Okuli Dekstra Okuli Sinistra
Visus 2/60 ph (-) 6/30 ph (+) 6/15
TIOD : P = 14 TIOS : P = 11
Tekananintraocular
mmHg mmHg

Gambar 1. Oculi Dextra

Gambar 2. Oculi Sinistra

KBM Ortoforia

GBM

Palpebra Tenang Tenang


Konjungtiva Tenang Tenang
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Bulat, Central, Bulat, Central,
Pupil Refleks Cahaya (+), Refleks Cahaya (+),
diameter 3 mm diameter 3 mm
Lensa Keruh, ST (+) Jernih, ST (-)
4. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan dengan slit lamp

5. Diagnosis Banding
- Katarak Senilis Imatur OD
- Katarak Senilis Matur OD
- Kelainan Refraksi
- Glaukoma Kronik

6. Diagnosis Kerja
Katarak Senilis Imatur OD

7. Terapi
KIE:
 Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan mata kabur pada pasien
disebabkan oleh katarak yang timbul kemungkinan dipengaruhi oleh
faktor usia dan penyakit penyerta seperti diabetes.
 Menjelaskan rencana terapi yang akan dilakukan yaitu akan dilakukan
terapi pembedahan berupa ektraksi lensa dan akan dipasang lensa
baru.
 Merujuk pasien ke dokter spesialis mata (dokter umum).
 Pro ekstraksi lensa + IOL (dokter spesialis mata)
 ICCE (Intracapsular Cataract Extraction);
1) SICS (Small Incision Cataract Surgery)

2) Phacoemulsification.

 ECCE (Extracapsular Cataract Extraction)


8. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : bonam

Lampiran Pre Operasi

Gambar 1. Oculi Dextra


Gambar 2. Oculi Sinistra

Lampiran Pre Operasi


Gambar 3. Oculi Dextra et Sinistra dalam keadaan terbuka

Gambar 4. Oculi Dextra et Sinistra dalam keadaan tertutup

BAB II
ANALISIS MASALAH

Pasien Ny. NH, 66 tahun datang dengan keluhan pandangan kedua mata
kabur sejak 2 tahun yang lalu. . Dari keluhan ini didapatkan diagnosis banding
yang mungkin yaitu katarak senilis matur, katarak senilis imatur, kelainan
refraksi, glaukoma kronis. Kelainan refraksi bisa disingkirkan karena pada pasien
tidak dapat perbaikan setelah dilakukan pemeriksaan visus dengan pinhole.
Glaukoma kronis dapat ditanyakan dari anamnesis keluhan melihat seperti di
dalam terowongan, pada pasien ini tidak ada. Glaukoma kronis juga dapat terjadi
akibat penyakit katarak pada pasien, pada pasien juga tidak ditemukan
peningkatan TIO sehingga diagnosis glaukoma dapat disingkirkan.
Dari identitas, didapatkan usia pasien 66 tahun, yang merupakan faktor
risiko untuk beberapa penyebab diagnosis banding di atas seperti katarak. Dari
anamnesis digali lagi keluhan tambahan, didapatkan keluhan tambahan berupa:
1. Pandangan kabur seperti melihat asap  hal ini terjadi karena adanya
kekeruhan pada lensa sehingga menutupi penglihatan
2. Sering merasa silau  Keluhan silau tergantung dengan lokasi dan besar
kekeruhannya, biasanya dijumpai pada tipe katarak posterior subkapsular.
Terjadi kekeruhan lensa yang tidak merata  Katarak mendispersikan
cahaya putih  Cahaya yang masuk difokuskan terpencar pada retina 
Keluhan silau (glare)
3. Lebih nyaman jika melihat di tempat yang gelap atau sore/malam hari 
Pada katarak senilis, kekeruhan yang terjadi pada bagian nukleus lensa
dapat memberikan gejala berupa kesan melihat lebih jelas pada malam hari
dibandingkan siang karena pupil terbuka lebih lebar sehingga
memungkinkan cahaya masuk melalui bagian perifer lensa.
4. Penglihatan warna berkurang  Hal ini bisa terjadi pada beberapa pasien
oleh karena terpecahnya sinar putih menjadi spektrum warna. Oleh karena
terpencarnya cahaya yang masuk ke mata  persepsi warna berkurang,
Dari anamnesis ditanyakan beberapa pertanyaan yang mengarahkan ke
diagnosis banding seperti ada atau tidaknya pandangan yang menyempit seperti
melihat dalam terowongan (seperti pada glaukoma kronik). Pada pemeriksaan
status oftalmologis:
1. Pada pemeriksaan visus, okuli dekstra didapatkan 2/60 ph (-) sedangkan
okuli sinistra didapatkan 6/30 ph (+) 6/15. Penggunaan pinhole tidak akan
menaikkan visus pasien karena pasien memiliki katarak yaitu kelainan
anatomi pada lensa pasien.
2. Tekanan bola mata memberikan hasil yang normal  sehingga dapat
menyingkirkan diagnosis glaukoma yang mengalami peningkatan TIO
akibat terjadinya peningkatan produksi aquous humour, resistensi aliran
aquous humour, dan peningkatan tekanan vena episkleral.
3. Pada pemeriksaan lensa OD, shadow test (+)  Shadow test adalah
pemeriksaan kekeruhan lensa menggunakan senter yang disorotkan oblik
dari samping (temporal) ke arah pupil. pada katarak matur terjadi
kekeruhan seluruh bagian lensa sehingga tidak ada cahaya yang masuk
sehingga bayangan iris tidak terlihat pada lensa, shadow test (-).
Pemeriksaan ini juga dapat menyingkirkan diagnosis banding katarak
imatur, pada katarak imatur, shadow test (+) menunjukkan masih ada
cahaya yang masuk karena lensa yang keruh baru sebagian sehingga
bayangan iris masi terlihat pada lensa.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan didapatkan diagnosis katarak senilis
imatur OD. Katarak yang terjadi pada pasien ini diduga akibat proses penuaan,
yaitu katarak senilis. Katarak dapat disebabkan oleh beberapa sebab lain
seperti trauma (yang disangkal pada pasien ini), kongenital (yang juga
disangkal dari ketiadaan riwayat penyakit terdahulu), atau diinduksi oleh obat-
obatan seperti steroid. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadian
katarak senilis selain usia adalah penyakit sistemik, riwayat operasi mata
sebelumnya, dan seringnya mata terpapar udara panas atau sinar matahari.
Katarak senilis terjadi akibat edema lensa, perubahan protein, peningkatan
proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa.
1. Teori hidrasi
Kegagalan mekanisme pompa aktif pada epitel lensa → air tidak dapat
dikeluarkan dari lensa → peningkatan tekanan osmotik.
2. Teori sklerosis
Serabut kolagen terus bertambah → terjadi pemadatan serabut kolagen di
tengah → sklerosis pada nukleus lensa.
Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan
katarak. Seiring bertambahnya usia, secara alami akan terjadi proliferasi serat-
serat lensa dari arah korteks ke arah nuklear yang pada akhirnya akan
menimbulkan kekeruhan lensa, belum lagi jika ditambah edema lensa akibat
proses osmotik yang biasanya terjadi pada penyakit diabetes melitus. Komposisi
lensa sebagian besar berupa air dan protein yaitu kristalin. Kristalin α dan β
adalah chaperon, yang merupakan heat shock protein yang berguna untuk
menjaga keadaan normal dan mempertahankan molekul protein agar tetap inaktif
sehingga lensa tetap jernih. Lensa orang dewasa tidak dapat lagi mensintesis
kristalin untuk menggantikan kristalin yang rusak, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kekeruhan lensa.
Karena mengganggu kualitas hidup, katarak yang telah mencapai stadium
imatur dapat dilakukan operasi pengangkatan dan pergantian lensa. Operasi
ekstraksi lensa pada katarak memiliki beberapa tujuan yaitu perbaikan visus,
terapi (apabila ada komplikasi katarak, seperti glaukoma), diagnostik, atau
kosmetik. Persiapan operasi katarak meliputi persiapan kesiapan kondisi fisiologis
pasien untuk dilakukan pembedahan, dengan melakukan konsultasi pada sejawat
penyakit dalam dan anestesi (disertai dengan pemeriksaan penunjang seperti
laboratorium darah dan rontgen thoraks), untuk menilai kelayakan pasien. Selain
itu dilakukan pemeriksaan biometri untuk menentukan antara lain kurvatura
kornea, axial length, white-to-white measurements, dalam hal ini untuk membantu
penentuan kekuatan IOL (intraocular lens) yang akan digunakan. B-scan
ultrasonography juga dilakukan sebelum operasi untuk menilai kelainan segmen
posterior bola mata, terutama pada kasus-kasus dengan kekeruhan media refraksi
seperti katarak.
Terdapat beberapa metode operasi katarak yang telah dikenal, di antaranya
adalah ICCE (Intracapsular Cataract Extraction), ECCE (Extracapsular
Cataract Extraction), SICS (Small Incision Cataract Surgery) dan
phacoemulsification. Setelah dilakukan operasi nantinya, pasien dirawat terlebih
dahulu untuk memantau komplikasi yang dapat terjadi. Pasien post-operasi biasa
akan mengalami reaksi peradangan akut yang menimbulkan hiperemis,
subconjungtiva bleeding dan kemosis konjungtiva serta edema kornea.
Komplikasi yang paling ditakutkan dan berbahaya pada pasien post-operasi
katarak, yaitu endoftalmitis. Endoftalmitis adalah sebuah diagnosis klinis yang
dibuat ketika terdapat inflamasi intraokular yang melibatkan baik ruang posterior
dan anterior mata yang berhubungan dengan infeksi bakteri dan jamur.
Endoftalmitis terbagi atas endogen dan eksogen, pada endoftalmitis endogen
dapat terjadi akibat penyebaran bakteri maupun jamur yang berasal dari fokus
infeksi di dalam tubuh terjadi sekitar 2-8%, sedangkan endoftalmitis eksogen
sering terjadi oleh karena trauma pada bola mata (20%) atau pasca operasi
intraokular (62%). Adanya kemungkinan endoftalmitis kronis inilah yang
membuat pasien post-op katarak harus tetap kontrol hingga 6 minggu pasca-
operasi dan pada waktu yang ditentukan setelahnya.
Prognosis keadaan vital pasien ini umumnya baik karena katarak senilis
merupakan penyakit mata yang tidak mengancam kehidupan, yaitu merupakan
penyakit degeneratif akibat suatu proses penuaan. Prognosis fungsi penglihatan
pada pasien ini juga baik karena jika pasien dioperasi katarak dengan pemasangan
IOL atau tidak (menggunakan kacamata), maka hasilnya dapat meningkatkan
visus. Hal ini disebabkan karena pada pasien ini kemungkinan belum terjadi
kerusakan di retina (namun perlu dipastikan dengan pemeriksaan segmen
posterior).

Katarak matur Katarak imatur Kelainan refraksi


Gkaukoma
kronik
Visus Penurunan visus, Penurunan visus, Penurunan visus, Penurunan visus
pinhole (-) pinhole (-) pinhole maju
TIO Normal Normal Normal Meningkat
Pandangan - seperti melihat - seperti melihat - dipengaruhi - Melihat seperti
kabur asap asap jarak di dalam
terowongan
Lensa Kekeruhan seluruh Keruh Sebagian Jernih Jernih
Iris Normal Terdorong Gambaran baik Gambaran baik
Bilik mata Normal Dangkal Sedang Dangkal
depan
Shadow Negative Positif Negative Negative
tes

Anda mungkin juga menyukai