Oleh :
Imaniar Kesuma
04054822022074
Pembimbing :
dr. H. A. K. Ansyori, Sp.M(K), M.Kes, MARS, Ph.D
JUDUL
Oleh :
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian
Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Kesehatan Mata Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
periode 05 Mei- 22 Mei 2021
Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah
melimpahkan berkah, rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Shortcase dengan judul "Dry Eye Syndrome Oculi Dextra et
Sinistra". Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. A. K. Ansyori,
Sp.M(K), M.Kes, MARS, Ph.D, selaku pembimbing yang telah memberikan
ajaran dan masukan sehingga penyusunan Shortcase ini dapat diselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Shortcase ini.
Penulis
Imaniar Kesuma
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
BAB I STATUS PASIEN............................................................................................1
1. Identitas Pasien............................................................................................................1
2. Anamnesis....................................................................................................................1
3. Pemeriksaan Fisik........................................................................................................2
4. Pemeriksaan Penunjang................................................................................................5
5. Diagnosis Banding.......................................................................................................5
6. Diagnosis Kerja............................................................................................................5
7. Tatalaksana..................................................................................................................5
8. Prognosis......................................................................................................................6
BAB II ANALISIS KASUS.........................................................................................6
LAMPIRAN...............................................................................................................10
iii
BAB I
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : PNS
Status : Menikah
Alamat : Palembang
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh kedua mata terasa berpasir dan mengganjal sejak 3
minggu lalu
b. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien mengeluh rasa mengganjal dan berpasir di kedua matanya
sejak 3 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya merah pada mata
yang hilang timbul. Kemerahan muncul secara tiba-tiba tanpa penyebab
yang jelas dan dapat hilang sendiri. Kemerahan muncul disertai dengan
bengkak. Mata berair ada sejak ± 4 hari yang lalu. Nyeri, perih, gatal,
mata kabur, penglihatan silau, kotoran mata pada pasien tidak ada. Tidak
ada riwayat trauma pada mata sebelumnya, tidak ada riwayat kemasukan
benda asing pada mata, tidak ada riwayat operasi mata, tidak ada riwayat
1
pemakaian kaca mata/contact lens, dan tidak ada riwayat alergi. Pasien
pernah berobat ke puskesmas dan diberikan obat tetes mata namun lupa
nama obat. Saat memakain obat tetes, pasien merasa keluhannya membaik
namun masih sering berulang sehingga pasien memutuskan untuk berhenti
memakai obat tetes mata dan berobat ke RSMH.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat memakai kacamata disangkal
- Riwayat memakai contact lens disangkal
- Riwayat operasi mata disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat diabetes mellitus disangkal
- Riwayat penyakit autoimun ada sejak tahun 2016 (lupus eritematosus
sistemik)
- Riwayat alergi disangkal
d. Riwayat Pengobatan
- Pasien menggunakan obat tetes mata namun lupa nama obat.
- Riwayat pengobatan LES
e. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat keluhan yang sama dengan pasien disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat diabetes mellitus disangkal
- Riwayat penyakit autoimun disangkal
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalikus
2
Frekuensi napas 18x/menit
Suhu 36,6OC
Status gizi Gizi baik
b. Status Oftalmologikus
Tekanan
P = 10,8 mmHg P = 11,6 mmHg
intraocular
KBM Ortoforia
0 0 0
GBM 0 0
0
0 0
0 0
0 0
3
Tenang
Palpebra Tenang
Segmen Posterior
Refleks
RFOD (+) RFOS (+)
Fundus
4
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Diagnosis Banding
6. Diagnosis Kerja
7. Tatalaksana
a. Non farmakologi
- Menghindari asap rokok
- Usahakan untuk tidak menggunakan pengering rambut, jika
memungkinkan.
- Menghindari berlama-lama di ruangan atau lingkungan yang hangat,
kelembapan rendah, di ketinggian.
- Menggunakan kacamata yang dilengkapi dengan moisture shield.
- Mengonsumsi makanan tinggi omega 3 seperti ikan, minyak ikan, dan
sayur.
- Beristirahat setiap 10 menit saat menatap layar laptop atau smartphone
dan berkedip lebih sering untuk membantu mata mendapatkan kembali
kelembapan yang hilang.
- Mengompres mata dengan kompres hangat
- Membasuh kelopak mata dengan hati-hati dengan waslap bersih dan
sabun serta air hangat, kemudian bilas mata Anda hingga bersih.
b. Farmakologi
5
- Cendo lyteers (Sodium klorida 4.40 mg dan potassium klorida 0.80
mg) ED gtt 1 tiap 4 jam
8. Prognosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sindrom mata kering atau dry eye syndrome adalah penyakit multifaktorial
dari air mata dan permukaan okuler yang mengakibatkan gejala ketidaknyamanan,
gangguan visual, dan ketidakstabilan film air mata dengan potensi kerusakan pada
6
permukaan mata. Penyakit ini disertai dengan peningkatan osmolaritas air mata dan
peradangan permukaan okuler.1
2.2 Klasifikasi
Dry eye syndrome juga dapat dikategorikan menjadi aqueous deficient dan
evaporative dry eye. Aqueous tear deficient dry eye adalah kelompok mata kering
yang disebabkan karena kurangnya produksi air mata walaupun evaporasinya tetap
berjalan normal. Evaporative dry eye adalah kelompok mata kering yang disebabkan
karena penguapan berlebihan air mata walaupun tidak terjadi gangguan pada proses
produksinya. Banyak sekali etiologi yang dapat mencetuskan kedua hal ini, baik yang
bersifat autoimun, obat, maupun lingkungan. Klasifikasi ini cukup membingungkan
sebab penyakit mata kering sering merupakan gabungan antara keduanya.2
7
Gambar 1. Klasifikasi Dry Eye Syndrome2
2.3 Diagnosis
Penderita akan mengeluh gatal, mata seperti berpasir (sandy sensation), silau,
penglihatan kabur sementara, iritasi mata, fotofobia, sensasi benda asing, perasaan
terbakar dan nyeri. Mata akan memberikan gejala sekresi mukus yang berlebihan,
sukar menggerakkan kelopak mata, mata tampak kering dan terdapat erosi kornea.
Konjungtiva bulbi edema hiperemik, menebal dan kusam. Kadang-kadang terdapat
benang mukus yang kekuning-kuningan pada forniks konjungtiva bagian bawah.
8
Tanda dan gejala mata kering seperti sensasi pedih, sensasi terbakar, merasa
kekeringan, merasa kasar dan nyeri pada mata, mukus berserabut di sekitar mata,
sensitif pada rokok dan angin, mata kemerahan, mata kelelahan setelah membaca
pada waktu yang singkat, fotofobia, tidak nyaman ketika memakai lensa kontak,
penglihatan kabur dan ganda, kelopak mata menempel bersama ketika bangun tidur.
4. Tes Schirmer I dengan atau tanpa anestesi/tes Schirmer II dengan stimulasi nasal
9
kuesioner yang paling sering digunakan untuk diagnosis penyakit mata kering jika
nilainya di atas 30.
Tear film breakup time (TBUT) merupakan waktu yang dibutuhkan oleh tear
film untuk pecah mengikuti kedipan mata. Pemeriksaan kuantitatif ini berguna untuk
menilai kestabilan tear film, dan waktu normal TBUT adalah 15-20 detik, sedangkan
pada mata kering nilai TBUT adalah 5-10 detik.
10
Gambar 2. Test Schirmer6
Tes Ferning merupakan suatu uji untuk menilai kualitas serta stabilitas air
mata. Bila air mata dibiarkan kering di atas suatu object glass, dengan menggunakan
mikroskop cahaya akan tampak suatu gambaran Kristal berbentuk daun pakis (ferns).
Tes ini sangat sederhana, tidak invasif, cepat, dan dapat memberikan gambaran
kualitas serta stabilitas lapisan air mata.6
11
Pada usia lebih dari 30 tahun sekresi lakrimalnya mulai menurun. Wanita di atas usia
tersebut rata-rata mengalami sindroma mata kering karena defisiensi hormon.
Sedangkan pada laki-laki, prevalensi sindrom mata kering tidak sebanyak pada
wanita karena adanya hormone androgen dalam jumlah yang cukup, sementara
wanita hanya memiliki sedikit hormon androgen. Penuaan tersebut juga
mengakibatkan disfungsi produksi air mata pada kelenjar Meibom dan Sebaseus
sehingga terjadi ketidakstabilan film air mata yang mengakibatkan penguapan yang
berlebihan sehingga mengakibatkan sindroma mata kering.
2. Riwayat LASIK.
Pekerjaan yang setiap hari berada di depan komputer atau laptop memiliki pengaruh
yang cukup dalam memunculkan gejala sindrom mata kering. Hal ini disebabkan
karena mata terus terbuka lebar menatap layar monitor sehingga mengakibatkan
intensitas dan frekuensi berkedip menjadi berkurang dan menyebabkan penguapan air
mata yang berlebihan. Selain itu penguapan air mata lebih banyak terjadi pada
keadaan mata melihat lurus ke depan dibandingkan dengan keadaan melihat ke bawah
karena permukaan mata lebih luas pada saat melihat ke depan.
4. Gaya hidup.
Gaya hidup yang kurang tepat seperti merokok dapat mengakibatkan ketidakstabilan
film air mata yang menyebabkan iritasi langsung pada mata, terjadi penguapan yang
lebih cepat karena paparan asap rokok dapat mempercepat proses sindrom mata
kering.
12
5. Obat-obatan.
Golongan antihistamin dan obat antidepresan merupakan salah satu contoh obat-
obatan yang dapat menyebabkan mata kering dan memperburuk gejalanya.
6. Lensa kontak.
Pemakaian lensa kontak terbukti memiliki sejumlah efek samping pada permukaan
okuler dan film air mata karena lensa kontak merupakan benda asing yang
ditempatkan di lingkungan air mata. Lensa kontak memiliki efek khusus yang
mengganggu film air mata dan meningkatkan penguapan air mata.
2.5 Tatalaksana6
Terapi utama untuk sindrom ini adalah menggunakan pengganti air mata/air
mata buatan (dapat berupa tetes mata, gel, dan salep). Penggunaan air mata buatan
bebas pengawet direkomendasikan untuk menghindari toksisitas pada pasien yang
menggunakan terapi ini secara rutin. Air mata buatan dianggap sebagai terapi lini
utama untuk sindrom mata kering. Penggunaan air mata buatan seringkali
memberikan bantuan sementara untuk mengatasi keluhan akibat sindrom mata kering.
Larutan demulcent merupakan agen mucomimetic untuk menggantikan glikoprotein
yang hilang pada proses perjalanan penyakit. Larutan ini ditambahkan di dalam
larutan pengganti air mata untuk meningkatkan daya lubrikasinya. Akan tetapi
demulcent tidak dapat menggantikan glikoprotein yang hilang dan sel goblet
konjungtiva, juga tidak dapat mengurangi deskuamasi kornea, atau meningkatkan
osmolaritas air mata.
13
kelenjar asinus kelenjar air mata utama dan meningkatkan respons neural, sehingga
dapat meningkatkan daya sekresi kelenjar air mata.
14
BAB III
ANALISIS KASUS
Ny.R berusia 40 tahun, mengeluh rasa mengganjal dan berpasir di kedua
matanya sejak 3 minggu lalu. Pasien juga mengeluhkan adanya merah pada mata
yang hilang timbul. Kemerahan muncul secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas
dan dapat hilang sendiri. Kemerahan muncul disertai dengan bengkak. Mata berair
ada sejak ± 4 hari yang lalu. Nyeri, perih, gatal, mata kabur, penglihatan silau,
kotoran mata pada pasien tidak ada. Tidak ada riwayat trauma pada mata sebelumnya,
tidak ada riwayat kemasukan benda asing pada mata, tidak ada riwayat operasi mata,
tidak ada riwayat pemakaian kaca mata/contact lens, dan tidak ada riwayat alergi.
Pasien pernah berobat ke puskesmas dan diberikan obat tetes mata namun lupa nama
obat. Saat memakain obat tetes, pasien merasa keluhannya membaik namun masih
sering berulang sehingga pasien memutuskan untuk berhenti memakai obat tetes mata
dan berobat ke RSMH.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan keadaan umum pasien baik dengan tanda
vital normal. Pada pemeriksaan oftalmologis, didapatkan visus oculi dextra et sinistra
6/6, TIO kedua mata normal, palpebra kedua mata tenang, konjungtiva kedua mata
tenang, kornea kedua mata jernih, BMD kedua mata sedang, iris kedua mata dalam
keadaan baik, pupil kedua mata berbetuk bulat, sentral, reflex cahaya positif, dan
berdiameter 3mm, lensa kedua mata jernih. Pada segmen posterior, didapatkan reflex
fundus positif.
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien diduga mengalami dry eye
oculi dextra et sinistra. Untuk dapat menegakkan diagnosis lebih pasti, pemeriksaan
Schirmer test dilakukan di kedua mata. Hasil Schirmer test mata kanan 8 mm dan
15
mata kiri 8 mm. Schirmer test dilakukan untuk menilai produksi air mata. Dari hasil
pemeriksaan, didapatkan bahwa produksi air mata pasien berkurang.
Mata kering terjadi jika volume atau fungsi air mata tidak memadai,
mengakibatkan film air mata tidak stabil. Gejala klinis mata kering antara lain mata
terasa kering, terbakar, kemerahan, berair dan penglihatan kabur sementara. Penyebab
dari mata kering antara lain defisit cairan aquos seperti pada sindrom Sjogren,
evaporasi intrinsik seperti disfungsi kelenjar meibom dan tingkat kedipan yang
rendah karena penggunaan laptop atau membaca dalam waktu yang lama, evaporasi
ekstrinsik seperti defisiensi vitamin A, penggunaan contact lens, dan konjungtivitis
alergi, serta pengaruh lingkungan.
16
mengembalikan kelembapan mata yang hilang, mengompres mata dengan kompres
hangat, menggunakan kacamata yang dilengkapi dengan moisturize shield, serta
mengonsumsi makanan tinggi omega 3. Minyak omega-3 dapat meningkatkan fungsi
kelenjar meibom mata, yang menghasilkan bagian berminyak dari air mata.
Peningkatan fungsi kelenjar tersebut dapat meredakan gejala mata kering.
Tatalaksana farmakologisnya dapat berupa lubricant dengan kandungan sodium
klorida 4.40 mg dan potassium klorida 0.80 mg untuk melumasi dan menyejukkan
mata akibat kekurangan sekresi air mata.
Prognosis dry eye berdasarkan derajatnya. Pasien ini masih berada di kategori
dry eye ringan sehingga prognosis ad vitamnya adalah bonam dikarenakan penyakit
ini tidak mengancam jiwa, ad functionamnya adalah bonam dikarenakan sebagian
besar pasien dengan kasus ringan hingga sedang dapat diobati dengan lubricant dan
merasa keluhannya berkurang serta prognosis ketajaman penglihatan pada pasien
dengan penyakit mata kering adalah baik, dan ad sanationamnya adalah dubia ad
bonam dikarenakan mata kering dapat berulang sehingga kekambuhan penyakit
ditentukan dari bagaimana pasien bisa merawat matanya serta menghindari faktor
presdisposisi mata kering.
17
LAMPIRAN
18
Gambar 3. Oculi dextra et sinistra saat terbuka
19
DAFTAR PUSTAKA
20