Anda di halaman 1dari 18

Telaah Jurnal

PENGGUNAAN PERAWATAN KESUBURAN DAN


PEMBERIAN ASI

Oleh:

Adhiyat Pratama 04084821820005


Agani Salsabila 04084821921160
Ruli Bashiroh Habibah 04084821921162
Danang Bagus Untoro 04084821921153
Ichlas Afriansyah Afif 04084821921130
Andhika Diaz Maulana 04084821921135

Pembimbing:
Dr. H. Asrol Byrin, Sp.OG (K)

DEPARTEMEN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
Obstetrik
Penggunaan perawatan kesuburan dan pemberian ASI
Latar belakang: Sekitar 15% wanita berumur 15 – 44 tahun di Amerika Serikat mengalami
infertilitas. Faktor yang berhubungan dengan infertilitas dan perawatan kesuburan dapat
berhubungan juga dengan kesulitan laktasi. Data nyata terbatas meneliti tentang dampak
infertilitas atau cara pembuahan pada pemberian ASI.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah melaporkan pemberian ASI (inisiasi dan durasi selama
8 minggu) pada wanita yang hamil secara spontan dibandingkan dengan wanita yang hamil
menggunakan perawatan kesuburan (Teknologi Pendukung Reproduksi (ART), inseminasi
intrauterin, atau obat peningkat kesuburan)
Metode dan alat: Laporan data maternal dari 4 wilayah pada tahun 2012 – 2015 Pregnancy Risk
Assessment and Monitoring System (PRAMS) digunakan untuk memeriksa penggunaan perawatan
kesuburan dan inisiasi menyusui dan berlanjut selama 8 minggu (n= 15,615). Data ini digunakan
untuk mewakili semua wanita yang melahirkan secara langsung di setiap wilayah; SAS mensurvei
prosedur yang digunakan untuk menghitung pada design kompleks survei PRAMS. Tahapan,
regresi logistic multivariabel, pengaturan pada demografik ibu, persamaan, jumlah terbanyak, cara
melahirkan, lahir preterm, dan kondisi kesehatan ibu pada awal kehamilan, digunakan untuk
mengukur hubungan antara penggunaan perawatan kesuburan dan pemberian ASI.
Hasil: Cara pembuahan tidak berhubungan dengan Pemberian ASI ketika membandingkan wanita
yang hamil secara spontan dengan wanita yang hamil menggunakan perawatan kesuburan apapun.
Peluang pada penyusuan selama 8 minggu lebih rendah diantara wanita yang hamil menggunakan
ART, setelah menyesuaikan dengan kovariat demografik dasar (diatur rasio peluang [aOR], 0,71;
95% interval kepercayaan {CI}, 0,52 – 0,97) dan selain itu menyesuaikan dengan kondisi
kesehatan ibu (aOR, 0,74; 95% CI, 0,54 – 1,02).
Kesimpulan: Penelitian ini menyarankan ibu yang hamil menggunakan ART dapat menyusui
untuk durasi yang lebih pendek dibandingkan ibu yang hamil secara spontan, sebagian disebabkan
oleh peningkatan kemungkinan multiple dan kelahiran bayi preterm. Penelitian ini dibutuhkan
untuk menjelaskan berbagai hubungan dan untuk memahami tujuan serta hambatan menyusui
diantara wanita yang hamil dengan bantuan ART.

Kata kunci: Teknologi Pendukung Reproduksi, Pemberian ASI, Perawatan Kesuburan


Akademi Pediatrik Amerika (AAP) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk 6
bulan pertama. Walaupun 83% bayi di Amerika Serikat menginisiasi pemberian ASI, hanya 25%
yang mencapai rekemondasi ini. Peningkatan rasio pemberian ASI untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan bayi dan untuk mencapai rekomendasi nasional memerlukan pemahaman populasi yang
dapat beresiko mengalami kesulitan laktasi. Salah satu populasinya adalah wanita yang mengalami
infertilitas, didefinisikan sebagai ketidakmampuan dalam hamil selama waktu setahun
berhubungan tanpa alat kontrasepsi. Di Amerika Serikat, terdaftar sekitar 15% yang tidak hami,
wanita yang secara aktif kehidupan seksnya berumur 15 – 44 tahun yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi dan mencoba untuk hamil mengalami infertilitas. Infertilitas dapat diobati dengan obat
peningkat kesuburan, inseminasti intrauterin (IUI), teknologi pendukung reproduksi (ART),
dimana termasuk perawatan telur atau embrio yang ditangani di laboratorium dengan tujuan
membuat hamil. Di Amerika Serikat, lebih dari 99% prosedur ART dilibatkan dalam fertilisasi in
vitro (IVF).
Hal ini tidak begitu jelas dan apa derajat perawatan kesuburan dapat dihubungkan dengan
pemberian ASI, dalam bagian karena wanita yang hamil dengan bantuan perawatan kesuburan
sering dicirikan dengan faktor yang berhubungan dengan positif dan negatif dari pemberian ASI.
Wanita yang hamil dengan bantuan perawatan kesuburan cenderung lebih tua, lebih teredukasi,
status pemasukan yang lebih tinggi, dan bukan perokok, semua tersebut sebelumnya berhubungan
secara signifikan dengan inisiasi pemberian ASI.
Konsepsi melalui perawatan kesuburan dihubungkan dengan kelahiran anak kembar atau
multipel lainnya, dan kemungkinan lebih tinggi pada kelahiran sesar, pendarahan maternal,
hipertensi dikarenakan kehamilan, dan diabetes gestasional. Dengan begitu, kedua kelahiran bayi
satu dan multipel melalui perawatan kesuburan meningkatkan resiko untuk lahir prematur atau
kecil pada umur gestasional. Semua ciri-ciri yang dihubungkan dengan perawatan kesuburan telah
berhubungan dengan kesulitan laktasi. Dengan begitu, ibu dengan mental dan kesehatan emosi
yang buruk ditemukan memiliki dampak negatif pada pemberian ASI, dan wanita yang perawatan
kesuburannya kurang sering mengalami stress unik dan cemas. Akhirnya, produksi air susu
ditemukan lebih rendah diantara wanita yang melahirkan bayinya melalui perawatan kesuburan.
Beberapa penelitian telah dilakukan di negara-negara maju yang bertujuan mengeksplorasi
hubungan antara perawatan kesuburan dan pemberian ASI; akan tetapi, penelitian tersebut
mendapatkan hasil yang tidak konsisten. Untuk pengetahuan kita, hanya 1 penelitian di Amerika
Serikat yang mencari hubungan antara cara konsepsi dan pemberian ASI, dan penelitian ini
dilakukan dalam satu wilayah. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk membahas inisiasi
pemberian ASI dan kelanjutannya (selama 8 minggu) (1) diantara wanita yang hamil
menggunakan perawatan kesuburan apapun, dan (2) dari jenis perawatan fertilitas yang digunakan,
termasuk diantara wanita yang hamil menggunakan ART, IUI, atau obat peningkat kesuburan
dibandingkan pada wanita yang hamil secara spontan.

Metode dan Alat


Sumber data dan sampel penelitian
Penelitian ini menggunakan data dari Pregnancy Risk Assessment and Monitoring System
(PRAMS), sistem pengamatan cross-sectional yang menyediakan data wilayah populasi spesifik
pada kebiasaan ibu sebelum, selama, dan setelah kehamilan yang menghasilkan bayi hidup.
PRAMS diadministrasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang bekerja
sama dengan departeman kesehatan. Protokol PRAMS disetujui oleh dewan peninjau
kelembagaan CDC, dan wilayah yang berpartisipasi menyetujui rencana analisis penelitian. Setiap
kuisioner berhubungan dengan sertifikast kelahiran bayi, jadi data analisis PRAMS terdiri dari
kedua respon ibu dan data statistik kondisi vital yang dipilih. (Perincian Metodologi PRAMS bisa
ditemukan di: www.cdc.gov/prams/methodology.htm.)
Secara singkat, setiap sampel dari wilayah yang berpartisipasi terdapat 1300 sampai 3400
wanita setiap tahunnya dari registrasi sertifikat kelahiran bayi. Cara utama dalam mengkoleksi
data adalah dengan satu cara, yaitu kuisioner administrasi tunggal dikirim ke wanita 2- 4 bulan
setelah melahirkan. Yang bukan responden dikirim 2 kuisioner pilihan, diikuti oleh hingga 15 kali
usaha menelpon.
Kuisioner PRAMS termasuk pertanyaan inti yang ditanyakan ke setiap wilayah,
pertanyaan standar dikembangkan dan diuji oleh CDC dari wilayah yang bisa memilih
pertanyaannya dimasukkan atau tidak, dan pertanyaan yang dikembangkan oleh wilayah tersebut.
Dengan demikian, setiap wilayah memiliki kuisioner PRAMS yang unik. Penelitian ini
menggunakan data dari PRAMS fase 7 (2012 – 2015) dari Massachusetts, Maryland, New York,
dan Utah. Hanya keempat wilayah ini yang dimasukkan pertanyaan standar untuk menilai
penerimaan perawatan kesuburan apapun, dan juga jenis perawatan kesuburan yang wanita itu
terima. Dari mengeluarkan data fase 7 tersebut, PRAMS memiliki rasio pemulaan respon survey
minimal sekitar 60%.
Data itu tersedia untuk 19,657 wanita dari 4 wilayah. Wanita yang dilaporkan bayi mereka
sudah meninggal (n = 219) atau tidak tinggal dengan mereka (n = 97), dan remaja yang sudah
menjadi ibu (< 20 tahun, n = 1238) tidak memenuhi syarat dalam analisis ini. Dari 18,135 wanita
yang memenuhi syarat, 17,190 nya memiliki data pada prediktor kita dan akibat yang menarik.
Kita tidak masukkan 1,574 wanita yang data kovariatnya hilang, menghasilkan sampel analisis
sebanyak 15,615 partisipan.

Pengukuran
Paparan minat kami adalah wanita yang dilaporkan menggunakan perawatan kesuburan.
Wanita hamil yang tidak mencoba untuk hamil dipertimbangkan dalam konsepsi secara spontan;
wanita ini tidak ditanyak tentang penerimaan perawatan kesuburan. Wanita yang mencoba untuk
hamil ditanyakan “Apakah kamu menggunakan perawatan kesuburan apapun atau menerima
prosedur pengobatan apapun dari dokter, perawat, atau pekerja kesehatan lainnya untuk
membantumu hamil bayi yang baru?” (iya/tidak). Siapapun yang merespon “iya” kemudian
ditanyakan “Apakah kamu menggunakan perawatan kesuburan tertentu selama bulan disaat kamu
hamil bayi yang baru?” Ini adalah pertanyaan “memeriksa jawaban.” Pilihan jawaban termasuk
“Penjelasan obat peningkat kesuburan oleh dokter,” “Inseminasi buatan atau Inseminasi
intrauterin,” “Teknologi pendukung reproduksi,” Perawatan medis lain” (dengan area teks gratis
mendorong responden untuk “Tolong jelaskan ke kami:____”), dan “Saya tidak menggunakan
perawatan kesuburan selama bulan disaat saya hamil bayi yang baru.”
Untuk mengkategorikan jenis perawatan kesuburan yang diterima, kita membuat
klasifikasi bertingkat berdasarkan perawatan kesuburan tertinggi yang digunakan: (1) wanita yang
hamil dengan bantuan ART, entah sendiri (n = 311) atau gabungan dengan perawatan lainnya (n
= 228), yang masuk dalam kelompok ART; (2) wanita yang hamil hanya dengan bantuan
inseminasi intrauterin (n = 36) atau gabungan dengan obat peningkat kesuburan (n = 153) yang
masuk dalam kelompok inseminasi intrauterin; (3) wanita yang hamil hanya dengan bantuan obat
peningkat kesuburan yang ditentukan oleh dokter yang masuk dalam grup obat peningkat
kesuburan (n = 328); dan (4) wanita yang hamil secara spontan (n = 14,559) (wanita yang tidak
mencoba untuk hamil, wanita yang menjawab “tidak” untuk menggunakan obat kesuburan, dan
wanita yang merespon bahwa mereka tidak menggunakan perawatan kesuburan selama bulan
disaat mereka hamil bayi yang baru). Respon terhadap pilihan “perawatan medis lain) di kode
ulang sebagai ART, inseminasi intrauterin, obat peningkat kesuburan, atau tidak ada perawatan,
berdasarkan respon yang tertulis.
Hasil kami yang menarik adalah inisiasi pemberian ASI (berdasarkan pada menyusui
apapun, ya/tidak) dan menyusui apapun selama 8 minggu (berdasarkan laporan jumlah pemberian
ASI atau pompa susu per minggunya/bulannya). Para ibu ditanyakan “Pernahkah kamu menyusui
atau memompa ASI untuk memberi makan anak bayi mu setelah melahirkan, meskipun dalam
jangka waktu yang pendek?” (ya/tidak). Mereka yang merespon “ya” ditanyakan lagi, “Apakah
kamu sekarang ini sedang menyusui atau memompa ASI untuk diberikan ke bayi barumu?”
(ya/tidak); dimana, mereka yang merespon “tidak” ditanyakan lagi, “Berapa minggu atau bulan
kamu menyusui atau memompa ASI untuk diberikan ke bayi kamu?” Untuk sampel kita, tidak ada
ibu yang menyelesaikan survei sebelum 8 minggu, jadi ibu manapun yang menjawab bahwa dia
masih menyusui dimasukkan dalam kelompok pemberian ASI manapun selama 8 minggu.
Yang dihitung sebagai kovariat termasuk umur ibu (20-24, 25-29, 30-34, ≥ 35 tahun),
etnik/suku ibu (orang putih tanpa darah Hispanik, orang hitam tanpa darah Hispanik, orang
Hispanik, orang Asia, lainnya), edukasi ibu (kurang dari SMA, SMA, lebih dari SMA), indeks
massa tubuh ibu pada awal kehamilan (BMI; <18.5, 18.5-24.9, 25.0-29.9, >30 kg/m2), status ibu
(menikah, lainnya), berpartisipasi dalam Special Supplemental Nutrition Program for Women,
Infants, and Children (WIC) selama kehamilan (ya/tidak), status merokok ibu selama kehamilan
(perokok, bukan perokok), kelahiran (kelahiran pertama, kelahiran multipel), banyaknya (satu,
multipel), kelahiran secara vagina (ya/tidak), kelahiran preterm (umur gestasional < 37 minggu)
dan kondisi kesehatan kehamilan awal ibu termasuk iya atau tidak wanita yang didiagnosis oleh
dokter atau perawat dengan diabetes tipe 1 atau 2 (tidak sama dengan diabetes gestasional), darah
tinggi atau hipertensi, dan/atau depresi sebelum kehamilan. Variabel kesehatan ibu diatas
dimasukkan karena mereka seperti berhubungan dengan kesuburan dan pemberian ASI. Dengan
pengecualian terhadap WIC dan diagnosis kondisi medis sebelum kehamilan (kuesioner variabel
PRAMS), semua kovariat lainnya berasal dari sertifikat kelahiran.
Analisis Statistik
Kami menggunakan tes χ2 untuk menjelaskan perbedaan dalam demografik dan
karakteristik kelahiran pada cara konsepsi. Kami lalu menjelaskan pemberian ASI oleh jenis
spesifik dari perawatan kesuburan. Kami menggunakan bentuk regresi logistik bivariabel dan
multivariabel bertahap untuk menilai peluang dari pernah menyusui dan menyusui selama 8
minggu diantara wanita yan hamil menggunakan jenis perawatan kesuburan apapun dan yang
menggunakan jenis spesifik perawatan kesuburan, dibandingkan dengan wanita yang hamil secara
spontan. Bentuk pertama termasuk umur ibu, suku/etnik ibu, edukasi ibu, status ibu, status WIC,
kelahiran, dan cara melahirkannya. Bentuk kedua termasuk variabel diatas ditambah kondisi
kesehatan ibu (BMI ibu, status merokok selama kehamilan, dan riwayat kesehatan ibu pada awal
kehamilan), dan bentuk ketiga termasuk semua yang dikatakan covariat termasuk banyaknya dan
kehamilan preterm.
Kami menilai bentuk tersebut untuk kolinearitas menggunakan %COLLIN_2011 bentuk
makro, dan kami menilai bentuk tersebut untuk interaksi dengan banyaknya; tidak ada yang
terdeteksi.
Semua perkiraan diatas dipertimbangkan untuk mewakili semua wanita yang melahirkan
bayi hidup di setiap wilayah, mengatur desain sampel, ketidakcakupan, dan ketidaktanggapan.
Kami menggunakan langkah survei SAS versi 9.4 untuk semua analisis statistik.

Hasil
Dari 15,615 wanita yang masuk kedalam analisa, 5,8% (n = 1,056) hamil dengan
menggunakan perawatan kesuburan. Wanita yang hamil menggunakan perawatan kesuburan
memiliki ciri lebih tua, bukan orang hispanik berkulit putih, menikah, dan lebih teredukasi,
kehamilan multipel, dan kelahiran bayi preterm (semua P < .01), dibandingkan dengan wanita
yang hamil secara spontan. Wanita yang hamil dengan perawatan kesuburan tidak sama dengan
wanita dengan konsepsi spontan untuk berpartisipasi dalam WIC, merokok selama kehamilan,
kelahiran multipel, melahirkan melalui vagina, dan memiliki kondisi kesehatan pada awal
kehamilan (semua P < .03) (Tabel 1).
Tabel 1. Perbandingan karakteristik demografik terpilih dari cara konsepsi pada wanita yang
berpartisipasi dalam PRAMS, 2012 – 2015 (n = 9041)
Cara Konsepsi
Spontan Perawatan Kesuburan
(n = 14,559) (n = 1,056)
Variabel %a %a Nilai Pb
Usia Ibu (y) < .0001
20 – 24 19.2 3.2
25 – 29 30.6 17.9
30 – 34 31.8 38.6
≥ 35 18.4 40.3
Suku/etnik Ibu < .0001
Bukan Hispanik berkulit putih 65.2 78.7
Bukan Hispanik berkulit hitam 12.7 3.9
Suku Hispanik 13.7 6.0
Suku Asia 5.7 8.8
Lainnya 2.6 2.6
Edukasi Ibu < .0001
Kurang dari SMA 8.6 2.3
Lulusan SMA 19.1 8.0
Lebih dari SMA 72.3 89.7
BMI Ibu (kg/m2) 0.075
Underweight, < 18.5 3.7 2.3
Normal, 18.5 – 24.9 50.9 56.0
Overweight, 25.0 – 29.9 24.1 21.6
Terdapat Obesitas, ≥ 30 21.3 20.1
Menikah < .0001
Ya 68.5 64.4
Tidak 31.5 5.6
WIC selama kehamilan < .0001
Ya 35.6 7.5
Tidak 64.4 92.5
Cara Konsepsi
Spontan Perawatan Kesuburan
(n = 14,559) (n = 1,056)
Variabel %a %a Nilai Pb
Merokok selama kehamilan < .0001
Ya 7.4 1.1
Tidak 92.6 98.9
Kelahiran multiple < .0001
Ya 62.6 47.5
Tidak 37.4 52.5
Jumlah terbanyak < .0001
Satu 98.7 86.7
Multipel 1.3 13.3
Kelahiran secara vaginam < .0001
Ya 67.2 55.5
Tidak 32.8 44.5
Kelahiran Preterm < .0001
Waktu gestasional < 37 minggu 7.2 16.0
Waktu gestasional ≥ 37 minggu 92.8 84.0
Keondisi kesehatan ibu pada awal kehamilan 0.021
Ya 13.6 10.2
Tidak 86.4 89.8

Wanita yang hamil dengan bantuan perawatan kesuburan apapun lebih pernah untuk
menyusui dan untuk menyusui selama 8 minggu dibandingkan wanita yang hamil secara spontan
dalam analisis yang belum disesuaikan, tetapi hubungan ini tidak lagi signifikasn setelah diatur
untuk kovariat (Tabel 2). Ketika memeriksa jenis spesifik perawatan kesuburan, dalam analisis
yang belum ditentukan, peluang dari pernah menyusui lebih tinggi pada wanita yang menggunakan
IUI dan obat peningkat kesuburan dibandingkan dengan wanita yang hamil secara spontan, tetapi
hubungan ini tidak lagi signifikan setelah diatur untuk kovariat. Peluang dari menyusui selama 8
minggu secara signifikan berbeda diantara yang hamil dengan obat peningkat kesuburan dan yang
hamil secara spontan dalam analisis yang belum ditentukan tetapi tidak setelah ditentukan untuk
kovariat (Tabel 2). Peluang dari menyusui selama 8 minggu lebih rendah pada wanita yang hamil
menggunakan ART dibanding wanita yang hamil secara spontan dalam bentuk pertama (rasio
pengaturan peluang [aOR], 0.71; 95% interval kepercayaan [CI], 0.52 – 0.97) dan bentuk kedua
(aOR, 0.68; 95% CI, 0.49 – 0.93); akan tetapi, perbedaan ini tidak lagi signifikan pada bentuk
ketiga (aOR, 0.74; 95% CI, 0.54 – 1.02) (Tabel 2)
Pembahasan
Walaupun rasio pemberian ASI terlihat lebih tinggi pada wanita yang menerima perawatan
kesuburan, perbedaannya tidak signifikan setelah diatur untuk kovariat. Rasio pemberian ASI
dapat terlihat lebih tinggi pada analisis yang belum ditentukan karena wanita yang menerima
perawatan kesuburan cenderung lebih tua, lebih teredukasi, menikah dan dengan pendapatan yang
lebih tinggi, semua faktor yang diketahui berhubungan dengan peningkatan dalam kemungkian
pemberian ASI. Satu-satunya hubungan yang signifikan pada bentuk apapun yang diatur dalah
wanita yang hamil dengan bantuan ART memiliki penuruan peluang dari pemberian ASI selama
8 minggu. Hubungan ini menjadi tidak signifikan pada bentuk akhir, menyarankan efek dari ART
pada durasi pemberian ASI dapat dimediasi oleh peningkatan dari kemungkinan kelahiran multipel
dan bayi yang lahir preterm.
Beberapa karakteristik dihubungkan dengan kedua penggunaan perawatan kesuburan dan
bukan inisiasi dan durasi pendek dalam pemberian ASI dapat mengurangi keinginan kuat untuk
menyusui yang unik untuk wanita dengan perawatan kesuburan yang rendah. Penelitian yang
menguji pengalaman menyusui ibu baru yang hamil menggunakan perawatan kesuburan
menemukan bahwa ibu mengekspresikan tekanan internal karena mereka percaya bahwa ini satu-
satunya kesempatan untuk menyusui, dan mereka percaya bahwa itu adalah suatu hal yang mereka
harus bisa lakukan. Mereka mengekspresikan perasaan dimana tidak bisa menyusui berarti gagal
menjadi seorang ibu. Penelitian lain juga menemukan hal yang serupa, dan penulisnya melaporkan
bahwa wanita yang hamil melalui perawatan kesuburan lebih tekun dalam menyusui untuk
menggagalkan kebutuhan dalam tindakan perawatan kesuburan.
Beberapa penelitian sebelumnya telah mengamati pemberian ASI diikuti perawatan
kesuburan, dan dari hal tersebut, hasilnya bertentangan. Penelitian salah satu orang di Kanada
membandingkan wanita yang menggunakan jenis perawatan kesuburan apapun dengan wanita
yang hamil secara spontan dan menemukan tidak ada perbedaaan signifikan antar kelompok
dengan syarata inisiasi pemberian ASI, durasi selama 4 bulan, atau kesulitan menyusui. Penelitian
kohort orang lain di Kanada menemukan peluang pemberian ASI ekslusif saat keluar dari rumah
sakit secara signifikan lebih tinggi pada wanita yang hamil tanpa pendukung reproduksi. Penelitian
dari New York menemukan bahwa wanita yang hamil dengan bantuan perawatan kesuburan lebih
dapat memberikan ASI selama 4 bulan tetapi sedikit yang dapat memberikan ASI selama 12 bulan
daripada wanita yang hamil secara spontan. Penelitian ini juga menanyakan kepada wanita yang
tidak menyusui selama 4 bulan alasan mereka berhenti; wanita yang hamil dengan menggunakan
perawatan kesuburan lebih dapat mengatakan mereka berhenti “dikarnakan ketidakmampuan
dalam menyediakan ASI” dibandingkan dengan wanita yang hamil secara spontan. Penelitian lebih
lanjut mengenai perawatan kesuburan dan kemampuan dalam menyediakan ASI yang adekuat
dapat membantu menjelaskan pemahaman yang lebih baik tentang mendiagnosis kesuburan
tertentu yang berhubungan dengan patofisiologis pembatasan pada produksi ASI.
Penelitian kami menemukan bahwa wanita yang hamil dengan ART tidak berbeda dalam
inisiasi pemberian ASI dari wanita yang hamil secara spontan, tetapi mereka mungkin sedikit
dalam menyusui selama 8 minggu. Penelitan kohort dari Australia menemukan wanita yang hamil
menggunakan ART secara signifikan lebih pada inisiasi menyusui tetapi sedikit yang memberikan
ASI eksklusif selama 3 bulan dibandingkan pada wanita yang hamil secara spontan.
Wanita dalam penelitian kami yang hamil dengan bantuan ART lebih banyak dibandingkan
wanita yang hamil secara spontan dalam kelahiran multipel (13.3% vs 1.3%, P < .0001), dalam
kelahiran bayi preterm (16.0% vs 7.2%, P < .0001), atau dalam kelahiran melalui operasi sesar
(44.5% vs 32.8%, P < .0001). Kami menyesuaikan faktor-faktor ini dalam bentuk terakhir untuk
menilai bagaimana faktor-faktor ini dapat membantu menjelaskan mengapa wanita yang hamil
dengan bantuan ART menyusui untuk durasi yang lebih pendek. Ibu dari banyaknya anak dapat
kesulitan dalam melanjutkan pemberian ASI dikarenakan tuntutan dalam mengurus bayinya yang
banyak. Dan lagi, bayi multipel lebih sering lahir preterm, dan wanita yang hamil dengan bantua
ART lebih sering mendapat bayi preterm, bahkan jika hanya satu bayi. Bayi preterm bisa
mengalami banyak masalah yang dapat membuat kesulitan dalam menyusui, termasuk hal ini:
menjadi kurang waspada; masalah dengan mengunci, menghisap, dan menelan; dan kemungkinan
lebih tinggi bayi dimasukkan ke unit perawatan intensif neonatal. Pada akhirnya, wanita yang
melahirkan secara operasi sesar dapat mengalami inisiasi menyusui tertunda dan durasi meyusui
lebih pendek. Dengan demikian, wanita yang hamil dengan bantuan ART mendapat keuntungan
dari tambahan konsul dan dukungan menyusui, terutama mereka yang dengan bayi multipel dan
kelahiran bayi preterm.
Penemuan dalam laporan ini adalah subjek yang terbatas. Pertama, kami tidak dapat
menentukan derajat dari hubungan antara penggunakan perawatan kesuburan dan pemberian ASI
bisa dijelaskan oleh subfertilitas yang mendasarinya; pertanyaan pada PRAMS tidak mengizinkan
kita membedakan wanita dengan subfertilitas dari wanita yang rendah perawatan kesuburan untuk
alasan lain, seperti masalah kesuburan pasangan cowok atau tidak memiliki pasangan cowok.
Karena kelompok hierarkis dari jenis perawatan kesuburan yang diterima, kami tidak dapat
menyimpulkan apakah perawatan spesifik atau perawatan kombinasi dapat memberikan dampak
pada pemberian ASI. Sebagai tambahan, data PRAMS berdasarkan laporan ibu dan tidak bisa
diverifikasi oleh pengamatan dalam fasilitas atau kesimpulan grafik medis. Data PRAMS juga
tidak termasuk variabel lain, seperti tujuan menyusui dan lama tinggal di unit perawatan intensif
neonatal, yang dapat berdampak dalam pemberian ASI berkelanjutan. Akhirnya, karena hanya 4
wilayah dalam PRAMS memiliki data perawatan kesuburan yang bisa masuk dalam analisa ini,
hasil penelitian ini tidak bisa disamakan pada semua ibu yang ada di Amerika Serikat.
Kekuatan penelitian ini yang termasuk pada PRAMS adalah sistem pengawasan kuat yang
menyediakan kita data perwakilan dari wanita yang tinggal dalam setiap wilayah. Selanjutnya,
penelitian ini memiliki ukuran sampel yang besar, dan kita dapat mengamati perbedaan dalam
pemberian ASI oleh perawatan kesuburan yang diterima. Akhirnya, pertanyaan PRAMS yang
berkaitan dengan prevalensi ART telah dibandingkan dengan sistem pengawasan lain yang
mengkoleksi data pada ART, dan ditemukan berguna dalam menjelaskan prevalensi ART dan hasil
terkait.
Walaupun hasil kita menyarankan bahwa wanita yang hamil dengan bantuan ART dapat
menyusui untuk durasi yang lebih pendek dibandingkan wanita yang hamil secara spontan, durasi
menyusui dapat ditingkatkan dengan konsul klinis prenatal dan mendukung pemberian ASI
postnatal, terutama untuk wanita dengan kelahiran multipel atau bayi preterm. Penelitian lebih
lanjut dibutuhkan untuk menjelaskan hubungannya dan memahami tujuan dan penghalang
pemberian ASI pada wanita yang hamil dengan bantuan ART.
Telaah Kritis
Jurnal yang diakses dari American Journal of Obstetrics ini merupakan bagian dari
kedokteran berbasis bukti (evidence-based medicine) diartikan sebagai suatu proses evaluasi
secara cermat dan sistematis suatu artikel penelitian untuk menentukan reabilitas, validitas, dan
kegunaannya dalam praktik klinis. Komponen utama yang dinilai dalam critical appraisal adalah
validity, importancy, applicability. Tingkat kepercayaan hasil suatu penelitian sangat bergantung
dari desain penelitian dimana uji klinis menempati urutan tertinggi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari komponen
pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing komponen memiliki, kepentingan
yang sama besarnya dalam menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan
sebagai referensi.
1. Latar belakang
Secara garis besar, latar belakang jurnal ini memenuhi komponen-komponen yang
harusnya terpapar dalam latar belakang. Dalam latar belakang dikatakan bahwa
sekitar 15% wanita berumur 15 – 44 tahun di Amerika Serikat mengalami
infertilitas. Faktor yang berhubungan dengan infertilitas dan perawatan kesuburan
dapat berhubungan juga dengan kesulitan laktasi. Data nyata terbatas meneliti
tentang dampak infertilitas atau cara pembuahan pada pemberian ASI.

2. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara perawatan kesuburan dan
pemberian ASI pada wanita yang sedang hamil

3. Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional, dilakukan pada wanita
yang hamil menggunakan perawatan kesuburan dan wanita yang hamil secara
spontan dengan inisiasi pemberian ASI dan berlanjut selama 8 minggu (n = 15,615)
pada 4 wilayah di Amerika Serikat. Pengambilan sampel berasal dari data PRAMS
fase 7 (2012 – 2015) dari 4 wilayah. Data diolah ke SAS versi 9.4 untuk analisis,
menggunakan analisis regresi logistic bivariat dan multivariat diterapkan. Analisis
regresi logistic bersyarat digunakan untuk menentukan hubungan diduga variabel
prediktif dengan variabel hasil dan untuk mengontrol pengaruh variabel perancu.
Nilai P ≤ 0,05 dianggap signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan 95%
selama penelitian

4. Hasil penelitian
Hasil penelitian dipaparkan dalam bentuk tabel. Dari 15,615 wanita yang masuk
kedalam analisa, 5,8% (n = 1,056) hamil dengan menggunakan perawatan
kesuburan. Wanita yang hamil menggunakan perawatan kesuburan memiliki ciri
lebih tua, bukan orang hispanik berkulit putih, menikah, dan lebih teredukasi,
kehamilan multipel, dan kelahiran bayi preterm (semua P < .01), dibandingkan
dengan wanita yang hamil secara spontan. Wanita yang hamil dengan perawatan
kesuburan tidak sama dengan wanita dengan konsepsi spontan untuk berpartisipasi
dalam WIC, merokok selama kehamilan, kelahiran multipel, melahirkan melalui
vagina, dan memiliki kondisi kesehatan pada awal kehamilan (semua P < .03).
Peluang dari menyusui selama 8 minggu lebih rendah pada wanita yang hamil
menggunakan ART dibanding wanita yang hamil secara spontan dalam bentuk
pertama (rasio pengaturan peluang [aOR], 0.71; 95% interval kepercayaan [CI],
0.52 – 0.97) dan bentuk kedua (aOR, 0.68; 95% CI, 0.49 – 0.93); akan tetapi,
perbedaan ini tidak lagi signifikan pada bentuk ketiga (aOR, 0.74; 95% CI, 0.54 –
1.02).
Penilaian PICO VIA (Population, Intervention, Comparison, Outcome, Validity, Importancy,
Applicability)
1. Population
Penelitian ini dilakukan pada wanita hamil yang terdata pada PRAMS diadministrasikan
oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) yang bekerja sama dengan departeman
kesehatan. Populasi ini mengambil jumlah wanita yang hamil menggunakan perawatan kesuburan
dan wanita yang hamil secara spontan dengan inisiasi pemberian ASI dan berlanjut selama 8
minggu (n = 15,615). Sebuah studi cross-sectional dilakukan dengan mengambil data PRAMS
fase 7 dari tahun 2012 – 2015.
2. Intervention
Pengambilan sampel secara cross-sectional diikuti dengan wawancara tatap muka dan
tinjauan dokumen dengan menggunakan kuesioner standar. Data dianalisis dengan SAS versi 9.4
untuk analisis, menggunakan analisis regresi logistic bivariat dan multivariat diterapkan. Analisis
regresi logistic bersyarat digunakan untuk menentukan hubungan diduga variabel prediktif dengan
variabel hasil dan untuk mengontrol pengaruh variabel perancu. Nilai P ≤ 0,05 dianggap signifikan
secara statistik pada tingkat kepercayaan 95% selama penelitian
3. Comparison
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara perawatan kesuburan dan
pemberian ASI pada wanita yang sedang hamil
4. Outcome
Dari 15,615 wanita yang masuk kedalam analisa, 5,8% (n = 1,056) hamil dengan
menggunakan perawatan kesuburan. Wanita yang hamil menggunakan perawatan kesuburan
memiliki ciri lebih tua, bukan orang hispanik berkulit putih, menikah, dan lebih teredukasi,
kehamilan multipel, dan kelahiran bayi preterm (semua P < .01), dibandingkan dengan wanita
yang hamil secara spontan. Wanita yang hamil dengan perawatan kesuburan tidak sama dengan
wanita dengan konsepsi spontan untuk berpartisipasi dalam WIC, merokok selama kehamilan,
kelahiran multipel, melahirkan melalui vagina, dan memiliki kondisi kesehatan pada awal
kehamilan (semua P < .03). Peluang dari menyusui selama 8 minggu lebih rendah pada wanita
yang hamil menggunakan ART dibanding wanita yang hamil secara spontan dalam bentuk pertama
(rasio pengaturan peluang [aOR], 0.71; 95% interval kepercayaan [CI], 0.52 – 0.97) dan bentuk
kedua (aOR, 0.68; 95% CI, 0.49 – 0.93); akan tetapi, perbedaan ini tidak lagi signifikan pada
bentuk ketiga (aOR, 0.74; 95% CI, 0.54 – 1.02).
5. Study Validity
Is the research question well-defined that can be answered using this study design?

Ya, penelitian dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk menyajikan hubungan
perawatan kesuburan dengan pemberian ASI pada wanita hamil.

Does the author use appropriate methods to answer their questions?

Ya, metode dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengkumpulkan data-
data wanita hamil menggunaan perawatan kesuburan dan inisiasi menyusui dan berlanjut selama
8 minggu. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian ASI pada wanita yang hamil
selama 8 minggu, dengan variabel bebas adalah penggunaan perawatan kesuburan. Data
didapatkan menggunakan keusioner terstandarisasi dan sudah divalidasi yang diisi langsung
oleh responden.

Is the data collected in accordance with the purpose of research?


Ya, data diambil dari PRAMS fase 7 mulai tahun 2012 sampai tahun 2015 di 4 wilayah di Amerika
Serikat (Massachusetts, Maryland, New York, dan Utah) adalah wanita dari 15,615 populasi. Data
berasal dari PRAMS diadministrasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC)
yang bekerja sama dengan departeman kesehatan..
6. Importance
Is this study important?
Ya, penelitian ini penting untuk mengetahui hubungan penggunaan kesuburan pada wanita hamil
dengan pemberian ASI. Hal ini dikarenakan dengan mengidentifikasi faktor risiko lebih dini maka
dapat dilakukan penanganan pemberian ASI pada ibu hamil dengan pemilihan perawatan
kesuburan yang tepat sehingga dapat meningkatkan peluang menyusui selama 8 minggu.
7. Applicability

Are your patient so different from these studied that the results may not apply to them?

Tidak, karena hasil penelitian ini dapat diterapkan untuk semua wanita hamil dengan faktor
risiko yang terdapat dalam penelitian ini.
Is your environment so different from the one in the study that the methods could not be use
there?

Tidak, hasil penelitian ini dapat diterapkan, metode yang digunakan dalam penelitian ini juga dapat
diterapkan di Indonesia untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

Kesimpulan: Penelitian pada jurnal ini Valid, Important dan Applicable


sehingga jurnal ini dapat digunakan sebagai referensi.

Anda mungkin juga menyukai