Anda di halaman 1dari 10

Bed Site Teaching

Katarak Senilis Imatur OD + Katarak Senilis Matur OS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSMH Palembang

Oleh:

Nindy Lagundry Putry , S.Ked

04084821820016

Pembimbing:
dr.H.A.K. Ansyori, Sp.M (K) M.Kes. MARS. Ph-D

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
2

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien
Nama : Ny. SSN
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : jl. Pasundan Lr nyiur 3
Tanggal Pemeriksaan : 24 April 2019

2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Penglihatan mata kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu

b. Riwayat Perjalanan Penyakit


Pasien mengeluh pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu pada mata
kiri. Kabur dirasakan semakin lama semakin bertambah. Sejak 2 bulan
yang lalu, pasien merasa mata kiri semakin kabur. Keluhan juga mulai
dirasakan pada mata kanan, namun tidak sekabur mata kiri. Pandangan
kabur seperti melihat asap (+), Pasien mengaku sering merasa silau (+)
ketika melihat, terutama melihat lampu sehingga lebih nyaman jika
melihat pada sore hari atau di tempat yang gelap, mata merah(-).
Keluhan melihat seperti di dalam terowongan (-), pandangan ganda (-),
pandangan seperti melihat pelangi (-), mual (-), muntah (-), nyeri (-), sakit
kepala (-).

c. Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (-)
• Riwayat operasi mata sebelumnya (-)
• Riwayat memakai kacamata (+)
• Riwayat trauma pada bola mata (-)
• Riwayat menggunakan obat-obatan dalam jangka waktu yang lama (-)
• Riwayat darah tinggi (-)
3

• Riwayat kencing manis (-)

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 90 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,8o C

b. Status Oftalmologis

Okuli Dekstra Okuli Sinistra


Visus 6/21 ph 6/9 1/300 ph (-)
Tekanan P = N+0 P = N+0
intraokular

KBM Ortoforia
4

GBM

Palpebra Tenang Tenang


Konjungtiv Tarsal: tenang Tarsal : tenang
a Bulbi: tenang Bulbi: tenang
Kornea Jernih Jernih
BMD Sedang Sedang
Iris Gambaran baik Gambaran baik
Pupil Bulat, central, refleks cahaya Bulat, central, refleks cahaya
(+), diameter 3 mm (+), diameter 3 mm

Lensa Keruh, ST(+) Keruh, ST (-)


Segmen
Posterior
Refleks (+) (-)
Fundus
Papil Bulat, batas tegas, warna Tidak bisa dinilai
merah, c/d 0,3 dan a:v 2:3
Makula Refleks Fovea (+) Tidak bisa dinilai
Retina Kontur pembuluh darah baik, Tidak bisa dinilai
eksudat (-), darah (-)

4. Pemeriksaan Penunjang
 Laboratorium
 Keratometri
 Biometri
 USG orbita

5. Diagnosis Kerja
 Katarak Senilis Imatur OD + Katarak Senilis Matur OS

6. Tatalaksana
o Informed consent
o Menjelaskan pada pasien bahwa pandangan mata yang kabur
disebabkan katarak pada lensa mata
5

o Menjelaskan pada pasien bahwa katarak tidak dapat diobati dengan


obat tetapi dapat disembuhkan dengan operasi dan pemberian lensa
tanam pada mata
o Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya operasi ekstraksi
katarak, jenis tindakan, persiapan, kelebihan dan kekurangan
o Menjelaskan tentang komplikasi yang akan terjadi apabila tidak
dioperasi, kemungkinan lensa akan mencair, isi lensa akan keluar,
menimbulkan reaksi peradangan dan peningkatan tekanan bola mata
o Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin timbul selama operasi
dan pascaoperasi.
o Pro ECCE + IOL OS

7. Prognosis
1. Okuli Dextra
1. Quo ad vitam : bonam
2. Quo ad functionam : bonam
2. Okuli Sinistra
3. Quo ad vitam : bonam
4. Quo ad functionam : dubia ad bonam
6

LAMPIRAN

Gambar 1. Kedua Mata terbuka

Gambar 2. Kedua Mata Tertutup

Gambar 3. Mata kanan Gambar 4. Mata Kiri

Gambar 5. Pemeriksaan Slit Lamp pada mata kiri


7

ANALISIS KASUS

Seorang perempuan 57 tahun, datang ke poli mata dengan keluhan utama


pandangan kabur sejak 2 tahun yang lalu pada mata kiri. Kabur dirasakan semakin
lama semakin bertambah. Sejak 2 bulan yang lalu, pasien merasa mata kiri semakin
kabur. Keluhan juga mulai dirasakan pada mata kanan, namun tidak sekabur mata
kiri. Pandangan kabur seperti melihat asap. Pasien mengaku sering merasa silau (+)
ketika melihat, terutama melihat lampu sehingga lebih nyaman jika melihat pada sore
hari atau di tempat yang gelap. Riwayat mata merah(-). Keluhan melihat seperti di
dalam terowongan (-), pandangan ganda (-), pandangan seperti melihat pelangi (-),
mual (-), muntah (-), nyeri (-), sakit kepala (-). Riwayat kencing manis, hipertensi,
alergi obat, memakai kacamata, minum obat-obatan dalam jangka panjang, trauma
bola mata, operasi dan keluhan sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit yang sama
dalam keluarga disangkal.

Pada pemeriksaan status generalis didapatkan keadaan umum tampak baik,


kesadaran compos mentis, tekanan darah 130/80 mmHg, Nadi 80x/menit,
Respiratory rate 20x/menit, suhu 36,50c, status gizi baik.

Pada pemeriksaan oftalmologi mata kanan, ditemukan visus 6/21, lensa


tampak keruh sebagian, reflek fundus okuli desktra (+), papil, makula, dan retina
sulit dinilai. Pemeriksaan oftalmologi mata kiri ditemukan visus 1/300, lensa tampak
keruh dan Shadow Test (-),papil, makula, dan retina sulit dinilai. Untuk membantu
penegakan diagnosis dan penatalaksanaan, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang
antara lain pemeriksaan USG orbita, pemeriksaan biometri, pemeriksaan
laboratorium berupa darah lengkap, BSS, pro rontgen thoraks dan konsul ke bagian
penyakit dalam.
Dari anamnesis, didapatkan mata tidak merah dan pandangan kabur yang
onsetnya perlahan. Dari gejala yang dikeluhkan tersebut didapatkan petunjuk yaitu
mata tenang visus turun perlahan, dengan kemungkinan diagnosis banding berupa
katarak, kelainan refraksi, glaukoma kronik, dan retinopati. Menyingkirkan satu per
satu diagnosis banding tersebut dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan
status oftalmologi.
8

Dari anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi didapatkan penglihatan kabur


dan visus mata kanan 6/21 ph 6/9 serta visus mata kiri 1/300 ph -. Hal ini
menunjukkan bahwa tajam penglihatan pasien berkurang. Untuk mengetahui apakah
berkurangnya tajam penglihatan disebabkan oleh kelainan refraksi atau media
refraksi, maka harus dilakukan pemeriksaan pinhole. Setelah pemeriksaan pinhole
tajam penglihatan tidak maju pada mata kiri dan maju pada mata kanan. Hal ini
menunjukkan adanya gangguan pada media refraksi.
Pada pasien ini kemungkinan glaukoma kronik dapat disingkirkan dari tidak
adanya keluhan mata seperti melihat pelangi bila melihat lampu (halo) dan
pandangan seperti melihat terowongan. Pada pemeriksaan tonometri juga tidak
didapatkan peningkatan tekanan intraokuler.
Kemungkinan diagnosis retinopati diabetes dapat disingkirkan karena tidak
adanya riwayat diabetes. Kemungkinan retinopati hipertensi dapat kita pikirkan.
Namun pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan tekanan darah pasien masih
normal. Selain itu, untuk penegakan diagnosis pasti harus dilihat segmen posterior
pasien.. Pemeriksaan funduskopi pada mata kiri tidak dapat dilakukan karena lensa
keruh. Maka dari itu perlu dilakukan pemeriksaan penunjang berupa USG Orbita
untuk menilai segmen posteriornya.
Dari uraian di atas, maka diagnosis yang paling mungkin adalah katarak. Hal
ini ditegakkan dari keluhan penglihatan yang semakin lama semakin kabur, penderita
merasa pandangan seperti berasap atau berkabut, penglihatan silau pada siang hari
sehingga penglihatan pada malam harilebih jelas daripada siang hari. Selain itu,
dengan pemeriksaan oftalmologis didapatkan adanya kekeruhan lensa yang menjadi
pertimbangan penegakkan diagnosis katarak.
Katarak pada pasien ini adalah katarak senilis, yaitu merupakan kekeruhan
pada lensa yang terjadi pada usia tua yaitu lebih dari 50 tahun. Berdasarkan hasil
pemeriksaan oftalmologi mata kiri, didapatkan kekeruhan pada lensa dengan Shadow
Test (-), hal ini menunjukkan tidak ada lagi bayangan iris terhadap lensa dan
menunjukkan kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Sedangkan pada mata kanan
didapatkan kekeruhan pada lensa dengan Shadow Test (+), hal ini menunjukkan
masih ada bayangan iris terhadap lensa, dan menunjukkan lensa yang keruh masih
sebagian. Pada katarak imatur lensa yang keruh hanya sebagian dan belum mengenai
seluruh lapis lensa, jika kekeruhan telah mengenai seluruh lensa maka disebut
katarak matur sehingga dapat disimpulkan diagnosis pada pasien ini adalah katarak
9

senilis matur OS dan katarak senilis imatur OD. Untuk menentukan morfologi
katarak dengan lebih pasti, maka perlu dilakukan pemeriksaan slit lamp.
Tatalaksana yang dilakukan pada pasien yaitu pertama kita
menginformasikan kepada pasien mengenai penyebab dari kedua mata yang kabur
adalah katarak, kemudian menjelaskan penatalaksanaan lebih lanjut yang akan
dilakukan dan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi bahwa katarak karena faktor penuaan tidak dapat dicegah, namun
dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol
penyakit metabolik, mencegah paparan langsung sinar UV dengan kacamata,
olahraga, dan sebagainya.
Pada penderita direncanakan terapi pro ECCE + pemasangan Intra Ocular
Lens (IOL) OS. Pada pasien ini sudah diindikasikan untuk dilakukan terapi
pembedahan karena katarak sudah masuk dalam stadium matur, kemudian visus
tersebut sudah mengganggu pasien dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Tindakan ini selain untuk tujuan terapeutik, yaitu memperbaiki visus, juga untuk
tujuan diagnostik, yaitu melihat segmen posterior. Setelah menjalani operasi katarak
pada kedua matanya, pasien ini direncanakan untuk diberikan kacamata koreksi
untuk meningkatkan visus.
Setelah operasi semua pasien membutuhkan koreksi kekuatan tambahan
untuk memfokuskan benda dekat dibandingkan untuk melihat jauh. Akomodasi
hilang dengan dengan diangkatnya lensa. Kekuatan yang hilang pada sistem optik
mata tersebut harus digantikan oleh kacamata afakia yang tebal, lensa katarak yang
tipis atau implantasi lensa plastik (IOL) di dalam bola mata.
Prognosis keadaan vital pasien ini umumnya baik karena katarak senilis
merupakan penyakit mata yang tidak mengancam kehidupan, yaitu merupakan
penyakit degeneratif akibat suatu proses penuaan. Prognosis fungsi penglihatan pada
pasien ini juga baik karena jika pasien dioperasi katarak dengan pemasangan IOL
atau tidak (menggunakan kacamata), maka hasilnya dapat meningkatkan visus. Hal
ini disebabkan karena pada pasien inikemungkinan belum terjadi kerusakan di retina
(namun perlu dipastikan dengan pemeriksaan segmen posterior).
Namun, penderita katarak memiliki risiko terjadi komplikasi antara lain:
glaukoma sekunder, uveitis, subluksasi lensa dan dislokasi lensa. Untuk menghindari
komplikasi tersebut, penderita diharapkan dapat kontrol secara teratur.
10

Anda mungkin juga menyukai