Oleh:
04084821820016
Pembimbing:
dr.H.A.K. Ansyori, Sp.M (K) M.Kes. MARS. Ph-D
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. SSN
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : jl. Pasundan Lr nyiur 3
Tanggal Pemeriksaan : 24 April 2019
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Penglihatan mata kiri kabur sejak 2 tahun yang lalu
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 90 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
Frekuensi napas : 20 kali/menit
Suhu : 36,8o C
b. Status Oftalmologis
KBM Ortoforia
4
GBM
4. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Keratometri
Biometri
USG orbita
5. Diagnosis Kerja
Katarak Senilis Imatur OD + Katarak Senilis Matur OS
6. Tatalaksana
o Informed consent
o Menjelaskan pada pasien bahwa pandangan mata yang kabur
disebabkan katarak pada lensa mata
5
7. Prognosis
1. Okuli Dextra
1. Quo ad vitam : bonam
2. Quo ad functionam : bonam
2. Okuli Sinistra
3. Quo ad vitam : bonam
4. Quo ad functionam : dubia ad bonam
6
LAMPIRAN
ANALISIS KASUS
senilis matur OS dan katarak senilis imatur OD. Untuk menentukan morfologi
katarak dengan lebih pasti, maka perlu dilakukan pemeriksaan slit lamp.
Tatalaksana yang dilakukan pada pasien yaitu pertama kita
menginformasikan kepada pasien mengenai penyebab dari kedua mata yang kabur
adalah katarak, kemudian menjelaskan penatalaksanaan lebih lanjut yang akan
dilakukan dan kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Selain itu, pasien juga
diberikan edukasi bahwa katarak karena faktor penuaan tidak dapat dicegah, namun
dapat dilakukan pencegahan terhadap hal-hal yang memperberat seperti mengontrol
penyakit metabolik, mencegah paparan langsung sinar UV dengan kacamata,
olahraga, dan sebagainya.
Pada penderita direncanakan terapi pro ECCE + pemasangan Intra Ocular
Lens (IOL) OS. Pada pasien ini sudah diindikasikan untuk dilakukan terapi
pembedahan karena katarak sudah masuk dalam stadium matur, kemudian visus
tersebut sudah mengganggu pasien dalam melakukan pekerjaan sehari-harinya.
Tindakan ini selain untuk tujuan terapeutik, yaitu memperbaiki visus, juga untuk
tujuan diagnostik, yaitu melihat segmen posterior. Setelah menjalani operasi katarak
pada kedua matanya, pasien ini direncanakan untuk diberikan kacamata koreksi
untuk meningkatkan visus.
Setelah operasi semua pasien membutuhkan koreksi kekuatan tambahan
untuk memfokuskan benda dekat dibandingkan untuk melihat jauh. Akomodasi
hilang dengan dengan diangkatnya lensa. Kekuatan yang hilang pada sistem optik
mata tersebut harus digantikan oleh kacamata afakia yang tebal, lensa katarak yang
tipis atau implantasi lensa plastik (IOL) di dalam bola mata.
Prognosis keadaan vital pasien ini umumnya baik karena katarak senilis
merupakan penyakit mata yang tidak mengancam kehidupan, yaitu merupakan
penyakit degeneratif akibat suatu proses penuaan. Prognosis fungsi penglihatan pada
pasien ini juga baik karena jika pasien dioperasi katarak dengan pemasangan IOL
atau tidak (menggunakan kacamata), maka hasilnya dapat meningkatkan visus. Hal
ini disebabkan karena pada pasien inikemungkinan belum terjadi kerusakan di retina
(namun perlu dipastikan dengan pemeriksaan segmen posterior).
Namun, penderita katarak memiliki risiko terjadi komplikasi antara lain:
glaukoma sekunder, uveitis, subluksasi lensa dan dislokasi lensa. Untuk menghindari
komplikasi tersebut, penderita diharapkan dapat kontrol secara teratur.
10