Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA KASUS BESAR

RSUD KOTA KENDARI MARET 2020

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KONJUNGTIVITIS SUSPEK ALERGI OS

OLEH:
Asrifal Adriawan Tumora, S.Ked
K1A1 14 094

Pembimbing:
dr. Suryani Rustam, Sp. M.,M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa :


Nama : Asrifal Adriawan Tumora
Stambuk : K1A1 14 094
Judul Kasbes : Konjungtivitis Suspek Alergi OS

Telah menyelesaikan tugas kasus dalam rangka kepaniteraan klinik pada


Bagian Ilmu Penyakit Mata, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo.

Kendari, Maret 2020


Mengetahui,
Pembimbing

dr. Suryani Rustam, Sp. M.,M.Kes


BAB I
LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS

Nama              : Nn. A

Umur              : 21 tahun

Pekerjaan :-

Alamat            : Jl. Chairil Anwar

Suku : Tolaki

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama            : Islam

Tanggal Berobat : 10 Maret 2020

No. Register   : 16 XX XX

Dokter Muda Pemeriksa : Asrifal Adriawan Tumora

B. ANAMNESIS

Hari/Tanggal : Selasa, 10 Maret 2020 jam 10.30 WITA

Keluhan utama : Mata merah

Riwayat penyakit sekarang : Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluh

mata sebelah kirinya merah. Pasien juga mengeluh mata kirinya terasa berpasir,

sehingga pasien sering menggosok-gosok mata kirinya dan keluar air berwarna

bening tapi tidak banyak. Pasien juga mengaku saat bangun tidur terdapat

kotoran mata yang cukup banyak, terasa silau jika melihat pada mata kirinya.
Tidak ada keluhan nyeri, pandangan kabur pada kedua matanya dan keluhan lain

yang mengganggu aktivitasnya. Sebelum berobat ke Poliklinik mata, pasien ada

memberikan tetes masta insto, salep mata oxytetracycline, vitamin dan beberapa

obat tablet yang didapatkan dari puskesmas. Sempat berhenti 3 hari penggunaan

namun kembali lagi sehingga pasien berobat ke poliklinik Mata RSUD

Abunawas.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien menyangkal adanya riwayat alergi pada

dirinya dan keluarganya.

Riwayat Penyakit pada Keluarga : Tidak ada

Riwayat Kebiasaan : Merokok (-), Minum Alkohol (-), berakitivitas

pada lingkungan yang berdebu (-), lebih suka tinggal dirumah dan kekampus.

Riwayat Pengobatan : Obat tetes insto, Oxytetracycline, Vitamin C,

Riwayat Trauma : Tidak ada

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Status present

Kesadaran kompos mentis, sakit ringan, status gizi kesan baik.

2. Status ophtalmologis
a. Inspeksi
Pemeriksaan OD OS
Visus 6/6 6/6
Palpebra Ptosis (-) Edema(-)Hiperemis(-) Ptosis (-)Edema (+)Hiperemis (-)
Sekret Sekret (-) Sekret (-)
App. Lakrimalis Lakrimasi (+) Lakrimasi (+)
Silia Madarosis(-)Sikatrik(-) Madarosis(-)Sikatrik(-)
Konjungtiva Edema (-), Hiperemis (-) Edema (-), Hiperemis (+),
Cobblestone
Mekanisme Bergerak kesegala arah Bergerak kesegala arah
muscular bola
mata

Kornea
Jernih Jernih
Iris Coklat , Kripte (+)
Coklat, Kripte (+)
Pupil Bulat sentral
Bulat sentral
Lensa jernih
jernih

b. Tonometri : Tidak dilakukan pemeriksaan

c. Visus : ODS 6/6

d. Penyinaran Obliq : Tidak dilakukan pemeriksaan

e. Campus Visual : Tidak dilakukan pemeriksaan

f. Colour Sense : Tidak dilakukan pemeriksaan

g. Funduskopi : Tidak dilakukan pemeriksaan

h. Slit Lamp : Tidak dilakukan pemeriksaan

i. Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan


D. RESUME

Pasien datang ke RS diantar oleh keluarganya, Sejak 2 minggu yang lalu

pasien mengeluh mata sebelah kirinya merah. Pasien juga mengeluh mata kirinya

terasa berpasir, sehingga pasien sering menggosok-gosok mata kirinya dan keluar

air berwarna bening tapi tidak banyak. Pasien juga mengaku saat bangun tidur

terdapat kotoran mata yang cukup banyak, terasa silau jika melihat pada mata

kirinya. Tidak ada keluhan nyeri, pandangan kabur pada kedua matanya dan

keluhan lain yang mengganggu aktivitasnya. Sebelum berobat ke Poliklinik mata,

pasien ada memberikan tetes masta insto, salep mata oxytetracycline, vitamin

dan beberapa obat tablet yang didapatkan dari puskesmas. Sempat berhenti 3 hari

penggunaan namun kembali lagi sehingga pasien berobat ke poliklinik Mata

RSUD Abunawas.

Riwayat penyakit sebelumnya pasien tidak ada, riwayat penyakit pada

keluarga tidak ada, alergi tidak ada, riwayat kebiasan merokok tidak ada, minum

ber alcohol tidak ada, riwayat pengobatan pasien mengaku sebelum ke poliklinik

mata pasien menggunakan obat tetes insto, obat selap mata oxytetracycline,

vitamin c dan beberapa obat yang pasien dapatkan dari puskesmas, riwayat

trauma pasien menyangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: kesadaran kompos

mentis, sakit ringan, status gizi kesan baik. Pada pemeriksaan opthalmologis di

dapatkan palpebra edema, konjungtiva hiperemis, dan cobblestone


E. DIAGNOSIS

Konjungtivitis suspek alergi

F. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

1. Konjungtivitis Virus

2. Konjungtivitis Jamur

3. Konjungtivitis Bakterial

G. PENATALAKSANAAN

1. Cendo Xitrol 6 x 1 OS

2. Methylprednisolone 3 x 4 mg

j. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad Bonam

Ad fungsionam : dubia ad Bonam

Ad sanationam : dubia ad Bonam


k. GAMBAR KLINIS

Gambar 1. Mata kiri


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN HISTOLOGI KONJUNGTIVA


Konjungtiva adalah membrane mukosa yang transparan dan tipis yang

membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan

permukaan anterior sclera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva bersambung

dengan kulit pada tepi palpebra dan dengan epitel kornea dan limbus.

Konjungtiva dapat dibagi menjadi 3 bagian:

a. Konjungtiva palpebralis

Bagian ini melapisi permukaan dalam kelopak mata dan melekat

kuat pada tarsus. Konjungtiva palpebralis terbagi 3 yakni konjungtiva

marginal, tarsal, orbital. Konjungtiva marginal membentang dari tepi

kelopak mata sekitar 2 mm pada bagian belakang kelopak sampai ke

alur dangkal, yakni sulkus subtarsalis. Bagian ini sebenarnya zona

transisi antara kulit dan konjungtiva Konjungtiva tarsal tipis transparan

banyak mengandung vaskular. Bagian 

ini melekat kuat pada seluruh tarsal kelopak mata atas. Pada kelopak

mata bawah, hanya melekat pada setengah bagian tarsal. Konjungtiva

orbital terletak longgar antara tarsal dan forniks

b. Konjungtiva bulbaris
Melekat longgar pada sclera dan melekat lebih

erat pada limbus kornea. Di sana epitel konjungtiva bergabung dangan e

pitel kornea. Bagian ini dipisahkan dari sklera anterior oleh jaringan

episcleral dan kapsul Tenon. Terdapat sebuah dataran tinggi 3-mm dari

konjungtiva bulbaris sekitar kornea disebut konjungtiva limbal.

c. Konjungtiva fornix

Tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

Lain halnya dengan konjungtiva palpebra yang melekaterat pada

struktur sekitarnya, konjungtiva fornix ini melekat secara longgardengan

struktur di bawahnya yaitu fasia muskulus levator palpebra superiorserta

muskulus rektus. Karena perlekatannya bersifat longgar,

makakonjungtiva fornix dapat bergerak bebas bersama bola mata ketika

otot-otottersebut berkontraksi.

Secara histologis, konjungtiva terdiri dari tiga lapisan yaitu epitel, lapisan

adenoid, dan lapisan fibrosa.

- Lapisan sel epitel di konjungtiva bervariasi pada masing-masing daerah dan

dalam bagian-bagian sebagai berikut: Konjungtiva marginal memiliki 5 lapis

epitel sel gepeng bertingkat. Konjungtiva tarsalmemiliki 2 lapis epitel: lapisan

superficial terdiri dari sel-sel silinder danlapisan dalam terdiri dari sel-sel

datar. Konjungtiva forniks dan bulbaris memiliki 3 lapis epitel: lapisan

superfisial terdiri dari sel silindris, lapisantengah terdiri dari sel polyhedral
dan lapisan dalam terdiri dari sel kubus.Limbal konjungtiva memiliki lagi

lapisan yang banyak (5 sampai 6 lapis) epitel berlapis gepeng.

- Lapisan adenoid. Lapisan ini disebut juga lapisan limfoid dan terdiri

dari retikulum jaringan ikat halus dengan jerat di mana terdapat limfosit.

Lapisan ini paling pesat perkembangannya di forniks. Lapisan ini tidak

ditemukan ketika bayi lahir tapi akan berkembang setelah 3-4 bulan awal

kehidupan. Hal ini menjelaskan bahwa peradangan konjungtiva pada bayi

tidak menghasilkan reaksi folikuler.

- Lapisan fibrosa. Lapisan ini terdiri dari serat kolagen dan serat

elastis.Lapisan ini lebih tebal dari lapisan adenoid, kecuali di daerah

konjungtiva tarsal, di mana lapisan ini sangat tipis . Lapisan ini bersatu

dengan mendasari kapsul Tenon di daerah konjungtiva bulbar. Konjungtiva

berisi dua jenis kelenjar, yakni kelenjar sekresi musin dankelenjar lakrimalis

aksesoris. Kelenjar ini terdiri dari sel goblet (kelenjaruniseluler yang terletak

di dalam epitel), Crypts of Henle (terdapat dikonjungtiva tarsal) dan kelenjar

Manz (ditemukan dalam konjungtiva limbal). Kelenjar-kelenjar ini

mensekresi mucus yang penting untuk membasahikornea dan konjungtiva.

Kelenjar lakrimalis aksesoris terdiri dari: Kelenjar Krause (terdapat pada

jaringan ikat subconjunctival forniks, sekitar 42 buah diatas forniks dan 8

buah di bawah forniks) dan kelenjar Wolfring (terdapat disepanjang batas atas

tarsus superior dan sepanjang batas bawah tarsus inferior.1


Gambar 1. A. Lapisan Konjungtiva, B. Bagian-Bagian konjungtiva

B. DEFINISI
Konjungtivitis vernalis merupakan Inflamasi konjungtiva yang bersifat

bilateral dan rekuren. Kelainan ini ditandai oleh papil cobblestone pada

konjungtiva tarsal dan hipertrofi papil pada konjungtiva limbus.3

C. ETIOLOGI

Alergen dan Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada di

daerah dingin. Penyakit ini hamper selalu lebih parah selama musim semi, musim

panas dan musim gugur daripada musim gugur.4

D. PATOFISIOLOGI
Konjungtiva adalah lapisan mukosa yang membentuk lapisan terluar mata.

Iritasi apapun pada mata dapat menyebabkan pembuluh darah dikonjungtiva

berdilatasi. Iritasi yang terjadi ketika mata terinfeksi menyebabkan mata

memproduksi lebih banyak air mata.4

E. GAMBARAN KLINIS
Pasien mengeluh gatal-gatal yang sangat dan bertahi mata berserat-serat.

Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lainnya).

Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di

konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki

papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papilla raksasa berbentuk polygonal,

dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler.

F. LABORATORIUM
Pada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa terdapat banyak

eosinofil dan granula eosinofilik bebas.

G. TERAPI
Penyakit ini sembuh sendiri tetapi medikasi yang dipakai terhadap gejala

hanya member hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai untuk jangka

panjang. steroid sisremik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit

mempengharuhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya (glaucoma, katarak,

dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan. Crmolyn topical adalah agen

profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai berat. Vasokonstriktor, kompres

dingin dan kompres es ada manfaatnya, dan tidur di tempat ber AC sangat

menyamankan pasien. Agaknya yang paling baik adalah pindah ke tempat

beriklim sejuk dan lembab. Pasien yang melakukan ini sangat tertolong bahkan

dapat sembuh total.4


BAB III
PEMBAHASAN
Pasien datang ke RS diantar oleh keluarganya, Sejak 2 minggu yang lalu

pasien mengeluh mata sebelah kirinya merah. Pasien juga mengeluh mata kirinya

terasa berpasir, sehingga pasien sering menggosok-gosok mata kirinya dan keluar

air berwarna bening tapi tidak banyak. Pasien juga mengaku saat bangun tidur

terdapat kotoran mata yang cukup banyak, terasa silau jika melihat cahaya pada

mata kirinya. Tidak ada keluhan nyeri, pandangan kabur pada kedua matanya dan

keluhan lain yang mengganggu aktivitasnya tidak ada. Sebelum berobat ke

Poliklinik mata, pasien ada memberikan tetes masta insto, salep mata

oxytetracycline, vitamin dan beberapa obat tablet yang didapatkan dari

puskesmas. Sempat berhenti 3 hari penggunaan namun kembali lagi sehingga

pasien berobat ke poliklinik Mata RSUD Abunawas.

Riwayat penyakit sebelumnya pasien tidak ada, riwayat penyakit pada

keluarga tidak ada, alergi tidak ada, riwayat kebiasan merokok tidak ada, minum

ber alcohol tidak ada, riwayat pengobatan pasien mengaku sebelum ke poliklinik

mata pasien menggunakan obat tetes insto, obat selap mata oxytetracycline,

vitamin c dan beberapa obat yang pasien dapatkan dari puskesmas, riwayat

trauma pasien menyangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum: kesadaran kompos

mentis, sakit ringan, status gizi kesan baik. Pada pemeriksaan opthalmologis di

dapatkan palpebra edema, konjungtiva hiperemis. Dari anamnesis dan pemeriksan


fisik diagnosis penyakit pasien adalah konjungtivitis suspek alergi dan tatalaksana

diberikan Cendo Xitrol 6 x 1 os dan Methylprednisolon 3 x 4mg


DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta, Yulianti, Sri Rahayu. Ilmu Penyakit Mata edisi kelima. 2018.
Jakarta : Badan Penerbit FK UI.
2. Sitompul, R. 2017. Konjungtivitis Diagnosis dan Terapi. eJKI. 5 (1)
3. Widyastuti, S, B. 2004. Konjungtivitis Vernal. Sari Pediatri. 5 (4). 160-164
4. Vaughan, D.G., Asbury,T., Riordan, E.P. 2007. Oftalmologi umum. Edisi 17.
Jakarta: Widya Medika. Hal. 230-249

Anda mungkin juga menyukai