LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. N
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Alamat : Enrekang
Nomor RM : 121695
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama:
1
semakin hari mulai membesar dan terasa nyeri. Keluhan lain air mata
keluhan tersebut.
E. Riwayat trauma :
Riwayat trauma, kontak dengan benda asing, dan bahan kimia pada
mata disangkal.
- Tanda Vital :
o Nadi : 82 x/menit
o Suhu : 36,2º C
2
o Frekuansi pernafasan : 20 x/menit
- Kepala : Normocephal
A. Inspeksi
Pemeriksaan OD OS
Palpebra
3
Apparatus lakrimalis Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (+)
Mekanisme
muscular
B. Palpasi
Pemeriksaan OD OS
C. Tonometri
D. Visus
4
VOD : 20/20
VOS : 20/20
E. Penyinaran Oblik
Pemeriksaan OD OS
F. Funduscopi
V. RESUME
5
Pasien datang ke RS Ibnu Sina dengan keluhan terdapat benjolan pada kel
membesar dan terasa nyeri. Keluhan lain air mata berlebih dan terasa sedikit
gatal.
keluhan tersebut.
VIII. PENATALAKASANAAN
A. Edukatif
- Kompres hangat.
B. Farmakoterapi
6
- Asam Mefenamat tablet 500 mg/8 jam/oral
IX. PROGNOSIS
Dubia ad Bonam
X. PEMBAHASAN
hordeolum.(5)
Keluhan lain air mata berlebih dan terasa sedikit gatal. Informasiini sesuai
pembengkakan palpebra. Gejala dan tanda yang lain pada hordeolum yaitu:
eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan serta ada rasa yang
mengganjal.(1,6)
7
Pemilihan terapi didasarkan penyebab dan gejala yang dialami pasien.
Pada pasien ini diberikan antibiotik sitemik yaitu amoxicillin sesuai yang
cendolyters untuk mengatasi mata kering. Bila tersedia boleh diberikan tetes
mata antibiotik.
banyak menyentuh daerah yang sakit, mencuci tangan rutin dan menjaga
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata
melindungi kornea dan berfungsi dalam pendistribusian dan eliminasi air mata.
Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang
jinak sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi maupun masalah struktur seperti
Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak
kelopak mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri.
Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar
kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis, dan Moll. Bila
kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.(2,4)
Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi
pada semua umur, terutama orang-orang dengan kesehatan yang kurang baik.
menahun.(3)
9
Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri Streptococcus dan
inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum externum timbul dari blokade
dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum timbul dari infeksi
pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-
Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas
nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda yang lain
pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan
pada pasien dan pemeriksaan mata yang sederhana. Pemeriksaan penunjang tidak
paracetamol). Stadium supuratif dilakukan insisi jika sudah ada fluktuasi atau
Prognosis baik apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena infeksi
10
II. ANATOMI PALPEBRA
Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat
menutup dan melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea
dan konjungtiva dari dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata,
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis,
secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat
berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal
sebagai bagian pratarsal, bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal.
Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh
nervus facialis.(1,2)
penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut
tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata
dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).
(2)
11
Konjungtiva palpebra, bagian posterior palpebrae dilapisi selapismembran
mukosa, konjungtiva palpebra, yang melekat erat pada tarsus. Tepian palpebra
dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan
posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll.
Glandula Zeiss adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam
folikel rambut pada dasar bulu mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar
keringat yang bermuara ke dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian posterior
berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil
dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). (1,2)
Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra.
12
Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka.
Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5
cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. Septum orbitale adalah
orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus
bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks
orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan
bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus
obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan
orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis.
sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang
13
Gambar 2. Potongan Sagital Palpebra Superior
III.DEFINISI
mata bagian atas maupun bawah yang disebabkan oleh bakteri. Hordeolum dapat
timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut
interna terjadi peradangan pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini
Hordeolum eksterna terjadi peradangan pada kelenjar Zies dan kelenjar Moll.
Benjolan ini Nampak dari luar pada kulit kelopak mata (palpebra). (2,4)
IV. ETIOLOGI
14
V. PATOFISIOLOGI
aureus yang akan menyebabkan inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum
externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di
dalam tarsus. Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus
Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. Apabila infeksi
pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi supuratif dapat
Gejala utama pada hordeolum yaitu nyeri, bengkak, dan merah. Intensitas
nyeri menandakan hebatnya pembengkakan palpebral. Gejala dan tanda yang lain
pada hordeolum yaitu: eritema, terasa panas dan tidak nyaman, sakit bila ditekan
serta ada rasa yang mengganjal. Biasanya disertai dengan adanya konjungtivitis
Ada 2 stadium pada hordeolum, yaitu: stadium infiltrat yang ditandai dengan
kelopak mata bengkak, kemerahan, nyeri tekan dan keluar sedikit kotoran.
Stadium supuratif yang ditandai dengan adanya benjolan yang berisi pus (core).
(1,6)
VII. DIAGNOSIS
15
Diagnosis hordeolum ditegakkan berdasarkan gejala dan tanda klinis yang
muncul pada pasien dan dengan melakukan pemeriksaan mata yang sederhana.
Karena kekhasan dari manifestasi klinis penyakit ini pemeriksaan penunjang tidak
yang tersumbat. Kalazion memberikan gejala benjolan pada kelopak mata, tidak
hiperemi, dan tidak ada nyeri tekan, serta adanya pseudoptosis. Hal yang
kelopak mata yang akut dan edema. Yang membedakan selulitis preseptal dengan
kelopak mata. Adapun gejala yang membedakan antara tumor palpebra dengan
biopsy. (5)
IX. PENATALAKSANAAN
16
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7
stadium infiltrate dan pembedahan untuk fase supuratif atau tidak sembuh dengan
hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase,
kemudian bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. menghindari menekan
atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih serius.
Menghindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi
infeksi ke kornea.(2,10)
kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan, dan bila proses peradangan
diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. Dapat juga diberikan eritromicin salep
mata untuk kasus hordeolum eksterna dan hordeolum interna ringan. Antibiotik
dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin atau
dicloxacillin 500 mg (dewasa) per oral 4 kali sehari selama 7 hari, <40kg : 12,5-
25 mg/kg/BB pada infeksi berat : 50-100 mg/kg/BB/ per oral selama 6 hari, >40
kg: 125-500 mg per oral selama 6 hari (anak). Bila alergi penisilin atau
17
cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari
atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Analgetika seperti asam
dengan baik dan hordeolum tersebut sudah masuk dalam stadium supuratif, maka
pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di
daerah hordeolum. Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus,
tegak lurus (vertikal) pada margo palpebral dan pada hordeolum eksternum dibuat
X. KOMPLIKASI
yang merupakan radang jaringan ikat longgar palpebral di depan septum orbita,
Lesi yang luas dari kelopak mata atas dilaporkan dapat menurunkan
XI. PROGNOSIS
18
Walaupun hordeolum tidak berbahaya dan komplikasinya sangat jarang, tetapi
pecah dalam beberapa hari sampai minggu. Dengan pengobatan yang baik
hordeolum cenderung sembuh dengan cepat dan tanpa komplikasi. Prognosis baik
apabila hordeolum tidak ditekan atau ditusuk karena infeksi dapat menyebar ke
DAFTAR PUSTAKA
http://emedicine.medscape.com/article/1213080-overview.
Kedokteran EGC.
4. Sidarta, I. 2013. Ilmu Penyakit Mata. Edisi IV. Jakarta. Balai Penerbit FK UI.
19
5. Sidarta, I, dkk. 2008. PenuntunSari Ilmu Penyakit Mata. edisi III. Jakarta.
Balai Penerbit FK UI
http://www.prod.hopkinsabxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_chalaz
ion.html
Diagnosis. Elsevier’s.
10. Bessette M. 2010. “Hordeolum and Stye: Treatment & Medication”. Available
from: http://emedicine.medscape.com/article/798940-treatment
https://emedicine.medscape.com/article/1213080-differential
20