Anda di halaman 1dari 22

CASE REPORT

Hordeolum Internum OS

Disusun Oleh :
Cindy Dwi Primasanti 1102012046

Pembimbing :
Dr. Diantinia, Sp.M
Identitas Pasien
Nama : Nn. R
Umur : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Sunda
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Alama : Kp. Baraja
Tanggal pemeriksaan : 19 Oktober 2017
Anamnesis Autoanamnesis

Keluhan utama Bengkak pada kelopak


mata kiri bagian atas
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Soreang dengan keluhan
bengkak pada kelopak mata kiri bagian atas sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Keluhan disertai terdapat benjolan pada kelopak mata kiri
bagian atas. Benjolan awalnya dirasakan pada kelopak mata kiri bagian
bawah sejak 1,5 bulan yang lalu namun sudah mengecil. Benjolan
kemudian juga muncul pada kelopak mata kiri bagian atas. Awalnya benjolan
tersebut berukuran seperti biji jeruk yang terlokalisir dirasakan semakin
membesar dan memiliki batas tegas dengan jaringan sehat di sekitarnya,
apabila ditekan terasa sakit dan dirasakan seperti ada yang mengganjal pada
kelopak mata. Keluhan disertai kelopak mata kiri atas menjadi merah dan
mata terasa nyeri. Pasien juga mengeluh pandangan mata kiri menjadi
buram dan sering terdapat sekret.
Pasien menyangkal adanya mata merah sebelum pasien datang ke
rumah sakit. Pasien mengaku sering menggosok kedua mata karena terasa
gatal. Keluhan bengkak pada kelopak mata sebelumnya juga disangkal
pasien.

Riwayat Pengobatan
Pasien sudah berobat ke puskesmas 1 bulan yang lalu, diberi obat salep
mata (tidak tahu nama obatnya), sempat membaik dengan obat tersebut
namun kembali memberat.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Keadaan umum : Tampak sakit
Status Lokalis
ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,7 C
Frekuensi pernafasan : 20 x/menit
Status Ophtalmologis
OD OS
Visus 6/7 6/15
Muscle balance Orthoforia Orthoforia
Gerakan bola mata
Palpebra superior Edema (-), hiperemis (-), Edema (+), hiperemis (+),
ektropion (-), entropion (-) nyeri tekan (+)
pseudoptosis (+)

Palpebra inferior Edema (-), hiperemis (-), Edema (+), hiperemis (+),
ektropion (-), entropion (-) nyeri tekan (-)

Silia Trikiasis (-) Trikiasis (-)


Apparatus lacrimal Punctum terbuka, Punctum terbuka,
sumbatan (-) sumbatan (-)
OD OS
Konjungtiva tarsal superior Tenang Hordeolum (+) berukuran
0,5x0,3cm, konsistensi
kenyal dan tidak bisa
digerakkan

Konjungtiva tarsal inferior Tenang Hordeolum (+) berukuran


0,1x0,1cm, konsistensi
kenyal dan tidak bisa
digerakkan

Konjungtiva bulbi Tenang Injeksi konjungtiva (+)

Kornea Jernih Jernih

COA Sedang Sedang


OD OS
Pupil Bulat, isokor Bulat, isokor
Diameter 3mm 3mm
RC Direk/Indirek +/+ +/+
Iris Sinekia (-) Sinekia (-)

Lensa Jernih Jernih


Resume
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Soreang dengan keluhan bengkak
pada kelopak mata kiri bagian atas sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan disertai terdapat benjolan pada kelopak mata kiri bagian atas. Benjolan
tersebut berukuran seperti biji jeruk yang terlokalisir dirasakan semakin
membesar dan memiliki batas tegas dengan jaringan sehat di sekitarnya, apabila
ditekan terasa sakit dan dirasakan seperti ada yang mengganjal pada kelopak
mata. Keluhan disertai kelopak mata kiri atas menjadi merah dan mata terasa
nyeri. Pasien juga mengeluh pandangan mata kiri menjadi buram dan sering
terdapat sekret.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan visus mata kanan (OD) 6/7 dan
mata kiri (OS) 6/15. Pada palpebra superior edema dan nyeri tekan. Terdapat
hordeolum yang menonjol ke konjungtiva tarsal superior dan inferior berukuran
0,5x0,3cm; 0,1x0,1cm konsistensi kenyal, tidak bisa digerakkan.
Diagnosis Diagnosis Usulan
banding Kerja pemeriksaan

Hordeolum Hordeolum
internum palpebra internum palpebra
Tidak ada
superior et inferior superior et inferior
oculus sinistra oculus sinistra

Kalazion
internum palpebra
superior et inferior
oculus sinistra
Tatalaksana

Non-medikamentosa Medikamentosa

Kompres air hangat selama 10-15 Cefadroxil 2x500 mg (po)


menit sebanyak 4 kali dalam Cendo xitrol (4dd gtt OS)
sehari.
menghindari menggosok-gosok
mata dalam keadaan tangan yang
belum dibersihkan.
Prognosis

OD OS

Ad Vitam : Ad bonam Ad bonam


Ad Functionam : Ad bonam Ad bonam
Ad Sanationam : Ad bonam Dubia Ad bonam
Pembahasan
Anamnesis
Keluhan utama pasien yaitu bengkak pada kelopak mata kiri bagian atas.

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, dengan


gejala utamanya nyeri, merah dan bengkak pada palpebra.

Kelopak mata atas bengkak, apabila ditekan terasa sakit dan dirasakan seperti
ada yang mengganjal.

Hal ini mendukung diagnosis ke arah Hordeolum karena Staphylococcus aureus


adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum. Apabila kuman ini masuk
atau menempel pada bulu mata, akan mengakibatkan inflamasi akut di
kelenjar yang ada di palpebra sehingga akan meningkatkan permeabilitias
kapiler dan mengeluarkan mediator inflamasi ke kelenjar sehingga
menyebabkan nyeri dan edema pada palpebra. Keluhan ini sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding Kalazion.
Pasien mengakui sering menggosok-gosok matanya di saat kondisi tangan yang
belum di cuci, hal ini dikarenakan mata pasien terasa gatal

Kebiasaan menggosok mata terutama dengan tangan yang kotor akan


menyebabkan bakteri menyebar dan memperburuk peradangan yang terjadi
pada mata.
Pemeriksaan fisik

Pada saat palpasi, didapatkan benjolan dengan konsistensi kenyal pada kelopak
mata kiri bagian atas.

Benjolan pada hordeolum disebabkan karena adanya infeksi dari bakteri


Staphylococcus aureus. Infeksi ini akan mengakibatkan obstruksi kelenjar-
kelenjar yang akan memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan sekitarnya
serta menimbulkan akumulasi debris dan memunculkan abses.

Pemeriksaan palpebra superior okuli sinistra terdapat nyeri tekan dan hiperemis

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Benjolan


yang ada pada hordeolum disertai dengan nyeri tekan dan hiperemis
dikarenakan hordeolum merupakan inflamasi akut pyogenic dengan nekrosis,
pembentukan pustule dan terdapat polimorfonuklear leukosit.
Terdapat hordeolum yang menonjol ke konjungtiva tarsal superior berukuran
0,5x0,3cm, konsistensi kenyal, tidak bisa digerakkan serta terdapat hordeolum
pada konjungtiva tarsal inferior berukuran masing-masing 0,1x0,1cm,
konsistensi kenyal, tidak bisa digerakkan .
Pada hordeolum terdapat 2 tipe. Hordeolum internum merupakan radang
kelenjar meibom, dengan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal.
Diagnosis kerja

Hordeolum Internum Palpebrae Superior et Inferior Oculus Sinistra

Diagnosis pada pasien ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan


oftalmologis. Dari anamnesis didapatkan adanya bengkak serta benjolan pada
kelopak mata yang awalnya hanya berupa benjolan kecil berwarna kemerahan
namun makin lama makin membesar dan disertai nyeri bila ditekan. Benjolan
ini menjadi besar dan mengalami reaksi radang akibat infeksi kuman
stafilokokus pada kelenjar kelopak mata. Dari pemeriksaan oftalmologi
didapatkan adanya edema dan hiperemis pada palpebral yang disertai nyeri.
Benjolan menonjol kearah konjungtivatarsalis superior dan inferior.
Tatalaksana

Sudah tepat. Untuk mencegah terinfeksi kembali oleh bakteri


dan mencegah penularan

Biasanya hordeolum dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7


hari. Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat
diberikan kompres hangat 3-4 kali sehari selama 10-15 menit
untuk membantu drainase. Dan untuk mencegah terjadinya
komplikasi ke kelenjar preauriklar diberikan antibiotik
sistemik dan cendo xitrol eye drop tetapi pada pasien ini
belum ada indikasi untuk melakukan insisi hordeolum.
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam

Karena hordeolum tidak mengancam jiwa penderita.

Quo ad functionam : ad bonam

Karena hordeolum tidak menyebabkan gangguan pada fungsi mata


sebagai indera penglihatan, apabila penanganan secara tepat dan
cepat dilakukan.

Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya,


asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga. Dengan begitu pada
pasien ini, hordeolum bisa saja kambuh kembali jika pasien tidak
menjaga kebersihan kulit wajah, mata, dan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Vaughan and Asbury. 2009. Oftalmologi Umum. Edisi 17, Penerbit


Buku Kedokteran:EGC. Jakarta. Hal 16-18, 78-79.
Ilyas S and Yulianti SR. 2017. Ilmu Penyakit Mata. Edisi V. Cetakan
ke-5. Badan Penerbit FK UI. Jakarta. Hal 94-97.
Kanski JJ. Clinical Ophtalmology A Synopsis. Butterworth-
Heimann, Boston, 2009.

Anda mungkin juga menyukai